Adam mencoba mengingat kembali dengan semua peristiwa dalam hidupnya. Namun ingatannya hanya berjangka sebatas 3 tahun silam. Setelah dirinya tersadar dari koma.
Sang Jendral yang tampak memakai pakaian lengkap dengan lencana dan tongkat komando kemudian kembali menghadap kepada Adam Rudiant."Jendral Adam, Saya merasa senang bisa bertemu dengan anda. Mari kita ke markas besar militer di Kota Houston. Keluarga besar Angkatan Bersenjata Nasional, terutama Kesatuan Pasukan Khusus 202 sudah menunggu kepulangan anda!" ucap Letnan Jendral Charles.Mendengar itu, Adam tampak tak tertarik. Namun di satu sisi. Ini adalah kesempatannya untuk membalaskan dendam terhadap semua orang yang telah merendahkannya. Serta membunuh keluarganya.Adam menganggukkan kepala lalu berkata, "Baik, aku akan ikut denganmu. Tapi aku meminta satu syarat!""Apa persyaratan itu Mayjen Adam?" tanya Letjen Charles."Setelah kamu membawaku ke markas besar kemiliteran. Tolong antarkan aku ke kota Venice. Karena aku akan menemui seseorang di D'Golden City," ucap Adam, memintanya."Siap laksanakan Jendral!" Jawab Letjen Charles.Setelah sejenak berbincang, Adam keluar dari gedung lapas dikawal puluhan prajurit bersenjata lengkap.Penyambutan Adam oleh Tentara Nasional membuat geger seisi kota. Pasalnya jalan besar ditutup serta banyak pasukan bersenjata lengkap yang berjaga di pusat kota.Pakaian Adam telah berganti dari baju tahanan menjadi Baju kebesaran militer.Kemudian ia dibawa menggunakan mobil Range Rover anti peluru menuju ke markas besar kemiliteran.Sesampainya di markas besar militer kota Houston.Adam keluar dari mobil lalu melangkah di atas karpet merah menuju ke gedung kebesarannya.Adam tampak begitu gagah dengan tongkat komandonya."Beri penghormatan kepada Mayor Jendral Adam Rudiant!"Barisan tentara serentak melakukan penghormatan militer.Seluruh petinggi militer telah berdiri di depan gedung kebesaran Sang Jendral besar untuk menyambutnya."Selamat datang Jendral Adam Rudiant. Kami sudah menunggu anda kembali ke kesatuan Angkatan Bersenjata Nasional," ucap seorang Jendral bintang tiga kepada Adam."Terima kasih, senang juga berjumpa dengan anda," jawab Adam. Lalu Mereka saling berjabat tangan.Di tengah acara penyambutan yang begitu meriah. Adam menghampiri Letjen Charles lalu berkata, "Letnan, saya tidak punya banyak waktu. Antarkan saya ke Kota Venice!""Siap laksanakan Jendral. Saya akan kerahkan tiga puluh pasukan khusus untuk mengawal perjalanan anda!" ucap Letnan Charles."Baik, saya pergi dulu," ucap Adam. Lalu ia melangkahkan kaki menuju ke mobil Range Rover. Dan seketika para ajudan mengikutinya dari belakang.Iringan mobil militer yang membawa Jendral Adam Rudiant langsung menuju ke kota Venice.Sesampainya di dekat rumah yang kini dikuasai oleh Any, ibu tiri Lusiana.Tampak suasana begitu ramai. Para tamu berdatangan. Hal itu membuat Adam bertanya-tanya.Lalu Adam keluar dari mobil Range Rover. Para pengawal mengikutinya dari belakang. Namun Adam berbalik badan lalu memberikan arahan kepada para Adujan untuk tidak mengikutinya sampai rumah. Hanya beberapa Intelegent saja yang menjaganya melalui penyamaran sebagai orang biasa.Sementara itu di kediaman keluarga Any. Pada tamu undangan telah berkumpul. Di antaranya hadir juga keluarga dari James, pria yang dijodohkan oleh Any kepadanya Lusiana.Sebenarnya Lusiana tak ingin acara ini berlangsung. Lantaran ia masih menyandang status istri dari Adam. Namun Any terus memaksa agar mereka berpisah. Dan kini ia terpaksa mendengar suaminya itu dihina-hina di depan matanya."Si Adam itu memang lelaki