Share

8. Hancur

Author: Shaveera
last update Last Updated: 2024-10-17 17:36:23

Terlihat pergerakan formasi bintang yang masih belum sempurna, hal ini membuat Jaquer menggelengkan kepala. Ujung formasi terlihat begitu kasar gerakannya sehingga hanya sekali hentak pedang di tangan mental meninggalkan sebuah tendangan yang tidak berujung.

"Hah, hanya segini ujung formasi kalian!"

"Jangan kira semua langsung hancur, Bangsat. Maju kalian, perkuat samping dan berputar!" Kai berteriak memberi perintah.

Seketika formasi kembali terbentuk dan kali ini terlihat makin kuat dengan berganti ujung tombaknya. Jaquer terpana. "Bagaimana bisa secepat itu?"

Namun, belum sempat Jaquer bereaksi sebuah tombak melayang ke arahnya. Untung sensor tubuhnya bergerak cepat hanya menekuk tubuhnya ke samping kanan tombak itu lolos begitu saja.

Terlepas dari ujung tombak sebuah tendangan datang dari arah yang tidak terduga membuat Jaquer segera melompat membuat tubuhnya melayang di udara. Formasi terus bergerak aktif membentuk ke atas mengejar langkah Jaquer.

Kali ini otak Jaquer bergerak dan berpikir cepat untuk menghancurkan formasi tersebut. Dia masih melayang di udara melihat pergerakan setiap personil formasi hingga pandangannya menemukan celah yang cukup bagus meskipun kemungkinannya terbilang sempit.

"Kali ini jangan harap kau bisa lolos, Jaquer!" Hentak Kai.

Secepat kilat Kai melayangkan beberapa pukulan dan serangan pedang yang bertubi-tubi. Disusul oleh formasi dari segala arah hingga membuat Jaquer terlihat sedikit terteter.

"Haha, hanya segini kekuatan kalian. Ini masih dibawah standart serangku!"

Hinaan dari mulut Jaquer membuat Kai naik darah, dia semakin muak akan kesombongan yang diperlihatkan lawannya. Kedua Rapak tangannya mencengkeram erat gagang pedang miliknya.

Merasa kekuatannya mulai terkumpul, segera ujung pedang diayunkan ke arah Jaquer bersamaan dengan ujung tombak personal formasi. Selarik sinar merah meluncur jelas berbentuk pedang panjang ke arah Jaquer.

Melihat hal itu, maka Jaquer menerima sinar tersebut dengan pedang miliknya. Bunyi pertemuan keduanya mampu menggetarkan tanah dan seolah udara ikut berhenti bertiup.

Tubuh ayah dan keluarga Meilani terpental ke belakang. Begitu juga dengan personal formasi.

"Host, host!" Napas Kai dan Domain saling berkejaran. Keduanya menatap sosok Jaquer tanpa kedip.

Mereka tidak percaya dengan apa yang terlihat nyata di depan. Sosok tersebut masih berdiri kokoh tanpa sedikitpun kelelahan.

"Sudah sejauh ini, kalian masih belum mampu untuk kalahkan aku. Seperti dugaanku, kalian belum pantas untuk menghina aku dan keluarga." Jaquer berjalan santai menuju ke arah anak dan istrinya.

Leonard tersenyum menyambut kedatangan sosok pria idoalnya itu. Dengan suara yang penuh kerinduan dan ceria, pria kecil itu berlari menyambut langkah Jaquer dengan merentangkan kedua lengan.

"Weh, jagoan ayah!"

Satu kali hentak tubuh kecil itu sudah berada dalam gendongan Jaquer. Dia melanjutkan langkahnya mengikis jarak dengan Meilani.

Diraihnya jemari istrinya dan dikaitkan pada jemarinya. "Mari ikut aku pulang!"

Meilani mengangguk dan melangkah sesuai gerak Jaquer. Semua mata hanya menatap bingung dengan kejadian hari itu.

