" Din, kamu marah ya ?"
kalimat yang mbak Arni katakan pertama kali nya pada diri ku, aku pun hanya terdiam dan menggelengkan kepala ku tapi aku pun tidak terlalu banyak mengatakan sesuatu pada mbak Arni karena kau tidak ingin mbak Arni kena imbas oleh diri ku yang tengah bad mood ini. saat aku ingin mengatakan sesuatu pada mbak Arni tiba-tiba waktu jam istirahat pun berakhir dan dengan cepat mbak Arni berlari menuju pintu untuk membuka kembali restaurant, Radit yang masih berada di tempat duduk nya itu pun langsung menunduk kan kepala nya saat aku melirik ke arah nya dengan ekspresi wajah yang datar.
Aku pun langsung mengelap piring-piring yang masih basah tersebut dan menyusun nya di atas meja, setelah melaku kan nya aku pun bergegas ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi aku pun hanya terdiam dan mencoba untuk memperbaiki mood ku, sejujur nya aku sangat tidak enak hati terhadap mbak Arni yang baik pada ku itu, hanya karena aku sedang dalam keadaan
Aku pun berjalan menuju pintu, dan aku pun mendapati Radit menyusul dan ikut berjalan di belakang ku, karena kau pikir ia tengah buru-buru maka aku pun langsung menyingkir danmemberi nya jalan untuk lewat, tapi ia malah berhenti dan mengajak aku berbicara." Aku anterin pulang ya "" kenapa? gak usah, lagian aku gak langsung pulang kok "" emang mau kemana?"" ke toko buku kwitang "" yaudah aku ikut ya." Aku pun terdiam dan tidak bisa menjawab permintaan dari Radit itu, aku ingin bersikap jutek pada nya tapi dia sudah sangat baik meminjam kan aku sebuah Hoodie milik nya, dan sekarang ia menawarkan diri untuk pergi bersama ke toko buku dengan meninggalkan motor nya di are Parkiran dan menitipkan nya pada mbak Arni yang memang berjaga di restaurant sampai malam nanti. aku pun menoleh ke arah mbak Arni yang menahan senyuman nya setelah Radit mengatakan jika diri nya akan menemani aku pergi, walau pun sebenar nya aku tidak ingin di teman
Suasana hati ku pun langsung berubah sangat drastis, aku yang sejak siang tadi sudah sangat bersemangat untuk pergi ke toko buku kwitang untuk self healing diriku malah nyata nya membuat diri ku semakin terjatuh pada titik terendah ku. aku menjadi tidak bersemangat saat memilih buku-buku novel dan sajak puisi yang ada di list handphone ku, dan akhir nya aku hanya membeli beberapa buku novel saja dan langsung meminta Radit untuk segera kembali pulang ke Jakarta selatan.Radit memandangi raut wajah ku yang seperti nya sejak pertemuan ku dengan kak Fahri tadi mulai berubah, memang yang aku rasakan pada diri ku pun hanya lah sebuah ke kosongan dan aku sangat ingin menangis." kita jalan-jalan sebentar yuk."" Aku mau pulang aja, kayak nya aku udah lelah "" Sebentar aja kok Din, kamu juga pasti kalau udah sampai di tempat tujuan pasti akan suka banget."Radit memaksa ku dan menarik tangan ku dengan cepat, kami memulai petualangan kami lagi dengan
Aku pun perlahan membuka mata ku, yang aku rasa kan pertama kali adalah rasa sakit pada kepala ku yang sangat amat kuat. Aku mulai melihat ke arah sekeliling ku dan seperti nya diriku sangat asing pada tempat ini, aku pun menduduk kan badan ku dan mencoba berbaur dengan sekitar, sampai akhir nya pandangan ku pun terhenti pada seseorang. " Astaga!" aku pun terkejut dengan apa yang aku lihat di depan ku, mengapa Radit hanya memakai handuk dan menutupi bagian bawah nya saja." Tenang aja, aku gak apa-apain kamu kok " sahut radit yang tengah mengering kan rambut nya dengan handuk kecil.Dengan sangat cepat aku pun meraba-raba tubuh ku dan memeriksa nya apakah semua nya masih aman atau Radit sudah berbuat kotor pada ku, " syukurlah .... " semua nya masih aman, tapi kenapa Radit begitu konyol nya malah berjalan menghampiri diriku dengan keadaan seperti itu." tadi kamu pas nangis kayak nya kelelahan dan langsung ketiduran, aku mau nanya alamat kost an kamu
Hari ini aku dan Radit pergi bersama ke restaurant, kami berdua pergi dari apartemen pada pagi-pagi buta karena aku harus kembali ke kost an ku terlebih dahulu untuk mengganti pakaian ku. Radit menunggu ku di depan gerbang kost dan aku pun masuk dengan perlahan ke dalam kost an karena takut membuat yang lain bangun, dengan cepat aku berlari kecil menuju kamar ku dan seperti biasa nya para kucing lah yang akan menyambut ku dengan ramah. Sejenak aku membaringkan tubuh ku di tempat tidur dan memejam kan mata ku sebentar, dengan menghela nafas berat, aku pun mencoba untuk kembali bangkit dari tempat ku dan membuka lemari untuk berganti pakaian, aku melihat ke arah keranjang pakaian kotor ku yang sudah mulai terisi penuh tengah menyapa ku untuk segera di eksekusi.Karena tidak ada baju yang formal lagi, akhir nya aku pun mengambil sebuah kemeja berwarna hitam dengan celana jeans yang berwarna hitam juga, kembali aku merapikan riasan wajah ku yang tipis agar terlihat natural,
