Share

Licik

Bagian 170

Licik

Maira turun dari mobilnya. Sultan menoleh dan tersenyum. Seharusnya keponakannya itu datang menggunakan baju seragam atau paling tidak gamis hitam. Namun, yang ada di depannya kini Maira yang dulu imut-imut dan kerap meminta dibelikan es krim padanya. Sultan seperti mengulang masa lajangnya dulu. Begitu juga dengan anggota yang lain mereka ingin tertawa sedikit, tapi tak berani mengingat pangkat Maira dua tingkat di atas mereka.

“Mana gamismu? Ya Allah, Maira,” tanya Sultan ketika melihat keponakannya menggunakan baju tidur, memang kainnya tebal dan longgar, tetapi coraknya jadi tidak matching dengan Maira yang keras kepala.

“Tak sempat memikirkan itu, aku buru-buru ke sini takut meninggalkan moment penting,” jawab Maira. Untung saja dia bisa menyambar jaket tebal, kaus kaki, kerudung dan penutup wajah.

“Ya, ya, keponakanku yang imut-imut, mau minta dibelikan es krim apa?” Sultan menepuk kepala Maira berkali-kali, persis ketika ia masih gadis kecil.

“Ah, aku tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status