Share

Dewa Naga Terpilih
Dewa Naga Terpilih
Penulis: Shaveera

1. Pulang

Penulis: Shaveera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 17:34:31

"Untuk apa menyelamatkan anak dari pengecut itu, dia telah merugikan keluarga kita. Bahkan sampai miliaran rupiah. Kalau ingin anak itu sehat, terima saran ayah. Nikahi Tuan Domain!"

Suara pria tua yang merupakan mertua Jaguer membuat langkahnya terhenti.

Berulang kali terlihat Jaquer menarik napas untuk menetralkan perasaannya.

Setelah suara lantang, terdengar suara pilu seorang wanita, "Ayah, tolonglah cucu lelakimu ini, dia sedang sekarat!"

Seketika Jaquer membeku, cucu? Dia menjadi bertanya-tanya. Apakah cucu yang dimaksud itu adalah anaknya?

"Tega, sungguh tega pria tua itu!" jerit pilu Jaquer dalam hati.

Meskipun anak kecil itu ada darah pria tua, tidak seharusnya pria tua berbuat seperti itu. Terdengar samar suara pria kecil yang menahan ibunya agar menyudahi permohonan pada kakeknya. Hati Jaquer semakin pilu. Dia pun bersiap membuka pintu dengan paksa. Namun...

Plak! Plak

"Argh ... Ayah, ampun!"

Dua tamparan yang keras terdengar, membuat Jaquer mendorong pintu dengan kekuatan penuh. Suara pintu terbuka kasar menimbulkan dentuman keras begitu menyentuh dinding.

Brak!

"Hentikan!" teriak Jaquer disaat sebuah tangan lembut terangkat.

Pemilik tangan itu berhenti dan menatap mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Jaquer hanya diam, berdiri bagai patung manekin dan menatapnya tajam. Namun, terlambat. Tubuh wanitanya sudah tersungkur sambil mendekap tubuh pria kecil.

Tatapan Jaquer langsung tertuju pada dua sosok yang meringkuk di bawah kakinya. Tubuhnya bergetar menyaksikan drama pilu. Pria kecil yang dia perkirakan adalah putranya terlihat begitu mengenaskan.

"Siapa kamu berani menghentikan tanganku?" tanya wanita itu.

"Aku? Jaquer --suami wanita itu yang berarti ayah pria kecil," jawab Jaquer lantang dengan menatap tajam.

"Bagaimana kamu bisa kembali?" tanya pria tua lirih. Tubuhnya terlihat bergetar, tetapi dia segera menetralkan.

Jaquer adalah menantu yang dibuang oleh keluarga istri karena difitnah telah melakukan kejahatan yang tidak dilakukan. Penggelapan dana sebesar 100 juta dan dana tersebut diberikan pada orang tuanya di desa.

Seketika derai tawa lebar menyapa gendang telinga Jaquer membuat senyum sinis terbit, sungguh tawa yang sumbang dan menyakitkan hati.

"Lalu jika kamu Jaquer, ayah dari bocah sialan ini apa aku harus menurut. Cuih! Jangan harap." Wanita paruh baya meludah di muka Jaquer.

Jaquer bergeming, dia membasuh mukanya yang terciprat ludah ibu mertua. Matanya memindai seluruh isi ruang tersebut. Berbagai pernak-pernik hasil karyanya dulu telah tergantikan dengan barang mewah. "Ini tidak baik!" cicitnya dalam hati.

Tatapannya kembali berhenti pada sosok pria kecil yang terkulai di pangkuan ibunya dengan wajah pucat dan kurus kering. Dahi Jaquer berkerut, dia duduk jongkok dan menyentuh ujung kepala pria kecil. "Berapa usianya?"

"Sembilan tahun," jawab wanita muda.

"Putraku, siapa namanya, Meilani?"

"Leonard."

"Tunggu sebentar, nanti aku urus kalian!" Setelah berkata Jaquer kembali berdiri dan menatap nyalang satu per satu semua penghuni rumah.

