Share

Jangan Dipanggil

Bagian 162

Jangan Dipanggil

“Tak percaya. Sampai kapan pun aku tak akan percaya kalau aku tak membuktikan sendiri perkataannya,” ucap Maira yang terkejut dengan pengakuan Fahmi tadi. Benar tak percaya, tapi kentang goreng itu terus ia makan sampai hampir habis. Naima yang duduk di sebelah mobil Maira hanya melirik saja.

“Apanya yang tak percaya?” tanya istri Sultan.

“Yang tadi, polisi tadi itu.”

“Yang wajah India itu?”

“Iya, dulunya dia itu jelek, hitam, kusam, kurus, tak ada semangat hidup, cengeng lagi. Kenapa sekarang bisa jadi seperti …” Gengsi Maira mengakuinya.

“Tampan, gagah, dan pandangan matanya antara ingin melihatmu atau melihat tanah. Astaghfirullah, seperti melihat orang sedang kasmaran aku jadinya.”

“Bagaimana orang bisa berubah seperti itu hanya dalam kurun waku kira-kira tiga tahun?”

“Asal ada niat dan dananya, semua bisa. Kalau masih tak percaya, cari tahu saja sendiri biar lebih yakin.”

“Ide bagus. Besok libur, jadi aku jalan-jalan ke luar kota dulu. Awas sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status