Share

Bab.36

Author: Aishwa kusuma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sesampainya di depan kamar Ello. Nisa mengetuk.pintu kamar Ello dengan cukup keras. Suara pintu terbuka memperlihatkan sang adik salah tingkah saat melihat sang kakak di depan pintu. Nisa menyipitkan mata menatap Ello yang merasa bersalah pada Nisa.

"Puas kamu sudah buat kakak hampir saja dilecehkan orang di jalanan!" kata Nisa menatap tajam sang adik yang hanya menunduk. 

"Maafkan Ello, kak! Ello tidak menyangka akan seperti ini," balas Ello masih tidak berani menatap Nisa.

"Memangnya kamu lagi ngapain sih, sampai kamu lupa buat jemput kakak?" tanya Nisa merendahkan suaranya.

"Ello, lagi ngerjain tugas, kak," jawab Ello jujur.

"Kakak mau tanya mama, awas kalau kamu bohong sama kakak!" ancam Nisa. 

"Percayalah kak, El gak bohong!" kata Ello dengan suara lemah.

"Sudahlah, Nis, yang penting kamu selamat, tidak usah dibahas lagi!" sahut Rayhan tidak ingin Nisa memarahi Ello. "Setiap manusia tidak luput dari kesalahan, Nis, dan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 37

    Tengah malam, Rayhan terbangun. Tenggorokannya terasa kerimg. Rayhan menatap Ello yang masih terlelap. Karena tidak tahan, Rayhan keluar dari kamar Ello untuk mengambil minum. "Nisa," panggil Rayhan saat melihat Nisa yang hendak kembali lagi ke kamarnya."Aaaa!' teriak Nisa, namun Rayhan langsung membungkam mulut Nisa dengan tangannya."Jangan teriak - teriak, nanti mama kamu bangung," bisik Rayhan tepat di belakang telinga Nisa, karena saat ini positifnya sedang memeluk Nisa dari belakang. Perlahan Rayhan melepaskan pelukannya setelah Nisa tidak lagi berteriak. Namun, saat dia memutar tubuh Nisa menghadap ke arahnya, Rayhan melihat air mata Nisa menetes membasahi wajah cantiknya. Melihat air mata Nisa, Rayhan baru sadar jika dia sudah melakukan kesalahan. Dia memeluk Nisa meskipun secara tidak sadar. Dia juga melihat Nisa tidak mengenakan hijab, Ia tahu pasti Nisa merasa sangat kotor karena dirinya. Seseorang seperti Nisa akan selalu menjaga dirinya dari yang bukan mahram, dan se

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 38

    "Kenapa? Hem! Kalian pasti sangat terkejut! Iya kan?" bentak Hanum menatap bergantian ke arah Dara dan Adijaya."Kamu masih hidup!' kata Dara terbata."Iya, aku masih hidup, kamu pikir aku semudah ini meninggalkan dunia, hem?" tanya Hanum menyipitkan mata menatap Dara."Dengar, Dara ... Tuhanku tidak rela jika aku mati membiarkan kejahatan menang," kata Hanum menatap tajam.Dara menggeleng mendengar apa yang Hanum katakan. Jujur dia tidak menyangka jika Hanum masih belum meninggalkan dunia ini. "Tenang Dara, aku tidak serakah seperti kamu," kata Hanum mengangkat sebelah sudut bibirnya. "Aku tahu mana yang salah mana yang benar. Adijaya, kita bagi sama harta gono - gini, tapi aku juga minta bagian David karena dia adalah anak mu, dia berhak mendapat harta darimu," kata Hanum dengan tegas."Tidak! Aku tidak setuju!" sahut Dara."Kamu tidak punya hak memberi pendapat!" balas Hanum dengan penekanan. "Baiklah!" setuju Adijaya. Setelah itu membaginya, Adijaya memberikan setengah bagianny

