Kendaran sangat ramai berlalu lalang di jalan raya, Diana pun menoleh ke kanan dan kiri nya untuk menyebrangi jembatan penyebrangan saat dirinya keluar dari stasiun. Ia pun melihat handphone nya dan melihat jam saat ini, dengan cepat ia pun berlari ke arah persimpangan jalan yang ada di dekat sebuah toko klontong yang ada di dekat lampu merah. Di sana sudah ada Melisa teman nya yang seharus nya ia temui saat akan masuk memulai perkuliahan namun karena ia pernah bercerita akan menjalani interview di salah satu perusahaan yang satu arah dengan tempat Melisa Bekerja, maka dengan senang hati ia pun menawari Diana untuk pergi dengan nya ke tempat tersebut. Dengan di bantu oleh maps yang ada di handphone nya dan arah petujuk yang ia tanyakan kepada orang-orang sekitar Diana dan Melisa pun akhirnya menemukan tempat interview tersebut. Sangat di sayang kan tempat nya terletak cukup jauh dari stasiun kereta dan terminal busway, sehingga pasti nya akan memakan ongkos yang cukup untuk kendaraan menuju ke sana. Tempat nya ternyata terletak di sekitaran gedung Ruko yang Nampak nya cukup tua dan sedikit tidak terawat, Diana sama sekali belum pernah memiliki pengalaman untuk hal seperti ini dan hari ini adalah pertama kali nya di dalam hidup nya ia mengikuti interview kerja. Semula mereka berdua tidak bisa menemukan dimana tempat Interview berada, sampai akhir nya mereka pun melihat ada orang-orang yang berpakaian rapi dengan menggunakan pakaian kemeja putih dan bawahan hitam seperti layak nya orang melamar kerja, mereka berdua pun menghampiri tempat tersebut. Melisa pun memastikan bahwa tempat nya memang benar dan sama dengan yang tertera di website, setelah benar adanya ia pun meninggalkan Diana di sana dan segera pergi ke tempet kerja nya.
“ Nanti pulang bisa sendiri kan? Pake busway aja ada kok halte yang deket “ sahut Melisa sebelum pergi.
“ belum pernah naik Busway, terus juga gak tau arah turun nya dimana, coba nanti liat di maps jalan yang cepet ke stasiun “
“ yaudah gue tinggal ya, hati-hati “
“ Iya hati-hati juga kak, terima kasih ya .. “ sahut Diana sambil melihat Melisa pergi dengan motor nya.
Suasana pun semakin terasa berbeda bagi Diana saat ia memasuki ruang tunggu dan mengisi formulir, ia pun menoleh ke arah kanan dan kiri nya dimana yang lain Nampak sangat memperhatikan penampilan nya sangat jauh berbeda dengan Diana yang Nampak sudah terlihat kucel oleh matahari. Ia pun mengambil sebuah bedak dan lipstick yang ia bawa di tas nya dan segera mengaplikasi kan nya ke wajah nya sebelum ia di panggil oleh kepala HRD yang akan menginterview nya nanti. Ada sedikit rasa minder dalam diri nya saat melihat pelamar yang lain Nampak terlihat menarik dengan tinggi badan yang cukup lumayan, berbeda dengan nya yang memiliki badan kecil dan tidak terlalu mementingkan penampilan. Saat dirinya tengah membaca apa yang menyangkut tentang perusahaan yang akan ia lamar hari ini entah datang dari arah mana, salah satu dari pelamar tersebut duduk mendekati Diana dan mengajak nya untuk mengobrol tentang apa yang harus di ketahui saat melamar pekerjaan dan apa saja yang biasa nya di bahas saat interview. Mungkin dirinya melihat Diana tidak terlalu banyak bicara seperti para pelamar lain nya, dirinya juga mungkin melihat bahwa Diana sama sekali belum pernah memiliki pengalaman dalam interview kerja maka dari itu ia mendekati nya walau hanya sekedar mengajak nya mengobrol.
“ nanti kalau masuk dan di Tanya jangan gugup ya “ sahut orang tersebut.
