Malam pun mulai semakin larut dengan keheningan malam yang sepi dan sunyi, hembusan angin yang memasuki kalbu membuat siapa pun dapat terlarut dalam lamuan nya. Sajak sajak puisi di tuliskan dan di untaikan di sebuah kertas diary, yang bersaksikan dinding dinding yang diam di depan wajah. Kertas demi kertas semakin terisi oleh sajak puisi dan diary yang dituliskan oleh Diana untuk seseorang yang masih ia cintai di masa lalu dan masih ada sampai saat ini jauh di lubuk hati nya yang sangat dalam, ya dialah Fahri kakak kelas nya saat SMP sekaligus cinta pertama bagi nya. Ingatan itu masih sangat jelas di dalam ingatan Diana, ketika awal iya bertemu dengan nya dan sekedar mengagumi yang kemudian terjebak dalam rasa suka dan akhir nya terluka sendirian. Tidak semua yang di nama kan cinta pertama akan berjalan dengan indah, mungkin tidak untuk Diana yang mendapat kan hal yang berbeda dan sangat sangat jauh lebih bermakna di dalam hidup nya, yaitu rasa nya di campak kan dan terjebak di dalam rasa suka dalam satu sisi. Mungkin saat itu Fahri yang terlalu membuka pintu kepada Diana dan menjanji kan hal indah pada Diana, dan Diana terlalu berharap akan hal tersebut sampai akhir nya ia di jatuh kan setelah di buat terbang setinggi mungkin oleh Fahri. Kebanyakan kata-kata dan puisi yang di tulis oleh Diana adalah kata-kata yang belum sempat ia kata kan pada Fahri sebelum nya, ia bertemu terakhir kali bertemu dengan nya pada Mei 2017 dan setelah itu tidak pernah saling bertemu atau pun saling bertukar kabar.
Sesekali ada yang menanyakan kenapa Diana tak mau berpacaran, Diana selalu tersenyum saat mendengar kan hal tersebut, bukan nya ia tidak ingin suatu hubungan melainkan orang yang datang selalu saja salah. Dan kali ini, ia harus mengesamping kan masalah pribadi nya demi mengadu nasib pada sang ibu kota yang kokoh dengan ketegasan yang ada di wajah nya tersebut. Saat mulai memasuki masa perkuliahan pun berjalan cukup baik, karena sebelum nya mereka sudah mencoba saling mengenal via chatting grup kelas khusus jadi saat bertemu mereka setidak nya tidak terlalu meraa sangat canggung satu sama lain. Semula berjalan dengan apa yang semesti nya, Diana mendapat kan teman baru dan pengalaman baru di sini yang tidak bisa ia dapat kan jika diri nya hanya memilih tetap diam pada zona nyaman nya itu.
Kebanyakan teman satu kelas nya merupakan seorang karyawan kantor yang memiliki jam pulang pada sore hari, jadi setelah mereka menyelesai kan pekerjaan mereka di kantor mereka langsung menuju ke universitas untuk segera belajar, sungguh mereka adalah para strong woman dan super girl sejati yang tak hanya menuntut ilmu tetapi juga menjadi tulang punggung bagi keluarga nya. Mungkin jika Diana sudah mendapat kan pekerjaan diri nya pun pasti akan merasakan hal yang sama dengan teman-teman nya yang lain, sangat di sayang kan kelemahan Diana satu-satu nya adalah mudah untuk merebahkan badan nya di tempat tidur. Saat Diana tengah asik mengscroll pesan lama nya dengan Fahri tiba-tiba ada sebuah notif dari Fahri, dengan ragu ia pun memencet layar tersebut dan menampil kan foto Fahri yang tengah berfoto berdua dengan sang pacar. Seperti nya itu adalah pacar baru nya Fahri karena sebelum nya ia tidak pernah melihat foto gadis yang berpose bersama Fahri kini, ia pun diam sejenak dan menutup layar handphone nya seketika. Hal yang tidak bisa ia lakukan sejal dulu adalah tidak bisa merasa biasa saja ketika melihat Fahri bersama dengan pacar pacar nya, jika ia bilang tidak tapi akhir nya malah terus terpikirkan sampai larut malam dan akhir nya overthinking pada tengah malam. Sebenarnya banyak hal yang bisa ia lakukan dengan lebih, mungkin dengan ia mempersibuk diri sendiri ia akan lupa dengan apa masalah nya dan akan fokus pada satu hal yang tengah di kerjakaan.
