Hobi membawa petaka. Aku tidak menyangka, rencana liburan di Jepang berbuah tidak bisa pulang. Pembunuhan masal setiap malam, membuat pemerintah menutup akses jalan keluar-masuk sampai pelaku tertangkap dan demi keselamatan masyarakat. Namun, di sinilah aku sekarang. Warga asing yang terjebak di apartemen kecil di lantai tiga bersama beberapa tetangga yang rupanya berasal dari luar negeri juga. Kami terjebak bagaikan ternak yang siap menunggu ajal tiba. Ck, aku tidak mau mati semudah itu! Tidak di tempat yang bukan rumahku!
Lihat lebih banyakAKU akan abadi. Tidak bisa mati maupun terluka. Semuanya menjadi seperti ini karena dua saudara bodoh yang telah mengubah nasibku tanpa bertanya lebih dulu."Kau masih menyesali semuanya?" pertanyaan itu membuatku mendengkus keras.Menyesal? Tentu saja.Manusia biasa pasti akan mati suatu hari nanti, tapi kematian itu terabaikan saat vampir ini menanamkan racun ke dalam tubuhku melalui gigitan dan juga darahnya.Racun yang mengubahku menjadi vampir pengisap darah yang mengerikan."Maafkan aku, aku benar-benar tidak ingin mengubahmu.""Tapi kau tetap mengubahku juga," balasku seraya berlalu.Daniel mengikuti langkahku dengan tergesa-gesa. "Jika aku tak me
SHINJI tidak tahu harus melakukan apa. Terlalu banyak vampir yang menyerangnya dan jelas-jelas, mereka bukan tandingan Shinji. Apalagi, mereka bergerak tanpa ragu untuk membunuh, sedang Shinji akan berpikir puluhan kali untuk membunuh.Ia hanya berharap, bantuan segera datang, tapi nyatanya mustahil. Sejak tadi, belum ada suara sirine polisi maupun ambulan yang telah ia perintahkan melalui Rieki sebelumnya."Apa yang dia lakukan sampai perintahku terabaikan?" gumamnya seraya mengutuk Rieki di dalam hati."Aku butuh bantuanmu."Shinji berjengit, dia nyaris menebaskan pedangnya pada vampir yang baru saja mengejutkannya. Vampir itu kini berada di balik punggungnya, menjaga punggung Shinji yang sejak tadi terbuka lebar."Kau ... Carlos?"Pertanyaan Shinji dibalas dengan senyuman tipis. "Sejauh mana si Bodoh itu memberitahumu tentang aku?"Shinji terd
SHINJI pikir, Daniel akan menerobos masuk tanpa berpikir dua kali. Nyatanya, vampir itu berhenti sejenak dan menjaga jarak dari ruangan yang sejak tadi menjadi fokus tatapannya."Kenapa?" Shinji bertanya-tanya, apa yang membuat Daniel berhenti sejenak tanpa mengalihkan pandangan?"Di sana ada banyak vampir."Shinji mengernyit. "Jangan bercanda, ini bukan tengah malam, harusnya mereka tidak ada di sini, kan?"Daniel menoleh. "Kenyataanya, sebagian besar yang ada di sana adalah vampir. Hanya ada dua manusia dan jelas-jelas salah satunya Alin.""Dan Fukumi?" Shinji mengernyitkan dahi.Otaknya bekerja keras. Apa mungkin vampir-vampir itu berkaitan dengan Fukumi? Atau jangan-jangan mereka bekerja sama? Namun, untuk apa? Kenapa vampir-vampir yang harusnya membunuh manusia malah bekerja sama dengan penjahat seperti Fukumi?"Mungkin." Daniel kembali mena
"BENAR, mereka berubah menjadi vampir menggunakan darahku, tapi bukan aku yang mengubahnya."Aku mengernyitkan dahi. "Bagaimana ceritanya? Kalau bukan kau yang mengubah mereka, lalu siapa? Mereka meresahkan sekali, asal kau tahu itu! Gara-gara mereka aku tidak bisa kembali ke negara asalku."Tanpa bisa mencegah diriku sendiri, aku mulai terbuka padanya. Kebingungan serta beban membuat hatiku tak keruan."Fukumi," jawabannya membuatku terkejut. "Jangan menilainya sebagai manusia baik, karena kebalikannya, dia hanyalah manusia licik.""Eh?" Aku hanya bisa menganga lebar, tak mengerti apa yang sebenarnya ingin dia utarakan."Dia menahanku di sini bukan tanpa alasan, dia perlu darahku untuk mengubah manusia menjadi vampir.""Kenapa dia mengubah manusia menjadi vampir? Apa alasannya? Kenapa dia sampai repot-repot melakukan hal tidak berguna seperti itu!" geramku.
"KERJAKAN dengan serius!"Sialan!Sialan!SIALAAAANN!!!Rieki ingin mengumpati vampir yang berdiri di sebelahnya. Yuki hanya menahan tawa di samping Shinji yang tampak puas melihatnya disiksa."Ini juga serius, Tuan!" Rieki mendengkus, Daniel pun melakukan hal yang sama.Sejak tadi mereka berada di rumah Shinji, bergabung dengan Yuki dan Rieki yang ternyata sedang pacaran. Shinji mengganggu mereka dan memaksa Rieki mencari informasi tentang Takigawa Fukumi.Rieki sudah menolak mentah-mentah dan menyuruh Shinji meminta bantuan polisi pusat, tapi karena hanya orang satu yang hilang, dan itu permintaan Daniel yang hanya masyarakat asing biasa, tentunya keinginan Shinji akan sulit dikabulkan.Dan ... Rieki menjadi korban."Ketemu!" Rieki bersorak ria saat menemukan apa yang ia cari. Digesernya laptop agar vampir yang s
AKU hanya bisa mematung, melihat pria itu duduk dengan tubuh lemah tampak tak berdaya. Jika memang dia ingin memakanku, kenapa dia tidak lantas menerkamku saja?Tiba-tiba saja pria itu tertawa terbahak-bahak. Suaranya agak sedikit serak. Belum lagi ketika ia bergerak, rantai yang mengikat tangan dan kakinya beradu dengan lantai dan membuat suara nyaring tercipta memenuhi ruangan.Dia tersenyum miring. "Aneh, harusnya kau bertanya-tanya siapa aku, tapi kau langsung mengenaliku sebelum aku mengatakan siapa diriku yang sebenarnya."Aku mendengkus. "Aku mengenal vampir lain yang lebih menyebalkan sebelum ini."Aku ikut duduk agak berjauhan dengannya. Tidak peduli apakah dia benar-benar akan memakanku atau tidak, karena aku sendiri ragu bisa lari darinya.Pria itu mengernyitkan dahi. "Siapa yang kau maksud?""Kuberi tahu pun, kau belum tentu mengenalnya."
SEMUANYA sudah terlambat. Itu yang Daniel pikirkan saat tak menemukan Alin di kamar apartemennya.Shinji ikut melangkah masuk dan terkejut saat tak menemukan Alin berada di mana pun."Di mana Alin?""Tidak ada." Daniel menggeleng. Dia teringat akan kalimat yang telah ia ucapkan pada wanita itu dan penyesalan mulai menghantuinya. "Dia sudah pergi."Melihat mimik Daniel sudah membuat Shinji tahu bagaimana isi hati vampir itu sekarang. Kehilangan orang yang ia cintai, ketika mereka baru saling memiliki.Shinji berpikir, kemungkinan besar Alin sudah tahu semua rencana Daniel sebelum ia menampar vampir itu beberapa saat lalu. Obsesi Daniel akan Alin memang menakutkan, Shinji mengakuinya, tapi harusnya Alin tahu, Daniel tidak akan senekad itu walau kata-katanya sangat menyeramkan.Shinji melangkah ke kamar, mencari-cari di setiap sudut ruangan. Alin benar-benar tidak
DIA pergi.Tanpa pamit ataupun meninggalkan pesan lain, dia meninggalkanku di kamar ini. Setelah semua yang terjadi, dia tak lantas menganggapku spesial dan memberiku kabar akan ke mana ia pergi berikutnya.Seperti hubungan biasa, tiada yang istimewa.Setelah mandi dan sarapan, aku mencari kartu nama Fukumi yang dia tinggalkan untukku kemarin, dan segera meninggalkan tempat.Hanya ini satu-satunya kesempatan yang kumiliki. Walau terkesan begitu kebetulan, tapi apa yang Fukumi tawarkan memang tengah kubutuhkan sekarang.Aku perlu pergi secepatnya. Ilegal ataupun tidak, aku harus segera menjauh dari sini ... dari Daniel yang akan memaksakan kehendaknya padaku nanti.Aku tidak bisa bertahan lama atau aku akan semakin jatuh mencintainya. Kemungkinan terbesar, pikiranku akan teracuni cinta dan aku rela menjadi vampir hanya demi bersama dengan Daniel selamanya.
"MANUSIA mana yang mau berubah menjadi vampir?"Kalimat itu mengusik Daniel. Dia memikirkan bagaimana kehidupan mereka nanti, ketika Alin tak mau berubah menjadi vampir.Dia akan abadi dan Alin akan binasa. Apa yang akan ia lakukan ketika melihat Alin berada di ujung hayatnya?"Sialan!"Daniel berjalan dengan tubuh tegap, mata birunya menatap tajam jejeran polisi yang kini menatapnya waspada. Dia tidak berniat kemari, tapi Shinji menjemputnya tadi pagi. Tepat setelah ia meninggalkan Alin di kamarnya."Kau mengumpat padaku?""Menurutmu?" Daniel melirik Shinji sinis. "Aku akan mundur dari kasus ini."Ia ingin sekal
"APA yang akan aku lakukan sekarang?"Aku mengembuskan napas panjang, melemparkan dompetku ke atas meja, dan lantas menyandarkan punggung ke sofa.Sial, benar-benar sial.Jika aku tidak bisa pulang bulan depan, aku akan mati mengenaskan di tempat ini. Bukannya apa atau kenapa, hanya saja, lockdown mendadak dari pemerintah sejak satu minggu yang lalu sukses membuatku tidak berkutik.Duduk diam di apartemen sempit dan berakhir mati kelaparan karena kehabisan uang. Aku hanya memindahkan beberapa dolar ke VISA sebelum terbang kemari, dan kalau keadaan seperti ini tetap berlanjut, mau diam atau keluar dari sini pun aku akan tetap mati."Kau terlihat sedih." Bahasa Jepang dengan aksen khas orang luar negeri menyahut....
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen