Diana POV
malam perlahan semakin larut dan saat itu tengah turun hujan, aku dan teman-temanku lain nya terhenti di depan lobi kampus menunggu hujan reda. padahal ini sudah pukul 10 malam, dan hujan mulai turun pada pukul 6 sore tapi hujan masih saja tidak reda dan malah terus turun dengan lebat nya dengan di iringi angin yang cukup kencang yang membuat suasana menjadi terasa sangat dingin menusuk ke tulang. aku belum mengirim kan pesan kepada kakak ku tentang kabar baik mengenai diriku, biasa nya kakak ku akan tidur larut malam karena bermain game atau pun sekedar mempelajari pelajaran untuk tugas jurnal nya nanti. yang aku rasakan saat ini hanya lapar dan kedinginan, padahal aku menggunakan hoodie tambahan yang menutupi kos putih ku yang berlengan pendek tapi angin nya terlalu dingin sampai membuatku ingin tidur.
aku melihat ke arah sekeliling ku yang lain sudah siap menerobos hujan karena lokasi rumah nya memang cukup jauh, dan jika me
mengapa saat aku terus berlari dari kenyataan semua nya malah terus terlihat semakin jelas dan menampar diriku agar terbangun dan menerima semua nya, dan aku sudah bangun dari semua nya, dari tidur ku yang sudah terlalu panjang dan melelahkan. perlahan aku mulai menjalani hari-hari ku dengan penuh semangat dan warna yang sudah lama aku cari, mungkin semua ini karena uang hahaha. Karena mendapatkan pekerjaan aku malah merasa jika ini adalah kebahagiaan diriku dan karena uang aku menjadi lebih giat dalam bekerja dan menjalani hari ku, apa selama ini overthinking adalah karena aku tidak punya uang?. Di pagi hari kendaraan sudah terlihat sangat ramai berlalu lalang di jalan, semua orang yang bekerja di kantor sudah datang dengan sangat pagi nya dan terlihat sangat disiplin oleh waktu mereka, begitu juga aku yang sengaja datang pagi agar tidak terlambat karena biasa nya aku akan tidur sejenak setelah aku sudah rapih. Dulu saat aku masih SMA aku sering melakukan hal itu, aku
Aku melihat semakin siang pelanggan mulai semakin banyak yang berdatangan. Semua orang nampak sangat sibuk dengan tugas nya masing-masing, karena terlalu banyak berdiri akhirnya membuat bahu ku terasa remuk dan tulang belakang ku terasa sakit dan hal itu yang langsung membuat mood ku menjadi buruk. Walaupun demikian, aku harus tetap berusaha terlihat ramah di depan para pelanggan restaurant dan berusaha melayani mereka dengan baik. Lagi pula hari ini cuaca nya benar-benar cukup panas dan tidak seperti biasanya, keadaan seperti ini adalah keadaan yang langsung membuat insting ku berkata " jika saat seperti ini akan lebih enak jika minum air dingin ataupun es campur ".Mungkin hari ini aku terlihat sedikit pendiam dan tidak banyak bicara dan ceria seperti kemarin, entah karena terbawa dengan suasana hati yang tidak sedang baik, atau mungkin karena nada bicara Radit ya
Tidak terasa waktu pun semakin berjalan, dan waktu jam kerja ku pun sudah habis, dengan cepat aku membuka lemari brankas khusus tas karyawan dan mengambil tas ku. Aku pun berjalan dengan langkah yang cepat dan mencari mbak Arni untuk sekedar berpamitan pada nya, aku mendapati mbak Arni tengah membantu Mas Dimas tengah mencuci piring. Aku pun terdiam sejenak melihat nya, aku sudah siap untuk pulang dan beristirahat sejenak karena perkuliahan akan di mulai dengan cepat hari ini, tapi mana mungkin aku tega membiarkan mbak Arni dan Mas Dimas mencuci piring yang begitu banyak." Mbak Arni, Mas Dimas.. aku bantu ya "" kamu kan udah mau pulang Din, nanti kamu capek kan kamu kuliah "Mendengar Mas Dimas menolak diri ku untuk membantu nya membuat ku hanya tersenyum kecil dan dengan cepat menaruh tas ku di atas meja dapur, aku pun berjalan ke arah mereka berdua dan langsung mengambil cucian piring yang lain. Lagi pula tempat kost ku pun
Burung-burung nampak berterbangan menyambut pagi hari yang cerah, seperti biasa aku menyiapkan diri ku untuk pergi bekerja di pagi hari yang sejuk ini. walau pun hari ini adalah hari libur dan aku tidak masuk perkuliahan tapi nyata nya diri ku masih harus masuk bekerja. ku lihat dan memandangi diri ku di cermin seraya menatap rambut ku yang sangat panjang dengan poni yang hampir menutupi mataku, mungkin jika aku memotong rambut ku pendek aku akan merasa semua nya rileks dan memberikan kesan yang berbeda untuk diriku, apalagi orang-orang bilang jika memotong rambut akan dapat membuang kesialan.aku pun melirik ke arah jam yang ada di atas meja ku, masih ada waktu untuk ku memotong rambut. Dengan cepat aku mengambil sebuah kain dan mengikat kan nya pada leher ku, aku pun mencoba mengukur rambut yang akan aku potong dengan sebuah ikat rambut yang sudah lama tidak aku pakai.Skretttt...Rambut ku pun terpotong dengan cepat nya,
suasana di dalam restaurant pun mulai terlihat ramai dengan para pelanggan yang mulai berdatang, karena hari ini adalah hari libur maka aku pun akan bekerja dengan santai tanpa takut terlambat kemana-mana lagi, hari ini banyak pelanggan yang menikmati waktu weekend mereka dengan makan bersama orang-orang tersayang ataupun menikmati waktu sendirian dengan mengerjakan sesuatu di restaurant. Hari ini pun terlihat lebih banyak orang-orang yang datang di banding kan dengan hari-hari yang biasa, aku pun hanya berdiri di depan pintu dapur dan tersenyum sejenak karena pada akhir nya aku bisa melakukan pekerjaan ku dengan mudah tanpa ada nya masalah sedikit pun.ckrekkk...aku pun mendengar suara bidikan kamera, dengan cepat aku pun menoleh ke segera arah dan mendapati Radit yang tengah memainkan handphone nya di meja kasir, aku tidak mau berburuk sangka pada Radit, mungkin saja ia tengah memuat laporan kenaikan pelanggan yang datang pada hari in
" Din, kamu marah ya ?"kalimat yang mbak Arni katakan pertama kali nya pada diri ku, aku pun hanya terdiam dan menggelengkan kepala ku tapi aku pun tidak terlalu banyak mengatakan sesuatu pada mbak Arni karena kau tidak ingin mbak Arni kena imbas oleh diri ku yang tengah bad mood ini. saat aku ingin mengatakan sesuatu pada mbak Arni tiba-tiba waktu jam istirahat pun berakhir dan dengan cepat mbak Arni berlari menuju pintu untuk membuka kembali restaurant, Radit yang masih berada di tempat duduk nya itu pun langsung menunduk kan kepala nya saat aku melirik ke arah nya dengan ekspresi wajah yang datar.Aku pun langsung mengelap piring-piring yang masih basah tersebut dan menyusun nya di atas meja, setelah melaku kan nya aku pun bergegas ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi aku pun hanya terdiam dan mencoba untuk memperbaiki mood ku, sejujur nya aku sangat tidak enak hati terhadap mbak Arni yang baik pada ku itu, hanya karena aku sedang dalam keadaan
Aku pun berjalan menuju pintu, dan aku pun mendapati Radit menyusul dan ikut berjalan di belakang ku, karena kau pikir ia tengah buru-buru maka aku pun langsung menyingkir danmemberi nya jalan untuk lewat, tapi ia malah berhenti dan mengajak aku berbicara." Aku anterin pulang ya "" kenapa? gak usah, lagian aku gak langsung pulang kok "" emang mau kemana?"" ke toko buku kwitang "" yaudah aku ikut ya." Aku pun terdiam dan tidak bisa menjawab permintaan dari Radit itu, aku ingin bersikap jutek pada nya tapi dia sudah sangat baik meminjam kan aku sebuah Hoodie milik nya, dan sekarang ia menawarkan diri untuk pergi bersama ke toko buku dengan meninggalkan motor nya di are Parkiran dan menitipkan nya pada mbak Arni yang memang berjaga di restaurant sampai malam nanti. aku pun menoleh ke arah mbak Arni yang menahan senyuman nya setelah Radit mengatakan jika diri nya akan menemani aku pergi, walau pun sebenar nya aku tidak ingin di teman
Suasana hati ku pun langsung berubah sangat drastis, aku yang sejak siang tadi sudah sangat bersemangat untuk pergi ke toko buku kwitang untuk self healing diriku malah nyata nya membuat diri ku semakin terjatuh pada titik terendah ku. aku menjadi tidak bersemangat saat memilih buku-buku novel dan sajak puisi yang ada di list handphone ku, dan akhir nya aku hanya membeli beberapa buku novel saja dan langsung meminta Radit untuk segera kembali pulang ke Jakarta selatan.Radit memandangi raut wajah ku yang seperti nya sejak pertemuan ku dengan kak Fahri tadi mulai berubah, memang yang aku rasakan pada diri ku pun hanya lah sebuah ke kosongan dan aku sangat ingin menangis." kita jalan-jalan sebentar yuk."" Aku mau pulang aja, kayak nya aku udah lelah "" Sebentar aja kok Din, kamu juga pasti kalau udah sampai di tempat tujuan pasti akan suka banget."Radit memaksa ku dan menarik tangan ku dengan cepat, kami memulai petualangan kami lagi dengan