bodoh. Kerjaannya hanya serabutan. Berbeda jauh dengan kamu James," ucap Any dengan wajah ketusnya.James tertawa lalu berkata, "Itu mungkin kesialan Lusiana sempat mendapatkan suami yang tak berguna. Tapi tak apa, sedikit lagi Lusiana akan bahagia bersamaku Ma.""Coba saja dari dulu kamu sudah melamar Lusi. Mungkin tidak akan seperti ini nasibnya sekarang. Ditelantarkan begitu saja." ujar Jhony, Adik tiri Lusiana.Padahal keluarga Any telah memutar balikkan fakta yang sesungguhnya. Merekalah yang mengusir dan memutus hubungan antara Adam dan Lusiana hingga ia kesulitan untuk memberikan nafkah.Sebenarnya Lusiana sangat sakit hati mendengar ucapan-ucapan tak pantas dari mulut keluarga Any. Namun, apalah daya Lusi di sana.Lamaran pun dimulai, James berdiri di hadapan Lusiana dengan menyodorkan sebuah cincin pernikahan. Senyuman sumringah begitu terpancar dari wajah James. Namun tidak dengan Lusi. Ia menahan air matanya. Kecewa terhadap sikap Any yang memaksakan semuanya hingga lamaran ini pun terjadi.Tiba-tiba, Seseorang datang dengan gagahnya dari sudut ruangan. Suara langkahnya terdengar bagai puluhan prajurit yang akan datang menyerang. Menggelegar hingga ke ujung ruangan. Seketika Mereka para tamu undangan pun terheran-heran melihatnya."Itu Adam, si sampah itu. Kenapa dia bisa datang ke acara mewah ini? Dia pasti akan merusak kemewahan pesta dengan dirinya yang gembel itu!"Jhony yang melempar tubuh Adam di tol seketika terkejut melihat Adam yang tiba-tiba datang dengan begitu gagahnya."Tidak mungkin! Harusnya dia sudah mati. Bagaimana bisa dia hidup kembali!" ucap Jhony kepada Any, ibunya."Caramu salah dalam membunuhnya! Sekarang, cepat hadang si sampah itu! Jangan sampai dia mengganggu acara yang sakral ini!" Seru Any kepada Jhony.Jhony langsung berdiri dari kursi dan menghampiri Adam. Saat ia mulai mendekati. Sontak saja Ia terkejut bukan main melihat perubahan pada diri Adam.Adam berjalan layaknya seorang Jendral besar yang gagah berani. Begitu berwibawa dan begitu kuat aura yang terpancar dari tubuhnya.Walau begitu, keluarga Any masih selalu menganggap Adam sebagai sampah yang harus dibuang."Hey, buat apa kamu datang ke acara lamaran Lusiana? Memang kamu siapa?" Seru Jhony dengan membusungkan dada dan menaikkan dagu."Aku ingin bertemu dengan Lusiana dan Paul. Dan aku nyatakan lamaran ini tidak sah! Aku adalah suaminya!" tegas Adam dengan suara lantang. Layaknya seorang Jendral yang memerintahkan pasukannya.Suara menggema itu membuat Jhony mundur beberapa langkah karena terkejut dengan suaranya yang mengerikan.Semua orang yang hadir pun terkejut dengan suara yang menggelegar itu. Mereka semua nenengok ke arah Adam. Termasuk juga James yang terpancing dengan suara itu.Lalu James turun dari podium untuk menghampiri Adam. Dengan wajah tersenyum namun seperti merendahkan. James berkata, "Setelah sekian lama aku mencarimu! Akhirnya aku menemukanmu sebagai lelaki yang tak berguna! Sekarang biarkan aku yang akan menafkahi Lusiana secara lahir dan batin. Kamu lanjutkan saja kerjaanmu yang serabutan itu. Hahaha!"Adam masih bersikap tenang. Walau hatinya sebenarnya terbakar. Adam belum mengetahui bahwa yang di hadapannya adalah musuh bebuyutan yang dicari selama ini.Di atas Podium, Lusiana memandang Adam seakan tak percaya. Karena keluarganya mengabarkan bahwa suaminya telah mati.Lusiana memerah wajahnya, ia menghampiri Any dan tiba-tiba ia berteriak, "Mama sangat keterlaluan! Mama rela melakukan hal keji demi memisahkan aku dan Adam! Dasar berhati iblis!"Tak ada kata-kata lagi yang bisa diungkapkan Lusiana saat ini untuk mengungkapkan