Share

Bab 97

"Makanlah, As! Jangan siksa dirimu seperti ini," pinta Umi menyodorkan makanan ke dekat bibir Asma. Netranya penuh dengan embun yang tertahan.

Wanita dengan kerudung yang berantakan itu hanya terdiam. Menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Bibirnya semakin pucat, dengan lingkaran hitam yang memenuhi pada sekeliling matanya.

Umi membuang nafas berat. Hatinya semakin hancur melihat keadaan Asma. Setelah ia mengetahui tentang perjanjian antara Wisnu dan Tuan Sangir, Asma menjadi wanita yang seperti kehilangan kewarasan. Ia membisu dan tidak mau makan. Sepanjang hari ia hanya mengurung dirinya di dalam kamar. Sesekali ia mengamuk, berteriak menyerukan nama putra semata wayangnya.

"Umi!" Wanita bergamis hitam itu terkejut saat sebuah tangan menyadarkannya dari lamunan. Ia menoleh pada Rani yang berdiri di belakang punggungnya.

"Biar aku saja yang menyuapkan makan untuk Mbak Asma," ucap Rani.

Umi mengdongak menatap pada Rani. "Tidak usah, Ran. Biar Umi saja yang menyuapi Mbak kamu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ar Ni
ashar tekan si Sangir biar dia memberi tahu Akbar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status