"Apakah dia anakku?" Meski Titi berulang kali mengatakan keponakannya bukanlah anak mereka, tapi Ryan --mantan sekaligus atasannya itu tak percaya! Terlebih, Ryan juga sedang dikejar target untuk harus menikah dalam waktu 2 bulan. Kalau tidak, ia akan menikah dengan pilihan keluarganya. Lantas, bagaimana nasib Titi? Sebab, ia harusnya menyembunyikan identitas asli keponakannya itu dari keluarga Ryan ....
View More"Jodoh." Ryan malah tertawa dan terlihat tersipu. "Itu bukan pujian, anjir! Ngapain lu malah senang gitu, pake tersipu lagi. Geli gue!" kesal Tristan melihat tingkah sahabatnya yang absurd itu. "Bodo amat, terserah gue. Intinya gue seneng banget karena akhirnya gue bisa ngejar Titi lagi tanpa harus merasa bersalah sama lu," balas Ryan kekanak-kanakan. "Emang selama ini lu merasa bersalah sama gue? Keknya enggak deh, lu kalo masalah bersaing mah totalitas." "Ada sedikit, itu keliatannya doang gue gak ngerass bersalah, sebenernya gue gak enak saingan cinta ama lu." "Iya iya, gue juga... kalau suatu hari gue punya kesempatan buat sama Titi sih, ya gue terima aja dong," balas Tristan tak ingi kalah. "Ya terserah deh." ••• Keesokan harinya, Titi sibuk memasak sarapan untuk dirinya dan membawakan bekal untuk Sifa. Awalnya pembantu yang ingin menyiapkannya, tapi Titi berkata kalau ia ingin membantu sedikit. Tak mungkin kan ia hanya enak-enakan saja, padahal Ryan memang mempersi
"Tempat yang ada Kakakku, intinya aku ingin nganterin Sifa dulu ke ibunya, baru aku akan menjalani hidupku sendiri." Jawaban itu terngiang-ngiang di kepala Triatan, membuatnya tak fokus saat ngobroo dengan Ryan. "Kenapa lu malah bengong?" tanya Ryan pada sahabatnya. Tristan menggelengkan kepala sedikit, lalu menatap Ryan dengan tatapan tak yakin. "Lo mempertimbangkan kalo Titi bakal pergi ke tempat yang jauh kan?" "Udah, dia yang kasih clue. Kemarin gue berusaha untuk nulis surat perjanjian dan ternyata dia menolak dengan alasan dia itu nggak butuh perjanjian sama gue atau perlindungan gue, karena yang dia butuhin adalah informasi di mana kakaknya berada. Udah pasti dari pernyataan itu, dia pengen pergi ke sana kan." "Terus respon lu ke dia gimana? Gue liat, dia nggak kelihatan kalau lu bakal mencegah dia deh.""Ya gue berusaha untuk bersikap seolah gue membiarkan dia untuk pergi. Tapi nanti gue coba untuk kasih dia fakta bahwa di luar sana jauh lebih mengerikan dari apa yang ud
Titi terkejut ketika melihat isi kontrak itu, kontrak yang mana Ryan akan menjamin hidupnya dan Sifa. "Tidak, Ryan... sbenarnya asal aku punya kerjaan kita nggak perlu bikin kontrak-kontrak kayak gini," ungkap Titi tegas. Ryan mengangguk, "Iya aku paham, tapi kan posisi kamu juga korban dari keputusanku yang nggak mikirin dampak berkepanjangan, tapi..." "Gak, menurutku kontrak ini semuanya kosong," ujar Titi memotong. Ryan bingunh, apalagi kesalahannya? Kenapa Titi semarah itu? "Omong kosong, kenapa jadi omong kosong?" tanya Ryan bingung. Ia berusaha menjaga emosinya, karena ia sadar Titi sedang pusing dan trauma dengan kehidupannya yang sekarang. "Ya karena kamu nggak tanya dulu apa yang aku butuhin. Sekarang aku cuma butuh informasi tentang ibu kandung Syifa. Di mana dia berada? Agar aku bisa karena di sini pun aku reputasinya udah buruk, jadi aku nggak bisa terus tinggal di sini." Ryan pun menghela nafas, ia baru sadar kalau ia benar-benar salah lagi. "Ya, itu benar." Har