kekecewaannya.Any tersenyum puas melihat Lusiana menangis. Pemandangan itu adalah sebuah hiburan baginya. Mengingat saat dulu, ketika Ibu kandung dari Lusiana yang merupakan istri pertama Sanjaya. Pernah membuatnya menangis karena sejatinya Sanjaya lebih mengutamakan Ibu kandung Lusiana dibanding dirinya yang hanya istri simpanan.Lalu dengan menyipitkan mata dan tersenyum licik Any berkata, "Sampah itu memang layak untuk dibuang. Biar nanti para anak buah Pak James yang akan menghajar dia, Lusiana. Ayo kita lanjutkan lamaran ini dan tersenyumlah!"Any mengangkat dagu memandang Lusiana lalu merangkul tangannya untuk mengajaknya ke podium."Lepaskan!" Pekik Lusiana terus meronta-ronta.Sebenarnya Any ingin menyingkirkan Adam untuk mengorbankan Lusiana agar dijodohkan dengan seorang konglomerat. Hal itu dilakukan demi melunasi hutang perusahaan D'Golden Grup yang akan pailit.Tiba-tiba Lusiana menghentak tangan Any dengan keras hingga melepaskan genggaman tangannya.Hal itu seketika membuat Any meradang. Lalu Lusiana berlari untuk menghampiri Adam. Seluruh keluarga Any langsung menghadangnya.James masih berhadapan dengan Adam. Sorot matanya tajam memandang namun mulutnya menyeringai."Hey Adam Rudiant! Apakah kau tidak mengenalku?!""Akulah yang telah menghabisi keluargamu. Dan sekarang, aku akan menikahi istrimu! Kami akan berbulan madu! Hahaha!"Mendengar ucapan James tersebut membuat Adam meradang hingga urat-urat di lehernya tampak menyembul keluar. Kedua tangannya tampak mengepal erat mengisyaratkan hasrat pembalasan."Kau yang telah membunuh keluargaku! Berarti aku harus membunuhmu!"Tiba-tiba Adam melayangkan pukulan ke wajah James.James menangkis pukulan itu dan mendorong Adam dengan keras. Namun itu pun tak menggoyahkan sama sekali tubuh Adam.Di saat yang sama, tiba-tiba terdengar suara iringan mobil berdatangan lalu memarkir di pekarangan.Semua mata tertuju ke arah belasan mobil militer yang memarkir di depan rumah."James, siapakah mereka? Apakah mereka tamu undangan mu?" tanya Any.James tampak gelagapan dan gemetar ketakutan.Semua orang tidak mengetahui bahwa Adam adalah seorang Jendral, kecuali James."Me–mereka..." Ucapnya, bergemetar dan berkeringat dingin sekujur tubuhnya.Adam tersenyum dan berkata, "Sudah siap untuk menerima semua konsekuensi perbuatanmu?"Seketika dua pria tegap berpakaian militer lengkap dengan lencana melangkah dengan gagah ke tengah-tengah kerumunan. Mereka diiringi oleh beberapa Ajudan dengan senjata yang tersembunyi di balik baju. Lalu berhenti tepat di belakang posisi Adam berdiri.Sontak saja keluarga Any memandang penuh keheranan."Siapa mereka sebenarnya?""Mungkinkah mereka tamu undangan James. Tapi mengapa mereka seperti mengawal si gembel tengik itu?!""Tidak, tidak mungkin seorang tak berguna seperti Adam mempunyai power hingga memiliki koneksi para perwira untuk melindunginya!"Mereka tak berhenti mempertanyakan akan kejadian itu.Any menoleh ke arah James. Lalu bertanya sekali lagi, "James, aku bertanya padamu, kamu yang mengundang mereka?" Namun James tetap terdiam. Tampak wajahnya membatu memandang Adam yang telah berada di hadapannya.James semakin melangkah mundur dari posisinya. Untuk mendekati para pengawalnya yang berada di belakang.Setelah berada di samping seorang pengawal, James menoleh ke seo
