Share

Manusia

Tubuh yang bergerak di teratur di atasku terus mempercepat ritme permainannya. Setiap entakan kuterima dengan terus menggigit bibir bawah, sesekali meremas sprei yang dijadikan pegangan.

Dibanding dua hari lalu, Kak Makmur terasa semakin memperlakukanku dengan beringas. Suasana malam yang pasti akan pecah dengan suara sekecil apa pun membuatku terpaksa menahan napas serta desahan. Saat gerakannya semakin keras mengguncangkan tubuh, bisa kurasakan saraf-saraf yang turut menggila. Kenikmatan itu serupa berhamburannya kertas-kertas kecil dari terompet yang ditiupkan, pecah, juga mengundang rasa lemas pada kedua tungkai setelahnya.

Namun, jika biasanya Kak Makmur akan segera melepas dan menumpahkan cairan kental itu di dada, kali ini dia malah semakin memasukkan miliknya yang terasa menegang lebih dalam. Perlahan, tubuhnya yang bergerak memutus jarak di antara kami berdua mulai memelukku erat teriring rasa hangat dari basah yang mengalir membasahi sprei.

“Nay,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status