Share

Putra Gubernur

Bagian 147

Putra Gubernur

“Benarkah Maira tak marah pada kita?” tanya Gu pada Ali yang menjelaskan hasil pembicaraan tadi pagi pada dirinya. Sepasang suami istri itu sedang menyiapkan kudapan untuk acara sore nanti. Sudah biasa mereka berdua mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama.

“Benar. Ekspresinya pun biasa-biasa saja. Dia terlihat menarik napas lega,” ucap Ali.

“Yang benar? Jangan-jangan di belakang kita dia menangis lagi.” Gu tahu sebab wanita di depan orang yang dicintai berkata baik-baik saja, padahal hatinya sudah hancur luar biasa.

“Itu aku tidak tahu. Yang paling penting dia sudah memaafkan kita. Bahkan tak ingin tahu apa pun masa lalu kita. Aku sedikit lega.”

“Ya, alhamdulillah kalau begitu. Hanya tinggal lamaran saja nanti sore. Semoga pihak keluarga laki-laki menerima, dan kalau tidak menerima mereka bisa menjaga aib kita. Tak terbayangkan kalau mereka mengumbarnya ke sana kemari.” Gu memotong-motong ayam untuk diberi tepung. Ali hanya diam tak mau menanggapi lagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status