Share

Bab 97 : Keputusan Pergi

Ed,

Maafkan aku,

Aku tidak akan memaksamu untuk mempercayaiku,

Tapi, aku mencintaimu.

Hiduplah dengan baik dan lupakan saja aku.

Semoga kau bahagia...

Kutulis kata-kata itu di layar ponselku yang baru kuaktifkan. Dengan berlinang air mata kutekan tombol kirim ke nomor Ed.

Meski statusnya tidak aktif, mudah-mudahan kapan hari dia berkenan mengechek ponselnya dan melihat pesanku.

Kalau tidak pun, tidak masalah...

Mungkin Tuhan sudah menghendaki semua berakhir seperti ini.

Kupaksakan kakiku tetap melangkah meski badanku sudah sangat payah.

Seharian rela tidak makan dan minum hanya karena tidak sabar ingin bertemu dengan suamiku itu. Ternyata semua tidaklah seindah yang kubayangkan.

Aku kembali tersadar, siapalah aku ini. Hanya gadis kampung dengan nasib yang malang. Yang kini duduk di pinggir trotoar dan tidak tahu harus ke mana.

Bingung dan tertekan di rumah Ed, aku memaksakan diri menyelinap pergi di tengah malam dari rumah itu, karena tidak tahan dengan semua keadaan yang membelenggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status