"Aku harus gimana?" gumam Titi setelah tangisnya reda. "Nggak tahu apa salahku sama orang-orang, kenapa aku harus seperti ini?" guman Titi lagi dengan suara yang sangat menyayat hati. Hal itu membuat Ryan juga ikut hancur, bagaimana bisa niatnya membahagiakan malah membahayakan sang pujaan hati. "Titi... ini semua salahku, kamu gak salah apa-apa. Tapi biarkan aku di sisimu ya, menjagamu agar tetap aman." "Tapi...." ujar Titi ragu. "Akan aku urus semua kebutuhanmu, jangan pikirkan itu. Sifa juga akan aman bersama kita, oke?" ungkap Ryan. Titi benar-benar tak mengerti, ia diambang kehancuran. Maka ia hanya bisa diam, tak bisa memikirkan solusi lain selain itu. . Setelah bersih-bersih dan istirahat, Titi keluar kamar dan terkejut ketika melihat Ryan dan Sifa sedang bermain di ruang tamu. "Sifa!" sapanya. "Mama!" panggil Sifa. Lalu ia kembali bermain tanpa memperhatikan wajah ragu sang ibu. Namun, Ryan merasakannya, jadi ia meminta Sifa untuk bermain sendiri dulu.
Hal yang paling Titi takutkan adalah kehilangan pekerjaannya, tapi semuanya terjadi sekarang. Lalu bagaimana ia membiayai kehidupannya dengan Sifa ke depan? Apakah mungkin ia akan pulang ke kampung saja, sementara itu wajahnya sudah banyak dikenal orang sebagai seorang pelakor atau penghancur kehidupan orang? Ia adalah kriminal yang sangat jahat bagi netizen, bahkan mereka mendoxing informasi Sifa yang sejak awal berusaha ia sembunyikan. Agar jangan sampai, Ayah Sifa mengetahui bahwa anaknya ada di tangannya. Akan tetapi, semuanya terbuka dan semua orang tahu tentang Sifa adalah keponakannya. Titi membawa kotak berisi barang-barang tanda bahwa ia sudah tidak ada di perusahaan lagi. Besok ia sudah tidak berangkat ke sana untuk mencari penghasilan, dan Tristan sudah berbaik hati memberikan uang pesangon yang cukup banyak untuknya.Mungkin di Jakarta, ia bisa bertahan selama 3 bulan.Namun untuk selanjutnya, bagaimana?Tristan bahkan mencoba untuk mengajaknya menikah untuk kesekian
"Maksud anda tunangannya adalah Tristan?" celetuk yang lain. "Saya tidak menyebut siapa orangnya ya, kalian bisa tanya sendiri kepada orangnya. Intinya, dia benar-benar menolak saya sampai sekarang, sampai setelah saya melepas semuanya, ia masih menolak saya." "Apakah Anda merasa bahwa ini sia-sia perjuangan Anda karena belum pasti apakah akan berhasil atau tidak?" "Ya tentu saja, saya sudah tahu resikonya. Mungkin saya tidak akan mendapatkannya lagi, maka... saya akan melajang selamanya saja," jawab Ryan santai. Sampai-sampai MC yang merupakan teman Ryan juga ingin sekali memukul kepala Ryan agar lupa ingatan dan waras sebentar saja. "Apakah Anda tidak merasa sayang dengan hidup Anda sendiri? Berkorban untuk seseorang yang jelas menolak Anda?" Ryan terlihat berpikir sejenak, tetapi malah ditanggapi temannya seolah otu pertanyaan keluar batas. "Mohon maaf, ini pertanyaan yang melewati batas," ujarnya. "Kami akan...." "Wait, gak papa. Aku rasa dia mewakili banyak netizen ya
Maka, ada yang mengangkat tangan untuk bertanya pertama kali."Apakah benar Anda dan Nona Titi adalah mantan kekasih?" tanyanya."Ya, itu benar." "Kapan tepatnya?" tanya wanita itu lagi sambil mencatat."Saat kami kuliah, kemudian 2 tahun setelahnya putus," jawab Ryan simpel."Apa alasan putus karena bisnis," ujar Ryan dengan lugas.Ia tidak akan menjelaskan drama yang terjadi sebelumnya, karena kasta, atau karena ia bertunangan dengan Queen, atau hal internal lainnya.Ia akan membuat reputasi keluarganya rusak, ibunya, dan reputasi Queen juga akan dipertanyakan.Ia tidak ingin melibatkan orang-orang itu lagi, karena ini pilihannya. Maka, ia akan menelan semuanya sendiri."Kalau karena bisnis, apa yang Anda maksud karena bisnis itu?" tanya perempuan itu lagi.Seolah mewakili semua jurnalis yang ada di sana. "Ya Intinya, saat itu kami tidak bisa meneruskan hubungan kami lagi, dia juga tidak ingin banyak konflik lagi. Karena ya ... yang namanya sebuah hubungan, pasti ada konflik dan
Di Cafe pada hari Senin yang sudah dijanjikan oleh Ryan. Ryan datang dengan tampilan lebih casual dari Ryan yang biasanya.Orang-orang kaget dengan itu, karena hampir tidak pernah tertangkap kamera saat Ryan menggunakan pakaian casual. Meski begitu, tentu Ryan tetaplah tampan dan mempesona. Media sosial Ryan termasuk sangat jarang mengupload sesuatu bahkan fotonya hanya 5 dan reelsnya hanya 3. Padahal Ia sudah membuka akun itu dari zaman kuliah.Ia memang punya akun utama dulu saat kuliah, yang memang untuk mengupload hal-hal berbau aktivisme, seperti yang ia lakukan saat dulu kuliah terkait isue politik pada masanya.Akan tetapi sekarang, akun itu sudah dipegang oleh organisasi yang ada di kampusnya, sehingga akun itu yang awalnya memang dibranding dirinya dan mendapat banyak followers, sekarang adalah milik kampus yang akan jadi akun turun temurun.Ia menyerahkan kepada mereka agar jangkauan informasinya lebih luas, ketika ada isu-isu yang harus disampaikan oleh BEM kampus.Kemud
Titi tidak tau kalau fans Ryan akan sebrutal ini. Media sosial Titi penuh dengan teror dan hutanan, sampai nomor WA-nya sudah tersebar dan ia diserang dari mulai telepon seluler biasa sampai yang wa. Bahkan media sosial yang penuh dengan dm-dm hujatan, banyak juga yang menandainya, banyak yang mengatakan hal buruk tentangnya. Sampai ia tak membuka ponselnya selama tiga hari. Titi tidak berani menjemput Sifa langsung di sekolahannya seperti biasa, dan meminta agar Sifa kelar Gang untuk menemuinya. Untunglah Sifa adalah anak yang pintar dan pemberani, jadi ia mudah diajak kerjasama, sehingga ketika mereka sudah di Gang, mereka langsung pulang dan tidak kemana-mana lagi. Bahkan Titi pun belanja secara online, sehingga dalam 3 hari itu mereka tidak makan sayuran, dan hanya menggoreng telur dan juga makanan awet lainnya. Setelah tiga hari itu, di malam harinya, baru ada konfirmasi dari Ryan yang membuat video klarifikasi. "Halo, semuanya! Makasih buat kalian yang sudah perdul
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments