Diana pun keluar dengan ekspresi wajah yang terlihat lelah, ia sudah merasa jika diri nya tidak akan lolos dalam interview kali ini. ia pun keluar dari dalam tempat tersebut dan melihat jika orang yang tadi mengobrol dengan nya di ruang tunggu tengah menunggu diri nya. Ia menawar kan diri untuk mengantarkan Diana sampai ke stasiun dengan motor nya, walaupun ia juga kurang tahu dimana letak stasiun kereta terdekat berada tapi setidak nya jika menaiki motor mereka tidak akan kesulitan dalam mencari tujuan nya.
“ nama kakak siapa kak ? aku Diana kak “ Tanya Diana sambil tersenyum ramah.
“ Dini … kamu udah dapet rute nya belum? Coba cari stasiun terdekat “
Diana pun langsung mencari rute stasiun terdekat dan memang ada beberapa yang muncul di layar dan langsung di klik oleh Diana, karena tidak mau berlama-lama lagi mereka pun akhir nya pergi dan menuju ke arah stasiun terdekat tapi sayang mereka malah berjalan menjauh dari rute. Rute yang ada di handphone Diana rupa nya membawa mereka mengelilingi daerah itu itu saja sampai akhir nya mereka tiba di sebuah stasiun yang Nampak nya sangat asing bagi Diana, karena tidak ingin membuat Dini kerepotan maka Diana pun turun di stasiun tersebut. Ia pun menaiki tangga dan bertanya pada petugas dan ternyata stasiun tersebut bukan lah stasiun kereta biasa melaikan stasiun MRT yang belum beroprasi. Diana pun turun dan bergegas pergi dari sana, ia tidak tahu ia harus pergi ke arah mana dan satu-satu nya yang bisa ia harap kan adalah manggunakan maps di handphone nya lagi untuk menujuk jalan.
Panas nya matahari siang yang sangat terik membuat Diana menanggal kan jaket yang ia pakai tadi saat berangkat, ia menggunakan jaket tersebut untuk menutupi handphone nya agar tidak menarik perhatian orang sekitar, karena kita tidak akan tahu kapan bahaya akan mengintai kita. Gedung gedung besar pencakar langit pun berjajar di pinggir jalan, para pedakang kopi dan pedagang kaki lima pun terlihat berjejeran di pinggir jalan menyajikan kopi dan makanan pada ojol dan pejalan kaki yang melintas. Diana masih berpikir positif dengan jalan yang ia lalui, ia rasa ia tidak pernah melalui jalan ini tadi saat bersama Melisa maupun Dini dan seperti nya Diana semakin tersasar lebih dalam di kota Jakarta utara itu.
“ ini maps kenapa sih pas di butuhin aja kayak gak mau di ajak kerja sama “ gerutu Diana.
Saat ini jelas jelas diri nya boleh panik, karena dirinya malah sampai di sebuah jalanan yang sangat sepi dan kosong seperti sebuah jalanan yang buntu atau mungkin belum selesai di kerjakan. Dengan perasaan yang sangat kesal Diana pun memutar kembali ke arah jalan besar dan kembali menyusuri jalan besar dengan kendaraan yang melalu lalang, mau tidak mau iya harus duduk sebentar karena kaki nya mulai terasa pegal dan sakit. Ia pun melihat baterai handphone nya sudah mulai melemah sedang kan perjalan nya masih sangat panjang, akhir nya ia pun memesan ojol untuk mengantar kan nya ke stasiun namun sang ojol pun cukup lama datang ke lokasi dimana Diana duduk beristirahat. Saat sampai ke tujuan tempat lokasi Diana berada sang ojol malah memarahi Diana dan mengatakan kalau Diana tidak memperbarui aplikasi maps nya, sepanjang jalan ia pun terdiam dan hanya melihat ke arah jalan sampai akhir nya ia pun sampai di tempat yang sangat ia harap kan, yaitu stasiun kereta. Diana pun membayar ojol tersebut dengan uang yang ia jadikan sebagai pegangan nya untuk makan besok pagi dan sore, namun dengan terpaksa ia harus melakukan nya untuk bisa sampai ke stasiun dan pulang ke kost untuk merebahkan tubuh nya.
