Tidak terasa waktu pun semakin berjalan, dan waktu jam kerja ku pun sudah habis, dengan cepat aku membuka lemari brankas khusus tas karyawan dan mengambil tas ku. Aku pun berjalan dengan langkah yang cepat dan mencari mbak Arni untuk sekedar berpamitan pada nya, aku mendapati mbak Arni tengah membantu Mas Dimas tengah mencuci piring. Aku pun terdiam sejenak melihat nya, aku sudah siap untuk pulang dan beristirahat sejenak karena perkuliahan akan di mulai dengan cepat hari ini, tapi mana mungkin aku tega membiarkan mbak Arni dan Mas Dimas mencuci piring yang begitu banyak.
" Mbak Arni, Mas Dimas.. aku bantu ya "" kamu kan udah mau pulang Din, nanti kamu capek kan kamu kuliah "
Mendengar Mas Dimas menolak diri ku untuk membantu nya membuat ku hanya tersenyum kecil dan dengan cepat menaruh tas ku di atas meja dapur, aku pun berjalan ke arah mereka berdua dan langsung mengambil cucian piring yang lain. Lagi pula tempat kost ku pun
Burung-burung nampak berterbangan menyambut pagi hari yang cerah, seperti biasa aku menyiapkan diri ku untuk pergi bekerja di pagi hari yang sejuk ini. walau pun hari ini adalah hari libur dan aku tidak masuk perkuliahan tapi nyata nya diri ku masih harus masuk bekerja. ku lihat dan memandangi diri ku di cermin seraya menatap rambut ku yang sangat panjang dengan poni yang hampir menutupi mataku, mungkin jika aku memotong rambut ku pendek aku akan merasa semua nya rileks dan memberikan kesan yang berbeda untuk diriku, apalagi orang-orang bilang jika memotong rambut akan dapat membuang kesialan.aku pun melirik ke arah jam yang ada di atas meja ku, masih ada waktu untuk ku memotong rambut. Dengan cepat aku mengambil sebuah kain dan mengikat kan nya pada leher ku, aku pun mencoba mengukur rambut yang akan aku potong dengan sebuah ikat rambut yang sudah lama tidak aku pakai.Skretttt...Rambut ku pun terpotong dengan cepat nya,
suasana di dalam restaurant pun mulai terlihat ramai dengan para pelanggan yang mulai berdatang, karena hari ini adalah hari libur maka aku pun akan bekerja dengan santai tanpa takut terlambat kemana-mana lagi, hari ini banyak pelanggan yang menikmati waktu weekend mereka dengan makan bersama orang-orang tersayang ataupun menikmati waktu sendirian dengan mengerjakan sesuatu di restaurant. Hari ini pun terlihat lebih banyak orang-orang yang datang di banding kan dengan hari-hari yang biasa, aku pun hanya berdiri di depan pintu dapur dan tersenyum sejenak karena pada akhir nya aku bisa melakukan pekerjaan ku dengan mudah tanpa ada nya masalah sedikit pun.ckrekkk...aku pun mendengar suara bidikan kamera, dengan cepat aku pun menoleh ke segera arah dan mendapati Radit yang tengah memainkan handphone nya di meja kasir, aku tidak mau berburuk sangka pada Radit, mungkin saja ia tengah memuat laporan kenaikan pelanggan yang datang pada hari in
" Din, kamu marah ya ?"kalimat yang mbak Arni katakan pertama kali nya pada diri ku, aku pun hanya terdiam dan menggelengkan kepala ku tapi aku pun tidak terlalu banyak mengatakan sesuatu pada mbak Arni karena kau tidak ingin mbak Arni kena imbas oleh diri ku yang tengah bad mood ini. saat aku ingin mengatakan sesuatu pada mbak Arni tiba-tiba waktu jam istirahat pun berakhir dan dengan cepat mbak Arni berlari menuju pintu untuk membuka kembali restaurant, Radit yang masih berada di tempat duduk nya itu pun langsung menunduk kan kepala nya saat aku melirik ke arah nya dengan ekspresi wajah yang datar.Aku pun langsung mengelap piring-piring yang masih basah tersebut dan menyusun nya di atas meja, setelah melaku kan nya aku pun bergegas ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi aku pun hanya terdiam dan mencoba untuk memperbaiki mood ku, sejujur nya aku sangat tidak enak hati terhadap mbak Arni yang baik pada ku itu, hanya karena aku sedang dalam keadaan
Aku pun berjalan menuju pintu, dan aku pun mendapati Radit menyusul dan ikut berjalan di belakang ku, karena kau pikir ia tengah buru-buru maka aku pun langsung menyingkir danmemberi nya jalan untuk lewat, tapi ia malah berhenti dan mengajak aku berbicara." Aku anterin pulang ya "" kenapa? gak usah, lagian aku gak langsung pulang kok "" emang mau kemana?"" ke toko buku kwitang "" yaudah aku ikut ya." Aku pun terdiam dan tidak bisa menjawab permintaan dari Radit itu, aku ingin bersikap jutek pada nya tapi dia sudah sangat baik meminjam kan aku sebuah Hoodie milik nya, dan sekarang ia menawarkan diri untuk pergi bersama ke toko buku dengan meninggalkan motor nya di are Parkiran dan menitipkan nya pada mbak Arni yang memang berjaga di restaurant sampai malam nanti. aku pun menoleh ke arah mbak Arni yang menahan senyuman nya setelah Radit mengatakan jika diri nya akan menemani aku pergi, walau pun sebenar nya aku tidak ingin di teman