Namun, Richard seakan masih belum terima jika putrinya dibawa pergi oleh menantu sampahnya. Maka dengan gerak cepat diraihnya belati yang sejak tadi terselip di antara ikat pinggang miliknya

Wuus. Slutsh!

Belati itu tidak sampai ke sasaran, karena Jaquer sudah memperhitungkan jarak serang mereka ke tubuh anak istri. Dia cukup menarik tubuh istrinya dalam pelukan sehingga belati menemui ruang kosong.

Menerima serangan balik yang curang membuat Jaquer kembali berbalik badan. Pandangannya menggelap ke arah ayah mertua. "Berani sekali serang aku, Pak Tua!"

"Huh, siapa kau hingga aku tidak berani. Hanya menantu sampah."

"Dia suamiku, Ayah. Mau apa lagi?" Kali ini Meilani pasang badan untuk suaminya saat sang ayah mulai mengangkat tombaknya.

Richard menatap dingin pada putrinya yang mulai membangkang bahkan telah berani menaikkan volume suaranya saat berbicara dengannya.

Jaquer menatap wajah istrinya yang memerah menahan emosi. Sangat terlihat jika Meilani sedang menurunkan volume luapan lahar dalam dada yang selama ini mungkin sudah dia tahan.

Jaquer menghela napas kasar, dia mengusap punggung istrinya. Membantu agar emosi sang istri segera mereda.

"Sebaiknya kita segera pergi, Meme!"

"Pergi kemana, sedangkan kamu saja baru keluar dari pengasingan?"

"Bukankah sebelum ke rumah sakit kemarin aku ada kasih kamu sebuah kartu, dimana kartu itu?"

Meilani terhenyak kaget mendengar pertanyaan suaminya. Saat itu juga kepalanya menunduk dengan kedua tangan saling meremat. Terlihat jelas sorot kegelisahan di manik mata bening istrinya. Jaquer menyadari perubahan sikap sang istri. Dia tidak marah.

Justru lengannya meraih bahu Meilani lembut dan direngkuh. "Sudah jangan pikirkan lagi."

"Tapi, bukankah itu milik teman kamu, Jaquer. Bagaimana jika kartu itu dimintanya?"

Related chapters

  • Dewa Naga Terpilih   9. Dibuang

    Jaquer terlihat diam mematung menatap istrinya mulai dari bawah hingga ke ujung kepala. Cukup lama hingga di kedua matanya membayang bening dan mulai mengumpul keluar perlahan. Tangan Meilani terangkat, menyentuh wajah lelakinya, "jangan cengeng iih, masak seorang pria menangis?""Maafkan aku yang telah meninggalkan kamu dan calon anak kita dulu, Meme. Aku tidak berdaya meskipun saat ini masih sama." Jaquer berkata dengan nada rendah. "Sudah jangan bicara lagi, sekarang bagaimana?"Belum sempat Jaquer menjawab pertanyaan istrinya, Tiba-tiba dari arah belakang terdengar beberapa benda berat jatuh. Untung semua itu tidak sampai menyentuh punggung kecil Leonard. Jaquer menoleh untuk melihat ada benda apa yang jatuh. Begitu menoleh jelas terlihat dua koper besar yang terbuka. Semua isinya tercerai berai, beberapa helai pakaian wanita yang terlihat kucel dan kusam. Sedangkan koper lainnya berisi sedikit pakaian anak laki-laki. Dalam benak Jaguar memperkirakan semua itu lalu menghela na

