Setelah mendengar persetujuan Erika, Vivi dan Reza menyerahkan Choky untuk mengawasi rancangan pesta.Konsep dan lainnya sudah direncanakan dari awal oleh Rosalin dan Almira tapi karena Rosalin sudah meninggal dan Almira sibuk di tv. Erika jadi melanjutkan sendirian dengan dibantu EO terkenal.Erika hanya mengundang teman dekat dan keluarga dari pihak ibu. Keluarga dari pihak ayah tidak diundang karena tidak terlalu dekat dengan dirinya.Erika membuat status di i*******m dengan nada sedih dan menyebut ibunya, sontak netizen menyemangati Erika sekaligus menyidir Vivi.Putra yang melapor ke Vivi dan Reza tidak bisa berbuat apa-apa karena yang bersangkutan tidak mau meladeni anak kecil."Apa nyonya sudah lupa kalau usianya hanya selisih satu tahun dengan nona Erika?" tanya Choky ke Putra.Putra terlalu malas untuk berkomentar.Choky dan Putra tahu, Vivi konsentrasi dengan perusahaan, pengambil alihan bisnis keluarga Hutama dan membayar hutang yang membengkak sementara sang kepala keluarga
"Senang?" tanya Vivi sambil memeluk suaminya dari belakang tanpa memakai pakaian sehelai pun.Reza yang sedang menonton video di TV flat-nya tersenyum. "Waktu itu aku tidak bisa memberikan hadiah kejutan karena butuh dana besar dan pengalaman banyak. Sekarang, akhirnya aku bisa memberikan kejutan," ucap Vivi sambil membelai dada suaminya yang bidang dan mencium pipi."Kamu tidak merasa sayang?""Tidak," tegas Vivi. "Bisnis keluarga Hutama hanya terdiri dari hotel, saat merger aku sudah memisahkan bisnis milik keluarga ibu ku.""Apakah kamu sudah mendengar ceritanya?"Tangan Vivi yang rakus dan memainkan puting Reza, terhenti."Jadi, kamu sudah tahu?""Itu hanya masa lalu.""Ibu ku dulu terlalu fokus dengan impian dan cita-cita cintanya sehingga melupakan detail yang ditinggalkan kakek, kamu pasti sudah membacanya di perpustakaan.""Kamu sengaja membuat ku membacanya?" tanya Vivi tidak mengerti. Dulu dirinya tidak terlalu tertarik dengan sejarah keluarga Hutama dan Aditama tapi setela
Netizen semakin menggila dengan berita baru semalam. Politikus yang disebut malaikat, berselingkuh dengan pria lain dan memiliki anak. Tidak, bukan berselingkuh melainkan menjebak pria supaya bisa punya anak.Erika diusir dari rumah, mencoba menghubungi semua teman-temannya, tidak ada yang mengangkat.Akhirnya Erika memutuskan tidur di hotel milik keluarga Hutama, karena terlalu lelah mengambil semua barang berharga miliknya sekaligus menangis dan mendapat kabar tidak menyenangkan, dia jatuh tertidur di dalam kamar.Ibu, andaikan ibu masih hidup----Sudah dua hari Erika berdiam diri di dalam kamar, meratapi nasib. Bingung dengan perubahan nasib tidak terduga. Selama merenung, dia mengingat masa lalu saat mengusir Vivi pergi. Apakah ayah melakukan hal yang sama untuk menghukumku? waktu itu kan semua keputusan di tangan ibu, aku hanya ikut membantu ibu dan Almira saja.Erika lalu teringat dengan kakaknya di ibukota, dia mencoba menghubungi kakaknya.Tidak tersambung.Erika mencoba lag
Erika hampir gila melihat semua koleksi perhiasan dirinya dan ibu sudah tidak ada, bahkan gaun mewah diambil mereka. Untung saja mereka masih berbaik hati tidak mengambil handphone miliknya.Erika menangis dan menenggelamkan wajahnya di bantal. Semenjak kakek dan ibu meninggal, semuanya berubah. Andaikan mereka masih hidup, aku sekarang sudah melewati ulang tahun dengan bahagia dan tidak perlu menangis seperti ini.KriiiingErika buru-buru membuka handphone. "Hallo, kakak?""Erika, kamu baik-baik saja disana?"Air mata Erika mengalir. "Kakak ipar? kakak dimana?""Kakak kamu sibuk bertemu orang-orang, kamu baik-baik saja?"Erika menghapus air mata dan mulai bercerita.Setengah jam kemudian, setelah selesai bercerita. Erika mengobarkan kebencian ke Vivi. "Andai saja ayah tidak membawa anak itu masuk ke dalam rumah- pasti aku- aku-""Sudahlah, tidak ada yang perlu ditangisi. Kamu coba bertemu teman-temanku, mungkin mereka mau bantu kamu.""Bantu bagaimana?""Yah, setidaknya kamu harus se
