Share

03 | Alin

Author: Kaitani_H
last update Last Updated: 2021-04-09 07:33:37

"APA tidak apa-apa kita keluar seperti ini?" tanyaku pada gadis Jepang yang sangat manis.

Dia ini tipe waifu ideal bagi anak-anak otaku. Tubuhnya ramping, kulit wajahnya mulus, dengan rambut lurus panjang sepunggung berwarna hitam, matanya yang sipit berwarna senada, dan jangan lupakan senyumannya.

Aku bahkan sampai ragu, jika sampai sekarang dia masih menjomlo.

"Hm, benar juga." Yuki berhenti melangkah, matanya menatapku. "Tempat tinggal Onee-chan ada di mana?"

Aku tersenyum. "Di sebelah unit apartemen polisi rendahan satu itu."

Aku mendengkus, benar-benar tidak yakin dia seorang polisi rendahan. Apa jangan-jangan dia membohongiku? Demi menyembunyikan pekerjaannya, dia merahasiakannya dari orang asing sepertiku?

Tentu saja, aku bisa percaya jika ia polisi. Apalagi tadi ada Shinji Akira, kakak kandung Yuki yang memang bukan orang biasa. Sangat tidak mungkin Daniel mengenal Shinji, apalagi mereka bisa berbicara seakrab itu, jika dia hanya polisi rendahan, kan?

Yuki tersedak, mimik wajahnya menunjukkan bahwa aku adalah orang paling aneh yang pernah ada di dunia ini.

"Kenapa?" tanyaku tak nyaman.

"Dari mana Onee-chan tahu, kalau dia seorang polisi?"

Aku terdiam, mengingat-ingat masa lalu. "Sepertinya, dia yang mengatakannya langsung padaku."

Yuki terdiam, bibirnya terkatup, tatapannya lurus dan serius. Dia seperti sedang berpikir keras dan aku tidak suka melihatnya begitu yang berarti sedang mengabaikanku.

"Jadi, bagaimana? Apa kita akan kembali?"

Yuki menggeleng, pandangannya menelisir sekitar. Tempat sekitar tidak ramai, karena pemerintah memang meminta masyarakat untuk saling jaga jarak dan tidak diperbolehkan keluar, jika memang tak ada kepentingan berarti.

"Kurasa tidak perlu, kita bisa jalan-jalan sebentar." Yuki kembali memamerkan senyumannya. "Onee-chan bukan orang asli sini, kan?"

Aku mengangguk, lalu menghela napas kasar. "Sebenarnya, aku kemari untuk liburan, tapi ...."

"Onee-chan terjebak di rumah karena aturan mendadak dari pemerintah?" tebaknya, tepat sasaran. Tidak salah jika ia berhasil menjadi salah satu detektif termuda sepanjang sejarah.

Aku mendengkus. "Kalau bisa, aku ingin kembali ke negara asalku."

"Di mana?"

"Indonesia."

"Hm."

Aku memejamkan mata, kepala mendongak, seraya berkata, "Andaikan bandara tidak tutup-"

"Tempat itu harus ditutup," tegasnya. "Kalau tidak, pelaku bisa kabur dengan mudah dan pihak kepolisian akan semakin sulit mencari keberadaannya. Belum lagi, kasus ini tidak terjadi di satu tempat yang sama setiap malam, jadi sangat sulit untuk melacak dan memperkirakan di mana lokasi berikutnya."

"Kau tahu banyak, ya?" tanyaku langsung.

Yuki mengangguk. "Aku mengumpulkan semuanya dan menganalisisnya. Apa Onee-chan mau mendengar hipotesis sementara soal kasus ini?"

Aku menggaruk-garuk tengkuk yang tidak gatal. Aku memang penasaran, tapi aku bukan orang yang suka memikirkan masalah rumit sejenis itu.

Tidak. Aku tidak mau repot-repot.

Hanya saja, aku merasa janggal dengan kasus yang mereka bicarakan. Setiap malam, selalu ada kasus baru, minimal di dua tempat lokasi kejadian. Sejauh ini, kasusnya belum sampai Akita, tapi entah kenapa Shinji bisa sampai turun tangan untuk ikut andil memecahkan masalah.

