Share

Bab 100 : Bayi Kembar

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Kami tidak langsung kembali ke rumah karena Ibu mengajakku ke Pasar Sore tidak jauh dari Puskesmas itu untuk menjual kalung emasnya.

Dia bilang ingin mengadakan syukuran kecil-kecilan di rumah. Jadinya setelah menjual kalung emasnya itu kami sibuk belanja beberapa keperluan.

“Jangan berlebihan Bu, ini masih 3 bulan, nanti biaya lahiran dan merawat bayi lebih gede. Mending ditabung saja buat nanti,” ujarku yang malah menasihati ibuku itu.

Kondisi yang prihatin dengan hanya mengandalkan membuat kue basah dan menitipkannya di warung-warung dekat rumah, membuatku selalu berpikir hemat.

“Jangan dipikir yang belum, Mila. Kita harus banyak bersyukur. Di dalam perutmu ini ada cucu, Ibu. Nanti ibu juga akan bantu-bantu biaya merawat anak-anakmu. Yang penting cucu ibu sehat dan lahir baik-baik saja, tidak kurang apapun.”

Ibu mengelus perutku dan kembali tampak berkaca-kaca. Sepertinya dia sangat bahagia akan punya cucu. Aku ingat, ibu sangat penyayang anak-anak.

Akhirya kubiarkan saja ibu men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 101 : Gala & Meida

    “Aku tidak mau sekolah!”Bocah lelaki kecil itu tidak bisa berhenti berlarian saat kukejar karena sudah sesiang ini belum mau mandi.“Mama harus berangkat kerja, Gala. Lihat Meida sudah siap berangkat sama nenek!” tukasku sedikit kesal karena bocah itu selalu berdrama kalau waktunya sekolah. Padahal sekolahnya pun hanya tiga hari saja.“Bial Meida yang sekolah, aku di lumah saja, Mama!” lelaki kecilku masih menawar dengan logat bicaranya yang masih cadel, tidak bisa mengatakan hurur ‘r’ dengan benar.“Ya sudah, nanti kalau Mama ada jalan-jalan di kantor, Gala tidak usah ikut, ya?”Kesal belum juga berhasil membujuk anak itu, aku seperti biasa pura-pura tidak lagi mengejarnya.Lalu, si bocah kecil yang tampan itu malah berlari memeluk kakiku. “Ikut, Mama. Jangan tinggalin Gala.”Aku tersenyum dan mengangkat tubuh bocah 4 tahun itu.Kuelus rambut tebalnya yang halus itu dan kucium pipinya.Anak lelakiku tampan sekali, jadi suka lupa waktu kalau sudah dekat-dekat dengannya.“Gala sayang m

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 102 : Bukan Orang Yang Sama

    “Ya. Tuan Edward Eagan.”Pak Betha mengulang nama itu saat aku bertanya karena terkejut.“Edward Eagan ‘kan Pak?” aku masih memastikan.“Iya, Mila. Memangnya kenapa?” Pak Betha sedikit heran aku sampai harus beberapa kali memastikan nama itu.“Oh. Ahaha, I-iya. Tuan Edward Eagan ya, Pak. Saya hanya takut salah karena bagaimanapun nanti harus ikut mempersiapkan untuk menyambutnya.”“Benar. Catat baik-baik, namanya Edward Eagan. Awas kalau salah sebut atau salah pengejaannya. Ini kali pertama kita dapat proyek kerjasama dengan perusahaan besar dari Jakarta. Aku tidak mau ada kesalahan.” Pak Betha yang perfeksionis itu menegaskan.“Tentu, Pak!” jawabku dengan penuh kelegaan.Sesaat tadi aliran darahku sempat berhenti mendengar nama itu.Kupikir yang disebut Pak Betha adalah nama yang sama—yang sudah menjadi masa laluku.Sepertinya bukan.Ini Edward Eagan, bukan Edward Permana.Ada banyak nama Edward di dunia ini bukan pria itu saja. Kenapa juga aku setegang ini. Padahal sudah kuikhlaskan

