D'Golden City, sebuah perumahan elit di kota Venice.
Sebuah acara ulang tahun tengah diadakan meriah di kediaman keluarga Sanjaya. Karangan bunga berjejer rapih di teras rumah.Satu persatu sanak keluarga dan tamu undangan hadir untuk memberikan ucapan serta hadiah kepada Any, seorang wanita paruh baya yang merupakan penerus dari perusahaan Golden Group. Sepeninggal suaminya, Sanjaya."Selamat ulang tahun Mama, semoga sehat selalu dan panjang umur ya. Ini hadiah untuk Mama. Semoga mama Any menyukainya..." salah satu menantunya memberikan sebuah kado."Terima kasih Edward, kamu memang pengertian sama mama. Boleh mama buka hadiahnya?" tanya Any, tersenyum sumringah memandang kado yang terbungkus indah."Boleh banget ma, biar mama tau hadiah apa yang aku berikan ini," ucap Edward, tersenyum.Lantas Any membuka bungkus kado itu perlahan-lahan. Dan saat kado itu telah dibuka. Senyumnya bertambah sumringah melihat sebuah emas batangan 500 gr berada di genggamannya."Edward, kamu memang menantu yang bisa diandalkan. Sangat mengerti dengan keinginan Mama," ucap Any, seraya menepuk pundak menantunya dan menunjukkan rasa bangga."Terima kasih Ma, itu lah bukti bahwa Edward perduli sama Mama. Oh ya, sekarang giliran Adam. Ayo kasih kadonya ke Mama any," ucap Edward, tiba-tiba melirik Adam yang terlihat terdiam tanpa sepatah kata. Seakan tengah memikirkan sesuatu.Lantas semua mata langsung tertuju kepada seorang pria yang memakai kemeja lusuh. Perbedaan penampilan yang begitu mencolok terlihat antara adam dengan orang di sekitar yang notabene berasal dari sosial kelas atas."Hikss! Mau saja Lusiana menggantungkan hidupnya dengan lelaki sampah seperti dia!""Padahal banyak lelaki yang dapat dibanggakan di luar sana!""Lelaki sampah! Untuk apa dia berada di tengah-tengah kita!"Adam, pria berumur 38 tahun yang tak lain merupakan Suami dari Lusiana, anak tiri dari any. Tak berdaya kala semua orang terus menggunjing dirinya.Jika saja mereka tau jati diri Adam yang sebenarnya. Tidak akan mungkin mereka berani memperlakukan Adam seenaknya. Karena masalah besar akan menimpa mereka.Semua kepahitan hidupnya bermula dari sebuah insiden saat menjalankan misi. Suatu ketika, sebuah mortir mengenai sayap Pesawat yang membawa Adam menuju ke Medan pertempuran.Beruntung Adam selamat dari peristiwa naas tersebut. Namun ia baru berhasil ditemukan 2 hari kemudian.Setelah terbangun dari komanya selama 2 minggu, Adam kehilangan ingatan atas segala peristiwa dalam hidupnya. Beranjak dari kejadian tersebut orang tua Adam berusaha menghindarinya dari dunia kemiliteran yang telah membesarkan namanya.Melihat Adam yang tampak tak percaya diri di hadapan keluarganya. Lantas Lusiana mencoba menyemangati. Lusiana berbisik dan berkata, "Ayo sayang, kasih hadiah itu kepada Mama, jangan ragu-ragu."Adam menganggukkan kepala, dan Perlahan Adam melangkah maju ke hadapan ibu mertuanya.Dari raut wajah Any, sudah terlihat adanya ketidaksukaannya terhadap Adam. Tak ada senyum atau pun sapa. Hanya ada tatapan sinis yang diterimanya.Sepeninggal ayah dari Lusiana, semua perlakuan mereka terhadap Adam sangat berubah. Seakan mereka membuka topeng mereka sendiri.Kalau saja Adam tak mengingat semua jasa Sanjaya yang rela berkorban demi kesembuhannya. Serta hati Lusiana yang secara ikhlas menerima Adam dengan apa adanya. Mungkin ia akan meninggalkan keluarga Sanjaya tanpa sedikitpun ingin mengingatnya.Namun Adam tetap mencoba