Radit mengajak ku untuk berjalan-jalan di sekitaran taman yang ada di Monumen nasional atau yang lebih di kenal sebagai Monas, mungkin adalah ini pertama kali nya aku pergi di saat matahari sudah tenggelam oleh malam yang kini di penuhi bintang-bintang yang menghiasi langi yang gelap. Aku sangat dengan hanya menikmati angin malam di luar, entah kenapa membuat pikiran ku sedikit lebih rileks dari sebelum nya, walau pun aku sempat mengingat hal ynag terjadi sore tadi tapi sekarang aku tidak mau mengambil pusing.
" Suasana nya Ramai ya--" bisik ku pada Radit.
" Ya nama nya juga tempat wisata, kalau mau sepi ya di hutan."
" hutan rame juga sih.."
" Jangan ngomong hal yang gak berbobot deh Din."
" Ya kan nama nya juga nanya, kalau gak mau jawab juga kan bisa tinggal bilang aja."
Radit yang berjalan di depan ku itu pun langsung menghenti kan langkah nya, yang membuat diriku menabrak diri nya.
" kamu itu orang nya emang suka ngaj
" Din, kamu baik-baik aja? "" Aku baik-baik aja, lebih baik gak usah bahas masalah aku ya."" emmm..ok "Aku pun tersenyum di depan Radit, menyembunyikan rasa tidak nyaman akan pertanyaan yang tadi di lontar kan oleh diri nya tadi, tapi aku tidak mau terbawa suasana karena Radit tidak tahu apa-apa tentang masalah ku di masa lalu. Aku dan Radit pun akhir nya melanjutkan langkah kami berdua dan kembali menikmati angin malam, di saat seperti ini entah kenapa aku merasa mulai lapar,seharus nya sebelum pergi aku makan terlebih dahulu kalau pun aku makan bakso sekarang pasti nya tetap akan merasa kan lapar lagi beberapa menit kemudian.Jika seperti ini rasa nya aku ingin selalu berjalan-jalan di malam hari untuk menyegar kan pikiran ku, tapi apa daya aku ada perkuliahan pada malam hari dan itu juga mungkin bisa di katakan sebagai jalan-jalan walaupun hanya melihat pemandangan berbagai macam kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. semua usaha pasti nya aka
Untung saja Aku dan Radit pulang pada pukul sembilan malam atau pun pukul sepuluh malam, karena saat ini saja Aku dan Radit sampai pada Kost tepat pukul sebelas malam. Suasana di sekitaran kost pasti nya sudah sangat sunyi, tidak sengaja Aku dan Radit berpapasan dengan beberapa penghuni kost yang lain nya di depan gerbang dengan pakaian yang sangat minim,mereka baru saja keluar dari kost dan akan pergi ke club malam. Suasana seperti ini seperti hal yang sudah biasa kami lihat dan seperti menjadi sebuah hal yang biasa bagi yang lain nya." Radit, terima kasih ya udah anterin aku sampai di kost an."" Iya sama-sama. Yaudah langsung masuk aja, langsung istirahat besok harus pergi kerja kan."" emm..Iya"Radit pun memutar kan motor nya dan perlahan pergi dari pandangan ku, dengan perlahan aku membuka pintu gerbang dan masuk ke dalam kost, Aku berjalan mengambil langkah yang kecil, saat aku akan berbelok menuju kamar ku tiba-tiba aku mendengar sua
Dengan semangat baru ku, aku merasa jika semua yang aku kerjakan sangat lah ringan dan terasa sangat mudah. Aku seperti telah kembali menemukan siapa diri ku sendiri di dalam masa yang sudah sangat berbeda ini, saat semua nya seudah selesai mbak Arni pun membuka Restaurant dan kembali ke tempat nya, sedang kan aku pun berdiri sebentar di depan pintu dapur untuk menunggu para pelanggan yang akan datang nanti nya. kini aku perlahan bisa mengatasi semua rasa yang selalu saja mengganggu ku setiap hari nya, perasan down yang hanya akan muncul kembali di saat diri ini merasa tidak lagi berguna dan terabai kan, tapi hari ini aku malah bersikap masa bodo akan semua hal itu, seperti apa yang aku rasakan kemarin di saat aku melihat teman ku mengabaikan diri ku, seharus nya aku saat ini tengah down dan itu yang mereka semua ingin kan bukan? tapi sekarang aku adalah Ratu di dalam hidup ku sendiri, aku lah peran utama di dalam hidup ku, dan tidak akan aku biarkan seseorang mengendali kan diri ku
Dengan mata yang masih memperhati kan mereka, aku melihat bagaimana rasa takut mereka terlihat di depan mata ku sendiri. Aku berdiri tepat di samping Radit sambil berbincang dengan nya tentang apa yang sebenar nya terjadi di antara aku dan mereka teman-teman ku, Radit hanya tersenyum dan mendukung apa yang membuat diri ku bisa tersenyum, tapi sangat di sayang kan Radit tidak mengerti apa maksud ku dan ia masih belum bisa melihat seperti apa diri ku yang sebenar nya ini. Seseorang akan menunjuk kan siapa diri nya di kala mereka tengah marah, dan emosi yang sudah lama aku pendam selama ini akhir nya aku lepas kan juga.Di saat aku memainkan emosi ku terhadap mereka, aku pun tidak melupakan bagaimana tugas ku di sana. setiap kali pelanggan sudah selesai makan aku akan langsung membereskan meja tesebut dan kembali berdiri di dekat kasir untuk melihat bagaimana teman-teman ku, apakah mereka bisa memakan makanan mereka dengan tenang tanpa ada nya rasa bersalah dengan ap