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab.39

    "Apa? Tidak mungkin! Aa, dia ... Dia anak papa yang selama ini papa sia - siakan karena Mama," gumam Ayna mendengarkan apa yang mereka katakan."Ma'afkan mamaku, A, karena Mama kamu kehilangan masa kecil kamu yang seharusnya dipenuhi dengan kebahagiaan," gumam Ayna.Ayna menatap lemari pakaiannya, dia mengambil beberapa pakaian dan memasukannya ke dalam ransel. Setelah itu, Ayna mengambil kertas dan menuliskan sesuatu untuk suaminya. Air matanya mengalir menatap sekeliling ruangan yang menyimpan sejuta kenangan indah bersama sang suami. "Selamat tinggal, A, semoga kamu bahagia setelah kepergianku," gumam Ayna meletakkan kertas itu diatas nakas.Ayna keluar dari kamar dan meninggalkan rumah itu tanpa sepengetahuan siapapun. "Selamat tinggal, A, mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama," gumam Ayna sebelum berjalan semakin jauh.Ayna terus melangkahkan kakinya tanpa tujuan. Yang dia pikirkan hanya menjauhi David. Ayna tidak sanggup hidup dengan seseorang yang pernah disakiti

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab.40

    "Ay, maaf sudah membuat kamu menunggu lama," kata Nisa menghampiri Ayna dan memeluk sahabatnya."Aku juga baru sampai, Nis," balas Ayna melepas pelukan sahabatnya. "Ada apa?" tanya Nisa setelah mereka duduk dengan nyaman. "Kenapa kamu mau bekerja?" tanya Nisa yang tak henti memberondong Ayna dengan berbagai pertanyaan. Ayna pun menceritakan semua pada sahabat baiknya itu. Ayna yakin jika Nisa tidak akan memberitahu keberadaannya pada David."Ay, apa tidak sebaiknya kamu bicarakan baik - baik dengan David?" tanya Nisa."Masalahnya aku yang tidak bisa dekat sama Aa, Nis. Setiap dekat dengan Aa, perasaan bersalah itu selalu muncul. Aku tidak sanggup membayangkan betapa hancurnya pria yang aku cintai karen mamaku," jawab Ayna."Lalu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Nisa begitu serius."Entahlah, yang jelas aku belum siap untuk kembali bersama dengan Aa," jawab Ayna. "Tapi untuk saat ini, aku butuh pekerjaan, aku butuh uang untuk mencukupi kebutuhan sehari - hariku," kata Ayna. "Aku

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 41

    Pagi harinya, Ayna merasakan sesuatu yang begitu aneh dalam dirinya. Ayna segera beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi saat perutnya merasa mual."Ay kamu kenapa?" tanya Nisa saat Ayna menutup mulutnya. Namun, Ayna tidak menjawab. Ayna berlari tanpa memedulikan pertanyaan Nisa.Nisa yang khawatir segera menyusul Ayna ke kamar mandi. "Ay, kamu baik - baik saja, kan?" tanya Nisa dari depan pintu kamar mandi.Tidak ada jawaban, Nisa hanya mendengar suara Ayna muntah - muntah. Nisa yang semakin khawatir membuka paksa pintu kamar mandi. Setelah pintu terbuka, Nisa mendapati Ayna yang begitu lemah usai menguras isi perutnya. Nisa yang tidak tega pun segera membantu Ayna untuk kembali ke kamar."Ay, kita periksa sekarang, ya!" ajak Nisa yang semakin cemas melihat keadaan Ayna yang semakin lemah."Tapi, Nis-""Tidak ada tapi, kamu harus segera periksa, aku gak mau terjadi sesuatu sama kamu," potong Nisa.Akhirnya, Ayna mengangguk pasrah karena tidak ingin membuat sahabatnya semakin khawa