Ia pun langsung menaiki kereta arah Jakarta kota dan trasit di stasiun manggarai guna pindah rute,salama di dalam kereta ia sama sekali tidak mendapat kan kursi, sangat kejam bagi nya karena rasa nya kaki nya sudah mulai mati rasa. Karena uang nya sudah mulai menipis maka dengan sangat terpaksa ia harus melanjut kan perjalanan nya ke arah kost dengan berjalan kaki.
Bukan hanya merasa lelah, tapi rasa lapar pun serasa meminta minta di dalam jiwa Diana yang menuntut untuk segera di isi. Ia pun membeli sebuah mie cup di salah satu toko modern yang ada di pertigaan ke arah kampus, teman satu kelas nya di dalam perkuliahan akan segera menemui nya di depan toko dan menawarkan nya untuk beristirahat di dalam kost nya. Jarak nya unntuk sampai ke arah kost an nya pun lumaya dekat, dan ia makan malam dengan mie cup di dalam kamar kost teman nya. Ia bahkan sempat tertidur pulas dengan waktu yang mungkin sangat memepet karena dirinya pun harus menyetrika pakaian nya serta jas almamater yang besok harus ia gunakan saat perkenalan lingkungan kampus. Sambil menunggu mie nya larut dengan bumbu di dalam cup ia pun mengobrol sebentar dengan teman nya itu, ia bahkan menyuruh Diana jika diri nya tidak merasa nyaman maka sebaik nya ia pergi dan mencari tempat yang baru karena hal itu hanya akan mengganggu Diana dan terlihat seakan Diana lah sang pembantu di kamar nya tersebut.
“ rasa nya nagntuk banget, tapi laper juga “ sahut Diana yang bergurau dengan teman nya tersebut.
Mengenai pindah mungkin ia akan melakukan nya saat sudah mendekati pembayaran yang sesuai tanpa teman satu kamar akan ia cari dan ia beri tahu orang tua nya nanti saat sudah mendektai waktu habis, jadi selagi ia menunggu hal tesebut maka diri nya terus menerus menginap di satu teman ke satu nya lagi guna menunggu tempat kost nya yang saat ini menagih uang pembayaran. Mungkin teman satu kamar nya yang bernama Hani itu merasa sangat kesal dan marah pada Diana karena jarang tidur di kamar kost an yang sudah ia bayar malah sibuk dan senang menginap dengan teman nya. Diana tidak melukan apa pesan ibu Hani kepada diri nya, namun mau tidak mau diri nya memang tidak memiliki pilihan lain, diri nya semakin hari malah semakin memburuk dan tidak nyaman atas kost tersebut yang hanya terus mementingkan token dan deposit tanpa mau berpikir bagaiamana jika ruang memasak ? tentu saja tidak ada, jadi saat Diana ingin makan mie instan ia akan mencoba meminta air panas pada satpam yang bertugas saat itu dan itu pun ia meminta nya dengan sangat diam diam.