    Last Updated : 2024-10-19
  • Dewa Naga Terpilih   10. Jejak

    Sebuah maybach hitam legam terparkir di depan gedung. Ujung pantofel yang terlihat mengkilat tertempa cahaya membuat sepasang mata menatap dengan tubuh bergetar. Sosok yang dingin dengan tinggi 185 cm keluar. Jaquer, keluar dari mobil dengan balutan jas berwarna kream menampilkan kesan dingin dan datar. "Selamat datang di mansion Albright, Tuan Jaquer!""Hem, bagaimana kabar mengenai kerusuhan di sana, Jiwon?"Lelaki senja yang masih terlihat kekar itu menghela napas panjang. Jiwon adalah salah satu orang kepercayaan Jaquer tetapi karena pernah menyinggung istrinya saat di rumah sakit masa silam membuat Jaquer sedikit lebih hati-hati. "Apa yang sudah kamu temukan?"Langkah keduanya sudah sampai di ruangan kerja Jaquer. Maka, segera Jiwon mengambil file yang disimpan pada map hitam lalu menyerahkan pada Jaquer. Jaquer membuka lembar demi lembar kertas laporan hasil penyelidikan Jiwon di daerah utara wilayah kekuasaannya. "Informasi apa ini!"Map itu dilempar oleh Jaquer dan menyent

    Last Updated : 2024-10-21
  • Dewa Naga Terpilih   11. Kabar Terbaru

    Jaquer terdiam, tatapannya lurus ke depan pada jalanan yang sepi. "Putar balik!"Asisten segera memanuver mobilnya berbalik arah menuju ke perusahaan. Sesuai perintah laju kecepatannya pun bertambah hingga hanya dalam hitungan detik mobil sudah terparkir kembali di depan lobi. "Silakan, Tuan!"Jaquer keluar dari mobil, kakinya yang panjang segera melangkah memasuki perusahaan yang baru saja ditinggalkan. Langkahnya terhenti tepat di tengah lobi, tatapan Jaquer memindai seluruh perangkat yang terselip di beberapa tempat rahasia. Setelah merasa yakin, kakinya melangkah pada sebuah vas bunga setinggi satu meter. Dengan gerak lambat, tapak tangannya menyusuri setiap guratan lukisan. "Rupanya di sini!" Jaquer bergumam lirih lalu dia melanjutkan langkahnya pada pihak resepsionis. "Berikan aku laptopmu!"Sang petugas sedikit tergagap menyingkapi inginnya atasa. "Laptop, Tuan?""Hem."Teman resepsionis itu menyenggol rekannya agar segera memberikan apa yang diinginkan atasannya. "Ini, Tua

    Last Updated : 2024-10-23
  • Dewa Naga Terpilih   12. Gedung Kosong

    Sementara di sebuah gedung kosong terlihat seorang wanita dan pria kecil terikat di tiang saling membelakangi. Tubuh keduanya kucel dan lusuh. Suara pria kecil merengek inginkan air mineral. "Haus, berikan aku seteguk air!"Seorang pria berjaket kulit hitam melangkah mendekat sandera itu sambil membawa sebotol air mineral. Langkahnya berhenti tepat di depan pria kecil. "Kau haus, Bocah. Ini, minum!" Pria itu mulai menuangkan air mineral ke wajah pria kecil. "Tuan, jangan tinggi dan jauh. Lihatlah air itu terbuang percuma! Leon benar haus." Rupanya pria kecil itu bernama Leon, dan wanita yang terikat bersamanya pastilah ibunya--Meilani. "Tolong beri putraku air mineral dengan baik, Tuan! Biar nyawaku yang jadi jaminannya asal dia baik-baik saja.""Haha, jangan mimpi kalian. Selama di sini kalian adalah tanggung jawabku sampai pria itu mengalah dan mengikuti inginnya atasan kami!""Kalian pasti akan mati jika sampai ayahku berhasil menemukanku!" Ancam Leonard. Mendengar ancaman an

    Last Updated : 2024-10-24
  • Dewa Naga Terpilih   13. Ambil Saja Pria itu!

    Suara desing selongsong peluru saling bertabrakan, angin seakan enggan berhembus. Suasana gedung kosong yang awalnya sunyi kini berganti penuh dengan asap tebal. Jaquer masih berdiri dengan sedikit condong ke samping dan sebilah pedang panjang berada di tangannya sebagai penopang tubuhnya. Beberapa sayatan terlihat nyata di beberapa bagian tubuhnya. Pakaian putih pembungkus tubuh kelarnya telah berubah warna. Di hadapannya terlihat sosok wanita dengan tatapan tajam bak mata pedang menghunus ke jantung Jaquer. Namun, pria itu hanya melempar senyum biasanya. "Bagaimana, Tuan Jaquer, apakah saya sudah layak untuk berada sejajar di sisimu?"Jaquer hanya melengkungkan bibirnya tipis. Tatapannya tidak bisa jauh dari posisi Meilani yang terkulai lemah dalam kurungan besi bersama putranya. "Bebaskan mereka, Nona! Aku lah yang kamu inginkan," ucap Jaquer dengan nada dingin dan datar. Wanita itu hanya menyeringai sinis. Lalu kaki panjangnya melangkah mendekat ke arah kurungan besi dan mer

