Share

Firasat Orang Tua

Bagian 148

Firasat Orang Tua

Kurang dari sebulan setelah lamaran, pesta pernikahan pun digelar sangat meriah. Sebelumnya akad nikah hanya untuk pihak keluarga inti saja. Hakim Harun menjadi wali untuk Humaira binti Gulaisha Amira. Ali tak kuasa menahan air mata. Gadis yang sejak usia empat tahun tumbuh besar bersamanya, kini telah menjadi milik orang lain yang lebih berhak, yaitu suaminya. Maira pun demikian, ia tak sanggup menahan air matanya lagi ketika harus berjauhan dari rumah, terutama ayahnya, sosok lelaki yang selalu ada untuknya. Gu jadi ikut menangis, melihat keharuan ayah dan anak itu. Namun, anak perempuan memang harus meninggalkan rumah. Ia telah menjadi tanggung jawab baru bagi seorang suami.

Nyonya Heba berdandan sangat mewah hari itu. Perhiasan yang seharusnya tertutup oleh kerudung lebar ia keluarkan. Cincin berlian yang ia kenakan sampai dua, gelang yang sengaja keluar dari lengan baju dan bros berwarna kuning keemasan yang membuat mata Naima silau memandangnya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status