Malam pun mulai semakin larut dengan keheningan malam yang sepi dan sunyi, hembusan angin yang memasuki kalbu membuat siapa pun dapat terlarut dalam lamuan nya. Sajak sajak puisi di tuliskan dan di untaikan di sebuah kertas diary, yang bersaksikan dinding dinding yang diam di depan wajah. Kertas demi kertas semakin terisi oleh sajak puisi dan diary yang dituliskan oleh Diana untuk seseorang yang masih ia cintai di masa lalu dan masih ada sampai saat ini jauh di lubuk hati nya yang sangat dalam, ya dialah Fahri kakak kelas nya saat SMP sekaligus cinta pertama bagi nya. Ingatan itu masih sangat jelas di dalam ingatan Diana, ketika awal iya bertemu dengan nya dan sekedar mengagumi yang kemudian terjebak dalam rasa suka dan akhir nya terluka sendirian. Tidak semua yang di nama kan cinta pertama akan berjalan dengan indah, mungkin tidak untuk Diana yang mendapat kan hal yang berbeda dan sangat sangat jauh lebih bermakna di dalam hidup nya, yaitu rasa nya di ca
Jam pun menunjuk kan pukul 16:40 sore, Diana pun segera bergegas menuju ke kelas nya. Hari ini ia ada kelas pada jam 5 sore, ya Diana memang mengambil perkuliahan pada sore hari agar waktu pagi dan siang nya bisa ia gunakan untuk mencari pekerjaan atau pun sekedar membereskan kamar nya dan mencuci pakaian nya. Saat sampai I kelas ia pun duduk di dekat jendela tepat di barisan ketiga dari kursi depan, ia rasa ia akan lebih nyaman jika berada cukup jauh dari meja dosen. Semenjak lulus SMA Diana merasa diri nya telah banyak mengalami perubahan. Ia biasa nya sangat aktif dengan club seni baik drama atau pun dance, namun saat lulus dan memasuki dunia perkuliahan ia menjadi tidak tertarik sama sekali dengan hal hal yang biasa nya sangat ia sukai atau bisa di bilang adalah salah satu hobby nya. Mungkin salah satu alasan nya ialah lebih baik mencari pekerjaan dari pada menghabis kan waktu dengan hal yang tidak akan membuat nya terlihat, jika ia lebih memilih mendedikasi kan wakt
Setelah menelepon keluarga nya yang berada di kampung, Diana pun kembali membereskan buku-buku nya. Ketika ia keluar dari kamar nya langit pun terlihat mulai mendung dan angin bertiup cukup kencang di luar pertada akan segera turun nya hujan, melihat hal itu Diana pun segera mengangkat jemuran pakaian nya dan menggantung kan nya di paku yang ada di belakang pintu kamar nya. Akhir-akhir ini di memang sudah mulai sering turun hujan di daerah Jakarta dan sekitar nya, biasa nya di pagi hari atau bahkan seharian hujan yang terkadang turun dengan lebat nya. Diana tidak akan keluar kamar setelah ini Karena ya di waktu hujan lah saat saat yang tepat untuk nya tidur, di saat saat hati nya merasa sangat lelah dan pikiran nya kacau menangis sampai tidur adalah pilihan yang sangat tepat untuk nya agar ketika ia membuka mata nya ia melupakan semua masalah nya. Ia pun merebahkan diri nya dan menutupi mata nya dengan tangan nya, sambil merebahkan diri nya ia pun meneteskan air mata nya sedikit dem
Angin berhembus dengan lembutnya menyapu tiap helai rambut Diana yang tengah berdiri di jembatan penyebrangan yang berada tidak jauh dari stasiun kereta. Hari ini ia sudah menjalani interview di salah satu restoran cepat saji yang berada tidak jauh dari stasiun kereta Pasar Minggu, dirinya akan menunggu selama satu minggu untuk mendapatkan kabar diterima atau tidaknya ia bekerja sebagai pramusaji di restoran tersebut. Diana pun menoleh ke arah sekitar nya, banyak orang-orang yang berlalu lalang di sekitar nya dengan wajah yang berseri-seri. “ sudah sejauh ini aku melangkah, aku tidak bisa kembali ke titik awal lagi “ sahut Diana pelan.Saat hanyut di dalam pikiran ya, Diana pun tiba-tiba mengingat Fahri. Sudah sangat lama ia tidak melihat nya dan hanya melihat melalui postingan yang fahri buat di media social nya. Diana pun membuka handphone nya dan membaca ulang pesan-pesan yang dulu Fahri kirim kan untuk Diana, jauh
Saat tengah bercanda tawa dengan Bella,Dinda, Nadia,dan Sarah tiba-tiba sebuah pesan masuk dari salah satu teman online Diana yang tinggal di salah satu daerah di Jakarta Selatan. Melihat notifikasi tersebut, Diana pun langsung bergegas untuk membuka handphone miliknya. Temannya memberitahukan jika dirinya akan mengunjungi nya dalam waktu dekat, sekedar ingin tahu langsung bagaimana keadan Diana dan dimana lokasi tempatnya menetap. Diana pun hanya membalas nya dengan mengetikkan kat “ iya” tanpa melanjutkan kalimat nya lagi dan langsung mengirimkn pen tersebut pada temannya.“ temen-temen, hari minggu nanti kalian pulang gak ke rumah kalian ? “Mendengarkan pertayaan dari Diana tersebut, mereka pun langsung menjawabnya dengan cepat terlebih Bella yang memang setiap minggu akan pulang dan kembali setelah perkuliahan masuk.“ aku biasa sih pulang ““ Kamu emang gak pulang lagi Diana ?”“ kayak nya
Pagi pun datang dan memberikan harapan baru pada semua orang untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, hari ini adalah hari yang baik untuk Diana karena dirinya mendapatkan sebuah Email dari restaurant yang saat itu mewawancarainya dan mengatakan bahwa dirinya lolos dan bisa bekerja di restaurant tersebut mulai hari ini. Raut wajah yang ceria pun muncul di wajah Diana yang tengah berdandan tipis sebelum pergi bekerja di hari pertamanya, ia pun memakai pakaian kemeja dan sepatu spokat dengan kaus kaki putih semata kaki. Ia pun keluar dari kamar nya dan menyapa penjaga kost an ynag tengah mengepel lantai dapur.“ pagi bu, kalau temen-temen aku ke kamar aku terus nanyain kenapa aku gak ada bilang ya bu aku nya masuk kerja ““ Alhamdulillah kalau udah kerja, kamu kerja di dimana Diana ? ““ di dekat sekitaran stasiun kok bu, waktu nya juga gak terlalu mepet sama jam kuliah kok. Aku berangkat ya bu, permisi … “&ldqu
waktu pun sudah menunjukkan pukul 03:30 sore, jam kerja Diana pun sudah habis, ia pun langsung bergegas merapikan dirinya dan mengambil tas nya, ia pun pamit kepada yang lain nya untuk pulang duluan karena dirinya ada jadwal perkuliahan nanti pukul 6 sore dan ia masih memilik waktu yang cukup untuk beristirahat dan mereview pelajaran yang akan ia pelajari di kampus nanti. Diana pun kembali berjalan sebentar ke arah terminal angkot dan menunggu angkot yang kebetulan melalui jalan arah ke kost an dirinya, sambil menunggu ia pun mendengar kan musik di hanphone nya dan memutar lagu-lagu yang sekiranya mengandung hal yang dapat membuat lelahnya sedikit terobati. Diana bahkan mencoba untuk menahan rasa kantuk nya dengan melakukan hal yang tidak penting seperti memainkan kukunya dan membaca buku novel yang ia bawa di tas nya, ia sengaja membawanya untuk sekedar menemaninya dan membuat nya terlihat sibuk jika saat bekerja dirinya merasa kesepian.saat nanti
Diana POVmalam perlahan semakin larut dan saat itu tengah turun hujan, aku dan teman-temanku lain nya terhenti di depan lobi kampus menunggu hujan reda. padahal ini sudah pukul 10 malam, dan hujan mulai turun pada pukul 6 sore tapi hujan masih saja tidak reda dan malah terus turun dengan lebat nya dengan di iringi angin yang cukup kencang yang membuat suasana menjadi terasa sangat dingin menusuk ke tulang. aku belum mengirim kan pesan kepada kakak ku tentang kabar baik mengenai diriku, biasa nya kakak ku akan tidur larut malam karena bermain game atau pun sekedar mempelajari pelajaran untuk tugas jurnal nya nanti. yang aku rasakan saat ini hanya lapar dan kedinginan, padahal aku menggunakan hoodie tambahan yang menutupi kos putih ku yang berlengan pendek tapi angin nya terlalu dingin sampai membuatku ingin tidur.aku melihat ke arah sekeliling ku yang lain sudah siap menerobos hujan karena lokasi rumah nya memang cukup jauh, dan jika me