Walaupun Raka tidak mengatakan sepatah kata pun, tatapan matanya sudah menjelaskan segalanya. Apa pun yang terjadi, Aldi harus menerima tamparan yang dilayangkan Raka ke wajahnya. Sekalipun Raka tidak lebih kaya ataupun lebih gila daripada orang ini. “Hajar dia! Habisi dia sekarang juga!” seru Aldi yang sudah tidak lagi bisa menahan emosinya. Kemudian dia mengangkat tangannya dengan kasar dan kembali berkata dengan penuh kebencian, “Habisi mereka semua! Jangan sampai ada yang lolos dari sini! Terutama orang yang bernama Raka itu! Pukul dia! Pukul wajahnya sampai mati!”Singgg!Para pengawal Aldi yang berdiri di belakangnya tiba-tiba melangkah maju dengan sangat cepat yang dipimpin oleh Abil. Mereka semua bergegas mengepung Raka dengan ekspresi wajah penuh kekejaman. Mereka adalah pengawal profesional yang sudah sangat terlatih. Mereka juga sudah berhasil mengembangkan tenaga dalam mereka. Dalam sekejap mata, mereka sudah melayangkan pukulan dan tendangan ke arah Raka dengan niat memb
Tubuh Aldi gemetaran dan wajahnya tiba-tiba menjadi pucat. Tak satu pun dari delapan pengawalnya yang bertenaga dalam tinggi mampu melawan pria bernama Raka ini, sementara dirinya hanyalah orang biasa dengan lebih dari 100 kg lemak di tubuhnya, yang tentunya sama sekali bukan tandingan pria itu! Kalau membuat pria bernama Raka ini marah, kalaupun dia tidak mati, pasti bisa kehilangan separuh nyawanya!“Pak Raka, tenanglah.” Mata Aldi merah, ekspresi di wajahnya kebingungan dan serba salah, dan suaranya tercekat di sela-sela giginya. “Aku … aku akan membayar semua kerusakan di bar ini!”Biaya kompensasi kerusakannya sangat mencengangkan. Kerusakan di bar, kompensasi kerugian atas pemasukan yang biasa mereka dapatkan dalam keadaan normal, serta red wine merlot yang baru saja dipakai oleh Raka dan yang lainnya untuk mencuci tangan …. Totalnya 30,4 miliar. Wajah Aldi pucat pasi. Dia mengganti rugi sesuai semua kerugiannya!“Pak Raka.”Setelah membayar dengan menggesekkan kartunya di bar t
Wandi duduk di kursi belakang mobil Bentley, memandang Radith dan putranya yang duduk di seberangnya. Dia menggertakkan gigi dan berkata, “Bisa-bisanya aku, putra kedua dari keluarga Zamrud mengalami hal seperti itu di Kota Malda yang kecil ini! Raka Gading …. Apa ada cara untuk menghadapinya? Katakan padaku!”Radith menundukkan kepalanya. Kerutan di dahinya semakin dalam. Kemudian, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Wandi dengan kilatan keganasan di matanya. “Kalau takut-takut, kita nggak akan berhasil memberi pelajaran padanya. Aku bersedia mengambil risiko kali ini!”Di sebelahnya, ekspresi Rudolf sedikit berubah. “Pa, jangan bilang Papa ….”Radith mengangguk pelan, seolah sudah mengambil keputusan, lalu berkata, “Kamu cepat pergi ke Kota Tanjung sekarang dan beritahu Randi Mastro bahwa Papa menyetujui semua syarat akuisisi yang dia ajukan! Permintaan Papa hanya Papa ingin melihat jenazah keluarga Rommy Randala dan keluarganya dalam tiga hari. Papa ingin mereka semua mat
Di kantor New Randala Group di Kota Malda.Sudah dua hari sejak mereka kembali dari team building trip. Selama dua hari ini, Rommy terus berdiam di rumah untuk memulihkan diri. Kaki pincangnya sudah hampir sembuh dan pulih, urusan perusahaan juga tidak terhambat, semuanya berkembang dengan sangat lancar.Setelah kembali, Lucy langsung fokus kerja. Gedung pabrik baru di kawasan industri telah selesai dibangun dan mulai digunakan. Sementara Raka tetap fokus bekerja di gedung perkantoran di kota dan bertanggung jawab atas management karyawan secara langsung.Pada saat ini di pabrik baru.“Pak Edi, gawat!” Sekretaris kepala pabrik, seorang pemuda berkacamata dan berjas, berlari ke ruangan kantor di pabrik itu dengan terengah-engah dan memanggil pada Edi berulang kali. “Pak Edi, ada orang yang membuat masalah di luar pabrik. Mereka mau memaksa masuk ke dalam pabrik!”Apa? Edi yang awalnya bertugas mengawasi pembangunan di lokasi ini tertegun sejenak, lalu segera berdiri dan berlari menuju p
Di belakang Edi, tujuh atau delapan satpam pabrik bergegas menghampiri mereka. Semuanya memegang tongkat di tangan. Mereka bukannya ingin benar-benar memukul orang, tapi hanya menggertak dan mengusir orang-orang itu. “Cepat pergi, jangan ganggu prosesproduksi kami. Kalau nggak, kami akan benar-benar mengambil tindakan!” Mengambil tindakan? Pria kekar itu tertawa jahat, mengangkat tangannya dan melambai dengan keras, “Kalian yang minta dihajar sendiri, jadi jangan salahkan kami, ya! Semuanya, tangkap orang bernama Edi ini, lalu hajar yang lainnya!”Lebih dari 20 pria bertato itu tertawa terbahak-bahak, lalu semuanya mulai menyerang, seperti harimau menyerang domba. Mereka semua bagaikan karakter kejam yang membunuh banyak korban dalam pertempuran berdarah. Mereka dengan mudah mengalahkan delapan satpam pabrik, hampir tanpa mengerahkan tenaga.Seorang pria berbadan besar menodongkan pisau langsung ke leher Edi, mendorong Edi hingga jatuh ke tanah, dan menginjak wajahnya! Lalu, pria itu
Semua mata tertuju pada wajah Lucy!“Kamu Lucy?” ujar seorang pria kekar tak jauh dari sana. Pria itu sedang menyalakan sebatang rokok di tangannya, memandang ke arah Lucy dengan tatapan tidak sopan, lalu tersenyum mesum dan berkata, “Pantas saja Bang Randi berpesan untuk menangkapmu hidup-hidup! Ternyata kamu cantik sekali!”Ekspresi di wajah Lucy seketika berubah dingin. Dia menahan amarahnya dan berkata, “Apa yang kamu bicarakan? Aku nggak mengerti! Kenapa kalian datang mengacau di pabrik ini? Kalau ada masalah, katakan padaku, jangan mengganggu produksi pabrik. Lepaskan orang-orang itu!”Pria kekar itu tertawa rendah, sama sekali tidak menyuruh anak buahnya untuk melepaskan orang-orang pabrik. Dia melirik leher Lucy yang putih beberapa kali, lalu tertawa kecil dan berkata lagi, “Bu Lucy, kamu pasti punya proyek besar makanya membangun pabrik sebesar ini, ‘kan?”“Kalau produksinya tertunda, kamu pasti harus membayar ganti rugi yang nggak sedikit, ‘kan? Kamu datang ke sini untuk bern
Satu sosok yang kuat tiba-tiba datang dari jarak yang sangat jauh, bagaikan badai hebat. Sosok itu melewati Lucy.Buk! Buk! Dua suara itu terdengar hampir bersamaan.Kedua pria bertato itu bahkan tidak melihat sosok itu dengan jelas. Tubuh mereka tiba-tiba terlempar dan jatuh 20 meter jauhnya. Tubuh mereka “berderak” di udara. Entah berapa banyak tulang yang patah. Setelah mendarat, keduanya langsung memuntahkan darah dan pingsan di tempat!Pada saat ini, sosok itu akhirnya berhenti. “Ra … Raka!” Melihat pria di depannya, Lucy langsung bersemangat dan memanggil dengan suara isakan.Raka! Barusan itu, gerakan Raka sangat cepat, sampai-sampai semua orang yang ada di tempat itu tercengang! Tidak ada yang melihat dengan jelas bagaimana cara dia menyerang orang-orang itu, dan tidak ada yang melihat jelas dari mana dia datang. Seolah-olah, saat Raka muncul, kedua pria bertato itu sudah terbang dan terhempas ke tanah!“Lucy, jangan takut.” Raka bahkan tidak melihat ke arah pria bertato lainn
Raka berkata pada Lucy, lalu menoleh ke arah pria-pria bertato tersebut dan berkata dengan tenang, “Siapa yang berani terus memblokir pintu? Siapa yang berani terus mengacau di sini? Ayo, keluar dan datang padaku.”Sunyi senyap! Orang-orang pengecut yang tadinya membuat masalah di sana diam seperti jangkrik. Mereka tidak berani mengucapkan sepatah kata pun!“Ra, Raka ....” Setelah hening beberapa saat, akhirnya ada yang maju dan menunjuk Raka dengan tatapan galak, “Jangan terlalu sombong. Kuberitahu, ya. Bos kami adalah Randi Mastro! Kalau kamu berani menyerang kami, Bang Randi akan pasti akan ….”Krek! Tangan kanan pria bertato itu langsung dipatahkan oleh Raka!Raka menghilang dalam sekejap dan kembali ke tempat semula, lalu berkata dengan tatapan dingin, “Kudengar Randi Mastro dari Kota Tanjung cukup hebat, disebut sebagai Raja Preman di Kota Tanjung?”Tiba-tiba, nada bicara Raka menjadi semakin dingin, “Cuma preman biasa saja berani datang membuat masalah di Kota malda? Pulanglah d