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 103 : Ibu Jatuh Sakit

    “Ke-kenapa pingsan, Mis?”Mendengar ibuku pingsan aku sudah bingung sendiri. “Belum tahu, Ma. Ini baru mau dibawa ke Klinik Asyifa.” Mis Echa menyebutkan klinik yang dekat dengan gedung sekolah anak-anak.“Baik, Mis. Terima kasih sudah diberitahu. Aku akan segera ke sana. Nitip anak-anak ya, Mis,” ujarku bergegas membereskan barang-barangku.Setelah meminta izin pada Pak Betha, aku segera memacu motor maticku menuju klinik tempat ibu di bawa tadi.Sepanjang jalan hatiku tidak tenang. Kenapa ibu sampai jatuh pingsan?Aku jadi takut kalau neneknya anak-anak sampai kenapa-kenapa. Mereka pasti sedih kalau neneknya sakit.Mudah-mudahan ibu hanya sedang kelelahan saja.Teringat itu aku jadi menyalahkan diriku sendiri. Tidak seharusnya membiarkan ibu capek-capek merawat si kembar di usinya yang mulai menua itu.Mungkin setelah ini aku harus carikan orang yag bisa sekedar bantu-bantu di rumah.Walau nanti pengeluaran semakin membengkak, tapi aku akan berusaha bekerja lebih keras lagi.Demi m

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 104 : Kebutuhanku & Proyek Besar

    “Tidak apa, Mila. Kau baliklah lagi ke kantor. Ibu sudah baik-baik saja, kok!”Ibu tahu aku sejak tadi diuber panggilan walau tidak kuangkat. Dia bisa mengira itu dari kantor tempatku kerja apalagi ini masih di jam kerja.“Aku nunggu Mbak Siti dulu, Bu. Barangkali bisa dimintai tolong jaga anak-anak. Ibu masih sakit.”Tadi aku sudah menghubungi seorang wanita yang bernama Mbak Siti.Wanita itu biasanya kupanggil kalau kebetulan pekerjaan rumah menumpuk sementara aku dan ibu tidak bisa mengatasinya.Mbak Siti bilang akan segera datang. Jadi kutunggu dulu sampai dia datang sekalian memberinya upah.Biasanya kalau tidak diberi upah dulu, wanita itu suka tidak sepenuh hati kerjanya.“Kamu suruh dia lagi?” Ibu tidak begitu suka dengan wanita yang kusuruh datang itu. Dia sudah tahu bagaimana Mbak Siti yang belum-belum sudah menanyakan upah kerjanya.“Ya siapa lagi, Bu? Hanya Mbak Siti yang aku kenal di komplek ini.”“Sudah batalin saja, Ibu masih bisa kok jaga anak-anak. Mereka juga sudah

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 105 : Tuntutan Kerja

    Aku menghubungi rumah menanyakan apa ibu baik-baik saja dan apa anak-anak tidak rewel?Ibu menyampaikan semuanya aman. Jadinya kukatakan pada ibu kalau aku tidak sempat pulang dulu karena malam ini harus segera menemui tamu penting di hotel bersama rekan kerjaku yag lain.Meski begitu aku masih saja kepikiran hingga kulakukan panggilan video pada anak-anakku. Memastikan mereka memang baik-baik saja.Takutnya ibu hanya mengatakan yang baik-baik agar aku tidak kepikiran sementara keadaannya tidak begitu.“Gala dan Meida tidak nakal kok, Ma. Nanti kita akan tidur cepat!” ujar Meida menjawabku.“Mama baik-baik ya, jangan lupa makannya!” Gala menyahuti dari belakang dengan memainkan robot-robotannya.Ibuku juga duduk di sofa sambil melihat TV menemani cucu-cucunya bermain.Hatiku jadi lega mengetahui semua memang baik-baik saja.Kalau begini aku akan bisa fokus dalam menjalankan tugas pekerjaanku.Saat ini aku dan Tika menyempatkan waktu ke Plaza Kota karena memintanya membantuku mencarik