"Sebenarnya, apa yang terjadi di luar sana?" Aku melirik sekitar, jelas takkan ada yang berani mencuri dengar pembicaraan ini. Aku hanya tahu ada pembunuh berantai, tidak lebih dari itu.

"Menurut informasi yang kudapat, ada klompotan pembunuh berantai yang sedang berkeliling Jepang. Mereka sangat berbahaya dan selalu beroperasi di tengah malam. Untuk meminimalisir korban, pemerintah menutup segala akses jalan keluar dan masuk. Sekaligus, agar pelaku bisa segera ditemukan."

"Tapi-" Aku melirik sekitar. Sepi, tapi bukan berarti tak ada orang. Jika memang rencana pemerintah begitu, harusnya, tempat ini benar-benar kosong. "Mereka ...?"

"Mereka bisa menjadi salah satu tersangka." Yuki memandangi mereka satu per satu. "Tentu saja, tak terkecuali Onee-chan."

Aku terdiam. Jika aku berani keluar begini, bisa saja aku dicurigai, tapi mana mungkin! Aku bahkan tidak berani membunuh semut dan nyamuk, mana mungkin aku membunuh manusia-ralat, banyak manusia.

"Aku bercanda," gumam Yuki kemudian, dia tersenyum tipis. "Louis Daniel Fernandesh, dia berasal dari Inggris. Salah satu bangsawan yang dihormati di sana, tapi dia jarang keluar dari tempat persembunyiannya." Yuki mengangkat bahu. "Aku tidak ragu, jika Onee-chan tidak mengenalnya, karena Onee-chan cukup naif untuk ukuran orang dewasa."

Aku terdiam. Daniel seorang bangsawan? Serius?

Aku tertawa hambar. "Kau pasti bercanda, Yuki. Mana mungkin Daniel seorang bangsawan? Dia hanya polisi rendahan yang suka masuk ke apartemenku seenaknya. Dia hanya pria mesum menyebalkan, tidak mungkin dia seorang bangsawan," bantahku. "Tidak mungkin."

"Itu kenyataannya." Yuki tersenyum tipis. "Untuk itulah Onii-chan mencarinya, karena diamnya Daniel menyimpan banyak informasi yang bahkan tidak diketahui oleh negaranya sendiri."

Tiba-tiba saja ekspresi Yuki berubah. Tatapannya berpindah, yang sebelumnya menatapku, kini melihat sekitar. Gerakannya yang terasa waspada membuatku ikutan awas.

"Ada apa?"

Yuki menggeleng, bibirnya kembali tersenyum. "Sebaiknya kita ke tempat Onee-chan saja, kurasa tempat ini tidak aman."

Aku tersenyum tidak nyaman. Memang, sebelum ada kejadian teror itu, tempat sudah terkenal tidak aman. Apartemen kumuh yang berada di gang sempit ujung jalan, siapa saja yang memiliki keperluan kemari hanyalah mereka yang terbiasa hidup di kalangan kelas menengah ke bawah.

Itulah mengapa, aku tidak kaget sewaktu Daniel bertindak tidak sopan dengan memasuki unit apartemenku seenaknya. Dan ketika Yuki bilang kalau Daniel seorang bangsawan.

Pasti ... semua itu hanya lelucon, kan?

Related chapters

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   04 | Daniel

    "VAMPIR itu ada dan aku salah satu dari mereka."Daniel hanya memikirkan cara ini agar mereka bisa mempercayai kata-katanya, tapi sepertinya, cara ini saja tidak akan cukup."Ma-matamu ... berubah warna." Rieki kesulitan mengutarakan kalimat.Daniel tersenyum tipis, manusia biasa tidak akan mungkin bisa mengubah warna iris matanya."Kau punya penyakit, Tuan? Apa itu namanya ... sindrom wesdeburg, apa, ya?" ujar Rieki lagi."Sindrom Waardenburg," ralat Shinji. Namun, matanya memperhatikan Daniel dengan sangat baik. "Tapi kurasa, dia tidak memiliki penyakit langka itu."Daniel tersenyum miring. "Aku abadi, aku tidak bisa mati apalagi sakit. Aku vampir, kau bisa menyadarinya, kan?"