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab.42

    Setelah memeriksakan Ayna. Nisa mengajak Ayna ke rumah neneknya. Rumah sederhana, namun begitu asri hingga membuat Ayna merasa nyaman."Apa kamu menyukainya?" tanya Nisa saat melihat Ayna mengedarkan pandangannya menatap sekeliling rumah."Iya, aku sangat menyukainya, di sini sangat nyaman sekali," jawab Ayna."Syukurlah jika kamu menyukainya," kata Nisa.Nisa membawa Ayna keliling seluruh ruangan di rumah itu. "Di sini juga ada Bi Ami yang akan membantu kamu," kata Nisa. "Lho kok-""Bi Ami memang sudah kerja di sini sejak dulu, tapi biasanya dia akan pulang saat sore. Tapi, karena kamu tinggal di sini, aku akan minta sama Bi Ami untuk tinggal di sini saja nemenin kamu," potong Nisa mengerti jika Ayna merasa tidak enak hati."Kamu bilang rumah ini tidak ada yang merawat, itu ada Bi Ami," kata Ayna."Bi Ami hanya datang beberapa hari saja untuk bersih - bersih, enakan kalau kamuntunggal di sini, rumah ini jadi berpenghuni," balas Nisa. "Lagipula kalau aku main ke sini ada temennya j

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab.43

    "Assalamu'alaikum." Mereka mengucapkan salam setelah mereka sampai di depan rumah Nisa."Wa'alaikumsalam," jawab Mama Nisa dari dalam rumah.Adel dan Lisa meraih tangan Mama Nisa dan menciumnya dengan takzim begitu juga David dan Riko."Tan, Nisa nya ada?" tanya Adel."Nisa dari kemarin gak pulang, dia izin sama tante katanya mau menginap di rumah temennya, gak tahu juga temen yang mana," jawab Mama Nisa membuat David menghela nafas berat. Dia merasa putus asa, David tidak tahu harus mencari Ayna kemana lagi."Memangnya ada apa, Nak?" tanya Mama Nisa."Tidak ada pa - pa kok, tan, kami hanya khawatir saja karena gak biasanya Nisa gak kuliah," jawab Adel."Ooo, kirain ada apa! Tante jadi ikut khawatir," kata Mama Nisa. "Masuk yuk, gak enak ngobrol di luar," katanya lagi."Maaf, Tan, kami harus segera pulang, soalnya tadi gak izin sama mama," balas Adel mewakili mereka."Oo, buru - buru sekali," kata Mama Nisa."Iya, tan, maaf," balas Adel."Ya sudah, hati - hati di jalan," kata Mama Nis

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 44

    Rayhan tak patah semangat, sia mengirim kesan pada Nisa, meski tidak ada balasan sama sekali dari sang gadis."Sepertinya gadis itu sangat istimewa," kata Azlan yang dari tadi memperhatikan sang adik."Iya, Bang, entahlah, aku memang merasa dia sangat istimewa, dia mempunyai tempat khusus di dalam hati ini," kata Rayhan menunjuk dadanya."Baguslah, kamu jadi bisa melupakan Ayna dengan hadirnya dia," kata Azlan."Jangan ingatin aku tentang itu lagi, Bang," kata Rayhan, "Aku sudah mengubur kenangan bersama Ayna," lanjutnya."Sorry," kata Azlan."Ehem, kayaknya seru banget, ngobrolin apa, sih?" tanya Raya pada kedua anaknya."Rayhan, Ma, dia sedang jatuh cinta, tapi yang ceweknya cuek banget, kesannya gak peduli sama Rayhan yang ngejar - ngejar dia," jawab Azlan."Iya, kah, secantik apa dia sampai mengabaikan perasaan anak mama?" tanya Raya."Cantik sekali, Ma," jawab Rayhan dengan senyum jatuh cinta."O iya, dimana

Latest chapter

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 61

    "Sayang, Aa pulang dulu ya, Riko udah balik," pamit David menghampiri Ayna."Iya, A," balas Ayna. David mengusap lembut kepala sang istri dan mencium puncak kepala Ayna dengan penuh cinta sebelum meninggalkan istrinya. "Nis, aku titip Ayna ya," kata David."Iya," balas Nisa. "Kmau gak balik?" tanya Nisa saat David akan melangkah pergi."Balik kok, aku akan tidur di sini," jawab David. Nisa mengangguk mendengar ucapan David.Setelah David pergi, Nisa masuk ke kamar menemani Ayna. "Ay, apa David sudah tahu kalau kamu mengandung anaknya?" tanya Nisa."Sudah," jawab Ayna. "Memangnya kenapa, Nis?" tanya Ayna."Gak apa, semoga kalian selalu bahagia, jangan kabur - kabur lagi, kasihan David," kata Nisa menasehati sahabatnya."Iya," balas Ayna.***"Kamu darimana saja, Nak?" tanya Marni saat melihat kedua anaknya baru pulang."Dari rumah Nisa, Bu," jawab Riko."Siapa Nisa?" tanya Marni."Temen Ayna, Bu," jawab David."Ngapain kamu ke rumah temen Ayna?" tanya Marni."Ayna ada di sana," jawab

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 60

    "Apaan sih?" tanya Nisa merasa kesal pada sahabatnya. "Emangnya ada apa? aku salah ya ngomongnya?" tanya Adel."Iya," jawab Nisa."Kamu aja yang terlalu sensitif, Nis, siapa tahu beneran Rayhan menemukan cinta sejati, meski bukan kamu kan bisa saja, Lisa mungkin," kata Adel menoleh pada Lisa. Nisa pun terdiam, dia membuang nafas panjang."Kenapaaku selalu pengen marah - marah setiap bertemu dengan Rayhan," kata Nisa memijat pelipisnya. "Kamu terlalu menanggapi Rayhan, karena itu kamu merasa tertekan dan membuat kamu emosi setiap kali bertemu dengannya," kata David."Mungkin, entahlah, aku sendiri tidak faham," balas Nisa."Silahkan," ucap Rayhan meletakkan pesanan mereka di atas meja."Terima kasih," ucap David."Sama - sama," balas Rayhan."Ray, Abang tunggu kamu di ruangan Abang," kata Azlan membuat semua yang berada di meja itu menoleh ke arah pria tampan idaman setiap wanita itu."Tampan sekali, pantas saja Nisa jatuh cinta pada pandangan pertama," ucap Riko tanpa sadar membuat

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 59

    Tak berselang lama, David dan Ayna keluar dari kamar menghampiri mereka. "Kalian kenapa?" tanya Ayna dengan polosnya."Haish! Kami nungguin kamu sampai lemes, Ay," jawab Adel."Maaf, ibu hamil lagi sensitif banget," kata David."Kok bisa?" tanya Nisa karena selama tinggal dengan dia Ayna tidak pernah aneh - aneh."Gak tahu, istriku takut jika ada wanita yang deketin aku, dia bilang katanya dia tidak menarik lagi, padahal menurut aku, dia lebih memesona saat berbadan dua seperti ini," kata David."Iya sih, kamu lebih cantik sekarang lho, Ay," kata Nisa setuju dengan apa yang David katakan."Kamu jangan bohong deh, Ay," kata Ayna."Gak kok, serius, kamu cantik!" balas Nisa, "dan kamu David, sepertinya kamu jangan deket - deket sama wanita manapun kecuali kita, karena Ayna bisa cemburu kalau kamu deket sama yang lain, meski yang lain tidak cantik tetap saja itu sakit," kata Nisa."Iya, Kalian memang selalu kompak," balas David membuang nafas kasar."Berangkat yuk, sudah laper banget ini,

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 58

    "Laper," kata Ayna."Tu Nisa suruh beli makanan di cafe Bang Azlan, biar ketemu abang ganteng lagi," kata Adel."Kamu jangan ngomporin deh, Del, kasihan Nisa tahu, dia tu sudah dikejar - kejar sama adiknya dah gitu kamu suruh sama abangnya," sahut Lisa.'Habisnya gimana ya, aku juga lebih setuju kalau Nisa sama abangnya," balas Adel."Tapi bagaimana dengan Rayhan?" tanya Ayna."Maksud kamu apa, Sayang?" tanya David." Maksud Ay, bagaimana kalau Rayhan tudak terima Nisa sama Bang Azlan, pasti urusannya akan semakin rumit, A," jawab Ayna."Biarkan saja, lagipula dia pria yang menyebalkan," sahut Nisa tidak peduli."Kamu tenang saja, Ay, nanti aku akan berusaha menjadi obat buat Rayhan," sahut Lisa."Ah, serius kamu, kamu mau sama Rayhan?" tanya Ayna."Memangnya kenapa? Apa salah jika aku suka sama dia?" tanya Lisa menatap semua orang."Jadi kamu punya rasa gitu sama dia?" tanya Adel tidak percaya. "Entahlah, meski menyebalkan aku sedikit tertarik sama dia, lagian kalian semua sudah pu

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 57

    Ayna mengerjabkan mata begitu juga dengan David saat mereka mendengar suara dari luar kamar."Sepertinya Nisa, Adel dan Lisa sudah pulang, A," kata Ayna."Sepertinya iya, kayaknya Riko juga ikut ke sini," balas David beranjak dari tempatnya. David dan Ayna keluar dari kamar menuju ke ruangan tempat Nisa dan yang lainnya berada."Yang dijagain sama suami, pules banget tidurnya," kata Adel menggoda Ayna."Apaan sih, Del?" tanya Ayna pura - pura tidak mengerti. "Del, kek nya kamu juga sudah gak sabar ingin nikah, ya?" tanya Lisa."Eh, apaan sih, gak kok!" jawab Adel mengelak."Siapa sih yang mau sama dia?" tanya Nisa, "cewek setengah cowok," lanjut Nisa. "Aku mau kalau Adel juga mau sama aku," sahut Riko. "Ha, apa? aku gak dengar!" tanya David."Aku serius, Vid, jika Adel mau aku gak bakal nolak walau dia minta aku untuk ke rumah orang tuanya sekarang juga," kata Riko tanpa pikir panjang."Kamu serius?" tanya David. "Iya," jawab Riko."Eh, wajah kamu kenapa, Del, kepanasan ya?" tanya

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab.56

    "Ay," gumam David berjalan mendekati sang istri yang masih terlelap. David mengusap puncak kepala Ayna hingga membuat Ayna terganggu dan mengerjabkan mata."Apa sih, Nis?" tanya Ayna belum sadar jika itu adalah sang suami."Apa kamu sedang sakit, Sayang?" tanya David membuat Ayna membuka mata lebar - lebar."Aa, darimana Aa tahu aku tinggal di sini?" tanya Ayna."Nisa yang membawaku ke sini," jawab David jujur."Kamu kenapa pergi dari rumah, Sayang? Kamu tahu tidak Aa sangat mengkhawatirkan kamu!" kata David duduk di samping sang istri."Maaf, Mas, Ay-""Lupakan masa lalu, Ay, kita harus membuka lembaran baru," kata David memotong ucapan Ayna. Ayna terdiam mendengar ucapan sang suami. Dasa bersalah masih memenuhi hatinya. Namun, dia tidak bisa memungkiri dirinya jika ia juga ingin selalu berada di samping suaminya. "Ay, apa kamu tidak rindu sama aku?" tanya David menatap sang istri dengan penuh rindu. "Tentu saja aku sangat merindukan kamu, A," jawab Ayna menatap dalam wajah tampan

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 55

    "Kamu kenapa, Ray? Sepertinya bahagia sekali?" tanya Azlan saat melihat sang adik senyum - senyum sendiri."Sangat, Bang!" kata Rayhan tersipu saat Azlan menegurnya."Apa yang membuat kamu sebahagia saat ini?" tanya Azlan menatap sang adik. "Macam habis jadian saja!" kata Azlan meledek sang adik."Belum sih, Bang, doain saja semoga cepat jadian," balas Rayhan."Belum jadian, tapi bahagia banget!" kata Azlan."Iya, karena Nisa mau aku panggil, Sayang, jelas aku sangat bahagia," balas Rayhan."Uhuk!" Azlan tersedak salivanya sendiri saat mendengar apa yang Rayhan katakan."Wah, yang sudah mendapat lampu hijau! Semoga saja kalian berjodoh!" kata Raya mendoakan sang anak."Amin, jika memang itu doa mama, insyaallah akan dikabulkan," kata Rayhan menghampiri sang mama dan memeluknya.Azlan hanya diam menanggapi ucapan mamanya. Jujur dia juga mengagumi Nisa meskipun baru pertama kali mereka bertemu."Kok diam saja, abang gak suka ya kalau Rayhan berjodoh sama Nisa?" tanya Rayhan."Gak gitu R

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab. 54

    "A, aku rindu," ucap Ayna menatap langit sore dari balkon kamar. Kerinduan yang begitu dalam membuat dada Ayna terasa sesak hingga tanpa ia sadari air mata jatuh membasahi wajah cantiknya."Ay," panggil Nisa mengusap punggung Ayna."Aku rindu, Aa, Nis," kata Ayna menoleh ke arah Nisa."Apa kamu masih mau bertahan atau pulang?" tanya Nisa."Aku masih ingin tinggal di sini," jawab Nisa."Apa aku bilang sama David, dan aku memintanya untuk datang ke sini?" tanya Nisa tidak tega melihat Ayna."Aku malu, Nis," jawab Ayna."Kenapa harus malu? Ay, aku yakin David juga sangat merindukan kamu, karena Adel dan Lisa bilang David selalu mencari kamu usai kuliah," kata Nisa memberitahu Ayna."Turunkan egomu, hilangkan rasa bersalah kamu karena kamu tidak salah! Kamu tidak tahu apa - apa tentang apa yang mama kamu lakukan," kata Nisa mencoba membuat Ayna mengerti dimana posisinya."Jadi aku harus menemui Aa?" tanya Ayna."Tidak! Aku akan minta David untuk datang ke sini," jawab Nisa dengan pasti."

  • Dendam Membara Tuan Muda Yang Terbuang   Bab.53

    "Kenapa itu kuka kasut sekali? Kayak baju lupa disetrika saja?" kata Adel meledek Nisa."Bukan urusan kamu!" balas Nisa sebenarnya, karena dia sudah kesal dengan Rayhan kali ini dia dibuat kesal lagi oleh Adel yang terus saja menggodanya."Kamu kenapa sih, Nis? Gak ada angin gak ada hujan pengennya marah mulu!" tanya Adel merasa heran pada sahabatnya yang sekarang lebih sensitif. Maaf, aku hanyalagi kesal sama Rayhan, eh kamu malah nambahin," jawab Nisa."Kesel kenapa?" tanya Adel penasaran."Masak iya dia panggil aku, Sayang," jawab Nisa membuat ketiga sahabatnya tertawa."Wih, ada yang bucin ini," kata Adel melirik ke arah Nisa."Tahu! Aneh dan gak jelas! Aku tu mikirnya gimana kalau dia panggil aku Sayang di depan banyak orang?" tanya Nisa, "pasti mereka bakalan ngira kalau aku pacaran sama tu anak," kata Nisa lagi."Buwahahaha, pasti seisi kampus bakalan gempar, banyak yang suka sama kamu, tapi kamu tolak, nah ini baru ketemu sudah pacaran, mereka pasti kecewa," kata Adel menebak

DMCA.com Protection Status