    Last Updated : 2024-10-26
  • Dewa Naga Terpilih   14. Apa Yang Terjadi

    Apa yang dikatakan oleh Meilani tidak membuat Jaquer sakit hati, dia merasa apa yang dikatakan oleh istrinya hanyalah cara dia mengulur waktu agar lebih mudah melepaskan diri. Namun, hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh Angeli. Wanita itu menginginkan agar Jaquer mau menyentuhnya di depan Meilani. "Aku adalah tunanganmu dalam sekte bulan sabit, Jaquer. Kau tidak bisa melupakan perjanjian itu!"Jaquer meraih pinggang Angeli, lalu mendorongnya dan menekan pada dinding. Kedua matanya menatap pergerakan Jaquer dengan sendu seakan dia sedang dikuliti oleh pria itu. Jaquer semakin menakan tubuh Angeli, "kau tidak bisa menekanku, Angeli. Ingat, semua ada batasnya!""Hai, Nona!" Meilani berteriak memanggil Angeli. Suara Meilani yang lantang dan tegas membuat Jaquer melepaskan tekanannya pada Angeli dan menggeser tubuhnya agar kedua wanita itu bisa saling tatap. "Kau sudah dapatkan pria itu, maka lepaskan kami!"Angeli berjalan menuju ke kurungan besi dan meraih leher Meilani, lalu menek

    Last Updated : 2024-10-29
  • Dewa Naga Terpilih   15. Pemimpin Sekte

    Kedua mata Angeli berbinar kala sosok Jordan Wang (Mr.Jw) --ayah Angeli. Langkahnya tergesa mendekat pada Mr. JW lalu masuk ke dalam pelukan. "Apakah begitu lama menangkapnya, hem?""Bukan seperti itu, Ayah. Aku masih harus memastikan lebih dulu."Mr. JW berjalan dengan tatapan tertuju pada Jaquer. Dia tidak pernah terbayang bahwa orang yang dulu diselamatkan kini telah memberontaknya. "Apakah ini caramu membalas kebaikanku, Jaquer?"Mendengar namanya disebut, Jaquer bergeming. Tatapannya sama sekali tidak berpindah, masih sama tertuju pada anak dan istrinya. Hanya dia yang tahu gejolak jiwanya, kesakitannya dan kesedihan menghempaskan seluruh organ tubuh. Wanita yang dulu begitu cantik, segar dan penuh pesona kini menjadi layu hanya menyisakan senyum pahit. Putra yang dia harapkan bisa tumbuh kuat dan sehat saat ditinggalkan ternyata berbanding terbalik. Hatinya menjerit mengingat kata manis yang terlontar dari bibir Mr. JW masa silam. Dimana sebagian harta yang dia berikan pada