Dengan cepat ia pun menoleh ke arah jam yang ada di handpone nya, ia membuka kembali handphone nya dan mengambil kertas polio yang ada di dalam tas nya. Ia akan membuat surat lamaran kerja yang mungkin akan ia gunakan saat ada panggilan interview lagi. Ia pun langsung memasuk kan nya kedalam map coklat dengan beberapa foto copy berkas yang dibutuh kan dan sudah ia siap kan saat sebelum berangkat ke Jakarta. Ini adalah hal yang sangat jauh dari ekpetasi Diana, saat SMA ia memimpikan akan menjalani kehidupan SMA nya dengan sangat baik dan selayak nya anak SMA biasa nya yang penuh dengan warna warna remaja, tapi nyata nya ia malah mewarnai masa SMA nya dengan warna Abu-abu, hampa dan tanpa warna dan kenangan yang sangat beerkesan. Kini, ia memimpikan masa perkuliahan yang sama dengan anak perkuliahan lain nya tapi ia masih belum bisa menemukan warna di dalam masa nya kini.
“ hmm… hujan kah ? “ sahut Diana kala mendegar suara gemuruh di luar.
Ia pun keluar dan melihat keadaan sekitar yang ternyata benar itu adalah hujan, senyuman pun terlukis di wajah Diana, bagi Diana saat-saat hujan adalah saat saat dimana otak merasa kan ketenangan di dalam suara nya yang sangat menenangkan. Seperti membawa ketenangan tersendiri di dalam nya, saat seperti ini seperti waktu yang sangat produktif untuk belajar maupun melakukan pekerjaan lain nya.
“ liburan ke jogja sama temen kayak nya enak deh. Huhhh… kapan ya bisa ke sana planning terus “ gerutu Diana sambil memain kan pulpen yang ada di tangan nya.
Diana pun tiba-tiba terdiam dan terenguh, ia pun menegak kan badan nya dan ekspresi nya pun seketika berubah, ya.. ia seketika mengingat keluarga nya di kampung dan memikirkan bagaimana keadaan mereka saat ini. seketika air mata nya pun menetes kala ia mengingat wajah ibu nya yang selalu memarahi nya untuk belajar menjadi anak yang mandiri, bahkan air mata nya pun semakin pecah saat dirinya mengingat sang ayah. Bagaimana wajah sang ayah yang setiap hari selalu letih dan kurang tidur karena bekerja keras demi pendidikan anak-anak nya dan menafkahi keluarga nya. Bagaimana bisa ia berleha-leha sedang kan mereka menunggu kabar apakah diri nya sudah bekerja dan baik-baik saja di sana, walau bagaimana pun diri nya sudah sampai sejauh ini. ia sudah keluar dari lingkungan yang salah dan kini ia harus berusaha membayar semua nya dengan prinsip dan tujuan nya saat datang ke tempat ini, ia ingin menelpon keluarga nya saat ini juga tapi sekarang sudah lewat dari tengah malam dan semua nya pasti sudah tidur.
Jam pun menunjuk kan pukul 16:40 sore, Diana pun segera bergegas menuju ke kelas nya. Hari ini ia ada kelas pada jam 5 sore, ya Diana memang mengambil perkuliahan pada sore hari agar waktu pagi dan siang nya bisa ia gunakan untuk mencari pekerjaan atau pun sekedar membereskan kamar nya dan mencuci pakaian nya. Saat sampai I kelas ia pun duduk di dekat jendela tepat di barisan ketiga dari kursi depan, ia rasa ia akan lebih nyaman jika berada cukup jauh dari meja dosen. Semenjak lulus SMA Diana merasa diri nya telah banyak mengalami perubahan. Ia biasa nya sangat aktif dengan club seni baik drama atau pun dance, namun saat lulus dan memasuki dunia perkuliahan ia menjadi tidak tertarik sama sekali dengan hal hal yang biasa nya sangat ia sukai atau bisa di bilang adalah salah satu hobby nya. Mungkin salah satu alasan nya ialah lebih baik mencari pekerjaan dari pada menghabis kan waktu dengan hal yang tidak akan membuat nya terlihat, jika ia lebih memilih mendedikasi kan wakt
Setelah menelepon keluarga nya yang berada di kampung, Diana pun kembali membereskan buku-buku nya. Ketika ia keluar dari kamar nya langit pun terlihat mulai mendung dan angin bertiup cukup kencang di luar pertada akan segera turun nya hujan, melihat hal itu Diana pun segera mengangkat jemuran pakaian nya dan menggantung kan nya di paku yang ada di belakang pintu kamar nya. Akhir-akhir ini di memang sudah mulai sering turun hujan di daerah Jakarta dan sekitar nya, biasa nya di pagi hari atau bahkan seharian hujan yang terkadang turun dengan lebat nya. Diana tidak akan keluar kamar setelah ini Karena ya di waktu hujan lah saat saat yang tepat untuk nya tidur, di saat saat hati nya merasa sangat lelah dan pikiran nya kacau menangis sampai tidur adalah pilihan yang sangat tepat untuk nya agar ketika ia membuka mata nya ia melupakan semua masalah nya. Ia pun merebahkan diri nya dan menutupi mata nya dengan tangan nya, sambil merebahkan diri nya ia pun meneteskan air mata nya sedikit dem
Angin berhembus dengan lembutnya menyapu tiap helai rambut Diana yang tengah berdiri di jembatan penyebrangan yang berada tidak jauh dari stasiun kereta. Hari ini ia sudah menjalani interview di salah satu restoran cepat saji yang berada tidak jauh dari stasiun kereta Pasar Minggu, dirinya akan menunggu selama satu minggu untuk mendapatkan kabar diterima atau tidaknya ia bekerja sebagai pramusaji di restoran tersebut. Diana pun menoleh ke arah sekitar nya, banyak orang-orang yang berlalu lalang di sekitar nya dengan wajah yang berseri-seri. “ sudah sejauh ini aku melangkah, aku tidak bisa kembali ke titik awal lagi “ sahut Diana pelan.Saat hanyut di dalam pikiran ya, Diana pun tiba-tiba mengingat Fahri. Sudah sangat lama ia tidak melihat nya dan hanya melihat melalui postingan yang fahri buat di media social nya. Diana pun membuka handphone nya dan membaca ulang pesan-pesan yang dulu Fahri kirim kan untuk Diana, jauh
Saat tengah bercanda tawa dengan Bella,Dinda, Nadia,dan Sarah tiba-tiba sebuah pesan masuk dari salah satu teman online Diana yang tinggal di salah satu daerah di Jakarta Selatan. Melihat notifikasi tersebut, Diana pun langsung bergegas untuk membuka handphone miliknya. Temannya memberitahukan jika dirinya akan mengunjungi nya dalam waktu dekat, sekedar ingin tahu langsung bagaimana keadan Diana dan dimana lokasi tempatnya menetap. Diana pun hanya membalas nya dengan mengetikkan kat “ iya” tanpa melanjutkan kalimat nya lagi dan langsung mengirimkn pen tersebut pada temannya.“ temen-temen, hari minggu nanti kalian pulang gak ke rumah kalian ? “Mendengarkan pertayaan dari Diana tersebut, mereka pun langsung menjawabnya dengan cepat terlebih Bella yang memang setiap minggu akan pulang dan kembali setelah perkuliahan masuk.“ aku biasa sih pulang ““ Kamu emang gak pulang lagi Diana ?”“ kayak nya