Hari ini benar-benar adalah hari yang terasa sangat melelah kan untuk ku, saat jam istirahat tadi aku mendapati sebuah pesan dari kak Fahri yang langsung membuat suasana hati ku mulai terasa berbeda. Aku merasa kan jika aku tengah kembali sampai pada titik terendah ku, dan satu-satu nya kelemahan ku adalah masa lalu dan semua kenangan yang pernah terjadi sana. saat sampai ke kost seharus nya aku sudah tertidur dengan nyeyak di tempat tidur ku, dan bermimpi dengan indah nya, tapi yang terjadi saat ini adalah terdiam nya diri ku di ruangan ini. MUngkin kah masa lalu yang aku jalani adalah sebuah kesalahan diri ku, seharus nya jika saat itu aku tahu jika kak Fahri tidak membalas perasaan ku, harus nya aku mundur dan menjauh dari nya bukan nya malah mendekat di saat ia hanya ingin bermain-main.Aku memang tidak bisa membaca atau pun menebak bagaimana isi hati dari seorang Fahri yang yang menjadi peran utama dalam masa lalu ku yang kurang baik ini, sifat yang s
Hari demi hari terus berjalan, tugas kuliah ku pun semakin menumpuk dan membuat aku kembali sulit untuk tidur cepat. Sikap Radit pada ku pun perlahan berubah menjadi lebih baik, entah ini berkaitan dengan gaya rambut yang aku pilih waktu itu atau bukan tapi aku rasa itu lebih baik dari pada saling sindir saat berbicara di dalam satu ruang lingkup. Ia sering membelikan ku sebuah buku satra dan novel dan sesekali mengirimkan makanan untuk ku saat malam, membuat aku sedikit merasa lega karena ada yang masih perhatian terhadap diri ku.Sejak aku bekerja, aku menjadi tidak memiliki waktu untuk berkumpul dengan teman-teman kost ku lagi, bahkan di saat waktu libur ku pun aku malah di sibuk kan dengan tugas kuliah, mencuci pakaian, dan menyetrika pakaian. Mungkin itu adalah alasan mengapa teman-teman ku perlahan terasa jauh dari ku, yang bisa aku lakukan saat ini adalah menyibuk kan diri ku sendiri agar aku tidak merasa kan kesepian di dalam hati ku lagi. Aku bisa menjadi diri ku yan
Radit mengajak ku untuk berjalan-jalan di sekitaran taman yang ada di Monumen nasional atau yang lebih di kenal sebagai Monas, mungkin adalah ini pertama kali nya aku pergi di saat matahari sudah tenggelam oleh malam yang kini di penuhi bintang-bintang yang menghiasi langi yang gelap. Aku sangat dengan hanya menikmati angin malam di luar, entah kenapa membuat pikiran ku sedikit lebih rileks dari sebelum nya, walau pun aku sempat mengingat hal ynag terjadi sore tadi tapi sekarang aku tidak mau mengambil pusing." Suasana nya Ramai ya--" bisik ku pada Radit." Ya nama nya juga tempat wisata, kalau mau sepi ya di hutan."" hutan rame juga sih.."" Jangan ngomong hal yang gak berbobot deh Din."" Ya kan nama nya juga nanya, kalau gak mau jawab juga kan bisa tinggal bilang aja."Radit yang berjalan di depan ku itu pun langsung menghenti kan langkah nya, yang membuat diriku menabrak diri nya." kamu itu orang nya emang suka ngaj
" Din, kamu baik-baik aja? "" Aku baik-baik aja, lebih baik gak usah bahas masalah aku ya."" emmm..ok "Aku pun tersenyum di depan Radit, menyembunyikan rasa tidak nyaman akan pertanyaan yang tadi di lontar kan oleh diri nya tadi, tapi aku tidak mau terbawa suasana karena Radit tidak tahu apa-apa tentang masalah ku di masa lalu. Aku dan Radit pun akhir nya melanjutkan langkah kami berdua dan kembali menikmati angin malam, di saat seperti ini entah kenapa aku merasa mulai lapar,seharus nya sebelum pergi aku makan terlebih dahulu kalau pun aku makan bakso sekarang pasti nya tetap akan merasa kan lapar lagi beberapa menit kemudian.Jika seperti ini rasa nya aku ingin selalu berjalan-jalan di malam hari untuk menyegar kan pikiran ku, tapi apa daya aku ada perkuliahan pada malam hari dan itu juga mungkin bisa di katakan sebagai jalan-jalan walaupun hanya melihat pemandangan berbagai macam kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. semua usaha pasti nya aka