    Last Updated : 2024-10-31
  • Dewa Naga Terpilih   16. Membawa Pergi

    Tubuh Meilani sudah berada di gendongan Jaquer dengan tangan lainnya menggandeng jemari kecil Leonard. Pria kecil itu melangkah mengikuti Jaquer tanpa suara, begitu pintu maybach terbuka barulah Leonard berhenti menunggu sejenak. "Masuk dan jaga ibumu, Leon!"Setelah siap, Jaquer berbalik badan melangkah cepat menuju ke tempat semula. Belum sampai di depan pintu gerbang, dia melihat Elang berjalan mendekat sambil membawa tas jinjing milik istrinya. "Maaf sedikit terlambat, Tuan. Ini tas milik Nyonya!""Hem." Jaquer menerima tas tersebut lalu membawanya ke mobil, dia berhenti sesaat dan berbalik lagi, "aku bawa mobil sendiri, kau cari taksi!"Elang mematung, tetapi dia tidak mampu berucap sepatah kata pun. Perintah Jaquer baginya mutlak tak terbantahkan. Maybach keluaran terbaru dan hanya beberapa di dunia meluncur meninggalkan Elang sendiri. Dia tidak segera melangkah hanya tetap berdiri di sana hingga sebuah mobil lainnya datang. "Masuk!" Suara perempuan memberi perintah pada Ela

    Last Updated : 2024-11-01

Latest chapter

  • Dewa Naga Terpilih   60.

    Jaquer melangkah mengikis jaraknya dengan Angeli, dia tidak mengindahkan peringatan dari wanita itu. Tatapannya yang tajam menghujam jantung Angeli membuat tubuh wanita itu gemetaran. "Jaquer," keluh Angeli manja. Meskipun jantungnya berdetak lebih cepat dan tubuhnya tampak gemetaran, Angeli masih mampu mengeluarkan kemanjaannya. Tangan kekar Jaquer mencengkeram rahang Angeli lalu mendorongnya hingga tubuh wanita itu terjatuh di sofa. "Apakah selama ini masih kurang?"Angeli meraih telapak tangan itu dan mengusapnya lembut. Tubuhnya menggeliat pelan hingga rok mini yang dipakai sedikit naik lebih tinggi. Paha putih mulus terpampang nyata. Angeli tersenyum tipis, "Jaquer!"Suara manja nan lembut mengalun indah, tidak hanya suara yang digunakan oleh Angeli agar Jaquer tergoda. Dia juga melakukan gerakan. Tungkai yang panjang dan mulus diangkatnya dan bergerak menyentuh tubuh Jaquer. Pria itu mengulum senyum aneh, tetapi Angeli tidak peduli. Dia terus memancing gairah Jaquer. "Car

  • Dewa Naga Terpilih   59.

    Sementara di ruang kerja Jaquer terlihat pria itu sedang memegang kepalanya dan memijatnya pelan. Elang hanya duduk diam di depannya yang terhalang oleh meja. "Apakah sesakit itu, Tuan?""Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan tubuhku, Elang.""Sejak kapan ini terjadi?""Sejak aku kembali dari pencarian Meilani dan Leonard. Sehari setelahnya rasa ini mulai tumbuh, serangan akan lebih dahsyat setelah aku makan bekal dari istri."Untuk sesaat Elang menatap pada atasannya dengan dahi berkerut, lalu bibirnya mulai bergerak pelan, "mungkinkah ada konspirasi antara penculik dan nyonya, Tuan?""Aku kira juga itu, tetapi semua belum jelas. Meilani terlihat santai dan tulus begitu juga dengan putraku." Keduanya terdiam dalam pikirannya masing-masing hingga lamunan itu buyar saat terdengar suara familiar yang datang menyapa manja. Elang langsung menatap pada Jaquer, atasannya itu mengangguk dan menggeleng sebagai tanda agar dia keluar meninggalkan Jaquer bersama pemilik suara itu. "Saya

  • Dewa Naga Terpilih   58

    Waktu terus berlalu, Jaquer merasakan perlakuan Meilani banyak berubah sejak menghilang beberapa waktu lalu. Namun, dia tidak mau berkata hanya bawahannya yang digerakkan untuk mencari kebenaran atas peristiwa menghilangnya itu. Jaquer mengikuti saja semua apa yang diinginkan oleh istri dan anaknya tanpa bentak membantah. Seperti hari ini, dia diberi arahan untuk mulai membawa bekal makan siang. Jaquer hanya memberi senyuman dan setuju saja toh hanya bekal makan siang. "Jangan lupa dimakan, Jaqu!" pesan Meilani. Melihat sikap ayahnya yang makin patuh dengan apa yang dikatakan oleh ibunya membuat Leonard menjadi bimbang. Dia tidak ingin ada perubahan pada ayahnya yang akan membawa dampak tidak baik. "Ibu, apakah ini tidak akan merubah semua?" tanya Leonard saat bayangan Jaquer sudah jauh. Meilani menatap punggung suaminya yang menghilang di balik tirai pembatas. Kemudian pandangannya berpaling pada putranya. Senyumnya mengembang tipis, dengan tatapan gelisah. "Semoga saja tidak,

  • Dewa Naga Terpilih   57.