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 106 : Tidak Menyangka

    “Edward Eagan Permana?!”Seketika wajahku menjadi pucat pasi mengucapkan nama itu.Dia punya nama belakang yang sama dengan nama belakang Ed.Aku sangsi kalau itu dua nama yang berbeda karena terakhir kuketahui Ed juga seorang pengusaha besar.Barangkali akulah yang selama ini kurang tahu nama tengahnya. Ternyata aku senaif ini, bahkan tidak tahu nama lengkap orang yang pernah menyandingkan tanda tangannya di dekat tanda tanganku dalam buku nikah waktu itu.“Kau kenapa, Mila?” Tika melihatku yang mendadak gelisah dan berkeringat dingin.“Eng, I-itu, kok aku kurang enak badan ya?” ujarku bingung karena sama sekali tidak memiliki kesiapan untuk kembali bertemu dengan pria itu.“Kurang enak badan bagaimana?” Tika memperhatikanku.“Ini mau muntah, mungkin masuk angin,” jawabku.Aku kalau sedang sangat tertekan memang terkadang sampai mual dan ingin muntah. “Jangan becanda, Mila! Kita sudah akan bertemu dengan mereka.” Tika mulai ikutan panik.“Kenapa sih? Padahal sejak tadi kamu tidak

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 107 : Gugup

    “Kau?!” tukasku tanpa sadar dengan terkejut menatap pria yang duduk di sana.Tanganku yang gugup hampir menyenggol cangkir yang berisi capucino yang kupesan tadi.Sedangkan pria itu menatapku dengan menyipit.Diikuti Beni, Tika dan Vanka yang ikut menoleh ke arahku dengan heran.“Maaf, teman saya sedikit kurang enak badan.” Tika tersenyum pada pria yang tampak sedikit terkejut itu. Dia lalu menyenggol lenganku.Mungkin dia merasa aku kurang sopan dengan langsung menyebut pria itu ‘kau’ tanpa menyapa dan memperkenalkan diri dulu.Sebenarnya itu reflek dari keterkejutanku karena pria yang kukira Edward Permana itu, ternyata bukan.“Tidak apa. Kuharap nanti kalian bisa menyampaikannya secara gamblang namun singkat, padat, dan jelas pada Tuan Edward besok saat meeting. Beliau sangat sibuk dan tidak suka basa-basi yang berlebihan dalam penyambutan,” jelas pria itu.Aku baru tahu Ed memang tidak bisa menemui kami saat ini. Ada kelegaan tersendiri yang kurasakan.“Oh, baik, Pak. Akan saya ca

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 108 : Si Kembar Merajuk

    Pagi setelah menyiapkan keperluan anak-anak aku menghubungi Beni agar menjemputku bersama ke kantor Pemkab memberitahukan tentang rencana meeting nanti siang.Perumahanku lebih dekat dengan Kantor Bupati, jadi biar tidak bolak-balik saja kami langsung ke sana. Sedikit waktu nanti biar bisa dibuat untuk persiapan meetingnya.“Ma, nanti Mama pulang cepat ya?” Meida yang sudah rapi mau ke sekolah menghampiriku.“Princessnya Mama cantik sekali sih!” kupeluk anak perempuanku dan merapikan ikatan rambutnya.“Mama kok tidak jawab, nanti pulang cepat ya?” Meida mengulang kata-katanya yang tadi.“Kenapa, Sayang?” tanyaku padanya yang sepagi ini sudah manyun saja.“Meida pengen makan ayam dan burger sama Mama.”“Ya sudah nanti Mama pas pulang bawain sekalian, ya?”“Enggak mau, Ma. Pengennya makan bareng Mama di restorannya!”Meida mulai merengek. Tumben-tumbenan sepagi ini sudah ngereog begini. Lalu aku berlutut dan memberinya pengertian.“Mama masih kerja, Sayang. Nanti kalau Mama tidak kerja

Bab terbaru

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 370 : Meida Hilang

    “Mama...!” teriak Gala saat melihatku yang berjalan bersama papanya. Anak itu sedang memainkan salah satu jenis video game arcade.“Main apa itu?” tanyaku sembari menghampirinya.“Kata mbaknya tadi namanya pump it up, ya kan, Mbak?” Kakinya bergerak aktif menginjak bebrapa panel dengan beberapa warna yang berbeda.Meski ngos-ngosan, Gala masih sempat bertanya pada penjaga permainan yang berdiri tak jauh dari tempat kami.Gadis penjaga permainan itu hanya tersenyum dan mengangguk.“Meida, mana?” sang papa mencari anak perempuannya.“Biasa, Ma. Tadi dia minta antar ke toilet sama Om Erik,” jawab Gala dengan napas memburu.“Ya ampun, Ed. Pasti Erik kerepotan,” ujarku membayangkan Erik harus mengantar Meida ketoilet.Tidak mungkin Erik mengajaknya ke toilet pria, jadi iparku itu harus menahan malu dan meminta pengertian untuk membolehkan mengantar anak itu ke toilet wanita.“Biar aku telpon dia,” tukas Ed mengangkat ponselnya. Namun kami sudah melihat Erik datang. Herannya dia hanya se

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 369 : Mengancam Sherina

    Erik mengirim pesan pada Ed bahwa anak-anak sedang meminta di antar ke kidszone untuk bersenang-senang.“Di mana itu, Sayang?” tanyaku sembari menata rambut panjangku.“Dekat sini saja. Kalau kau lelah aku minta Erik langsung mengantar anak-anak pulang saja.”“Kalau dekat sini kita samperin saja, yuk!” ajakku.Ed tidak keberatan. Begitu kami chek out dari hotel, kami langsung meluncur ke tempat anak-anak bermain bersama om mereka. Tempat itu ada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota ini. Wahana permainanya lebih lengkap dari wahana permainan anak-anak di mall dekat kantor Ed.Kami tiba di tempat itu dan Ed memintaku menunggu sebentar. Dia harus pergi ke toilet dulu.Karena kurasa sedikit lama, aku pun mencarinya.Tidak tahunya dia malah bertemu Sherina dan wanita itu sedang mencoba mengajaknya mengobrol.“Terima kasih, Edward. Ternyata kau masih peduli juga denganku.” Kulihat Ed mengusap-usap lengannya tak menyahuti dan langsung hendak berbalik namun wanita itu menahann

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 368 : Membara

    “Ed, kulihat Sherina kerja di kantor?” ujarku sembari bermanja di pangkuannya.Padahal seharusnya kami sedang memadu kasih dan tidak perlulah membahas tentang wanita itu dulu.Tapi, bibirku ini memang suka keceplosan saja atas apa yang sempat mengusik pikiranku setelah mendengar bahwa wanita itu adalah mantan tunangan suamiku yang sempat membuatnya patah hati.Insting sebagai seorang istri membuatku merasa harus waspada.“Uhm. Aku juga baru tahu tadi.” Ed membenarkan.“Kau bertemu dengannya atau Sherina yang menemuimu di ruang kerjamu?” tanyaku.“Kebetulan ada dokumen yang harus dia bawakan ke ruang kerjaku, jadi aku tahu dia sudah diterima kerja.”Ed membingkai pipiku dengan kedua telepak tangannya. Dia sama sekali tidak curiga kalau aku sudah mengetahui tentang siapa wanita itu di masa lalunya.Beberapa bulan yang lalu aku membicarakan tentang Sherina yang ditolaknya. Lalu aku menuduh Ed tidak adil dan tidak setia kawan mengingat Sherina mengaku sebagai teman dekatnya. Dia pasti han

