Share

10. Kabur

Author: Blue Rose
last update Huling Na-update: 2025-01-22 16:46:04

"Eh bukan, Pak."

Titi harusnya hati-hati saat tau Tristan yang datang, kenapa ia tak segera menyembunyikan keberadaan Sifa darinya?

Pastilah Tristan salah paham. Wajah Sifa, jelas mirip Ryan.

Terlalu mirip, sehingga membuat orang langsung mengira alau Sifa anak dari Ryan.

"Terus kenapa mirip?" tanya Tristan.

"Mirip memang, tapi dia bukan anak Ryan, Pak."

"Papi Ryan?"

Tamatlah sudah riawayat Titi, bagaimana bisa Sifa malah nyeletuk dengan panggilan 'Papi', yang jelas akan membuat Tristan semakin salah paham.

.

Setelah sejadian itu, Tristan jadi meminta penjelasan dari Titi, sehingga mereka bicara dan makan di suatu cafe saat jam istirahat.

"Saya bukannya ingin ikut campur, tapi kamu tau dan posisi Ryan udah ada pasangan?"

Titi mengangguk paham.

"Saya mengerti, Pak. Saya tidak menyalahkan rasa penasaran Anda. Bahkan Pak Ryan sendiri juga mengira hal yang sama."

"Kalian sempet ketemu sebelumnya berarti?"

"Sudah agak lama."

Tristan membiarkan Titi memikirkan jawaban
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   11. Stalking

    Ryan memijat pelipisnya merasa pusing, bagaimana tidak? Ia merasa diteror karena ketidakhadirannya di acara makan malam tadi. Kini ia baru sampai Bandara dan mulai menuju ke hotel tempatnya akan singgah. Ia membenci saat-saat ini dan memilih mengabaikan semua panggilan yang mengganggunya itu. Untuk mengobati rasa tidak nyaman itu, Rayn pun berselancar di tabletnya yang memang ia isi dengan nomor yang tidak ia sebar ke keluarganya atau siapapun rekan kerjanya. Itu adalah nomor yang secara khusus ia gunakan hanya untuk agar tablet itu bisa mengakses internet jika tidak ada wi-fi. Di sana ia mencari tahu tentang Titi selama mereka berpisah. Ia memulai menelisuri dari media sosial, di sana hanya berisi tentang foto random, quote random, dan banyak sekali status F******k atau cuitan di X yang tidak banyak menunjukkan cerita tentang masa lalunya. Namun, ketika ia menelusuri X sampai berjam-jam lamanya, ia mendapati beberapa hal yang berkaitan dengan kehidupan Titi. Titi berkata di cu

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   12. Kamu Jahat

    Titi dan Tristan sampai di TK tempat Sifa sekolah, sementara itu Titi meminta agar Tristan tidak keluar karena ia tak ingin digosipi macam-macam. Orang-orang terlanjur taunya kalau Ryan adalah ayah Sifa, kalau ia tiba-tiba datang dengan pria lain, ia akan dikira selingkuh. "Mama!" panggil Sifa keluar dari TK. Ia membawa plastik bingkisan, berisi jajanan dan seplastik potongan cake. "Wah bawa apa tuh, Sayang?" tanya Titi. "Hehe... temenku ada yang ulang tahun, Ma. Jadi aku dan temen-temen dikasih jajan." "Sifa seneng?" "Banget! Sifa seneng banget!" Sampailah mereka di mobil Tristan yang membuat Sifa heboh karena ad orang lain di sana. Tristan langsung menyapa, "Hai, Manis!" Sifa menoleh pada sang ibu seolah minta persetujuan. Tentu saja Sifa anak yang cerdas, ia akan selektif melihat orang baru. "Hai, Om! Om siapa?" tanya Sifa malu-malu. Titi memangku Sifa di samping sopir, sementara Tristan menyetir sendiri. Ia masih menggunakan batik untuk kerja, jadi kelihatan agak l

    Huling Na-update : 2025-03-07
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   13. Putus Artinya Mati

    "Aku gak pingin nyakitin kamu," lanjut Ryan. Queen masih tidak bisa menerima apa yang disampaikan oleh Ryan, meski ia tau kalau Ryan punya potensi untuk mengatakan itu. Karena perasaan Ryan padanya memang tidak ada, hati Ryan sudah diambil oleh orang lama. Ia terisak sejenak, meresapi dan mencoba tenang. Ryan tau Queen sedang menangis, tapi ia sudah jujur sejak awal, tapi Queen merasa bisa membuatnya jatuh cinta. Padahal setelah bertahun-tahun berlalu, itu tidak membuahkan hasil. "Jujur sama aku, pikiran putus itu ... datang karena kamu ketemu sama Titi kan?"Ryan menghela napas, pasti Queen akan seemosi itu. Harusnya ia membicarakan ini ketika pulang, ia lupa timingnya tidak tepat."Pasti gara-gara dia, kamu jadi kayak gini!"Ryan pun menjawab, "100% iya, tapi selama ini aku juga nunggu dia. Nunggu pertemuan kami, dan harusnya kalau kamu sudah tau aku jahat kamu, kamu bisa lihat sejak lama, bukan sekarang kamu baru ptotes! Aku udah jujur loh waktu itu!""Tapi kan setelah apa

    Huling Na-update : 2025-03-08
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   14. Jangan Hinakan Aku

    Titi menyadari bahwa nomor itu adalah milik orang yang paling berkesan di dalam hidupnya, selain keluarganya. Siapa lagi kalau bukan Rayn, pria itu masih mencoba mengirimnya pesan meski ia sudah memblokir nomornya. Apakah ia akan tetap bisa menghindari Mantan sekaligus Bosnya? Sementara ia tidak ingin jadi perusak hubungan orang lain. Mata Tristan, Rayn jelas sedang mengejar Titi, itu akan berbahaya dalam hubungan Rayn dengan tunangannya. Jelas ialah yang jadi tersangka di sini. Ia makin cemas, dan kembali memblokir nomor itu. Ia terus mencoba untuk meyakinkan diri sendiri, bertahan dengan prinsipnya itu, kemudian ia ingat kalau ia bisa meminta bantuan Tristan. Semoga saja Tristan tidak mendapat masalah hanya karena telah membantunya. ••• Rayn akhirnya pulang ke Indonesia dan menemui keluarganya di rumah utama, bukan di rumahnya. Saat ia sampai di ruang tamu, ia terkejut karena di sana sudah berkumpul seluruh keluarga inti. "Aku datang," sapanya. Bug! Tanpa

    Huling Na-update : 2025-03-11
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   15. Melawan Keluarga

    Awalnya Rayn akan pergi keluar seperti janjinya dengan Tristan. Akan tetapi, ia dicegah oleh ibunya. Wanita itu langsung menghadangnya ketika ia baru sampai tangga paling bawah. Seperti biasa, ia tampil dengan aura sang penguasa. "Kita perlu bicara," ujarnya. "Aku mau ketemu sama Tristan nih," jawan Rayn. "Nggak! Sekarang bukan waktunya kamu untuk keluar," tolak sang ibu. "Mami, ini penting masalah kerjaan..." "Perlu Mami yang bilang sama Tristan buat batalin janjiam kalian?" ancam asang ibu. "Enggak perlu, iya deh... aku punya waktu sejam untuk bicara sama Mami. Habis itu aku bakal nemuin Tristan. Ini penting banget." Sang Ibu pun langsung mengangguk setuju. Mereka bicara di kamar. Jadi mereka naik lagi ke atas. Sampai di sana, Rayn duduk di tepi ranjang, sementara sang Ibu berdiri sambil menatapnya dengan galak. "mami udah dengar apa yang dikatakan Queen. Tujuh tahun lalu Mami udah bilang sama kamu untuk nggak lagi berhubungan sama 'anak kampungan' itu, setelah

    Huling Na-update : 2025-03-12
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   16. Persaingan Sehat

    Tristan ikut berdiri karena reaksi sahabatnya yang terlihat kaget dan emosi. "Tunggu dulu, Bro! Gue ngerti lu merasa kecewa sama gue, tapi bahkan lo tahu kalau gue dari dulu memang punya simpati sama mantan pacar lu itu, lu aja gak tau kalo gue suka ama dia, tapi gue pendem karena gue gak akan ngerusak hubungan kalian," ungkap Tristan yang membuat Ryan makin kaget. Benar, Tristan tak pernah cerita sebelumnya kalau ia menyukai Titi. "...dan sekarang, ketika lu udah ada Queen dan Titi bahkan menolak elu. Terus gue harus apa, menyerah lagi?" Ryan meremas rambutnya sendiri, merasa gemas dengan keadaan. "Bro... lu nggak bakal bersikap kekanakan dan musuhin gue kan?" Ryan menatapnya galak, "Apa maksud lo?" "Jangan merasa bahwa Titi punya elu, kalian udah bukan pacar lagi, udah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Kalian tuh cuma mantan dan lu nggak bakal jauhin gue gara-gara hal ini kan?" cecar Tristan melakukan konfrontasi. "Anjir lo seniat ini ngancurin gue, Tan?" Tristan aka

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   17. Memaksa

    Setelah Sifa sampai di sekolahnya, lalu Titi mengantarnya ke sana. Kini hanya tinggal Titi dan Ryan di dalam mobil itu, karena Ryan menyetir sendiri. Tentu saja, dalam hati Titi ingin sekali berkata pada Ryan untuk berhenti mendekatinya, tapi kalau diingat-ingat dengan sifat keras kepalanya, itu tidak mungkin mempengaruhinya. Harusnya, Ryan yang tahu memaksakan keadaan tidak akan membuatnya menggapai apa yang ia inginkan. Setidaknya Titi tidak akan seperti itu. Tidak ada satupun orang yang bisa menghentikan Ryan, bajkan keluarganya yang super keras itu. Harusnya ia tahu sejak awal, dan tidak merepotkan Tristan untuk membujug Ryan agar tetap bersama Queen.Namun, ia tidak memiliki opsi lain untuk berusaha menjauhkan diri dari dirinya kalau bukan Tristan yang membuat rencana.Sungguh, ia membenci situasi ini.Andai ia bisa, ia mungkin akan cari solusi lain sendiri tanpa merepotkan orang lain. "Ehem!"Ryan berdehem, sementara Titi hanya melirik sebentar tanpa kata."Kamu akrab

    Huling Na-update : 2025-03-16
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   18. DNA

    "Shit!" Lim si sekretaris terkejut ketika mendengar umpatan dari bosnya. Ia agak takut dan tidak berani bertanya, membiarkan bosnya larut dalam emosinya. Emosi Ryan timbul karena postingan Tristan yang membuatnya kesal bukan main. Setaunya Tristan jomblo, tapi mengingat aoa yang mereka sepakati waktu di club, sudahlah pasti perempuan dalam foto itu adalah Titi. Foto itu sebenarnya tidak spesifik memperlihatkan siapa orangnya, hanya saja sebuah tangan yang bersandar di atas meja yang seolah dari sudut pandangnya, Tristan sedang makan bersama Titi. Titi sangat terbuka sekali dengan Tristan, berbeda ketika menghadapinya. Padahal ketika ia yang memaksanya untuk pergi saja, Titi sangat sulit seolah dipaksa untuk masuk ke lubang buaya. Ia terlihat sangat tersiksa sekali waktu itu, ia benar-benar diculik bukan diajak dengan cara baik-baik. Ryan juga melihat, di kolom komentar dari postingan-postingan itu, Tristan tengah diledek oleh teman-temannya atau digoda, dan diberikan

    Huling Na-update : 2025-03-19

Pinakabagong kabanata

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   33. Ryan sang Panglima

    "Ma! Papi kok gak pernah ke sini lagi ya?" tanya Sifa sambil makan permen. Titi yang sedang membuat adonan roti pun tersenyum tipis. "Lagi kerja, kerjaannya banyak." "Gitu ya, Ma?" Sifa terlihat sedih, lalu ia keluar kontrakan. Biasanya sih ia akan main dengan temannya sebelum isya, karena malam Jum'at libur mengaji. "Mau ke mana Sayang, main?" tanya Titi lembut. "Enggak... eh... Ma!" ujar Sifa tiba-tiba terlihat excited. Titi pun bingung dan langsung melihat keluar, saat tiba-tiba seseorang muncul di depan pintu. "Kak Tristan?" tanya Titi kaget. "Yoi! Yuk makan sate dulu, ini enak loh!" "Yey!!!" Titi terkekeh mendengarnya, ia pun mempersilahkan Tristan masuk dan ia mengambil wadah terlebih dahulu. Setelah menyerahkan wadah, Titi pamit untuk memanggang kuenya dulu. "Aku mau manggang roti dulu ya, Kak." "Oke, santai aja, Ti." Melihat situasinya, sepertinya Titi belum melihat media sosialnya karena saat ini.Banyak yang sudah membicarakannya, namanya menjad

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   32. Tawaran Sandiwara

    "Sejak kuliah..." Titi terkejut mendengarnya, "Tapi waktu itu, Bapak keliatan gak suka sama saya. Malah terlihat gak suka pas Ryan berpacaran dengan saya, aaya kira karena saya orang biasa. Apa alasannya?" tanyanya bingung. "Itu cuma kamuflase karena waktu itu kamu pacar sahabatku, jadi... aku mencoba untuk mengalah. Tapi kali ini, aku gak akan membiarkan semuanya begitu saja." "Anda yakin?" "Yes, Aku tahu kamu bakal nggak yakin, tapi itulah faktanya. Bahkan Ryan juga udah tahu kok," jelas Tristan. "Hem... terus dia nggak curiga atau apa sejak dulu Ryan tahunya juga?" "Baru-baru ini dia tau, karena aku baru ngomong soal ini. Waktu kami benar-benar diskusi soal kamu dan Sifa." "Terus bagaimana tanggapan dia?" "Ya dia nggak nanggepin apa-apa, cuman ya kaget dan bilang sewajarnya orang-orang aja. Kami merasa bahwa kami harus bersaing secara sehat," ujar Trsitan. "Luar biasa sih kalian, gak sampai musuhan." "Sebenarnya ada bumbu-bumbu musuhan, cuman kami cukup dewasa un

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   31. Confess

    "Gila anjir! Gue gak tau kalo Dea ama Pak Boss putus!" "Masalahnya nih kenapa tadi Queen bilang kalo Titi yang ngerebut?" "Apa cuma gue yang mikir ini gak masuk akal? Mira dan Queen itu jauh banget!" "Iya njir, kalo bener mah... Pak Boss udah gila dan bakal jadi skandal besar." "Iya kalau dipikir-pikir ya, secara logika paling mudah, bisa-bisanya Pak Bos lebih milih cewek biasa yang sederhana daripada tunangannya yang udah jelas-jelas punya kualitas lebih bagus daripada kayak kita-kita. Titi standar banget bjir?""Iya juga, kalau misal sama cewek lain yang cantik juga sih, mungkin masih percaya ya... tapi ini Titi?""Ini gila banget sih....""Eh tapi, kan Titi juga pernah bilang katanya mereka pernah satu kampus dulu. Bisa aja kan kalau mereka punya kisah lain yang nggak diceritain ke kita.""Bener juga sih, dan satu hal yang paling sakral dalam hidup adalah cinta pertama. Cinta pertama Pak Bos, mungkin Titi.""Aduh udah gila kalo iya, tetep gak masuk akal kalo Titi Cinta Perta

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   30. Fakta yang Menyakitkan

    Biaya rumah sakit Sifa dibayar oleh Tristan, karena awalnya akan dibayar oleh Ryan, tapi sudah keduluan Tristan. Ryan pun hanya bisa pasrah, ia kecolongan lagi. Kemudian karena ada rencana dari Titi untuk tes, maka Ryan lah yang membayar itu, sehingga dokter mengambil sampel darah dari Sifa dan akan mengeceknya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebagaimana diagnosa yang sudah disampaikan oleh dokter, Titi masih berharap bahwa itu tidak benar. Akan tetapi, bagaimanapun kemungkinan besarnya adalah seperti apa yang dokter Adi sampaikan. ••• Keesokam harinya dan hari-hari berikutnya, Ryan dan Tristan benar-benar mulai bersaing dengan imbang. Titi jadi bingung di sini, mereka berdua seperti tidak ada cewek lain di dunia ini. Itu jelas membuat Titi merasa kesulitan. Bagaimana tidak? Keduanya terus berebut untuk mengantar jemputnya dan Sifa, jadi akhirnya Titi membuat jadwal agar keduanya bisa gantian, daripada terus berdebat tiap pagi sore. Hal itu membuat semuanya terhamba

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   29. Ternyata Benar

    Di ruang praktik dokter, Dokter Adi pun menjelaskan apa yang ia temukan setelah pemeriksaan Sifa. "Jadi begini Bu Titi, boleh saya ngobrol sebentar ya? Saya tanya dulu, bagaimana siklus demamnya Sifa? Apa berulang?" "Iya, dok." "Baiklah... Terkait kondisi Sifa yang sering demam berulang ini, saya ada beberapa hal yang perlu saya jelaskan." "Iya, Dok. Memang Sifa sering banget demam, terus sembuh sendiri, tapi nanti kambuh lagi. Saya jadi bingung, ini kenapa ya?" "Nah, itu dia, Bu. Dari catatan yang Ibu sampaikan, dan hasil pemeriksaan sejauh ini, kita belum menemukan tanda-tanda infeksi seperti flu, radang tenggorokan, atau infeksi lainnya." Titi terlihat sangat cemas. "Tapi demamnya Sifa itu datang berulang, mirip pola penyakit yang disebut Hyper IgD Syndrome, atau kita singkat saja HIDS ya." "Hah, itu penyakit apa ya, Dok? Bahaya?" "Tenang dulu, Bu. Saya jelaskan pelan-pelan ya. HIDS itu penyakit bawaan dari lahir—jadi bukan karena virus atau bakteri, tapi karena si

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   28. Obses

    Titi pun langsung menghentikannya, sebelum Tristan benar-benar memukulnya. "Dia nggak ngelakuin apa-apa. Kami cuma bicara," ujar Titi keras sehingga kedia pria yang saling tatap itu terjerat. Mendengar itu pun, Tristan langsung melepaskan tangannya dari kerah kemeja sahabat sekaligus musuh cintanya itu. Ia kemudian duduk, bersandar di tembok dan memperhatikan sahabatnya yang terus menatap Titi yang jelas tidak nyaman diperhatikan seintens itu. Maka, setelah hampir 15 menit saling diam. Ryan pun berkata pada Tristan. "Gue cuma mau ngomong sama Titi, tadi gue jelaskan sama dia kalau gue benar-benar berjuang untuknya. Jadi, apapun yang aku lakuin ke dia nanti, aku bukan sedang selingkuh dari tunanganky." Tristan sampai melongo mendengarnya. Bagaimana bisa sahabatnya itu sangat gigih? "Mari kita kembali bersaing," ujarnya lagi, sambil mengeluarkan tangan pada sahabatnya itu untuk bersalaman. Tristan diam saja, ia bingung harus melakukan apa dengan kegilaan sahabatnya itu.