"Sial, mengapa kamu berani masuk tanpa permisi? Kamu tak layak masuk rumah ini," hina wanita paruh baya.

"Jaga tatapan mata itu, Jaquer. Dia ibu mertuamu!" Ayah mertua membentak sambil menunjuk ke muka Jaquer.

Tatapan tajam sang mertua seakan menikam jantung Jaquer, tetapi dia masih bertahan untuk membalas. Bahkan senyuman terhangat terbit di bibir hitamnya.

Jaquer melempar senyum, mereka tidak tahu saja apa yang terjadi pada menantu yang dulunya dikenal sampah itu.

Mungkin jika mereka tahu pastilah akan menyembah dan meminta semua harta. Jaquer yang sekarang memiliki identitas yang tidak biasa.

"Untuk apa kamu kembali, semua bukan milikmu lagi. Dan Meilani, sebentar lagi menikah dengan Domain Wang. Kamu, pria miskin terbuang!" Hentak ibu mertua.

"Dia istriku."

"Istri, suami macam apa kamu. Saat istri hamil justru melarikan diri dari masalah. Pengecut!"

Tanpa berpikir panjang, Jaquer segera meraih tubuh kurus dan dekil pria kecil dalam pangkuan ibunya. Wanita itu sedikit kaget saat kulit lengan mereka berdua telah bersinggungan.

Jaquer sedikit bergetar akibat sentuhan itu, pun pula demikian dengan wanita muda. Wanita itu bernama Meilani--istri yang ditinggalkan sepuluh tahun yang lalu. Meilani mengikuti pergerakan Jaquer, dia berdiri di sisi pria itu.

"Mei, segera kamu sadar diri!" teriak ayah dari wanita muda itu.

"Tapi Ayah, dia suamiku."

"Satu langkah saja kamu lewati pintu itu, maka tidak ada namamu di kartu keluarga. Camkan itu, Mei!"

Mendengar apa yang dikatakan oleh ayah mertua membuat Jaquer berhenti melangkah. Dia berbalik badan menatap istrinya. Wanita itu bergetar hebat, tungkainya yang panjang dan mulus berhenti sesaat. Bahunya bergerak perlahan naik dan turun dalam ritme yang lama, menandakan jika hatinya mulai bimbang.

Jaquer yang mengerti akan posisi istrinya, pasti sulit bagi wanita itu menentukan pilihan. "Kami masih butuh kamu, Mei. Percayalah padaku untuk kali ini!" Pinta Jaquer.

Meilani tersenyum, kemudian dia melangkah mantap menyusul Jaquer keluar rumah. "Dengan apa kamu bawa Leonard ke rumah sakit? Aku tidak punya mobil."

"Naiklah taksi, ini sedikit uang dalam kartu. Aku akan bawa putraku dengan kedua lenganku. Percayalah!"

"Kartu, milik siapa? Bukankah selama ini hidupmu tidak jelas?" Meilani masih menatap suaminya penuh tanya.

Semua anggota keluarga menatap remeh Jaquer yang terlihat sombong dan angkuh. Meilani pun menatap benda tipis berwarna hitam bergaris emas yang baru diberikan.

"Ini... Dari mana kau dapatkan kartu langka?" tanya ibu mertua saat merebut kartu dari tangan Melani. "Kartu langka yang hanya ada dua di negara ini. Pasti ini palsu."

"Jika kalian masih tidak percaya silakan dicek! Aku pergi dulu," pamit Jaquer.

Jaquer terus melangkah, awalnya pelan tetapi lama-kelamaan langkah itu seperti berlari di atas langit. Semua mata tercengang. Mereka saling berbisik tidak percaya.

Akan tetapi, tanpa sadar senyum manis terbit di bibir Meilani. Wanita itu merebut kembali kartu hitam dari ibunya dan menggenggam erat.

Melihat semua sedang terpaku menatap langit, dia memutuskan untuk segera pergi dari rumah itu. Dia juga tidak tertarik untuk menggunakan jasa kendaraan umum.

