Share

Delusi

Setelah melajukan kembali sepeda motor, Je berniat mengajak untuk ke pantai sebelum makan malam. Aku mengiyakan karena hanya berpikir kalau tujuannya adalah siring pantai yang memang selalu ramai pengunjung. Namun, ternyata dia malah melaju cukup jauh meninggalkan perbatasan kota, kemudian baru berhenti pada pantai yang suasananya lebih sepi.

Aku hanya terdiam memandangi air laut yang terus menghantam pasir di pinggiran pantai. Langit lagi-lagi sedang terang meski belum bulan purnama.

Je terlebih dahulu menuruni sepeda motornya. Terpa angin yang sejuk malah mengantarkan sesak di dadaku. 

“Apa kita perlu pergi ke tempat lain saja, Nay?” tanya Je yang menyadarkanku.

Aku yang segera menoleh, mendapati tangan Je masih menggantung terulur padaku.

Kuanggukkan kepala pelan. “Apa boleh?”

Je malah tersenyum, tangan yang semula terulur dilipatkannya di bawah dada, kemudian tubuh dan wajahnya membungkuk. “Tentu,&rdquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status