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 367

    Erik menatapku sejenak sembari menelisik hal apa yang membuatku bertanya seperti itu.Lalu dia hanya mengulas senyum tipis sebelum mengatakan, “Hanya masa lalu, tapi jangan diambil hati, ya?”Aku mengernyitkan dahiku dan tidak sabar bertanya kembali, “Masa lalu seperti apa?”“Ah, sudahlah. Ayo naik. Katanya mau ketemu Ed?”Erik hendak menekan tombol lift tapi aku menahan lengannya.Hubungan kami sudah lebih baik dan aku menikmati kebersamaan ini sebagai kedekatan saudara ipar saja.Ed sangat bijaksana menyikapi ini, dia melihat Erik berubah total setelah sering bersama kami.Erik bahkan bukan lagi Erik yang lebih suka bermabuk-mabukan dan main pelacur saat stres menghadapi masalah.Tapi, Erik yang sudah mau menjalankan kewajibannya sebagai seoarng muslim, Erik yang selalu hangat pada keponakannya, dan sekarang pola hidupnya pun jauh lebih sehat.“Bagaimana kalau kita duduk dan kau bicarakan tentang sesuatu yang kau sebut masa lalu? Aku bisa menunggu beberapa saat untuk yang lainnya

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 366

    Ed bahkan mendengar Gala merajuk saat meminta izinku untuk mengikuti Erik?Berarti Ed sudah ada di sana ketika aku memeluk Erik tadi karena anak-anak yang mendesak.“Oh, kau sudah di sana dan tidak langsung datang pada kami?”Aku jadi sensi lagi. Hati kecilku tidak terima kalau seandainya Ed sudah ada di sana tapi malah berlagak tidak tahu apa-apa? Apa maksudnya? Ed membuka matanya dan menatapku sayu. “Kenapa?”“Apa maksudmu tidak langsung datang saat melihat kami mengobrol? Padahal kami menunggumu, Ed?” ujarku mengumbar kesal.“Aku masih bicara dengan Pak Rawan, apa sopan langsung kutinggal melipir ke arahmu dan Erik yang berpelukan?”“Tuh, kan?” sahutku karena Ed membahas kami yang pelukan.“Tuh kan, kenapa?” Ed membalikan ucapan itu padaku.Aku bingung sendiri dan sialnya jadi terlihat naif sekali di depan suamiku yang raut wajahnya setenang malam itu. Padahal suasana di dalam hatinya sana sungguh misterius dan menyeramkan.“Jangan marah, ya?”Aku mencoba memperbaiki sikapku. N

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 365

    “Ma, kita nginap di rumah Om Erik, ya?” Gala menolak saat kuminta masuk ke mobil papanya. Dia pengen ikut omnya itu walau Erik juga sudah memintanya masuk ke mobil papanya.“Gala, nanti ngrepotin Om, lho!” Aku masih membujuknya.Sayangnya Gala masih berkeras mau ikut Erik.“Ya sudah enggak apa-apa, Mila. Biar Gala ikut aku, saja,” tukas Erik padaku.Aku belum memberitahu Ed apakah mengizinkan Gala menginap bersama Erik di rumah keluarga. Tapi aku pikir Ed tidak akan melarangnya. Jadinya, kubolehkan saja.“Edward mana, Mila?” Erik bertanya.Tadi Ed bersamaku hendak ke mobil. Tapi karena ada panggilan dia bilang ingin ke dalam sebentar. Entah siapa yang memanggilnya.“Enggak apa, aku bisa nunggu di mobil. Palingan ada sesuatu yang tertinggal,” dugaku.“Kalau begitu kita balik dulu,” tukas Erik sembari menggandeng Gala.“Meida, aku sama om Erik, jangan cariin aku, ya?” Gala berteriak ke dalam mobil dan melambai pada adik perempuannya itu.Meida membuka kaca mobil dan berseloroh. “Sana,

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 364 : Di Kondangan(2)

    Ed langsung berjalan ke panggung dan meminta dua anaknya turun panggung. Dia juga tidak malu mengendong dua bocah yang sudah tampak lebih besar itu sembari meminta maaf pada pasangan yang bertunangan.Sambutan yang di sampaikan Pak Rawan sempat terhenti karena kegaduhan tawa beberapa undangan yang melihat dua bocah lucu itu.Mereka justru terhibur dengan kerandoman dua bocah itu.Apalagi melihat sang big bos di perusahaan mereka langsung turun tangan menjemput dua perusuh kecil itu di atas panggung, mereka banyak yang terkesan.Sam dan Ari baru menyadari tentang dua bocah itu. Dia juga tidak melihat kehadiran kami. Jadi tidak menduga kalau dua bocah kecil itu ternyata Gala dan Meida.Kalau mereka tahu sudah barang tentu gercep dan mengatasi mereka. Tidak membiarkan sang bos sampai harus menjemput dua anaknya di sana.“Tuan Edward sayang banget ya sama anak-anaknya.” Kedengar gumaman itu dibalik punggungku.“Iya, kupikir hanya bisa marah-marah di kantor seperti tadi marah besar pada Tu

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 363 : Di Kondangan

    “Ma... dilihatin pelayan dan Sus, tuh! Mama enggak malu sama mereka?” Meida terlihat kesal melihat kemesraan kami.“Ya deh, Pa. Kita pindah ke kamar, yuk biar enggak dilihatin!” Aku bangkit dan menarik lengan Ed.Membuat Meida langsung berlari menahan lengan papanya dan merajuk.Sekarang malah ganti aku yang menggoda anak perempuanku itu. Enggak heran deh kalau Meida jadi cengeng.Habis, dia mudah sekali digodain....“Ada apa, Ed?” tanyaku karena tadi dia sampai memanggilku saat aku masih bersama ibu.Ed tidak akan menggangguku yang masih berbicara dengan ibu kalau bukan karena ada sesuatu yang ingin disampaikannya.“Sam tadi baru menyampaikan ada undangan hari ini dari salah satu dewan direksiku. Tidak enak juga kalau tidak datang karena kami lumayan dekat di kantor. Kamu bisa temani aku, kan?”“Undangan apa itu, Sayang?”“Pertunangan putrinya. ““Baik, Sayang,” ujarku menyanggupi.Lalu aku baru ingat tentang Erik yang sudah tidak berada di rumah saat kami pulang dari liburan.“Erik

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 362 : Terpaksa Pulang Liburan

    Kesibukan Ed dan beberapa hal yang sangat membutuhkan keberadaannya di Jakarta membuat liburan kami tidak bisa berlama-lama.Padahal Ed tidak begitu saja lepas pekerjaan saat kami liburan.Ketika anak-anak sudah tidur, biasanya dia membuka laptopnya sekedar berkordinasi dengan Sam mengenai urusan kantor atau lainnya.Perbedaan waktu antara negara tempat kami berlibur dengan Indonesia membuat Ed serasa selalu sibuk sepanjang waktu.Semisal anak-anak sudah lelah dan beristirahat ketika malam hari. Ed masih bisa mengadakan meeting jarak jauh dengan pegawainya di Indonesia yang masih di jam kerja.Karena musim dingin, jadi kami menggunakan waktu siang hari yang masih relatif jarang turun salju daripada ketika menjelang malam hari untuk jalan-jalan.Jadi malam harinya kami bisa bersantai di sebuah rumah yang kami sewa, menyalakan api di perapian untuk menghangatkan diri, menikmati minuman hangat dan kudapan bersama anak-anak sembari melihat salju berjatuhan dari jendela kaca. Gala dan

DMCA.com Protection Status