Wanita muda nan cantik memilih mengendarai sepeda listriknya menuju ke rumah sakit terdekat.

Sementara di rumah sakit langkah Jaquer kembali dihadang oleh pihak security. Tampilan yang acak adut membuat langkah pria itu tersendat sedangkan putranya sudah mengeluh kesakitan.

Namun, pihak keamanan rumah sakit makin memojokkan keadaan Jaquer. Hingga beberapa saat terlihat Meilani berjalan tergesa menuju ke tempat suaminya.

"Ada apa ini, mengapa anak saya masih di sini?"

"Nyonya Meilani, apakah ini anak Anda?"

"Benar, tolong segera beri kami jalan. Lihatlah wajah anak ini sudah memucat!" cicit Meilani.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Meilani, pihak keamanan langsung membuka jalan untuk Jaquer masuk membawa Leonard.

Mereka bergegas ke ruang darurat guna melakukan pemeriksaan. Ternyata tidak hanya di depan langkah mereka tersendat, di ruang itu pun masih saja harus antri menunggu dokter.

"Lihatlah anak kecil ini, dia sudah tidak tahan lagi!" kata Meilani dengan tatapan penuh harap pada dokter jaga.

"Identitas apa hingga kamu menyela pemeriksaan putraku, hah! Apa kamu tidak tahu siapa suamiku?"

"Aku tidak peduli, sebagai seorang dokter dia harus bisa membagi waktu pada pasien yang lebih gawat," tandas Meilani lantang.

Jaquer memberi isyarat pada pria berpakaian serba hitam yang sejak masuk rumah sakit selalu mengikutinya tanpa di sadari oleh sang istri.

Dokter itu menatap takut pada sosok pria yang ada di belakang Jaquer. Namun, bibirnya seakan tertutup rapat akibat ditekan oleh wanita cantik yang juga sedang membawa anak lelakinya berobat.

"Kalian datang setelah aku, bukan? Jadi sudah seharusnya putraku lebih dulu," tegas Meilani.

Wanita itu mendorong tubuh Meilani dengan keras hingga membuat wanita itu terjatuh, lalu dia mendorong kursi roda milik putranya maju menuju ke meja kerja dokter jaga tanpa pedulikan keadaan Meilani.

"Urus putraku lebih dulu jika nasibmu ingin tetap hidup dan kerja nyaman di sini!"

Bab terkait

  • Dewa Naga Terpilih   2. Kenyataan

    Dokter jaga masih diam, tatapannya tertuju pada pria berpakaian serba hitam yang menatap penuh intimidasi padanya. Pria berjas putih itu pun berdiri melangkah menuju ke Jaquer. "Baiklah, Tuan. Baringkan anak Anda di sana!" "Hai, apa-apaan ini. Bukankah aku yang memintamu lebih dulu? Apa ancamanku tidak berarti bagimu? Baik, akan kuhubungi suamiku Dewa Matahari Timur," kata wanita itu penuh emosi. Mendengar nama yang tidak asing di telinga Jaquer, bibirnya menyeringai. Sementara Meilani, tubuhnya bergetar mendengar nama yang tidak biasa itu. Perlahan dia melangkah mundur mendekat pada Jaquer. "Lebih baik kita mengalah saja, Jaqu?"Melihat istrinya yang ketakutan, Jaquer meraih jemari dan menggenggamnya. Kepalanya mendekati telinga sang istri dan berbisik lembut, "tenangkan dirimu. Kamu pasti aman dan Leonard akan mendapatkan kesehatan nya lagi!"Meilani tengadah menatap wajah tampan suaminya yang lama tidak dilihatnya. Kedua kelopak matanya bergerak indah dengan bulu mata yang lent

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dewa Naga Terpilih   3. Wanita Aneh