Hujan turun begitu lebatnya di malam hari yang begitu sunyi ini, terlihat Diana tengah merapikan pakaian nya serta barang-barang yang lain yang akan ia bawa esok. Besok ia akan pergi berangkat ke ibu kota untuk melanjutkan pendidikan nya di salah satu universitas swasta di daerah Jakarta selatan. Ia sebelum nya sudah mengikuti ujian tingkat nasional pada universitas negeri di daerah Bandung dan Yogyakarta, namun karena jurusan yang ia ambil merupakan jurusan yang memiliki kapasitas yang sedikit dan terbatas maka ia pun tidak lolos ujian tersebut. Masih tidak habis di pikir jika Diana tetap teguh pada pendirian nya, sejak awal menduduki kelas 2 SMP ia pernah berkata pada sahabat dekatnya Melinda jika suatu saat nanti ia akan pergi ke Bandung atau Jakarta untuk melanjutkan pendidikan bersama dengan nya. Namun setelah waktu nya akan tiba, Melinda memilih tetap melanjutkan pendidikan di kampung, karena tidak jauh dari rumah nya ada sebuah universitas negeri yang hanya menyebrangi
Waktu menunjukkan pukul 7 malam, dan teman sekamar Diana pun baru tiba dan sampai di tempat kost. Ia datang dengan sebuah mobil yang membawa barang – barang nya, dengan inisiatif nya Diana pun langsung bersalaman dengan sang ibu dari teman sekamar nya tersebut, Ia bahkan membantu nya untuk membawakan barang-barang teman sekamar nya tersebut ke dalam kamar. Sambil mengeluarkan pakaian sang anak di dalam tas, ia pun bertanya kepada Diana dan sekedar mengajak nya berbicara sedikit." nama kamu siapa ?".Mendengar pertanyaan tersebut Diana pun langsung menjawab nya dengan santai" nama saya Diana bu, saya dari daerah sekitaran perbatasan karawang ". Si ibu pun tersenyum dengan hangat, merasa semua pakaian anak nya sudah rapih dan barang-barang nya sudah tertata di tempat nya maka iya pun akan segera bergegas untuk pulang." Diana, ibu titip anak ibu Hani ya, dia gak pernah beres-beres atau ngelakuin tugas rumahan. Kalau kamu liat Hani gak cu
Kendaran sangat ramai berlalu lalang di jalan raya, Diana pun menoleh ke kanan dan kiri nya untuk menyebrangi jembatan penyebrangan saat dirinya keluar dari stasiun. Ia pun melihat handphone nya dan melihat jam saat ini, dengan cepat ia pun berlari ke arah persimpangan jalan yang ada di dekat sebuah toko klontong yang ada di dekat lampu merah. Di sana sudah ada Melisa teman nya yang seharus nya ia temui saat akan masuk memulai perkuliahan namun karena ia pernah bercerita akan menjalani interview di salah satu perusahaan yang satu arah dengan tempat Melisa Bekerja, maka dengan senang hati ia pun menawari Diana untuk pergi dengan nya ke tempat tersebut. Dengan di bantu oleh maps yang ada di handphone nya dan arah petujuk yang ia tanyakan kepada orang-orang sekitar Diana dan Melisa pun akhirnya menemukan tempat interview tersebut. Sangat di sayang kan tempat nya terletak cukup jauh dari stasiun kereta dan terminal busway, sehingga pasti nya akan memakan ongkos yang cukup untuk ke
Diana pun keluar dengan ekspresi wajah yang terlihat lelah, ia sudah merasa jika diri nya tidak akan lolos dalam interview kali ini. ia pun keluar dari dalam tempat tersebut dan melihat jika orang yang tadi mengobrol dengan nya di ruang tunggu tengah menunggu diri nya. Ia menawar kan diri untuk mengantarkan Diana sampai ke stasiun dengan motor nya, walaupun ia juga kurang tahu dimana letak stasiun kereta terdekat berada tapi setidak nya jika menaiki motor mereka tidak akan kesulitan dalam mencari tujuan nya.“ nama kakak siapa kak ? aku Diana kak “ Tanya Diana sambil tersenyum ramah.“ Dini … kamu udah dapet rute nya belum? Coba cari stasiun terdekat “Diana pun langsung mencari rute stasiun terdekat dan memang ada beberapa yang muncul di layar dan langsung di klik oleh Diana, karena tidak mau berlama-lama lagi mereka pun akhir nya pergi dan menuju ke arah stasiun terdekat tapi sayang mereka malah berjalan menjauh dari rute.