Suasana hati ku pun langsung berubah sangat drastis, aku yang sejak siang tadi sudah sangat bersemangat untuk pergi ke toko buku kwitang untuk self healing diriku malah nyata nya membuat diri ku semakin terjatuh pada titik terendah ku. aku menjadi tidak bersemangat saat memilih buku-buku novel dan sajak puisi yang ada di list handphone ku, dan akhir nya aku hanya membeli beberapa buku novel saja dan langsung meminta Radit untuk segera kembali pulang ke Jakarta selatan.Radit memandangi raut wajah ku yang seperti nya sejak pertemuan ku dengan kak Fahri tadi mulai berubah, memang yang aku rasakan pada diri ku pun hanya lah sebuah ke kosongan dan aku sangat ingin menangis." kita jalan-jalan sebentar yuk."" Aku mau pulang aja, kayak nya aku udah lelah "" Sebentar aja kok Din, kamu juga pasti kalau udah sampai di tempat tujuan pasti akan suka banget."Radit memaksa ku dan menarik tangan ku dengan cepat, kami memulai petualangan kami lagi dengan
Aku pun perlahan membuka mata ku, yang aku rasa kan pertama kali adalah rasa sakit pada kepala ku yang sangat amat kuat. Aku mulai melihat ke arah sekeliling ku dan seperti nya diriku sangat asing pada tempat ini, aku pun menduduk kan badan ku dan mencoba berbaur dengan sekitar, sampai akhir nya pandangan ku pun terhenti pada seseorang. " Astaga!" aku pun terkejut dengan apa yang aku lihat di depan ku, mengapa Radit hanya memakai handuk dan menutupi bagian bawah nya saja." Tenang aja, aku gak apa-apain kamu kok " sahut radit yang tengah mengering kan rambut nya dengan handuk kecil.Dengan sangat cepat aku pun meraba-raba tubuh ku dan memeriksa nya apakah semua nya masih aman atau Radit sudah berbuat kotor pada ku, " syukurlah .... " semua nya masih aman, tapi kenapa Radit begitu konyol nya malah berjalan menghampiri diriku dengan keadaan seperti itu." tadi kamu pas nangis kayak nya kelelahan dan langsung ketiduran, aku mau nanya alamat kost an kamu
Hari ini aku dan Radit pergi bersama ke restaurant, kami berdua pergi dari apartemen pada pagi-pagi buta karena aku harus kembali ke kost an ku terlebih dahulu untuk mengganti pakaian ku. Radit menunggu ku di depan gerbang kost dan aku pun masuk dengan perlahan ke dalam kost an karena takut membuat yang lain bangun, dengan cepat aku berlari kecil menuju kamar ku dan seperti biasa nya para kucing lah yang akan menyambut ku dengan ramah. Sejenak aku membaringkan tubuh ku di tempat tidur dan memejam kan mata ku sebentar, dengan menghela nafas berat, aku pun mencoba untuk kembali bangkit dari tempat ku dan membuka lemari untuk berganti pakaian, aku melihat ke arah keranjang pakaian kotor ku yang sudah mulai terisi penuh tengah menyapa ku untuk segera di eksekusi.Karena tidak ada baju yang formal lagi, akhir nya aku pun mengambil sebuah kemeja berwarna hitam dengan celana jeans yang berwarna hitam juga, kembali aku merapikan riasan wajah ku yang tipis agar terlihat natural,
Hari ini benar-benar adalah hari yang terasa sangat melelah kan untuk ku, saat jam istirahat tadi aku mendapati sebuah pesan dari kak Fahri yang langsung membuat suasana hati ku mulai terasa berbeda. Aku merasa kan jika aku tengah kembali sampai pada titik terendah ku, dan satu-satu nya kelemahan ku adalah masa lalu dan semua kenangan yang pernah terjadi sana. saat sampai ke kost seharus nya aku sudah tertidur dengan nyeyak di tempat tidur ku, dan bermimpi dengan indah nya, tapi yang terjadi saat ini adalah terdiam nya diri ku di ruangan ini. MUngkin kah masa lalu yang aku jalani adalah sebuah kesalahan diri ku, seharus nya jika saat itu aku tahu jika kak Fahri tidak membalas perasaan ku, harus nya aku mundur dan menjauh dari nya bukan nya malah mendekat di saat ia hanya ingin bermain-main.Aku memang tidak bisa membaca atau pun menebak bagaimana isi hati dari seorang Fahri yang yang menjadi peran utama dalam masa lalu ku yang kurang baik ini, sifat yang s