Pagi pun datang dan memberikan harapan baru pada semua orang untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, hari ini adalah hari yang baik untuk Diana karena dirinya mendapatkan sebuah Email dari restaurant yang saat itu mewawancarainya dan mengatakan bahwa dirinya lolos dan bisa bekerja di restaurant tersebut mulai hari ini. Raut wajah yang ceria pun muncul di wajah Diana yang tengah berdandan tipis sebelum pergi bekerja di hari pertamanya, ia pun memakai pakaian kemeja dan sepatu spokat dengan kaus kaki putih semata kaki. Ia pun keluar dari kamar nya dan menyapa penjaga kost an ynag tengah mengepel lantai dapur.“ pagi bu, kalau temen-temen aku ke kamar aku terus nanyain kenapa aku gak ada bilang ya bu aku nya masuk kerja ““ Alhamdulillah kalau udah kerja, kamu kerja di dimana Diana ? ““ di dekat sekitaran stasiun kok bu, waktu nya juga gak terlalu mepet sama jam kuliah kok. Aku berangkat ya bu, permisi … “&ldqu
waktu pun sudah menunjukkan pukul 03:30 sore, jam kerja Diana pun sudah habis, ia pun langsung bergegas merapikan dirinya dan mengambil tas nya, ia pun pamit kepada yang lain nya untuk pulang duluan karena dirinya ada jadwal perkuliahan nanti pukul 6 sore dan ia masih memilik waktu yang cukup untuk beristirahat dan mereview pelajaran yang akan ia pelajari di kampus nanti. Diana pun kembali berjalan sebentar ke arah terminal angkot dan menunggu angkot yang kebetulan melalui jalan arah ke kost an dirinya, sambil menunggu ia pun mendengar kan musik di hanphone nya dan memutar lagu-lagu yang sekiranya mengandung hal yang dapat membuat lelahnya sedikit terobati. Diana bahkan mencoba untuk menahan rasa kantuk nya dengan melakukan hal yang tidak penting seperti memainkan kukunya dan membaca buku novel yang ia bawa di tas nya, ia sengaja membawanya untuk sekedar menemaninya dan membuat nya terlihat sibuk jika saat bekerja dirinya merasa kesepian.saat nanti
Diana POVmalam perlahan semakin larut dan saat itu tengah turun hujan, aku dan teman-temanku lain nya terhenti di depan lobi kampus menunggu hujan reda. padahal ini sudah pukul 10 malam, dan hujan mulai turun pada pukul 6 sore tapi hujan masih saja tidak reda dan malah terus turun dengan lebat nya dengan di iringi angin yang cukup kencang yang membuat suasana menjadi terasa sangat dingin menusuk ke tulang. aku belum mengirim kan pesan kepada kakak ku tentang kabar baik mengenai diriku, biasa nya kakak ku akan tidur larut malam karena bermain game atau pun sekedar mempelajari pelajaran untuk tugas jurnal nya nanti. yang aku rasakan saat ini hanya lapar dan kedinginan, padahal aku menggunakan hoodie tambahan yang menutupi kos putih ku yang berlengan pendek tapi angin nya terlalu dingin sampai membuatku ingin tidur.aku melihat ke arah sekeliling ku yang lain sudah siap menerobos hujan karena lokasi rumah nya memang cukup jauh, dan jika me
mengapa saat aku terus berlari dari kenyataan semua nya malah terus terlihat semakin jelas dan menampar diriku agar terbangun dan menerima semua nya, dan aku sudah bangun dari semua nya, dari tidur ku yang sudah terlalu panjang dan melelahkan. perlahan aku mulai menjalani hari-hari ku dengan penuh semangat dan warna yang sudah lama aku cari, mungkin semua ini karena uang hahaha. Karena mendapatkan pekerjaan aku malah merasa jika ini adalah kebahagiaan diriku dan karena uang aku menjadi lebih giat dalam bekerja dan menjalani hari ku, apa selama ini overthinking adalah karena aku tidak punya uang?. Di pagi hari kendaraan sudah terlihat sangat ramai berlalu lalang di jalan, semua orang yang bekerja di kantor sudah datang dengan sangat pagi nya dan terlihat sangat disiplin oleh waktu mereka, begitu juga aku yang sengaja datang pagi agar tidak terlambat karena biasa nya aku akan tidur sejenak setelah aku sudah rapih. Dulu saat aku masih SMA aku sering melakukan hal itu, aku