Almira dan Krisna duduk di hadapan seorang dukun. Dukun itu membaca mantra dan melempar sesuatu ke sebuah baskom kayu berukuran sedang yang mengeluarkan asap berwarna merah."Asap ini adalah asap persembahan anak buah saya untuk menyerang mereka. Semakin banyak kalian membayar saya, semakin banyak anak buah saya bekerja dan semakin cepat hasil yang kalian ingin dapatkan."Almira menowel Krisna.Dengan cemberut, Krisna memberikan segepok uang sepuluh juta rupiah.Dukun dengan cepat menyembunyikan uang itu ke bawah kakinya dan mulai merapal mantra dengan keras. "WAS WES WOS WAS WES WOS WAS WES WOS!"Krisna bertanya ke Almira. "Ini akan berhasil kan?"Almira mengangguk mantap. "Tentu saja."Krisna menjadi lega dan ikut menirukan mantra si dukun dengan pelan.Almira ikut menirukan juga.Asap itu melayang sampai ke rumah keluarga Vivi."Tahu kebodohan manusia nggak?" tanya Alex yang sudah di dalam rumah keluarga Vivi.Vio tertawa geli. "Serakah, gak bisa dapat lalu main dukun. Menuduh Vivi
Perut Almira semakin membengkak besar. Supaya tidak malu, keluarga Almira memutuskan menikahkan Almira bersama Krisna sebagai pertimbangan Krisna masih bagian dari keluarga Aditama.Krisna berusaha meminta bantuan ke ayahnya untuk merayakan pesta pernikahan mewah. Dia sudah tidak punya uang banyak lagi, aktif kampanye di dunia politik juga harus istirahat dulu karena kasus baru-baru ini. Krisna menjadi bahan tertawaan orang-orang, padahal Almira lah yang membawanya ke sana. Tapi mereka lebih percaya ke Almira daripada dirinya.Putra yang melaporkan ke Reza sedikit geram. "Bagaimana?"Reza melirik Vivi yang sedang sibuk membaca berita di media sosial. "Bagaimana, Vi?"Vivi tertawa. "Yah, hasil tes dna sudah keluar?""Ya, kamu sudah melihatnya?" tanya Reza."Bagaimana jika memberikan sebagian harta ke anak itu sebagai kompensasi?" Vivi bertanya balik."Kompensasi?""Ya, karena terlahir di luar nikah. Lagipula kita tidak mau anak kamu ini menjadi malu karena punya kerabat yang terlahir di
Vivi menguap lebar di dalam mobil, Reza benar-benar melarangnya masuk ke dalam gedung. Arka dan kakaknya yang pilot menemani Reza dengan helikopter. Nina sedang memburu deadline dan Vivi selalu mengantuk."Suamiku tidak akan mengantuk di dalam gedung kan?" tanya Vivi yang teringat dengan gejala absurd suaminya."Tadi kan dia minum kopi banyak biar gak ngantuk," jawab Nina.Vivi merebahkan badannya. "Aku mau tidur, bangunkan aku kalau sudah selesai.""Ya." Angguk Nina tanpa melihat Vivi.Sementara di dalam gedung, semua orang menunggu pengumuman resmi dari Reza sang pilar bisnis di bidang hospitality.Helikopter muncul di atas kepala Reza di jarak aman lalu menyebarkan kertas ke segala arah dengan bantuan baling-baling helikopter.Semua orang menangkap kertas itu kecuali Almira dan Krisna yang berdiri tidak jauh dari Reza dan berusaha berlindung dari kibasan angin helikopter."A- apa ini?!" teriak ayah Almira.Krisna yang penasaran, memungut salah satu kertas di dekat kakinya. "Tes DNA
"Dokter! tolong dokter!" teriak Krisna sambil masuk ke UGD. Dua perawat segera membuka gorden pembatas tempat tidur untuk Almira, salah satu dokter muda segera berlari dan memeriksa kondisinya."Bayinya-" Krisna menjadi cemas.Setelah memeriksa sebentar kondisi Almira. Dokter segera memindahkan kembali Almira ke tempat tidur khusus.Krisna menjadi bingung dan menarik tangan dokter. "Dok, istri saya-""Istri anda akan segera melahirkan, saya pindahkan ke bagian obgyn. Saya akan menghubungi dokter jaga disana."Krisna tidak mempercayai pendengarannya. Almira akan melahirkan bayinya secara prematur.Almira mengerang kesakitan sambil memegang perutnya. "Sakiiiit."Krisna segera memegang tangan istrinya. "Sabar ya, anak kita akan segera lahir."Almira menarik napas dan membuangnya di mulut seperti yang diajarkan di kelas ibu hamil. Sementara di tempat Vivi. Reza yang sudah duduk di dalam mobil mulai bekerja sementara Vivi dan Nina melihat rekaman video yang direkam Putra.Vivi bertanya ke