“ iya kak, kakak udah interview? “ Tanya Diana
“ belum, kayak nya sih habis ini. nanti jangan lupa do’a dulu, jangan liat kemana-mana cukupliat ke arah HRD nya aja. Tapi kalau ada keterangan Good looking yaa…mau seburuk apapun jawaban nya asal kan good looking pasti maju “
Diana pun terdiam sejenak, ia pun tertengun mendengarkan kata-kata itu. Ternyata benar ada nya, zaman sekarang kegigihan dan kejujuran akan kalah saing dengan good looking dan berduit. Seperti terdengar cukup keras saat menjalan kan nya di sebuah kota besar nan Metropolitan dimana kemacetan sering terjadi setiap hari dan hal-hal yang aneh yang tidak biasa di temui bagi orang desa seperti Diana, namun di balik itu semua banyak orang perkotaan yang sangat menginginkan tinggal dan menetap di desa dan sebalik nya orang desa sangat ingin tinggal di daerah perkotaan, Karena saat ini kehidupan di dalam desa berubah menjadi sangat keras ketika kamu mendapat kan tempat yang salah.
Waktu pun semakin berjalan dan tiba giliran Diana masuk ke ruang interview bersama dengan seseorang yang terlihat cukup bagus di lihat, dan mungkin sangat memenuhi kriteria perusahaan. Suasana pun samakin berbeda dan atmosfer terasa sangat berbeda kala Diana tiba dan duduk di depan meja sang HRD yang akan menginterview diri nya itu.
“ baik, selamat siang silahkan perkenalkan nama kalian “ sahut HRD yang memulai percakapan.
“ selamat siang, nama saya Diana Juliani Putri dan saya saat ini tinggal di Jakarta selatan “ sahut Diana perkenalkan diri yang kemudian di lanjutkan oleh wanita yang ada di samping nya.
“ kalian coba cerita kan bagaimana background kalian dan apa pernah kalian mengikuti organisasi? Kalau iya silahkan sebutkan organisasi apa dan sebagai apa, coba di mulai dari kamu Diana “
“ Saya memiliki keluarga yang lengkap, disana ada Ibu, ayah dan kakak laki-laki saya. Ayah saya seorang karyawan swasta dan ibu saya adalah ibu rumah tangga sedang kan kakak saya dia mahasiswa. Saya suka kerja paruh waktu seperti jaga toko pakaian dan toko klontong, saat sekolah saya suka ikut di organisasi tapi bukan osis, organisasi tersebut adalah club seni dan saya adalah ketua untuk periode dua tahun kedepan saat itu. Saya baru lulus SMA bulan april 2019, terima kasih “ sahut Diana tanpa rasa gugup sedikit pun.
Sang HRD pun melanjutkan nya dengan mengajukan pertanyaan tentang beberapa hal mengenai perusahaan dan produk nya serta bagaimana cara mereka berdua memajukan perusahaan. Diana yang sebelum nya sudah membaca mengenai perusahaan tersebut pun dengan tanpa ragu menjawab bagimana prospek dan cara menawarkan barang terhadap orang lain dan bagaimana cara nya untuk membuat orang lain berminat untuk membeli produk tersebut, tapi seperti yang di bilang oleh orang yang mengajak Diana mengobrol tadi di ruang tunggu, jika perusahaan yang membutuh kan SPG tidak akan terlalu memperhatikan seberapa pintar calon karyawan itu menjawab tapi yang paling di perhatikan adalah bagaimana calon karyawan itu bepenampilan. Mungkin bagi Diana si anak desa yang baru tahu akan hal tersebut sangat lah aneh dan sangat asing, tapi bagi mereka yang sudah memiliki pengalaman dalam lamaran kerja tentu saja itu sangat wajar.
Diana pun keluar dengan ekspresi wajah yang terlihat lelah, ia sudah merasa jika diri nya tidak akan lolos dalam interview kali ini. ia pun keluar dari dalam tempat tersebut dan melihat jika orang yang tadi mengobrol dengan nya di ruang tunggu tengah menunggu diri nya. Ia menawar kan diri untuk mengantarkan Diana sampai ke stasiun dengan motor nya, walaupun ia juga kurang tahu dimana letak stasiun kereta terdekat berada tapi setidak nya jika menaiki motor mereka tidak akan kesulitan dalam mencari tujuan nya.“ nama kakak siapa kak ? aku Diana kak “ Tanya Diana sambil tersenyum ramah.“ Dini … kamu udah dapet rute nya belum? Coba cari stasiun terdekat “Diana pun langsung mencari rute stasiun terdekat dan memang ada beberapa yang muncul di layar dan langsung di klik oleh Diana, karena tidak mau berlama-lama lagi mereka pun akhir nya pergi dan menuju ke arah stasiun terdekat tapi sayang mereka malah berjalan menjauh dari rute.
Malam pun mulai semakin larut dengan keheningan malam yang sepi dan sunyi, hembusan angin yang memasuki kalbu membuat siapa pun dapat terlarut dalam lamuan nya. Sajak sajak puisi di tuliskan dan di untaikan di sebuah kertas diary, yang bersaksikan dinding dinding yang diam di depan wajah. Kertas demi kertas semakin terisi oleh sajak puisi dan diary yang dituliskan oleh Diana untuk seseorang yang masih ia cintai di masa lalu dan masih ada sampai saat ini jauh di lubuk hati nya yang sangat dalam, ya dialah Fahri kakak kelas nya saat SMP sekaligus cinta pertama bagi nya. Ingatan itu masih sangat jelas di dalam ingatan Diana, ketika awal iya bertemu dengan nya dan sekedar mengagumi yang kemudian terjebak dalam rasa suka dan akhir nya terluka sendirian. Tidak semua yang di nama kan cinta pertama akan berjalan dengan indah, mungkin tidak untuk Diana yang mendapat kan hal yang berbeda dan sangat sangat jauh lebih bermakna di dalam hidup nya, yaitu rasa nya di ca
Jam pun menunjuk kan pukul 16:40 sore, Diana pun segera bergegas menuju ke kelas nya. Hari ini ia ada kelas pada jam 5 sore, ya Diana memang mengambil perkuliahan pada sore hari agar waktu pagi dan siang nya bisa ia gunakan untuk mencari pekerjaan atau pun sekedar membereskan kamar nya dan mencuci pakaian nya. Saat sampai I kelas ia pun duduk di dekat jendela tepat di barisan ketiga dari kursi depan, ia rasa ia akan lebih nyaman jika berada cukup jauh dari meja dosen. Semenjak lulus SMA Diana merasa diri nya telah banyak mengalami perubahan. Ia biasa nya sangat aktif dengan club seni baik drama atau pun dance, namun saat lulus dan memasuki dunia perkuliahan ia menjadi tidak tertarik sama sekali dengan hal hal yang biasa nya sangat ia sukai atau bisa di bilang adalah salah satu hobby nya. Mungkin salah satu alasan nya ialah lebih baik mencari pekerjaan dari pada menghabis kan waktu dengan hal yang tidak akan membuat nya terlihat, jika ia lebih memilih mendedikasi kan wakt
Setelah menelepon keluarga nya yang berada di kampung, Diana pun kembali membereskan buku-buku nya. Ketika ia keluar dari kamar nya langit pun terlihat mulai mendung dan angin bertiup cukup kencang di luar pertada akan segera turun nya hujan, melihat hal itu Diana pun segera mengangkat jemuran pakaian nya dan menggantung kan nya di paku yang ada di belakang pintu kamar nya. Akhir-akhir ini di memang sudah mulai sering turun hujan di daerah Jakarta dan sekitar nya, biasa nya di pagi hari atau bahkan seharian hujan yang terkadang turun dengan lebat nya. Diana tidak akan keluar kamar setelah ini Karena ya di waktu hujan lah saat saat yang tepat untuk nya tidur, di saat saat hati nya merasa sangat lelah dan pikiran nya kacau menangis sampai tidur adalah pilihan yang sangat tepat untuk nya agar ketika ia membuka mata nya ia melupakan semua masalah nya. Ia pun merebahkan diri nya dan menutupi mata nya dengan tangan nya, sambil merebahkan diri nya ia pun meneteskan air mata nya sedikit dem