    Meilani menatap penuh tanya pada sosok wanita anggun yang berdiri dengan elagan dan angkuh. Tatapan wanita itu seakan sedang menelanjanginya. "Pria siapa yang Anda maksudkan, Nona?" tanya Meilani. Wanita itu mengerutkan dahi melihat penampilan wanita di depannya yang lusuh dan terlihat miskin. Lalu kepalanya menggeleng seakan menolak akan identitas Meilani. "Dewa Naga Langit!""Dia ayahku, siapa kamu dan perlu apa mencari ayahku?" ucap Leonard cepat. Wanita itu membola saat pria kecil mengaku bahwa dewa Naga langit adalah ayahnya. Kembali dia menolak itu. "Kalian manusia rendahan mana mungkin dewa Naga mau dengan kalian. Cuih! Cepat katakan dimana dia?"Meilani hanya diam saja, tangannya masih mengusap lengan putranya. Bibir wanita cantik itu tertutup rapat dan dia sama sekali tidak merespon apapun yang dikatakan oleh wanita itu. Hanya Leonard yang sejak tadi menanggapi pertanyaan wanita angkuh. Dia masih percaya bahwa ayahnya adalah seorang pria yang berkuasa atas dunia. Namun,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dewa Naga Terpilih   4. Pulang ke Rumah

    Meilani menatap pada kedua orang tuanya sendu, wanita itu mengepalkan tangan tanpa sadar menekan semua keresahan hati. Tangannya terulur menarik kain lengan jubah Jaquer. Jaquer menatap pada jari lentik tersebut dengan menyunggingkan senyum termanis. Lalu pandangannya beralih pada sepasang suami istri yang telah membuangnya. Belum sempat semua ditanggapi, terdengar suara seorang perawat pria memanggil nama Jaquer dengan sebutan tuan. Suara yang bernada sopan membuat Richard menoleh, lalu mencibir. "Tuan, pada siapa nama itu kamu sematkan?""Tuan Jaquer.""Cuih, orang miskin seperti dia mana pantas dipertuankan. Cukup panggil nama," desis Richard. Namun, petugas itu tidak memedulikan dengan apa yang dikatakan oleh pria tua. Dia terus berjalan mengikis jarak dan berhenti tepat di depan Jaquer dalam jarak satu meter. "Silakan tanda tangan di sini untuk mengklaim kartu yang Anda bawa, Tuan!"Jaquer pun meraih kertas yang disodorkan oleh petugas rumah sakit itu dan langsung membubuhka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dewa Naga Terpilih   5. Di saat genting

    Mendengar penjelasan dari ayahnya membuat Meilani melangkah mundur sambil menarik tangan mungil putranya. Wanita itu lebih baik mundur dan meninggalkan keluarganya daripada harus menjadi budak nafsu pria berkebangsaan lain. Domain adalah seorang pedagang pendatang dari luar negeri yang begitu serakah dan menindas kaum Pribumi termasuk keluarga kecilnya. Selama ini hubungan kerjasama keluarga Hurt lancar saja, tetapi begitu pria itu datang menawarkan sebuah kerjasama perlahan tapi pasti perekonomian keluarga Hurt mengalami kemunduran. Akan tetapi keadaan ini tidak disadari oleh ayah dan saudara lelakinya, justru dia dituduh memfitnah Domain yang sudah memberi kemewahan pada keluarga. "Kamu tidak bisa menolak, Cantik. Aku lah pemilik tubuhmu saat ini dan masa depan," kata Domain sambil berjalan maju mendekat pada Meilani. Wanita itu terus mundur hingga tubuhnya menempel pada dinding kayu. Melihat ibunya yang ditindas membuat Leonard merengek dan memukul paha Domain berharap bisa mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dewa Naga Terpilih   6. Istana Perunggu

    "Bagus, akhirnya kamu mati, Jaquer. Lihat di belakangmu berbaris pasukan dari istana langit untuk membantu Tuan Domain!" Jaquer masih berdiri tegak di atas kedua kakinya. Pandangannya tertuju pada istri dan anaknya dengan tubuh bergetar. Leonard terlihat ketakutan, hal ini terbukti dengan kedua tangannya yang mungil memeluk pinggang ibunya. Begitu juga dengan Meilani, wanita itu mendekap kepala putranya untuk menempel pada perut tanpa membiarkan kedua mata bocah laki-laki melihat pada berisan pria berkas hitam. Sementara Domain berdiri dengan congkaknya, dia tahu tujuan beberapa pria berkas itu apa. Dari ujung jalan terlihat sosok pria muda yang ketampanannya tidak jauh beda dengan Jaquer berjalan tenang mendekat ke arah Domain. "Tuan Kai, maaf jika kami tidak menyambutmu!" Domain berjalan sambil berkata lantang, "selamat datang di kediaman Richard, Tuan Istana Perungu!"Mendengar tempat istana disebutkan lancar oleh Domain seketika wajah Meilani memucat. Tatapannya tertuju pada J

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Dewa Naga Terpilih   7. Formasi Bintang

    "Hahh, baru luka seperti itu sudah mengeluh pada wanita. Apa ini yang namanya seorang jenderal perang? Menjijikkan!" Sarkas Domain dengan seringaian sinis. Namun, Jaquer masih bergeming. Tidak sedikitpun tubuh tergeser meskipun luka sudah bertebaran di beberapa tempat pada tubuh atasnya. Leonard yang berdiri tidak jauh dari posisi ayahnya hanya menatap heran dengan kekuatan yang dimiliki oleh ayahnya itu. Pria kecil masih bingung dengan apa yang terjadi pada tubuh sang ayah. "Apakah yang membuat tubuh ayah begitu kuat?" gumam Leonard. "Andai aku tahu apa rahasianya, maka semua pasti kuikuti agar bisa sepertinya untuk menjaga keselamatan ibu."Tatapan pria kecil tidak pernah lepas dari sosok sang ayah, begitu juga Meilani. Dia masih tetap memilih berdiri di sisi Jaquer. Ujung jarinya tetap berada pada siku lengan kemeja milik suaminya. Jaquer sendiri terlihat sedang menetralkan jalan napasnya, lalu kepalanya menunduk pada jemari kusam dan mulai terlihat gurat otot mengencang. Leng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Dewa Naga Terpilih   8. Hancur

    Terlihat pergerakan formasi bintang yang masih belum sempurna, hal ini membuat Jaquer menggelengkan kepala. Ujung formasi terlihat begitu kasar gerakannya sehingga hanya sekali hentak pedang di tangan mental meninggalkan sebuah tendangan yang tidak berujung. "Hah, hanya segini ujung formasi kalian!" "Jangan kira semua langsung hancur, Bangsat. Maju kalian, perkuat samping dan berputar!" Kai berteriak memberi perintah. Seketika formasi kembali terbentuk dan kali ini terlihat makin kuat dengan berganti ujung tombaknya. Jaquer terpana. "Bagaimana bisa secepat itu?"Namun, belum sempat Jaquer bereaksi sebuah tombak melayang ke arahnya. Untung sensor tubuhnya bergerak cepat hanya menekuk tubuhnya ke samping kanan tombak itu lolos begitu saja. Terlepas dari ujung tombak sebuah tendangan datang dari arah yang tidak terduga membuat Jaquer segera melompat membuat tubuhnya melayang di udara. Formasi terus bergerak aktif membentuk ke atas mengejar langkah Jaquer. Kali ini otak Jaquer berger

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Dewa Naga Terpilih   9. Dibuang

    Jaquer terlihat diam mematung menatap istrinya mulai dari bawah hingga ke ujung kepala. Cukup lama hingga di kedua matanya membayang bening dan mulai mengumpul keluar perlahan. Tangan Meilani terangkat, menyentuh wajah lelakinya, "jangan cengeng iih, masak seorang pria menangis?""Maafkan aku yang telah meninggalkan kamu dan calon anak kita dulu, Meme. Aku tidak berdaya meskipun saat ini masih sama." Jaquer berkata dengan nada rendah. "Sudah jangan bicara lagi, sekarang bagaimana?"Belum sempat Jaquer menjawab pertanyaan istrinya, Tiba-tiba dari arah belakang terdengar beberapa benda berat jatuh. Untung semua itu tidak sampai menyentuh punggung kecil Leonard. Jaquer menoleh untuk melihat ada benda apa yang jatuh. Begitu menoleh jelas terlihat dua koper besar yang terbuka. Semua isinya tercerai berai, beberapa helai pakaian wanita yang terlihat kucel dan kusam. Sedangkan koper lainnya berisi sedikit pakaian anak laki-laki. Dalam benak Jaguar memperkirakan semua itu lalu menghela na

