Share

Gejolak Hati

Bagian 168

Gejolak Hati

Asad mengamuk di dalam rumahnya. Kursi makan, sofa, guci, dan piring ia pecahkan semuanya. Gia meringkuk ketakutan di dalam kamar, Heba tak tahu harus berbuat apa, sedangkan Hakim Harun hanya diam membiarkan kakaknya melampiaskan kemarahan yang begitu memuncak. Bukan karena ulah Amran. Meliankan kedatangan mendadak Khalifah dan Gubernur Latif tiba-tiba ke wilayahnya dan dijumpai sudah satu tempat yang dua hari lalu didatangi oleh Maira juga Fahmi.

“Sudah aku tutupi baik-baik selama ini. Sudah aku suap para polisi dan semua petugas, sampai hartaku tinggal setengah. Tapi kenapa bisa ketahuan juga?” Lelaki tua itu seharusnya sadar dengan umur. Marah-marah di usia udzur takutnya dia mati mendadak dan tak sempat bertaubat lagi.

“Pasti kita kecolongan. Ada yang diam-diam mengunjungi tempat itu.” Harun duduk di sebelah kakaknya. Setelah suaminya selesai marah-marah baru Heba berani bergabung. Sedangkan rumah yang kotor itu akan menjadi urusan Gia nantinya, istri m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status