Share

TUJUH PULUH TUJUH

Erika hampir gila melihat semua koleksi perhiasan dirinya dan ibu sudah tidak ada, bahkan gaun mewah diambil mereka. Untung saja mereka masih berbaik hati tidak mengambil handphone miliknya.

Erika menangis dan menenggelamkan wajahnya di bantal. Semenjak kakek dan ibu meninggal, semuanya berubah. Andaikan mereka masih hidup, aku sekarang sudah melewati ulang tahun dengan bahagia dan tidak perlu menangis seperti ini.

Kriiiing

Erika buru-buru membuka handphone. "Hallo, kakak?"

"Erika, kamu baik-baik saja disana?"

Air mata Erika mengalir. "Kakak ipar? kakak dimana?"

"Kakak kamu sibuk bertemu orang-orang, kamu baik-baik saja?"

Erika menghapus air mata dan mulai bercerita.

Setengah jam kemudian, setelah selesai bercerita. Erika mengobarkan kebencian ke Vivi. "Andai saja ayah tidak membawa anak itu masuk ke dalam rumah- pasti aku- aku-"

"Sudahlah, tidak ada yang perlu ditangisi. Kamu coba bertemu teman-temanku, mungkin mereka mau bantu kamu."

"Bantu bagaimana?"

"Yah, setidaknya kamu harus se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status