Dengan mata yang masih memperhati kan mereka, aku melihat bagaimana rasa takut mereka terlihat di depan mata ku sendiri. Aku berdiri tepat di samping Radit sambil berbincang dengan nya tentang apa yang sebenar nya terjadi di antara aku dan mereka teman-teman ku, Radit hanya tersenyum dan mendukung apa yang membuat diri ku bisa tersenyum, tapi sangat di sayang kan Radit tidak mengerti apa maksud ku dan ia masih belum bisa melihat seperti apa diri ku yang sebenar nya ini. Seseorang akan menunjuk kan siapa diri nya di kala mereka tengah marah, dan emosi yang sudah lama aku pendam selama ini akhir nya aku lepas kan juga.
Di saat aku memainkan emosi ku terhadap mereka, aku pun tidak melupakan bagaimana tugas ku di sana. setiap kali pelanggan sudah selesai makan aku akan langsung membereskan meja tesebut dan kembali berdiri di dekat kasir untuk melihat bagaimana teman-teman ku, apakah mereka bisa memakan makanan mereka dengan tenang tanpa ada nya rasa bersalah dengan ap
Hujan turun begitu lebatnya di malam hari yang begitu sunyi ini, terlihat Diana tengah merapikan pakaian nya serta barang-barang yang lain yang akan ia bawa esok. Besok ia akan pergi berangkat ke ibu kota untuk melanjutkan pendidikan nya di salah satu universitas swasta di daerah Jakarta selatan. Ia sebelum nya sudah mengikuti ujian tingkat nasional pada universitas negeri di daerah Bandung dan Yogyakarta, namun karena jurusan yang ia ambil merupakan jurusan yang memiliki kapasitas yang sedikit dan terbatas maka ia pun tidak lolos ujian tersebut. Masih tidak habis di pikir jika Diana tetap teguh pada pendirian nya, sejak awal menduduki kelas 2 SMP ia pernah berkata pada sahabat dekatnya Melinda jika suatu saat nanti ia akan pergi ke Bandung atau Jakarta untuk melanjutkan pendidikan bersama dengan nya. Namun setelah waktu nya akan tiba, Melinda memilih tetap melanjutkan pendidikan di kampung, karena tidak jauh dari rumah nya ada sebuah universitas negeri yang hanya menyebrangi
Waktu menunjukkan pukul 7 malam, dan teman sekamar Diana pun baru tiba dan sampai di tempat kost. Ia datang dengan sebuah mobil yang membawa barang – barang nya, dengan inisiatif nya Diana pun langsung bersalaman dengan sang ibu dari teman sekamar nya tersebut, Ia bahkan membantu nya untuk membawakan barang-barang teman sekamar nya tersebut ke dalam kamar. Sambil mengeluarkan pakaian sang anak di dalam tas, ia pun bertanya kepada Diana dan sekedar mengajak nya berbicara sedikit." nama kamu siapa ?".Mendengar pertanyaan tersebut Diana pun langsung menjawab nya dengan santai" nama saya Diana bu, saya dari daerah sekitaran perbatasan karawang ". Si ibu pun tersenyum dengan hangat, merasa semua pakaian anak nya sudah rapih dan barang-barang nya sudah tertata di tempat nya maka iya pun akan segera bergegas untuk pulang." Diana, ibu titip anak ibu Hani ya, dia gak pernah beres-beres atau ngelakuin tugas rumahan. Kalau kamu liat Hani gak cu
Kendaran sangat ramai berlalu lalang di jalan raya, Diana pun menoleh ke kanan dan kiri nya untuk menyebrangi jembatan penyebrangan saat dirinya keluar dari stasiun. Ia pun melihat handphone nya dan melihat jam saat ini, dengan cepat ia pun berlari ke arah persimpangan jalan yang ada di dekat sebuah toko klontong yang ada di dekat lampu merah. Di sana sudah ada Melisa teman nya yang seharus nya ia temui saat akan masuk memulai perkuliahan namun karena ia pernah bercerita akan menjalani interview di salah satu perusahaan yang satu arah dengan tempat Melisa Bekerja, maka dengan senang hati ia pun menawari Diana untuk pergi dengan nya ke tempat tersebut. Dengan di bantu oleh maps yang ada di handphone nya dan arah petujuk yang ia tanyakan kepada orang-orang sekitar Diana dan Melisa pun akhirnya menemukan tempat interview tersebut. Sangat di sayang kan tempat nya terletak cukup jauh dari stasiun kereta dan terminal busway, sehingga pasti nya akan memakan ongkos yang cukup untuk ke
Diana pun keluar dengan ekspresi wajah yang terlihat lelah, ia sudah merasa jika diri nya tidak akan lolos dalam interview kali ini. ia pun keluar dari dalam tempat tersebut dan melihat jika orang yang tadi mengobrol dengan nya di ruang tunggu tengah menunggu diri nya. Ia menawar kan diri untuk mengantarkan Diana sampai ke stasiun dengan motor nya, walaupun ia juga kurang tahu dimana letak stasiun kereta terdekat berada tapi setidak nya jika menaiki motor mereka tidak akan kesulitan dalam mencari tujuan nya.“ nama kakak siapa kak ? aku Diana kak “ Tanya Diana sambil tersenyum ramah.“ Dini … kamu udah dapet rute nya belum? Coba cari stasiun terdekat “Diana pun langsung mencari rute stasiun terdekat dan memang ada beberapa yang muncul di layar dan langsung di klik oleh Diana, karena tidak mau berlama-lama lagi mereka pun akhir nya pergi dan menuju ke arah stasiun terdekat tapi sayang mereka malah berjalan menjauh dari rute.
Malam pun mulai semakin larut dengan keheningan malam yang sepi dan sunyi, hembusan angin yang memasuki kalbu membuat siapa pun dapat terlarut dalam lamuan nya. Sajak sajak puisi di tuliskan dan di untaikan di sebuah kertas diary, yang bersaksikan dinding dinding yang diam di depan wajah. Kertas demi kertas semakin terisi oleh sajak puisi dan diary yang dituliskan oleh Diana untuk seseorang yang masih ia cintai di masa lalu dan masih ada sampai saat ini jauh di lubuk hati nya yang sangat dalam, ya dialah Fahri kakak kelas nya saat SMP sekaligus cinta pertama bagi nya. Ingatan itu masih sangat jelas di dalam ingatan Diana, ketika awal iya bertemu dengan nya dan sekedar mengagumi yang kemudian terjebak dalam rasa suka dan akhir nya terluka sendirian. Tidak semua yang di nama kan cinta pertama akan berjalan dengan indah, mungkin tidak untuk Diana yang mendapat kan hal yang berbeda dan sangat sangat jauh lebih bermakna di dalam hidup nya, yaitu rasa nya di ca
Jam pun menunjuk kan pukul 16:40 sore, Diana pun segera bergegas menuju ke kelas nya. Hari ini ia ada kelas pada jam 5 sore, ya Diana memang mengambil perkuliahan pada sore hari agar waktu pagi dan siang nya bisa ia gunakan untuk mencari pekerjaan atau pun sekedar membereskan kamar nya dan mencuci pakaian nya. Saat sampai I kelas ia pun duduk di dekat jendela tepat di barisan ketiga dari kursi depan, ia rasa ia akan lebih nyaman jika berada cukup jauh dari meja dosen. Semenjak lulus SMA Diana merasa diri nya telah banyak mengalami perubahan. Ia biasa nya sangat aktif dengan club seni baik drama atau pun dance, namun saat lulus dan memasuki dunia perkuliahan ia menjadi tidak tertarik sama sekali dengan hal hal yang biasa nya sangat ia sukai atau bisa di bilang adalah salah satu hobby nya. Mungkin salah satu alasan nya ialah lebih baik mencari pekerjaan dari pada menghabis kan waktu dengan hal yang tidak akan membuat nya terlihat, jika ia lebih memilih mendedikasi kan wakt
Setelah menelepon keluarga nya yang berada di kampung, Diana pun kembali membereskan buku-buku nya. Ketika ia keluar dari kamar nya langit pun terlihat mulai mendung dan angin bertiup cukup kencang di luar pertada akan segera turun nya hujan, melihat hal itu Diana pun segera mengangkat jemuran pakaian nya dan menggantung kan nya di paku yang ada di belakang pintu kamar nya. Akhir-akhir ini di memang sudah mulai sering turun hujan di daerah Jakarta dan sekitar nya, biasa nya di pagi hari atau bahkan seharian hujan yang terkadang turun dengan lebat nya. Diana tidak akan keluar kamar setelah ini Karena ya di waktu hujan lah saat saat yang tepat untuk nya tidur, di saat saat hati nya merasa sangat lelah dan pikiran nya kacau menangis sampai tidur adalah pilihan yang sangat tepat untuk nya agar ketika ia membuka mata nya ia melupakan semua masalah nya. Ia pun merebahkan diri nya dan menutupi mata nya dengan tangan nya, sambil merebahkan diri nya ia pun meneteskan air mata nya sedikit dem
Angin berhembus dengan lembutnya menyapu tiap helai rambut Diana yang tengah berdiri di jembatan penyebrangan yang berada tidak jauh dari stasiun kereta. Hari ini ia sudah menjalani interview di salah satu restoran cepat saji yang berada tidak jauh dari stasiun kereta Pasar Minggu, dirinya akan menunggu selama satu minggu untuk mendapatkan kabar diterima atau tidaknya ia bekerja sebagai pramusaji di restoran tersebut. Diana pun menoleh ke arah sekitar nya, banyak orang-orang yang berlalu lalang di sekitar nya dengan wajah yang berseri-seri. “ sudah sejauh ini aku melangkah, aku tidak bisa kembali ke titik awal lagi “ sahut Diana pelan.Saat hanyut di dalam pikiran ya, Diana pun tiba-tiba mengingat Fahri. Sudah sangat lama ia tidak melihat nya dan hanya melihat melalui postingan yang fahri buat di media social nya. Diana pun membuka handphone nya dan membaca ulang pesan-pesan yang dulu Fahri kirim kan untuk Diana, jauh