Angin berhembus dengan lembutnya menyapu tiap helai rambut Diana yang tengah berdiri di jembatan penyebrangan yang berada tidak jauh dari stasiun kereta. Hari ini ia sudah menjalani interview di salah satu restoran cepat saji yang berada tidak jauh dari stasiun kereta Pasar Minggu, dirinya akan menunggu selama satu minggu untuk mendapatkan kabar diterima atau tidaknya ia bekerja sebagai pramusaji di restoran tersebut. Diana pun menoleh ke arah sekitar nya, banyak orang-orang yang berlalu lalang di sekitar nya dengan wajah yang berseri-seri. “ sudah sejauh ini aku melangkah, aku tidak bisa kembali ke titik awal lagi “ sahut Diana pelan.Saat hanyut di dalam pikiran ya, Diana pun tiba-tiba mengingat Fahri. Sudah sangat lama ia tidak melihat nya dan hanya melihat melalui postingan yang fahri buat di media social nya. Diana pun membuka handphone nya dan membaca ulang pesan-pesan yang dulu Fahri kirim kan untuk Diana, jauh
Saat tengah bercanda tawa dengan Bella,Dinda, Nadia,dan Sarah tiba-tiba sebuah pesan masuk dari salah satu teman online Diana yang tinggal di salah satu daerah di Jakarta Selatan. Melihat notifikasi tersebut, Diana pun langsung bergegas untuk membuka handphone miliknya. Temannya memberitahukan jika dirinya akan mengunjungi nya dalam waktu dekat, sekedar ingin tahu langsung bagaimana keadan Diana dan dimana lokasi tempatnya menetap. Diana pun hanya membalas nya dengan mengetikkan kat “ iya” tanpa melanjutkan kalimat nya lagi dan langsung mengirimkn pen tersebut pada temannya.“ temen-temen, hari minggu nanti kalian pulang gak ke rumah kalian ? “Mendengarkan pertayaan dari Diana tersebut, mereka pun langsung menjawabnya dengan cepat terlebih Bella yang memang setiap minggu akan pulang dan kembali setelah perkuliahan masuk.“ aku biasa sih pulang ““ Kamu emang gak pulang lagi Diana ?”“ kayak nya
Pagi pun datang dan memberikan harapan baru pada semua orang untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, hari ini adalah hari yang baik untuk Diana karena dirinya mendapatkan sebuah Email dari restaurant yang saat itu mewawancarainya dan mengatakan bahwa dirinya lolos dan bisa bekerja di restaurant tersebut mulai hari ini. Raut wajah yang ceria pun muncul di wajah Diana yang tengah berdandan tipis sebelum pergi bekerja di hari pertamanya, ia pun memakai pakaian kemeja dan sepatu spokat dengan kaus kaki putih semata kaki. Ia pun keluar dari kamar nya dan menyapa penjaga kost an ynag tengah mengepel lantai dapur.“ pagi bu, kalau temen-temen aku ke kamar aku terus nanyain kenapa aku gak ada bilang ya bu aku nya masuk kerja ““ Alhamdulillah kalau udah kerja, kamu kerja di dimana Diana ? ““ di dekat sekitaran stasiun kok bu, waktu nya juga gak terlalu mepet sama jam kuliah kok. Aku berangkat ya bu, permisi … “&ldqu
waktu pun sudah menunjukkan pukul 03:30 sore, jam kerja Diana pun sudah habis, ia pun langsung bergegas merapikan dirinya dan mengambil tas nya, ia pun pamit kepada yang lain nya untuk pulang duluan karena dirinya ada jadwal perkuliahan nanti pukul 6 sore dan ia masih memilik waktu yang cukup untuk beristirahat dan mereview pelajaran yang akan ia pelajari di kampus nanti. Diana pun kembali berjalan sebentar ke arah terminal angkot dan menunggu angkot yang kebetulan melalui jalan arah ke kost an dirinya, sambil menunggu ia pun mendengar kan musik di hanphone nya dan memutar lagu-lagu yang sekiranya mengandung hal yang dapat membuat lelahnya sedikit terobati. Diana bahkan mencoba untuk menahan rasa kantuk nya dengan melakukan hal yang tidak penting seperti memainkan kukunya dan membaca buku novel yang ia bawa di tas nya, ia sengaja membawanya untuk sekedar menemaninya dan membuat nya terlihat sibuk jika saat bekerja dirinya merasa kesepian.saat nanti