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19

Bab terbaru

  • Dewa Naga Terpilih   60.

    Jaquer melangkah mengikis jaraknya dengan Angeli, dia tidak mengindahkan peringatan dari wanita itu. Tatapannya yang tajam menghujam jantung Angeli membuat tubuh wanita itu gemetaran. "Jaquer," keluh Angeli manja. Meskipun jantungnya berdetak lebih cepat dan tubuhnya tampak gemetaran, Angeli masih mampu mengeluarkan kemanjaannya. Tangan kekar Jaquer mencengkeram rahang Angeli lalu mendorongnya hingga tubuh wanita itu terjatuh di sofa. "Apakah selama ini masih kurang?"Angeli meraih telapak tangan itu dan mengusapnya lembut. Tubuhnya menggeliat pelan hingga rok mini yang dipakai sedikit naik lebih tinggi. Paha putih mulus terpampang nyata. Angeli tersenyum tipis, "Jaquer!"Suara manja nan lembut mengalun indah, tidak hanya suara yang digunakan oleh Angeli agar Jaquer tergoda. Dia juga melakukan gerakan. Tungkai yang panjang dan mulus diangkatnya dan bergerak menyentuh tubuh Jaquer. Pria itu mengulum senyum aneh, tetapi Angeli tidak peduli. Dia terus memancing gairah Jaquer. "Car

  • Dewa Naga Terpilih   59.

    Sementara di ruang kerja Jaquer terlihat pria itu sedang memegang kepalanya dan memijatnya pelan. Elang hanya duduk diam di depannya yang terhalang oleh meja. "Apakah sesakit itu, Tuan?""Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan tubuhku, Elang.""Sejak kapan ini terjadi?""Sejak aku kembali dari pencarian Meilani dan Leonard. Sehari setelahnya rasa ini mulai tumbuh, serangan akan lebih dahsyat setelah aku makan bekal dari istri."Untuk sesaat Elang menatap pada atasannya dengan dahi berkerut, lalu bibirnya mulai bergerak pelan, "mungkinkah ada konspirasi antara penculik dan nyonya, Tuan?""Aku kira juga itu, tetapi semua belum jelas. Meilani terlihat santai dan tulus begitu juga dengan putraku." Keduanya terdiam dalam pikirannya masing-masing hingga lamunan itu buyar saat terdengar suara familiar yang datang menyapa manja. Elang langsung menatap pada Jaquer, atasannya itu mengangguk dan menggeleng sebagai tanda agar dia keluar meninggalkan Jaquer bersama pemilik suara itu. "Saya

  • Dewa Naga Terpilih   58

    Waktu terus berlalu, Jaquer merasakan perlakuan Meilani banyak berubah sejak menghilang beberapa waktu lalu. Namun, dia tidak mau berkata hanya bawahannya yang digerakkan untuk mencari kebenaran atas peristiwa menghilangnya itu. Jaquer mengikuti saja semua apa yang diinginkan oleh istri dan anaknya tanpa bentak membantah. Seperti hari ini, dia diberi arahan untuk mulai membawa bekal makan siang. Jaquer hanya memberi senyuman dan setuju saja toh hanya bekal makan siang. "Jangan lupa dimakan, Jaqu!" pesan Meilani. Melihat sikap ayahnya yang makin patuh dengan apa yang dikatakan oleh ibunya membuat Leonard menjadi bimbang. Dia tidak ingin ada perubahan pada ayahnya yang akan membawa dampak tidak baik. "Ibu, apakah ini tidak akan merubah semua?" tanya Leonard saat bayangan Jaquer sudah jauh. Meilani menatap punggung suaminya yang menghilang di balik tirai pembatas. Kemudian pandangannya berpaling pada putranya. Senyumnya mengembang tipis, dengan tatapan gelisah. "Semoga saja tidak,

  • Dewa Naga Terpilih   57.

    Sudah sekian waktu ternyata Jaquer masih belum mampu menemukan keluarganya. Dia mendesah panjang dan berat. Maka untuk menghilangkan kegelisahan dan rasa khawatir yang terus mendera dia pun memutuskan untuk kembali pulang. Tidak butuh waktu lama, kaki Jaquer sudah menapaki lantai halaman mansion miliknya. Dia berjalan lesu, tetapi pintu langsung terbuka saat tangannya meraih gagang pintu. "Mei!" Tanpa banyak suara, Meilani meraih lengan suaminya dan membawanya masuk. Jaquer hanya mengikuti langkah istrinya dalam diam. "Duduklah, kamu pasti lelah!" Usia berkata, Meilani berdiri dan melangkah meninggalkan Jaquer. Namun, baru saja bergerak dua langkah tangannya sudah di raih Jaquer dan ditarik hingga wanita itu jatuh terduduk di paha. "Menghilang kemana?""Aku tidak hilang, hanya keluar bersama Leonard berbelanja setelah itu pulang. Aku juga belikan kamu pakaian, sebentar aku ambil dulu," kata Meilani. Jaquer meraup wajahnya, dia tidak semudah itu percaya akan penjelasan istrinya.

  • Dewa Naga Terpilih   56. Hilang

    Jaquer masih fokus dengan layar laptopnya, dia meneruskan pekerjaan Elang yang tertunda akibat pencarian istri dan anaknya. Pekerjaan bisnis di kota sebelah membuat otak Jaquer terus berputar dan bercabang. Keresahan yang menjalar di jiwa tidak dia pedulikan. Saat ini gelisah itu harus ditekan demi sebuah pekerjaan yang lebih pantas. Tiba-tiba telinga Jaquer bergerak ke atas, kedua matanya menyipit dengan dahi berkerut. Dia pun mengangkat kepalanya menatap pada pintu berharap ada kabar dari sana. Cukup lama Jaquer diam menatap pintu dengan menopang dagu. Selang beberapa menit, pintu terbuka dengan menampilkan wajah sendu Alexandria. "Tuan, Nyonya dan Tuan Muda telah ditemukan."Mendengar kabar itu seketika Jaquer bangkit dari duduknya dan saat itu juga tangannya menyambar jas hitam yang ada di sandaran kursi. "Segera ke sana!"Tanpa banyak bicara, Alexandria pun berjalan mengikuti arah Jaquer hingga sampai di pintu lift. Jaquer menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap

  • Dewa Naga Terpilih   55. Menuju ke Mansion Venus

    Mobil yang membawa Meilani dan Leonard telah memasuki jalan khusus yang mana di sekelilingnya dipenuhi dengan pohon pinus menjulang tinggi. Angin bertiup sepoi, pandangan Meilani semakin berkabut. "Leon, segera kabari ayah kamu!" perintah Meilani dengan nada sangat rendah. Tanpa bersuara Leonard menunjukkan layar ponselnya yang sudah berada di dinding chat bersama ayahnya. Melihat riwayat chat itu seketika Meilani menghela napas panjang. Kemudian dia pun melihat ke sisi luar. Hanya ada deretan pohon pinus yang sesekali terdapat rumput liar yang cukup tinggi. Mobil akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan megah, tetapi bukan seperti gambar yang dikirim ayahnya. Hal ini membuat kepala Leonard menggeleng. "Selamat datang!" Terdengar suara yang familiar di telinga Meilani. Begitu pintu terbuka barulah dia sadar sedang berhadapan dengan siapa. Bibir tipis Meilani tersenyum masam. "Apa maksud kamu membawa kami ke sini, Nona?"Angeli tersenyum, dia memberi isyarat pada bawahannya aga