    Sudah sekian waktu ternyata Jaquer masih belum mampu menemukan keluarganya. Dia mendesah panjang dan berat. Maka untuk menghilangkan kegelisahan dan rasa khawatir yang terus mendera dia pun memutuskan untuk kembali pulang. Tidak butuh waktu lama, kaki Jaquer sudah menapaki lantai halaman mansion miliknya. Dia berjalan lesu, tetapi pintu langsung terbuka saat tangannya meraih gagang pintu. "Mei!" Tanpa banyak suara, Meilani meraih lengan suaminya dan membawanya masuk. Jaquer hanya mengikuti langkah istrinya dalam diam. "Duduklah, kamu pasti lelah!" Usia berkata, Meilani berdiri dan melangkah meninggalkan Jaquer. Namun, baru saja bergerak dua langkah tangannya sudah di raih Jaquer dan ditarik hingga wanita itu jatuh terduduk di paha. "Menghilang kemana?""Aku tidak hilang, hanya keluar bersama Leonard berbelanja setelah itu pulang. Aku juga belikan kamu pakaian, sebentar aku ambil dulu," kata Meilani. Jaquer meraup wajahnya, dia tidak semudah itu percaya akan penjelasan istrinya.

  • Dewa Naga Terpilih   56. Hilang

    Jaquer masih fokus dengan layar laptopnya, dia meneruskan pekerjaan Elang yang tertunda akibat pencarian istri dan anaknya. Pekerjaan bisnis di kota sebelah membuat otak Jaquer terus berputar dan bercabang. Keresahan yang menjalar di jiwa tidak dia pedulikan. Saat ini gelisah itu harus ditekan demi sebuah pekerjaan yang lebih pantas. Tiba-tiba telinga Jaquer bergerak ke atas, kedua matanya menyipit dengan dahi berkerut. Dia pun mengangkat kepalanya menatap pada pintu berharap ada kabar dari sana. Cukup lama Jaquer diam menatap pintu dengan menopang dagu. Selang beberapa menit, pintu terbuka dengan menampilkan wajah sendu Alexandria. "Tuan, Nyonya dan Tuan Muda telah ditemukan."Mendengar kabar itu seketika Jaquer bangkit dari duduknya dan saat itu juga tangannya menyambar jas hitam yang ada di sandaran kursi. "Segera ke sana!"Tanpa banyak bicara, Alexandria pun berjalan mengikuti arah Jaquer hingga sampai di pintu lift. Jaquer menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap

  • Dewa Naga Terpilih   55. Menuju ke Mansion Venus

    Mobil yang membawa Meilani dan Leonard telah memasuki jalan khusus yang mana di sekelilingnya dipenuhi dengan pohon pinus menjulang tinggi. Angin bertiup sepoi, pandangan Meilani semakin berkabut. "Leon, segera kabari ayah kamu!" perintah Meilani dengan nada sangat rendah. Tanpa bersuara Leonard menunjukkan layar ponselnya yang sudah berada di dinding chat bersama ayahnya. Melihat riwayat chat itu seketika Meilani menghela napas panjang. Kemudian dia pun melihat ke sisi luar. Hanya ada deretan pohon pinus yang sesekali terdapat rumput liar yang cukup tinggi. Mobil akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan megah, tetapi bukan seperti gambar yang dikirim ayahnya. Hal ini membuat kepala Leonard menggeleng. "Selamat datang!" Terdengar suara yang familiar di telinga Meilani. Begitu pintu terbuka barulah dia sadar sedang berhadapan dengan siapa. Bibir tipis Meilani tersenyum masam. "Apa maksud kamu membawa kami ke sini, Nona?"Angeli tersenyum, dia memberi isyarat pada bawahannya aga

  • Dewa Naga Terpilih   54. Nyata

    Beberapa bawahan Jaquer membawa Jordan dan yang lainnya keluar dari ruangan itu atas perintah Jaquer. Setelah semua yang melakukan perundingan telah disingkirkan, barulah Alexandra berjalan mendekati Meilani."Mari, Nyonya!"Meilani meraih telapak tangan Alexandria, keduanya naik ke atas panggung dimana Jaquer dan Leonard sudah berdiri tegak di sana. Dengan penuh kasih, Jaquer menjemput wanitanya. Lalu dibawa lebih ke tengah. "Wanita ini adalah istri saya, ke depannya kalian harus menjaganya," kata Jaquer sambil mengangkat tangannya yang bertautan dengan Meilani. Jawaban serempak terdengar jelas, kemudian Jaquer kembali berkat untuk memperkenalkan putranya. Semua anggota Istana Naga tampak gembira atas kabar yang disampaikan oleh Jaquer. Waktu terus berlalu hingga akhirnya perjamuan itu selesai. Jaquer pun melangkah lebih dulu meninggalkan ruangan itu, ada pekerjaan yang harus dilakukan. "Bawa pulang istriku dan anakku, langsung mansion Venus!" Usai berkata Jaquer melangkah panja

  • Dewa Naga Terpilih   53. Kekuatan Pedang Naga

    Leonard menatap manik mata ayahnya yang sedang menunduk. Pria kecil itu menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin agar ibuku kembali seperti semula, Ayah," ujar Leonard datar. "Baik." Jaquer berpaling menatap pada bawahannya, "bersihkan tanpa sisa!"Mendengar perintah Jaquer, beberapa pria berpakaian serba hitam pun melangkah menuju ke sekumpulan orang yang telah melakukan perundungan pada Meilani dan Leonard. "Jaquer, apakah ini balasannya?" teriak Angeli sambil menatap penuh harap. Jaquer menatap dingin pada sosok Angeli. Dia menggerakkan dagunya pelan. Saat itu juga dia orang pria menyeret tubuh Angeli dan beberapa orang yang telah menyiksa istrinya. "Berhenti! Aku masih disini, Jaqu," tegas Jordan. Jaquer berpaling pada sosok pria berusia senja--Jordan Wang. Bibir tipisnya menyeringai, "aku tidak peduli!"Mendengar kata tidak peduli keluar dari mulut Jaquer, maka kedua pria itu melanjutkan tindakan mereka yang menyeret tubuh Angeli secara tidak hormat. "Bangsat, kau berkhia

  • Dewa Naga Terpilih   52. Semua Terbukti

    Seorang pria paruh baya berjalan dengan diiringi oleh beberapa pria berjas hitam. Dia melangkah dengan bantuan tongkat berkepala naga menuju ke arah Miss. Angeli. "Salam Sejahtera, Tuan Jordan!" Semua orang yang hadir membungkuk sambil memberi salam pada pria tersebut. Jordan Wang, pemimpin sekte bulan sabit. Dia datang ingin menegaskan atas janji yang dulu pernah diucapkan oleh sang pemimpin naga. Akan tetapi semua telah berubah tudak sesuai dengan janji pemimpin terdahulu, dia tidak tahu siapa pemimpin yang baru. Selama ini yang dia tahu adalah putrinya lah yang akan mewarisi pedang panjang naga itu. "Papa, akhirnya kamu datang juga. Lihatlah wanita dan pria kecil itu!" adu Angeli dengan kemanjaannya. Pandangan Jordan Wang seketika tertuju pada sosok wanita yang masih berdiri di sekitar kursi khusus dengan menggandeng tangan mungil seorang pria kecil dengan gestur yang mirip seseorang. Dahi Jordan Wang berkerut, pikirannya melayang pada sosok pria muda yang dulu pernah dia tol

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status