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   27. Jangan Gila

    "Tunangan lu tuh, Queen!" ujar teman Queen saat melihat Ryan berjalan ke arah mereka.Queen dan temannya itu memang sedang hangout bareng di cafe, dan baru saja duduk selama 15 menit.Mendengar itu, Queen pun langsung menoleh dan melihat kalau Ryan menghampiri mereka. Ia pun langsung berdiri dan menyapanya dengan senyum cerah.Pertemuan mereka diperhatikan banyak orang, terutama karena keduanya terkenal."Hai, Sayang, kamu ke sini mau nemuin aku?"Ryan mengangguk dengan tersenyum manis, membuat semua orang percaya kalau mereka saling cinta. Ia juga tersenyum ke arah teman Queen.Ia kemudian berkata."Em... Queen, aku minta maaf karena ganggu, tapi bisa nggak bicara sekarang?" Teman Queen yang peka pun langsung berkata."Ah boleh, aku juga udah mau pulang ada janji sama Mama. Kita juga udah lama kan, jadi ya udah aku pulang dulu. Bye!"Kemudian ia pulang, tinggallah Queen dan Ryan kemudian mengajak Queen untuk mencari tempat yang lebih private.Mereka memilih ruang VIP di cafe itu.

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   26. Keputusan Bodoh

    "Hentikan itu, Ryan! Hentikan!" Ryan terkejut dengan bentakkan Titi, ia sudah kelewat batas memang. "Keluar dari sini, sekarang juga!" perintahnya tegas. Ryan pun tak punya pilihan lain selain pergi dari sana. Ia benar-benar shock dengan kenyataan itu, tapi sekaligus bingung dengan jalan hidupnya selanjutnya. Sementara di Club tempatnya bertemu dengan Tristan, Tristan mengatakan kalau ia sudah tau soal ayah dan ibu kandung Sifa. "Kenapa lo gak cerita?" "Ada batas, Bro. Titi al ngizinin gue buat cerita." "Anjir, gue kayak orang tolol banget! Selama ini, gue gak bisa nemenin Titi di masa-masa sulitnya!" umpat Ryan pada diri sendiri. Tristan hanya bisa diam, menatap sahabatnya dengan prihatin. Setelah Ryan tenang, barulah Tristan mengajaknya bicara untuk pembahasan yang lebih serius. "Sebenernya gue juga nggak tau harus gimana. Gue merasa prihatin sama fakta kalau lu harus nikah sama orang yang nggak lu suka. Gue tahu pasti itu berat banget, tapi kalau dipikir-pikir

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   25. Relakan Aku

    "Aku tahu siapa Ibu dan ayahnya, Ryan."Ryan datang ke kontrakan Titi dan Sifa malam-malam, terkejut dengan kehadirannya.kemudian Ryan dengan sadar malah mengungkapkan niatnya untuk melamar Titi untuk saja sifat sudah tidur jadi ini hanya. dan Rayan d ruang tamu karena itu titik langsung memutuskan untuk memberitahu Ryan Apa yang terjadi dan Kini giliran Ryan yang terkejut. "Sorry?"ayah dan ibu Syifa aku tahu siapa mereka "Jadi, Sifa bukan anak kandungmu?" "Yah..."Ryan mematung syok dengan semua itu."Jadi tolong berhentilah mengejarku," ujar Titi merasa putus asa."Tunggu-tunggu! Tolong jelasin siapa orang tuanya Sifa! Lalu kenapa dia sangat mirip denganku?""Ya karena ayahnya juga mirip denganmu," balas Titi cepat."Apakah yang kamu bilang adalah kakak sepupuku yang sedih diusir dari Keluargaku?""Itu benar ...""Dasar, brengsek!" umpat Ryan tanpa sadar."Jadi, tolong menjauhlah dariku. Aku ingin melindungi Sifa darinya. Apakah apakah dia keponakanmu?""Iya betul.""Pantas sa

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status