"Kau pikir aku akan menurutimu?!" "Aku akan membantai semua orang di rumah ini termasuk kau dan para ajudanmu! Pasukan! tembaki mereka semua!" teriak James, memerintahkan pasukannya.Seketika Pasukan Mafia mengarahkan senjata ke hadapan Adam dan seluruh orang di rumah itu. Mereka akan melakukan penembakan brutal.Semua orang di rumah itu berteriak histeris ketakutan. Mereka meringkuk di sudut ruangan. Namun tidak dengan Adam dan para ajudannya. Mereka berdiri tegap serta bersikap tenang tanpa sedikitpun goyah.James tertawa terbahak-bahak menunggu detik-detik penembakan. Ia begitu puas dan tak sabar melihat sebuah pembantaian."Wahahaha! cepat lakukan! Tembak mereka semua tapi sisakan Si wanita jalang itu! aku akan menikmati tubuhnya!"Para mafia akan segera menekan pelatuk senjata. tiba-tiba,Tapp!Dengan sangat cepat, hanya hitungan detik. Adam tiba-tiba telah berada di belakang James. Ia menyentuhkan ujung belati tepat di lehernya."Letakkan senjata kalian semua! atau akan ku koya
Mendengar ucapan tersebut, seketika dua pria tegap di belakang Adam maju ke hadapan. Namun Adam menahannya. lalu dua orang ajudan mundur kembali di belakangnya. "Ini tidak bisa dibiarkan Jendral,""Dia sudah berani menghina anda," ucap salah satu Ajudan. Jhony menimpali ucapan Ajudan tersebut. "Haha! Jendral? cukup bagus juga kebohongan kalian!"Any menyauti Jhony, "Jangankan menjadi Jendral. untuk selevel bintara saja dia tidak pantas. Sudahlah, jangan berpura-pura di depan kami. saya tau kalian hanya bersandiwara agar si Sampah itu tidak terus-menerus terhina!"Adam hanya diam mendengar ucapan tak berguna dari mulut mereka. Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna biru dengan pengawalan ketat datang lalu memarkir di depan rumah. Suasana masih ramai dipenuhi para prajurit bersenjata lengkap, Paska penangkapan Sang gembong mafia. Seorang pria bertubuh tegap dengan baju dinas lengkap dengan lencana keluar dari mobil dijaga ketat oleh beberapa ajudannya. Ia memperhatikan sekitar
para pasukan militer bersembunyi di balik mobil lapis baja. Tampak sekelompok mafia masih berdiri di sudut jalan. Mereka terlihat seperti tak memiliki rasa takut. Tiba-tiba salah satu mafia menembakkan senjata ke udara. Hal itu memicu tindakan balasan dari pihak tentara. seketika tembakan dilepaskan oleh salah satu anggota. Adam seketika memberikan komando melalui HT. "Tenang! jangan bertindak gegabah! Kita beri waktu agar mereka pergi sebelum kita membalasnya!""Siap laksanakan Jenderal!" Jawab para pasukan. Namun di saat para pasukan militer telah menahan. Seorang mafia secara diam-diam melakukan tindakan nekat dengan mencoba masuk ke dalam rumah Any melalui pintu belakang. Di saat para pasukan militer tengah memusatkan perhatian pada segerombolan mafia di sudut jalan. Tiba-tiba, suara histeris terdengar dari dalam rumah. "Tolong!" "Tolong!"Suara itu semakin jelas terdengar. Dan seketika muncul seorang pria menodongkan senjata di atas kepala seorang wanita. Dan wanita it
James menyembunyikan rasa sakitnya di balik senyum menyeringai. lalu ia berdiri tegak seakan menantang.Walau kakinya meneteskan darah, James berjalan dengan menyeret satu kakinya menghampiri Adam.Lalu mereka saling berhadapan dengan membusungkan dada."Kau ingin menghabisi ku? Hahaha! Jangan bermimpi!" James meremehkan Adam.Tiba-tiba ia menyemburkan air liur dari mulutnya.Cuih!Adam seketika mengelak dengan memiringkan badan menghindari air liur dari mulut James. Lalu ia kembali tegak.Adam masih menatap tajam, lalu berkata, "Kau pikir kau hebat?!""Ini untuk Ayah Dan Ibuku!"Cekrek! (Suara senjata yang dikokang)Tiba-tiba ia mengarahkan senjata ke kepala James. Dan begitu juga James merespon dengan mengarahkan senjata ke kepala Adam.Mereka saling menodongkan senjata."Ayo, tembak! Haha!" Teriak James.Kecepatan tangan mereka sangat dipertaruhkan dalam situasi ini.Sementara di luar bangunan tua itu, suara tembakan terdengar saling bersautan. Antara Pasukan militer dengan para ma