    Last Updated : 2021-04-10
  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   05 | Alin

    SHINJI dan temannya telah keluar dari apartemen Daniel saat kami sampai. Ekspresi laki-laki bertopi itu terlihat buruk, wajahnya yang merah, bibirnya yang pucat, dan tatapannya yang sayu membuatku iba."Kau kenapa?" tanyaku seraya mendekat, tapi Yuki ternyata ikut melangkah di sampingku."Apa yang terjadi?" tanya Yuki serius."Ah ... tidak apa-apa, aku hanya membayangkan sesuatu yang menjijikkan."Shinji dan Daniel tersenyum miring."Kalian yang membuatnya seperti ini? Tega sekali," komentarku."Kau salah sangka, Alin. Aku tak melakukan apa pun," sangkal Daniel cepat-cepat."Benarkah?" Aku semakin curiga. Pasti dia telah melakukan sesuatu sampai laki-laki itu menjadi begitu."Dia bohong." Shinji bersiul pelan, tangannya masuk ke saku celana, sedang kepalanya mendongak. "Yuki, Rieki, ayo kita pulang, sepertinya Daniel ingin berduaa

    Last Updated : 2021-04-14
  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   06 | Daniel

    MALAM ini terasa begitu dingin. Bahkan untuk seorang vampir seperti Daniel, ia merasakan dingin itu memasuki tubuh dan mulai memeluk relung hatinya. Daniel juga merasakan firasat buruk yang sejak tadi terus mengganggu, seperti tengah mengintai mereka.Daniel melirik Alin yang tertidur lelap di atas ranjang. Pria itu ingin pergi, tapi ia merasa enggan. Ada sedikit ketakutan meninggalkan Alin malam ini, tapi ada rasa penasaran yang membuatnya harus segera pergi.Daniel melompat, dia berdiri di atas pagar pembatas balkon, sedang wajahnya menghadap bulan purnama yang berwarna merah."Malam yang begitu sempurna," ujarnya bertepatan dengan ponselnya yang berbunyi.Daniel tidak suka memakai ponsel, tapi ia memang memilikinya. Dia bahkan jarang mengeluarkan benda itu, karena tak ada seorang pun yang akan menghubunginya, kecuali satu orang ... Shinji Akira."Apakah sudah ada perkembanga

    Last Updated : 2021-04-14
  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   07 | Alin

    UNTUK pertama kalinya setelah tinggal beberapa hari di sini, aku bisa bangun siang. Biasanya Daniel akan membangunkanku—lebih tepatnya mengganggu tidur dan memaksa untuk segera memasak sarapan untuk kami berdua.Namun, entah apa yang terjadi dengannya pagi ini. Dia tidak muncul sama sekali. Aku berniat mencarinya setelah memasak dan mandi, tetapi niatku urung saat bel apartemen berbunyi, tepat setelah aku selesai mengenakan pakaian ganti."Fukumi-san, doushita?"Fukumi mengulum senyum, dia menyodorkan sebuah kantung plastik padaku. "Untuk sarapanmu.""Harusnya, kau tidak perlu repot-repot." Aku tetap menerima pemberian darinya, karena memang Fukumi adalah orang yang baik. Bukan hanya kali ini dia berbagi sarapan denganku maupun Daniel, tapi sudah beberapa kali."Daniel ... apa kau melihatnya?"Aku menggeleng. Jujur saja, tidak melihatnya di pag

    Last Updated : 2021-04-14
  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   08 | Daniel

    DANIEL kehilangan semua rencana awalnya setelah apa yang terjadi tadi malam. Mata pria itu terpejam, kepalanya masih terngiang-ngiang oleh kalimat yang dilontarkan salah seorang vampir yang nyaris ia tangkap hidup-hidup."Daniel!" panggilan itu membuatnya menoleh. "Kau tidak mau mengganti pakaian sebelum pulang?"Daniel menatap pakaiannya semalam yang kini dipenuhi bercak darah mengering. Darah dari para vampir yang ia bunuh dengan kedua tangannya sendiri. Ia masih ingat, bagaimana kuku-kuku tajamnya menembus dada mereka dan meraup jantung vampir yang hanya bisa membelalak menatapnya."Tidak.""Kau tidak takut ... Alin akan mencurigaimu?"Daniel terdiam. Dia tidak mau Alin tahu, tapi sampai kapan semua ini akan berlangsung? Sampai kapan ia harus menyembunyikan identitasnya dari wanita itu?"Itu bisa kupikirkan nanti."Daniel bangkit, dia sudah me

    Last Updated : 2021-04-22
  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   09 | Alin

    AKU terkejut setengah mati saat memasuki kamar. Di atas ranjang, Daniel tengkurap dengan kemeja putih yang dipenuhi darah. Aku segera berlari mendekat, menatap wajah Daniel yang kini terlihat sangat pucat."Daniel ... apa yang terjadi padamu?"Apa yang terjadi dengannya? Kenapa pakaiannya dipenuhi bercak darah? Apakah dia terluka?Aku menyentuh kemejanya. Darahnya sudah mengering, sepertinya luka semalam. Namun, apa benar dia terluka? Lalu, kenapa dia bisa sampai ke kamarku? Dan dari mana dia datang?Sejak tadi aku berada di ruangan depan, berbicara dengan Fukumi, harusnya, ia akan bertamu melalui pintu depan, kan?Aku mengusap pipinya. Dingin, tubuhnya sangat dingin. Aku mendekatkan wajahku ke hadapan wajahnya. Masih ada embusan napas, dia masih hidup, tapi kenapa tubuhnya ... dingin sekali."Apa yang telah terjadi

    Last Updated : 2021-04-22
  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   10 | Daniel

    DANIEL berhasil menghentikan diri tepat pada waktunya. Pria itu bangkit, duduk di sebelah tubuh Alin yang tak tertutupi sehelai benang pun. Jemarinya bergerak menyentuh kulit wajah Alin yang kini terlihat pucat pasi."Apakah aku terlalu berlebihan?"Daniel menghela napas kasar. Matanya memejam, mengingat beberapa saat lalu mereka bercinta panas, lalu kemudian, ia menggigit Alin dan mengisap banyak darah, membuat Daniel harus segera membuat keputusan.Alin akan takut padanya ketika ia sadar nanti. Bahkan, mungkin saja wanita itu akan membencinya, menolak keberadaannya.Vampir tidak seharusnya ada di antara manusia. Mereka makhluk yang takkan bisa hidup berdampingan dengan manusia. Itu mengapa, selama ini ia mengurung diri di kamarnya.Namun, ketika ia memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiannya, pertemuannya dengan Alin dan interaksi mereka berhasil membuat Daniel mengi

    Last Updated : 2021-04-23
  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   11 | Alin

    "AKU ingin tahu apa yang terjadi denganmu. Kau ... tidak terluka parah, kan?"Daniel berhenti, mata biru safirnya menatap lurus mataku. "Menurutmu?""Menurutku tidak, tapi kenapa pakaianmu dipenuhi bercak darah?"Walaupun tahu, pertanyaanku hanya akan dianggap angin lalu, tapi aku tetap ingin mengatakannya. Aku ingin mengetahui, apa saja yang telah terjadi padanya semalam, hingga membuat pakaiannya menjadi seperti itu.Daniel memejamkan mata. Aku menyentuhkan jemari ke pipi Daniel bersama dengan matanya yang kembali terbuka lebar. Warna biru safir yang selama ini kukagumi perlahan berubah warna menjadi merah.Sama seperti saat ia akan memasuki klimaks tadi, matanya berubah warna menjadi merah.Ini nyata.Aku tidak sedang berhalusinasi."Kau bisa me

    Last Updated : 2021-04-27

Latest chapter

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   Epilog | Alin

    AKU akan abadi. Tidak bisa mati maupun terluka. Semuanya menjadi seperti ini karena dua saudara bodoh yang telah mengubah nasibku tanpa bertanya lebih dulu."Kau masih menyesali semuanya?" pertanyaan itu membuatku mendengkus keras.Menyesal? Tentu saja.Manusia biasa pasti akan mati suatu hari nanti, tapi kematian itu terabaikan saat vampir ini menanamkan racun ke dalam tubuhku melalui gigitan dan juga darahnya.Racun yang mengubahku menjadi vampir pengisap darah yang mengerikan."Maafkan aku, aku benar-benar tidak ingin mengubahmu.""Tapi kau tetap mengubahku juga," balasku seraya berlalu.Daniel mengikuti langkahku dengan tergesa-gesa. "Jika aku tak me

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   21 | Daniel

    SHINJI tidak tahu harus melakukan apa. Terlalu banyak vampir yang menyerangnya dan jelas-jelas, mereka bukan tandingan Shinji. Apalagi, mereka bergerak tanpa ragu untuk membunuh, sedang Shinji akan berpikir puluhan kali untuk membunuh.Ia hanya berharap, bantuan segera datang, tapi nyatanya mustahil. Sejak tadi, belum ada suara sirine polisi maupun ambulan yang telah ia perintahkan melalui Rieki sebelumnya."Apa yang dia lakukan sampai perintahku terabaikan?" gumamnya seraya mengutuk Rieki di dalam hati."Aku butuh bantuanmu."Shinji berjengit, dia nyaris menebaskan pedangnya pada vampir yang baru saja mengejutkannya. Vampir itu kini berada di balik punggungnya, menjaga punggung Shinji yang sejak tadi terbuka lebar."Kau ... Carlos?"Pertanyaan Shinji dibalas dengan senyuman tipis. "Sejauh mana si Bodoh itu memberitahumu tentang aku?"Shinji terd

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   20 | Daniel

    SHINJI pikir, Daniel akan menerobos masuk tanpa berpikir dua kali. Nyatanya, vampir itu berhenti sejenak dan menjaga jarak dari ruangan yang sejak tadi menjadi fokus tatapannya."Kenapa?" Shinji bertanya-tanya, apa yang membuat Daniel berhenti sejenak tanpa mengalihkan pandangan?"Di sana ada banyak vampir."Shinji mengernyit. "Jangan bercanda, ini bukan tengah malam, harusnya mereka tidak ada di sini, kan?"Daniel menoleh. "Kenyataanya, sebagian besar yang ada di sana adalah vampir. Hanya ada dua manusia dan jelas-jelas salah satunya Alin.""Dan Fukumi?" Shinji mengernyitkan dahi.Otaknya bekerja keras. Apa mungkin vampir-vampir itu berkaitan dengan Fukumi? Atau jangan-jangan mereka bekerja sama? Namun, untuk apa? Kenapa vampir-vampir yang harusnya membunuh manusia malah bekerja sama dengan penjahat seperti Fukumi?"Mungkin." Daniel kembali mena

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   19 | Alin

    "BENAR, mereka berubah menjadi vampir menggunakan darahku, tapi bukan aku yang mengubahnya."Aku mengernyitkan dahi. "Bagaimana ceritanya? Kalau bukan kau yang mengubah mereka, lalu siapa? Mereka meresahkan sekali, asal kau tahu itu! Gara-gara mereka aku tidak bisa kembali ke negara asalku."Tanpa bisa mencegah diriku sendiri, aku mulai terbuka padanya. Kebingungan serta beban membuat hatiku tak keruan."Fukumi," jawabannya membuatku terkejut. "Jangan menilainya sebagai manusia baik, karena kebalikannya, dia hanyalah manusia licik.""Eh?" Aku hanya bisa menganga lebar, tak mengerti apa yang sebenarnya ingin dia utarakan."Dia menahanku di sini bukan tanpa alasan, dia perlu darahku untuk mengubah manusia menjadi vampir.""Kenapa dia mengubah manusia menjadi vampir? Apa alasannya? Kenapa dia sampai repot-repot melakukan hal tidak berguna seperti itu!" geramku.

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   18 | Daniel

    "KERJAKAN dengan serius!"Sialan!Sialan!SIALAAAANN!!!Rieki ingin mengumpati vampir yang berdiri di sebelahnya. Yuki hanya menahan tawa di samping Shinji yang tampak puas melihatnya disiksa."Ini juga serius, Tuan!" Rieki mendengkus, Daniel pun melakukan hal yang sama.Sejak tadi mereka berada di rumah Shinji, bergabung dengan Yuki dan Rieki yang ternyata sedang pacaran. Shinji mengganggu mereka dan memaksa Rieki mencari informasi tentang Takigawa Fukumi.Rieki sudah menolak mentah-mentah dan menyuruh Shinji meminta bantuan polisi pusat, tapi karena hanya orang satu yang hilang, dan itu permintaan Daniel yang hanya masyarakat asing biasa, tentunya keinginan Shinji akan sulit dikabulkan.Dan ... Rieki menjadi korban."Ketemu!" Rieki bersorak ria saat menemukan apa yang ia cari. Digesernya laptop agar vampir yang s