  • Dewa Naga Terpilih   54. Nyata

    Beberapa bawahan Jaquer membawa Jordan dan yang lainnya keluar dari ruangan itu atas perintah Jaquer. Setelah semua yang melakukan perundingan telah disingkirkan, barulah Alexandra berjalan mendekati Meilani."Mari, Nyonya!"Meilani meraih telapak tangan Alexandria, keduanya naik ke atas panggung dimana Jaquer dan Leonard sudah berdiri tegak di sana. Dengan penuh kasih, Jaquer menjemput wanitanya. Lalu dibawa lebih ke tengah. "Wanita ini adalah istri saya, ke depannya kalian harus menjaganya," kata Jaquer sambil mengangkat tangannya yang bertautan dengan Meilani. Jawaban serempak terdengar jelas, kemudian Jaquer kembali berkat untuk memperkenalkan putranya. Semua anggota Istana Naga tampak gembira atas kabar yang disampaikan oleh Jaquer. Waktu terus berlalu hingga akhirnya perjamuan itu selesai. Jaquer pun melangkah lebih dulu meninggalkan ruangan itu, ada pekerjaan yang harus dilakukan. "Bawa pulang istriku dan anakku, langsung mansion Venus!" Usai berkata Jaquer melangkah panja

  • Dewa Naga Terpilih   53. Kekuatan Pedang Naga

    Leonard menatap manik mata ayahnya yang sedang menunduk. Pria kecil itu menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin agar ibuku kembali seperti semula, Ayah," ujar Leonard datar. "Baik." Jaquer berpaling menatap pada bawahannya, "bersihkan tanpa sisa!"Mendengar perintah Jaquer, beberapa pria berpakaian serba hitam pun melangkah menuju ke sekumpulan orang yang telah melakukan perundungan pada Meilani dan Leonard. "Jaquer, apakah ini balasannya?" teriak Angeli sambil menatap penuh harap. Jaquer menatap dingin pada sosok Angeli. Dia menggerakkan dagunya pelan. Saat itu juga dia orang pria menyeret tubuh Angeli dan beberapa orang yang telah menyiksa istrinya. "Berhenti! Aku masih disini, Jaqu," tegas Jordan. Jaquer berpaling pada sosok pria berusia senja--Jordan Wang. Bibir tipisnya menyeringai, "aku tidak peduli!"Mendengar kata tidak peduli keluar dari mulut Jaquer, maka kedua pria itu melanjutkan tindakan mereka yang menyeret tubuh Angeli secara tidak hormat. "Bangsat, kau berkhia

  • Dewa Naga Terpilih   52. Semua Terbukti

    Seorang pria paruh baya berjalan dengan diiringi oleh beberapa pria berjas hitam. Dia melangkah dengan bantuan tongkat berkepala naga menuju ke arah Miss. Angeli. "Salam Sejahtera, Tuan Jordan!" Semua orang yang hadir membungkuk sambil memberi salam pada pria tersebut. Jordan Wang, pemimpin sekte bulan sabit. Dia datang ingin menegaskan atas janji yang dulu pernah diucapkan oleh sang pemimpin naga. Akan tetapi semua telah berubah tudak sesuai dengan janji pemimpin terdahulu, dia tidak tahu siapa pemimpin yang baru. Selama ini yang dia tahu adalah putrinya lah yang akan mewarisi pedang panjang naga itu. "Papa, akhirnya kamu datang juga. Lihatlah wanita dan pria kecil itu!" adu Angeli dengan kemanjaannya. Pandangan Jordan Wang seketika tertuju pada sosok wanita yang masih berdiri di sekitar kursi khusus dengan menggandeng tangan mungil seorang pria kecil dengan gestur yang mirip seseorang. Dahi Jordan Wang berkerut, pikirannya melayang pada sosok pria muda yang dulu pernah dia tol

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status