James beserta pasukan Mafia digiring ke penjara khusus di kota Houston. Berdekatan dengan Markas kemiliteran.Sementara itu, iringan mobil yang membawa Adam dan Lusiana telah sampai di Markas besar kemiliteran. Seketika seorang Pengawal membukakan pintu mobil dan menyambut kedatangan Sang Jenderal. Di depan kantor, telah berjejer rapih para prajurit penjaga. "Kepada Panglima besar, hormat gerak!" seru seorang prajurit di ujung barisan. Mereka serentak melakukan penghormatan militer. Adam membalas memberikan penghormatan. Lalu melangkahkan kaki menuju ke dalam kantor. Di belakang Adam. Lusiana tampak terheran-heran. "Benarkah dia suamiku?""Aku benar-benar tak menyangka dia segagah ini!" Ucap Lusiana, dengan memandang penuh senyuman. wajahnya tampak berseri. Di dalam kantor, Seorang Letnan Kolonel menyodorkan tangan kepada Adam untuk menyambutnya. "Selamat Siang Jendral, kami sangat senang anda telah kembali lagi ke dalam kesatuan. silahkan masuk," ucap Letkol Herry. "Terima k
Semua mata tertuju pada selembar surat yang dibawa oleh sang Menteri.Lalu Menteri pertahanan berkata, "Jendral Adam. Ini adalah surat penyerahan kekuasaan atas semua perusahaan milik anda. silahkan ditanda tangani,"Sang Menteri menyodorkan surat itu ke hadapan Adam.Adam menerima surat tersebut dan membacanya secara seksama.Lusiana tampak berada di samping Adam. Wanita itu turut memperhatikan setiap detail isi dalam surat. Adam menatap Lusiana. Mengisyaratkan sebuah persetujuan dari istrinya.Lusiana menganggukkan kepala. Dan akhirnya Adam mengambil pulpen yang tersedia lalu menggoreskan tinta di lembaran surat penyerahan kuasa tersebut.Setelah penandatangan selesai, seluruh pejabat di ruangan itu bertepuk tangan. Menandakan kini Adam telah kembali menjadi pemilik perusahaan yang sah."Selamat Jenderal Adam, kini kepemilikan Harvest Group telah kembali ke tangan anda. Semoga kejayaan perusahaan anda senantiasa bersinar kembali," ucap Menteri pertahanan, seraya berjabat tangan den
Tentu saja hal itu mengejutkan seluruh pengunjung restoran saat melihat kejadian itu.Adam mencoba menenangkan Lusiana yang tampak murka. Ia menarik pelan tangan istrinya itu agar duduk kembali."Demi lelaki hina itu kamu membelanya? Memalukan sekali aku punya Kakak seperti kamu!" seru Jhony, memandang sinis."Mungkin dia sudah dipelet oleh si Adam itu! Orang bisa berbuat apapun untuk mendapatkan harta!" saut seorang temannya."Hahaha... Sedari awal aku sudah curiga. Kenapa si Lusiana mau saja menikah dengan Gembel seperti dia!" ucap Jhony tertawa memandangi Adam."Mungkin Lusiana sudah bosan dengan lelaki kaya. Makanya dia rela menikah dengan lelaki sampah seperti Adam!" saut seroang temannya.Sejatinya mereka tak mengetahui. Bahwasanya restoran yang ia duduki saat ini adalah restoran bintang lima yang merupakan anak perusahaan milik Adam."Jika kalian tidak bisa tenang dan membuat keributan di sini. Lebih baik kalian keluar dari restoran ini!" bentak Adam, menatap tajam Jhony dan te
Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke
Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me
Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian
Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad
Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu
Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany
Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m
12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi
Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak