Share

Masih Berharap

Bagian 156

Masih Berharap

“Sayang, kenapa tak masuk ke rumah, hari sudah malam, anak-anak juga sudah tidur. Tak takut kena angin yang panas?” tanya Gu ketika Ali merenung di depan rumah. Lelaki yang masih terlihat tegap di usia 50 tahun lebih itu hanya ingin duduk di sana saja tanpa melakukan apa-apa. Jujur saja ia sangat merindukan Maira. Jarak mereka tidaklah jauh. Namun, ada saja kendala bagi mereka berdua untuk bertemu. Video call hanya sebatas mendengar dan menatap dari jauh saja.

“Tidak apa-apa, kau tidurlah duluan dengan Zahra. Perasaanku malam ini tidak enak. Takutnya terjadi sesuatu dengan Maira,” ucap Ali sambil menarik napas.

“Pikirkan yang baik-baik saja. Apa pun yang terjadi di sana, semoga putri kita kuat. Kalau ada yang aneh, tentu kita tahu. Siapa yang tak mengenal Gubernur Asad, bukan?”

“Yang terlihat senang dari luar belum tentu bahagia. Aku merasa ada hal besar yang ditutupi Maira padaku. Semoga hanya prasangka saja.” Ali mengela napas panjang. Gu masuk ke kama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status