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   17 | Alin

    AKU hanya bisa mematung, melihat pria itu duduk dengan tubuh lemah tampak tak berdaya. Jika memang dia ingin memakanku, kenapa dia tidak lantas menerkamku saja?Tiba-tiba saja pria itu tertawa terbahak-bahak. Suaranya agak sedikit serak. Belum lagi ketika ia bergerak, rantai yang mengikat tangan dan kakinya beradu dengan lantai dan membuat suara nyaring tercipta memenuhi ruangan.Dia tersenyum miring. "Aneh, harusnya kau bertanya-tanya siapa aku, tapi kau langsung mengenaliku sebelum aku mengatakan siapa diriku yang sebenarnya."Aku mendengkus. "Aku mengenal vampir lain yang lebih menyebalkan sebelum ini."Aku ikut duduk agak berjauhan dengannya. Tidak peduli apakah dia benar-benar akan memakanku atau tidak, karena aku sendiri ragu bisa lari darinya.Pria itu mengernyitkan dahi. "Siapa yang kau maksud?""Kuberi tahu pun, kau belum tentu mengenalnya."

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   16 | Daniel

    SEMUANYA sudah terlambat. Itu yang Daniel pikirkan saat tak menemukan Alin di kamar apartemennya.Shinji ikut melangkah masuk dan terkejut saat tak menemukan Alin berada di mana pun."Di mana Alin?""Tidak ada." Daniel menggeleng. Dia teringat akan kalimat yang telah ia ucapkan pada wanita itu dan penyesalan mulai menghantuinya. "Dia sudah pergi."Melihat mimik Daniel sudah membuat Shinji tahu bagaimana isi hati vampir itu sekarang. Kehilangan orang yang ia cintai, ketika mereka baru saling memiliki.Shinji berpikir, kemungkinan besar Alin sudah tahu semua rencana Daniel sebelum ia menampar vampir itu beberapa saat lalu. Obsesi Daniel akan Alin memang menakutkan, Shinji mengakuinya, tapi harusnya Alin tahu, Daniel tidak akan senekad itu walau kata-katanya sangat menyeramkan.Shinji melangkah ke kamar, mencari-cari di setiap sudut ruangan. Alin benar-benar tidak

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   15 | Alin

    DIA pergi.Tanpa pamit ataupun meninggalkan pesan lain, dia meninggalkanku di kamar ini. Setelah semua yang terjadi, dia tak lantas menganggapku spesial dan memberiku kabar akan ke mana ia pergi berikutnya.Seperti hubungan biasa, tiada yang istimewa.Setelah mandi dan sarapan, aku mencari kartu nama Fukumi yang dia tinggalkan untukku kemarin, dan segera meninggalkan tempat.Hanya ini satu-satunya kesempatan yang kumiliki. Walau terkesan begitu kebetulan, tapi apa yang Fukumi tawarkan memang tengah kubutuhkan sekarang.Aku perlu pergi secepatnya. Ilegal ataupun tidak, aku harus segera menjauh dari sini ... dari Daniel yang akan memaksakan kehendaknya padaku nanti.Aku tidak bisa bertahan lama atau aku akan semakin jatuh mencintainya. Kemungkinan terbesar, pikiranku akan teracuni cinta dan aku rela menjadi vampir hanya demi bersama dengan Daniel selamanya.

  • Darah dan Tubuhmu Milikku (INDONESIA)   14 | Daniel

    "MANUSIA mana yang mau berubah menjadi vampir?"Kalimat itu mengusik Daniel. Dia memikirkan bagaimana kehidupan mereka nanti, ketika Alin tak mau berubah menjadi vampir.Dia akan abadi dan Alin akan binasa. Apa yang akan ia lakukan ketika melihat Alin berada di ujung hayatnya?"Sialan!"Daniel berjalan dengan tubuh tegap, mata birunya menatap tajam jejeran polisi yang kini menatapnya waspada. Dia tidak berniat kemari, tapi Shinji menjemputnya tadi pagi. Tepat setelah ia meninggalkan Alin di kamarnya."Kau mengumpat padaku?""Menurutmu?" Daniel melirik Shinji sinis. "Aku akan mundur dari kasus ini."Ia ingin sekal

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status