menenangkan diri. Dan perlahan melangkah ke hadapan Any."Selamat ulang tahun ma. Semoga mama selalu diberikan kesehatan. Oh ya, ini hadiah aku untuk Mama," Ucap Adam, sedikit menundukkan kepala."Hadiah apa ini?!" tanya Any, dengan nada sedikit meninggi."Bukan apa-apa Ma, hanya itu yang bisa Adam berikan untuk Mama sebagai hadiah ulang tahun. Semoga mama menyukainya," Ucap Adam.Tanpa berbasa-basi, Any langsung membuka kado itu di hadapan Adam.Sontak saja Any terkejut melihat apa yang ada di dalam kotak tersebut."Menantu sampah!""Perhiasan imitasi kamu berikan kepada saya!" Teriak Any, hingga suaranya menggelegar ke penjuru ruangan.Adam dipermalukan di hadapan semua sanak keluarga dan tamu undangan.Semua orang terpaku dengan kejadian tersebut. Namun Adam hanya bisa terdiam di hadapan ibu tiri istrinya tersebut.Tiba-tiba sebuah kalung imitasi senilai 100 ribu itu dilempar tepat ke wajah Adam. Sontak saja kejadian itu membuat seluruh sanak keluarga Lusiana tertawa terbahak-bahak layaknya menonton sebuah panggung komedi."Maafkan aku Ma, bukannya aku tidak mau membelikan Mama perhiasan mahal. Tapi hanya itu yang bisa aku berikan kepada Mama," ucap Adam."Dasar miskin! Kamu pikir saya senang dengan perhiasan murah seperti itu! Sekarang kamu bukan menantu saya! Pergi dari rumah ini!" Seru Any, murka."Mama! Jangan begitu. Bukan seberapa mahal yang diberikan. Tapi Seberapa tulus pemberian itu!" Ucap Lusiana, membela suaminya."Mama tidak mau tau! Adam harus pergi dari rumah ini!" Seru Any, murka.Lalu seorang lelaki bertubuh atletis yang merupakan adik tiri Lusiana menghampiri dan menarik Adam untuk memaksanya keluar dari rumah."Sangat memalukan, kamu tak pantas menjadi bagian dari keluarga Sanjaya! keluar dari rumah ini!" seru Jhony, tiba-tiba menarik tangan Adam dari tengah kerumunan.Namun sekuat apapun Jhony menarik tangan Adam. Nyatanya ia tak sanggup menggoyahkan tubuh Adam yang tetap tegap berdiri.Walaupun Adam memiliki tubuh dengan otot yang kekar dan tinggi badan 190 cm. Tak pernah sekalipun ia melawan dengan fisik terhadap keluarga Lusiana yang terus membully bahkan menyiksanya.Karena itulah Jhony berani bertindak seenaknya kepada Adam.Merasa tak tahan oleh perlakuan Jhony. Adam langsung menghentak tangannya.Hanya dengan satu hentakkan saja, adam dapat membuat tubuh Jhony terlempar sejauh 3 meter.Sontak saja kejadian itu mengejutkan keluarga sanjaya. Adam yang dipandang lemah dan selalu tunduk di hadapan mereka. Namun kali ini ia terlihat begitu berani dan sangat kuat."Kurang ajar! Sudah berani melawan kamu sekarang!" seru Any, seketika menghampiri Adam dan tiba-tiba melayangkan sebuah tamparan.Hampir saja telapak tangan wanita tua itu mendarat di pipinya. Beruntung kemampuan dirinya sebagai seorang militer tiba-tiba muncul kembali saat dirinya merasa terancam. Adam berhasil menangkap tangan any sebelum menyentuhnya."Kamu!" Any terbelalak matanya memandang Adam. Seakan ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kini adam telah berani melawan dirinya.Tampak Any bersusah payah menekan tangannya ke pipi Adam. Namun tentu saja usaha itu sia-sia."Baik, aku akan pergi, lusiana! Ayo kita pergi dari rumah ini!" Seru Adam. Lalu ia melepaskan tangan any dan melangkah menghampiri Lusiana."Mereka tak berhak mengusir kita dari rumah ini. Karena rumah ini adalah hasil keringatku selama 10 tahun!" Seru Lusiana, berdalih.Namun tiba-tiba Any menyelak pembicaraan. "Apa mama tidak salah dengar? Kamu mengklaim rumah ini milik kamu?""Jhony!" Seru Any memanggilnya."Siap ma!" Jawab Jhony."Tolong ambilkan surat rumah ini!" Seru Any, memerintahkan Jhony."Oke ma!" seru Jhony.Di saat yang sama, Paul yang baru saja terbangun dari tidurnya. Langsung menghampiri sang ayah."Papah!"Tiba-tiba Any menarik tangan anak kecil itu hingga tak dapat menggapai ayahnya."Mama sudah sangat keterlaluan! Dia adalah anakku. Biarkan dia bersamaku!" seru Adam, seraya menatap Any dengan tajam."Tidak! Kalian tak boleh bersatu! Saya tidak akan memperbolehkan Paul dan Lusiana keluar dari rumah! Surat cerai sudah saya urus!" seru Any.Jhony pun kembali ke hadapan Any membawa berkas surat rumah dan terselip sebuah lembaran di dalamnya."Ini Ma, surat rumahnya," ucap Jhony."Bagus, sekarang kamu lihat ini." Any memperlihatkan sebuah surat rumah kepada Lusiana.Sontak saja Lusiana terkejut. Rumah miliknya telah dibalik nama oleh ibu tirinya sendiri. Dan kepemilikan rumah mewah senilai 50 miilliar itu kini berada dalam kuasa Any.Belum sampai di situ, Any mengambil sebuah lembaran yang terselip. Lalu memperlihatkannya kepada Adam."Kamu lihat ini. Surat cerai kalian sudah saya urus. Sekarang tanda tangan!" seru Any."Perbuatan kalian sangat biadab! Aku tak akan membiarkan semua itu terjadi! Lusy, hiraukan mereka! Cepat kita pergi dari rumah terkutuk ini!" Teriak Adam, yang merasa muak dengan semua perbuatan keluarga Lusiana.Angel, adik tiri dari Lusiana tiba-tiba melangkah tergopoh-gopoh dan menahan kedua tangan Lusiana."Angel, apa yang kamu lakukan! Kenapa kalian memperlakukan kami seperti ini!" ucap Lusiana, meronta-ronta saat dirinya dikunci kedua tangannya."Sadarlah Lusy, kamu sudah salah pilih dan kami menginginkan yang terbaik buat kamu!" ucap Angel, seraya terus menahan tangan Lusy."Biarkan Lusy dan Paul ikut bersamaku! Kalian tak berhak memisahkan kami!" Adam melangkah untuk membebaskan Lusy. Namun tiba-tiba Any menarik tangan Adam dan mengarahkannya ke sebuah lembar surat cerai."Tanda tangani surat ini! Cepat!"Mendapat perlakuan itu, Adam mengambil surat cerai yang disodorkan. Lalu merobeknya di hadapan semua orang."Aku dan Lusiana tidak akan bercerai sampai kapanpun! Titik!" Seru Adam, hingga menggema di ruangan itu.Tiba-tiba,Dakk!Sebuah balok menghantam kepala Adam dari belakang. Hingga ia seketika kehilangan kesadarannya.***Akhirnya Adam tersadar setelah beberapa jam kehilangan kesadaran.Namun kini, ia berada di tepi jalan tol dengan keadaan kedua tangan dan kaki terikat.Perlahan ia membuka kedua matanya. Dan memandang sekitarnya yang masih terlihat remang."Dimana aku?" Sebuah tanya seketika muncul dalam benaknya.Lalu Adam memandang kedua tangan dan kakinya."Kenapa tangan dan kakiku terikat?" Ia kembali bertanya-tanya. Dan mencoba mengingat dengan apa yang telah terjadi pada dirinya.Rupanya mereka berniat membunuh Adam dengan melemparnya dari mobil dengan kecepatan tinggi. Namun usaha mereka sia-sia. Adam masih hidup!Adam masih merenungi dengan apa yang terjadi. Dan akhirnya perlahan ingatannya mulai muncul kembali"Lusiana!""Paul!"Teriak Adam setelah ia berhasil mengingat semuanya. Namun panggilan itu tak akan didengar oleh istri dan anaknya yang kini telah berada dalam cengkraman sang mertua tiri."Aku akan membalas mu, Any! Hiyaah!" Adam berteriak seraya menekan kedua tangan dan kakinya ke arah luar.Tiba-tiba, prakk!Kedua utas tali yang mengikatnya terbuka dengan kekuatannya.Adam memandang kedua tangannya seakan tak percaya dengan yang baru saja dilakukannya."Apakah Aku bermimpi?""Sekuat inikah diriku?"Lantas ia berdiri dari rerumputan dan melangkah mengikuti arah jalan tol yang tertuju ke sebuah kota.Ia berjalan mengikuti garis tol, hingga tak terasa langkahnya telah berada di Kota Wales. Tempat kelahirannya.Ia menyusuri setiap sudut kota hingga akhirnya merasa kelelahan dan tanpa arah tujuan, Lantas Adam duduk untuk beristirahat di emperan ruko yang kosong. Dengan memandangi hiruk pikuk kota.Rasa laparnya terasa terus menyiksa perutnya. Namun apalah daya, kini Adam tak memiliki sepeserpun uang.Di tengah lamunannya, tiba-tiba sebuah mobil Wrangler berhenti tepat di depannya.Lalu dua pria bertubuh tegap, berpakaian militer serta berkaca mata hitam keluar dari mobil.Salah satu pria itu menghampiri Adam yang tengah merenung seorang diri. Dan tiba-tiba saja sang pria bertubuh tegap itu melakukan penghormatan militer di hadapan Adam."Hormat kami padamu Dewa Perang! Akhirnya kami menemukanmu, kami adalah utusan dari Special Force 202. Kami sudah mencari keberadaan anda selama 2 tahun ini. Kembalilah, Kami sangat membutuhkan anda!" seru Seorang pria yang bertubuh tegap lengkap dengan lencana di seragam militernya.Sontak Adam terheran-heran dengan seseorang yang tiba-tiba saja melakukan penghormatan di hadapannya."Apa kau bercanda? Bahkan aku tidak mengenal siapa kalian!" seru Adam."Saya akan menunjukkan sesuatu kepada Anda,"ucap seseorang tersebut.Lalu pria tersebut memberikan sebuah foto dari balik jaketnya.Dalam foto tersebut, terlihat jelas wajah Adam terpampang berada di tengah barisan para anggota militer dengan pangkatnya lengkap di sekujur tubuh.Adam seketika terpaku memandang dirinya dalam foto tersebut.Begitu gagahnya dan sangat berwibawa. Namun tiba-tiba pikirannya berubah. Ia berfikir bahwa dua pria tersebut berniat menipunya."Kalian pasti berbohong!""Ini tidak mungkin! Foto itu editan!""Kalian sindikat perdagangan manusia yang menyamar jadi tentara!"Adam langsung berlari layaknya orang gila yang akan ditangkap oleh petugas.Dua intelegent itu langsung mengejar Adam. Namun gerakan Adam yang begitu cepat membuat dua pria itu kewalahan."Jendral Besar! tunggu!""Jendral!""Kami adalah utusan yang ditugaskan untuk mengembalikan anda ke dalam tubuh Special Force 202!" Teriak pria bertubuh tegap tersebut, berusaha meyakinkan.Langkah Adam akhirnya terhenti di sebuah jalan buntu. Tak ada pilihan, akhirnya Adam berbalik badan menghadapi dua pria bertubuh tegap tersebut.Mereka melangkah mendekatinya. Merasa terancam. Adam seketika mengeluarkan kuda-kuda penyerangan."Jangan mendekat!" Seru Adam, seraya mempersiapkan tinjunya.Tiba-tiba, kedua perwira tentara tersebut menjatuhkan kedua lututnya di hadapan Adam.Sontak saja Adam terkejut melihatnya."Kami mohon Jendral, Kembalilah bersama kami dalam tubuh Kesatuan Militer nasional! Tanpa komando dari mu. Sangat sulit bagi kami untuk meredam pemberontakan di wilayah timur. Belum lagi gangguan yang kami harus hadapi dari para mafia yang mengganggu keamanan nasional!"Adam tampak mengerutkan keningnya melihat perilaku mereka. Ditambah lagi segala ucapan mereka yang tak sekalipun Adam mengerti setelah hilang ingatan. Selama ini, tak sekalipun orang yang menghormatinya hingga berlutut di hadapannya.Lantas Adam mengangkat bahu kedua perwira tersebut agar berdiri.
Karena letak rumah orang tua Adam yang dikelilingi kebun yang luas. Membuatnya terpencil dan warga sekitar tak mengetahui adanya kejadian tersebut..Setelah peristiwa pembunuhan itu terungkap, polisi langsung berdatangan ke lokasi kejadian.Jasad dua orang tua Adam telah dibawa menuju rumah sakit kepolisian. Untuk dilakukan otopsi.Di sebuah ruangan rumah sakit jiwa, Irene terus berteriak hingga menggema ke penjuru ruangan."Kalian pembunuh! Kalian telah memperkosa saya! Kalian harus mati!"Adam berdiri di hadapan Irene hanya terpisah sebuah pagar besi.Kedua tangan Adam tampak mengepal erat. Dan tatapannya begitu tajam mengisyaratkan dendam."Tenanglah Irene, Aku akan membalaskan perbuatan mereka!" ucap Adam dengan berapi-api.Lalu ia berlalu dengan berjalan tergopoh-gopoh. Seakan hendak mengejar sesuatu.Setelah ia keluar dari rumah sakit, tiba-tiba terlihat ada dua orang mengikutinya dari belakang."Mereka lagi. Sudah ku bilang jangan mengikuti tetep saja mengikutiku," ucap Adam, m
Adam mencoba mengingat kembali dengan semua peristiwa dalam hidupnya. Namun ingatannya hanya berjangka sebatas 3 tahun silam. Setelah dirinya tersadar dari koma.Sang Jendral yang tampak memakai pakaian lengkap dengan lencana dan tongkat komando kemudian kembali menghadap kepada Adam Rudiant."Jendral Adam, Saya merasa senang bisa bertemu dengan anda. Mari kita ke markas besar militer di Kota Houston. Keluarga besar Angkatan Bersenjata Nasional, terutama Kesatuan Pasukan Khusus 202 sudah menunggu kepulangan anda!" ucap Letnan Jendral Charles.Mendengar itu, Adam tampak tak tertarik. Namun di satu sisi. Ini adalah kesempatannya untuk membalaskan dendam terhadap semua orang yang telah merendahkannya. Serta membunuh keluarganya.Adam menganggukkan kepala lalu berkata, "Baik, aku akan ikut denganmu. Tapi aku meminta satu syarat!""Apa persyaratan itu Mayjen Adam?" tanya Letjen Charles."Setelah kamu membawaku ke markas besar kemiliteran. Tolong antarkan aku ke kota Venice. Karena aku akan
Seketika dua pria tegap berpakaian militer lengkap dengan lencana melangkah dengan gagah ke tengah-tengah kerumunan. Mereka diiringi oleh beberapa Ajudan dengan senjata yang tersembunyi di balik baju. Lalu berhenti tepat di belakang posisi Adam berdiri.Sontak saja keluarga Any memandang penuh keheranan."Siapa mereka sebenarnya?""Mungkinkah mereka tamu undangan James. Tapi mengapa mereka seperti mengawal si gembel tengik itu?!""Tidak, tidak mungkin seorang tak berguna seperti Adam mempunyai power hingga memiliki koneksi para perwira untuk melindunginya!"Mereka tak berhenti mempertanyakan akan kejadian itu.Any menoleh ke arah James. Lalu bertanya sekali lagi, "James, aku bertanya padamu, kamu yang mengundang mereka?" Namun James tetap terdiam. Tampak wajahnya membatu memandang Adam yang telah berada di hadapannya.James semakin melangkah mundur dari posisinya. Untuk mendekati para pengawalnya yang berada di belakang.Setelah berada di samping seorang pengawal, James menoleh ke seo
"Kau pikir aku akan menurutimu?!" "Aku akan membantai semua orang di rumah ini termasuk kau dan para ajudanmu! Pasukan! tembaki mereka semua!" teriak James, memerintahkan pasukannya.Seketika Pasukan Mafia mengarahkan senjata ke hadapan Adam dan seluruh orang di rumah itu. Mereka akan melakukan penembakan brutal.Semua orang di rumah itu berteriak histeris ketakutan. Mereka meringkuk di sudut ruangan. Namun tidak dengan Adam dan para ajudannya. Mereka berdiri tegap serta bersikap tenang tanpa sedikitpun goyah.James tertawa terbahak-bahak menunggu detik-detik penembakan. Ia begitu puas dan tak sabar melihat sebuah pembantaian."Wahahaha! cepat lakukan! Tembak mereka semua tapi sisakan Si wanita jalang itu! aku akan menikmati tubuhnya!"Para mafia akan segera menekan pelatuk senjata. tiba-tiba,Tapp!Dengan sangat cepat, hanya hitungan detik. Adam tiba-tiba telah berada di belakang James. Ia menyentuhkan ujung belati tepat di lehernya."Letakkan senjata kalian semua! atau akan ku koya
Mendengar ucapan tersebut, seketika dua pria tegap di belakang Adam maju ke hadapan. Namun Adam menahannya. lalu dua orang ajudan mundur kembali di belakangnya. "Ini tidak bisa dibiarkan Jendral,""Dia sudah berani menghina anda," ucap salah satu Ajudan. Jhony menimpali ucapan Ajudan tersebut. "Haha! Jendral? cukup bagus juga kebohongan kalian!"Any menyauti Jhony, "Jangankan menjadi Jendral. untuk selevel bintara saja dia tidak pantas. Sudahlah, jangan berpura-pura di depan kami. saya tau kalian hanya bersandiwara agar si Sampah itu tidak terus-menerus terhina!"Adam hanya diam mendengar ucapan tak berguna dari mulut mereka. Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna biru dengan pengawalan ketat datang lalu memarkir di depan rumah. Suasana masih ramai dipenuhi para prajurit bersenjata lengkap, Paska penangkapan Sang gembong mafia. Seorang pria bertubuh tegap dengan baju dinas lengkap dengan lencana keluar dari mobil dijaga ketat oleh beberapa ajudannya. Ia memperhatikan sekitar
para pasukan militer bersembunyi di balik mobil lapis baja. Tampak sekelompok mafia masih berdiri di sudut jalan. Mereka terlihat seperti tak memiliki rasa takut. Tiba-tiba salah satu mafia menembakkan senjata ke udara. Hal itu memicu tindakan balasan dari pihak tentara. seketika tembakan dilepaskan oleh salah satu anggota. Adam seketika memberikan komando melalui HT. "Tenang! jangan bertindak gegabah! Kita beri waktu agar mereka pergi sebelum kita membalasnya!""Siap laksanakan Jenderal!" Jawab para pasukan. Namun di saat para pasukan militer telah menahan. Seorang mafia secara diam-diam melakukan tindakan nekat dengan mencoba masuk ke dalam rumah Any melalui pintu belakang. Di saat para pasukan militer tengah memusatkan perhatian pada segerombolan mafia di sudut jalan. Tiba-tiba, suara histeris terdengar dari dalam rumah. "Tolong!" "Tolong!"Suara itu semakin jelas terdengar. Dan seketika muncul seorang pria menodongkan senjata di atas kepala seorang wanita. Dan wanita it
James menyembunyikan rasa sakitnya di balik senyum menyeringai. lalu ia berdiri tegak seakan menantang.Walau kakinya meneteskan darah, James berjalan dengan menyeret satu kakinya menghampiri Adam.Lalu mereka saling berhadapan dengan membusungkan dada."Kau ingin menghabisi ku? Hahaha! Jangan bermimpi!" James meremehkan Adam.Tiba-tiba ia menyemburkan air liur dari mulutnya.Cuih!Adam seketika mengelak dengan memiringkan badan menghindari air liur dari mulut James. Lalu ia kembali tegak.Adam masih menatap tajam, lalu berkata, "Kau pikir kau hebat?!""Ini untuk Ayah Dan Ibuku!"Cekrek! (Suara senjata yang dikokang)Tiba-tiba ia mengarahkan senjata ke kepala James. Dan begitu juga James merespon dengan mengarahkan senjata ke kepala Adam.Mereka saling menodongkan senjata."Ayo, tembak! Haha!" Teriak James.Kecepatan tangan mereka sangat dipertaruhkan dalam situasi ini.Sementara di luar bangunan tua itu, suara tembakan terdengar saling bersautan. Antara Pasukan militer dengan para ma