Karena letak rumah orang tua Adam yang dikelilingi kebun yang luas. Membuatnya terpencil dan warga sekitar tak mengetahui adanya kejadian tersebut..
Setelah peristiwa pembunuhan itu terungkap, polisi langsung berdatangan ke lokasi kejadian.Jasad dua orang tua Adam telah dibawa menuju rumah sakit kepolisian. Untuk dilakukan otopsi.Di sebuah ruangan rumah sakit jiwa, Irene terus berteriak hingga menggema ke penjuru ruangan."Kalian pembunuh! Kalian telah memperkosa saya! Kalian harus mati!"Adam berdiri di hadapan Irene hanya terpisah sebuah pagar besi.Kedua tangan Adam tampak mengepal erat. Dan tatapannya begitu tajam mengisyaratkan dendam."Tenanglah Irene, Aku akan membalaskan perbuatan mereka!" ucap Adam dengan berapi-api.Lalu ia berlalu dengan berjalan tergopoh-gopoh. Seakan hendak mengejar sesuatu.Setelah ia keluar dari rumah sakit, tiba-tiba terlihat ada dua orang mengikutinya dari belakang."Mereka lagi. Sudah ku bilang jangan mengikuti tetep saja mengikutiku," ucap Adam, menggerutu.Namun saat ia berbalik badan dan menghampiri dua orang tersebut.Ternyata mereka sangatlah berbeda perawakannya dibandingkan dua anggota militer yang mendatangi sebelumnya.Mereka memakai jas hitam dengan rambut gondrong serta terdapat sebuah tato di lehernya.Dan tato tersebut adalah sebuah lambang dari suatu kelompok mafia.Adam menatap mereka dengan tajam dan berkata, "Apa tujuan kalian terus mengikutiku?!"Lalu salah satu dari mereka bertanya, "Anda Adam Rudiant?""Ya, kenapa? Kalian ingin aku kembali ke kesatuan lagi?" tanya Adam, masih mengira bahwa mereka dari kesatuan militer.Mereka berdua lantas saling bertatapan. Lalu salah satu dari mereka berkata. "Bisakah kita bicara dulu di sana tuan?"Ia menunjuk ke sebuah tempat yang terlihat sepi dari lalu lalang."Tidak, saya tidak bisa. Saya akan bertemu dengan seseorang. Sekarang, jangan mengikutiku lagi!" ucap Adam, mengepalkan kedua tangannya.Lalu ia berbalik badan dan melangkah pergi begitu saja.Namun dua orang tersebut terus mengikutinya dari belakang. Hingga tepat di sebuah jalanan.Tiba-tiba dua orang tersebut mencegatnya dan menodongkan pistol revolver ke kepala Adam."Angkat tanganmu dan masuk ke mobil!" Seru salah satu dari mereka, seraya mengarahkannya ke sebuah mobil hitam yang terparkir.Anehnya, tak ada sama sekali rasa takut dalam diri Adam. Padahal bahaya itu berada di depan mata.Ia tak menggubris perintah dua mafia tersebut. Malahan dia memasang ancang-ancang penyerangan karena merasa dirinya terancam.Hanya dalam hitungan detik, Adam langsung bergerak cepat dengan merenggut pistol revolver dari genggaman sang mafia.Kecepatan tangan Adam membuat mereka tercengang.Keadaan kini berbalik, Adam menodongkan senjata kepada kedua orang tersebut."Katakan! Siapa kalian?" seru Adam.Kedua mafia tersebut tampak gemetaran dan berkeringat dingin. Merasakan dinginnya ujung pistol menyentuh kepala mereka. Karena dua pistol itu kini berada dalam genggaman Adam."Ka–kami hanya suruhan James. Kami diutus untuk membawa anda ke hadapannya,"ucap salah satu dari mereka, bergemetar hebat.Sontak saja Adam terkejut mendengarnya."Jadi kalian anak buah James!" Seru Adam.Tiba-tiba suara letusan tembakan terdengar dari ujung jalan.Perhatian Adam seketika teralihkan ke arah suara itu. Dan saat ia kembali menengok ke dua anggota mafia tersebut. Mereka telah dibawa lari dengan sebuah mobil.Adam langsung berlari mengejar mobil tersebut. Namun kecepatan larinya masih kalah dengan kecepatan mobil yang melaju kencang.Merasa kelelahan, lantas Adam berdiri seraya membidik mobil tersebut.Dari jarak kejauhan, satu tembakan langsung mengenai ban mobil hingga laju kendaraan kehilangan keseimbangan.Mobil itu pun berbelok dengan kecepatan tinggi dan langsung menabrak pembatas jalan.Tak lama kemudian, suara sirine mobil polisi terdengar berdatangan.Adam yang masih berdiri bertanya-tanya akan kemampuan dirinya."Luar biasa, apakah ini suatu kebetulan?" tanya Adam, tak percaya.Tiba-tiba puluhan polisi bersenjata datang dan mengarahkan senjata ke arah Adam."Letakkan senjatamu! Cepat!" Seru para polisi bersenjata itu.Di Kota Wales, adalah sebuah pelanggaran jika seorang sipil memegang senjata.Adam mengangkat kedua tangannya. Dan menaruh senjatanya ke atas tanah."Saya hanya membela diri. Mereka lah yang ingin menculik saya!" Seru Adam."Tiarap!" Teriak salah satu polisi. Lalu melangkah mendekati Adam dan memborgol tangannya."Gembel! Sudah beraninya sampah masyarakat sekarang memegang senjata!""Kita jadikan saja dia budak pelayan para sipir! Dari postur badannya dia sangat cocok untuk dijadikan pekerja kasar!" Jawab seorang polisi yang lainnya.Seorang polisi tersebut menarik Adam layaknya seorang tahanan. Dan ia terus mencaci dan memaki Adam layaknya sampah.Adam dimasukkan ke mobil tahanan. Dan mobil segera menuju ke kantor kepolisian.Di Kantor Polisi, setelah dilakukan introgasi dan sidang. Entah bagaimana, Adam malah menjadi tersangka atas kematian para mafia yang mengalami kecelakaan setelah Adam menembak mobilnya.Di sebuah sel tahanan, Adam jongkok di sudut ruangan seraya merenungi nasibnya. Tiba-tiba seorang napi senior menghampirinya."Hey bodoh! Siapapun penghuni sini harus memberikan jatah kepada saya!" Seru napi senior yang bertubuh kekar dan berwajah sangar, serta berkepala pelontos.Adam tak menggubris perkataan napi tersebut. Hanya menganggapnya angin lalu.Hal itu membuat napi tersebut semakin meradang."Hey kau tuli ya!" Bentak napi tersebut lalu mencengkram kerah baju tahanan Adam.Napi tersebut menarik kerah baju Adam hingga tertarik ke depan wajahnya."Kalau saya tuli kenapa? Anda punya masalah dengan saya?" tanya Adam, santai.Sontak saja ucapan Adam membuat napi senior itu murka. Ia langsung melayangkan tinjunya.Tiba-tiba sebuah bayang melesat cepat dan melumpuhkan Sang napi senior.Para Napi di ruangan itu tercengang melihat Adam yang begitu cepat menghantam perut Sang Napi senior itu dengan lututnya. walau kedua tangan Adam keadaan masih terborgol, ia dapat membuat sang napi senior terhempas hingga matanya terbelalak.Semua napi berseragam orange di sel itu berdiri lalu maju ke hadapan Adam. Mereka semua adalah anak buah dari napi senior tersebut."Kau sudah berani melawan Bos kami! Berarti siap-siap kau dihabisi di ruangan ini!" Seru salah satu dari mereka, seraya meregangkan otot-ototnya.Seketika mereka berlarian menyerang Adam. Sang napi senior tersebut masih tergeletak. namun ia dapat memprovokasi napi lainnya. Dan mereka langsung menyerang Adam dengan begitu beringas.Salah satu napi melayangkan tinju ke arah Adam. Namun Adam seketika menangkisnya lalu mendorong tubuhnya hingga menubruk para napi lainnya.Mereka tampak berjatuhan. Dan mereka benar-benar tak menyangka dengan siapa yang mereka hadapi.Sang napi senior berdiri kembali, diikuti oleh para anak buahnya. Mereka bersiap untuk mencoba menghabisi Adam sekali lagi.Adam tampak tenang berdiri di sudut ruangan. Dan seketika mereka berlarian menyerangnya.Di saat tinju sang Napi senior melayang ke wajahnya. Adam seketika menghindari tinjunya dan menghantam perut napi tersebut dengan satu tendangan.Ia tak mengerahkan seluruh kekuatannya. Namun hanya satu tendangan saja, telah membuat sang napi senior terpental sejauh 4 meter.Brakk!Tubuh sang napi itu menabrak pagar besi. Hingga suaranya terdengar hingga keluar ruangan.Para polisi berdatangan, dan langsung membuka pintu sel."Berhenti! Ada apa ini?!" Seru salah satu Polisi.Terlihat, tubuh napi senior tersebut tergeletak di depan pintu sel. Dan Adam berdiri di tengah kerumunan napi yang mengelilinginya.Semua napi menunjuk ke arah Adam. Para polisi bersenjata langsung melangkah mendatanginya."Kau yang membuat onar di sini?!" tanya Polisi penjaga itu, tegas."Aku hanya membela diri! Apa salahnya?!" Adam membalasnya dengan tegas.Semua orang di ruangan itu tak menyangka melihat Sang napi senior terkapar. Padahal napi tersebut orang yang paling disegani di Lapas tersebutLalu para polisi menarik Adam dari ruangan tahanan tersebut untuk dibawa menuju ke sel tahanan khusus.Tiba-tiba saja seseorang berteriak, "Berhenti! Lepaskan dia!"Sontak saja semua mata tertuju pada seorang Komandan Polisi dengan pakaian dinas lengkap dengan lencananya.Lalu seorang polisi bersenjata lengkap yang membawa Adam menghadap ke komandan polisi tersebut."Mohon maaf Komandan, kenapa anda tidak memperbolehkan saya membawa orang tersebut?" tanya polisi berpangkat perwira tersebut."Bodoh kamu! Apakah kamu tak mengenal Mayjen Adam Rudiant! Saya yakin sekali dialah Jendral Adam Rudiant yang selama ini dicari oleh negara!" Ucap komandan polisi tersebut.Polisi yang hendak membawa Adam tampak mengerutkan keningnya memandang Adam. Ia meragukan apa yang dikatakan Komandan Polisi tersebut."Apakah mungkin Komandan? Dari penampilannya saja tidak terlihat bahwa dia seorang Jendral. Menurut saya kita tidak bisa percaya begitu saja. Kita harus membawanya ke sel khusus dan memberinya pelajaran agar tidak ada lagi orang jalanan yang membuat onar menggunakan senjata di tempat umum," ucap polisi tersebut.Mendengar ucapan perwira polisi tersebut. Sang Komandan polisi naik pitam.Tanpa banyak bicara, ia menampar perwira polisi tersebut di hadapan semua orang."Jaga bicaramu!""Saya yang lebih tau dari pada kamu! Mengerti!"Perwira polisi itu tertunduk seraya mengusap pipinya."Siap, saya salah Komandan!" Seru perwira tersebut.lalu sang komandan menoleh ke arah Adam. Sang komandan seketika melakukan penghormatan militer di hadapannya."Mohon maaf atas kelancangan para bawahan saya. Mereka hanya tidak tau tentang diri Anda. Sekarang, anda bebas Jendral," Ucap sang komandan polisi, dengan sopan.Sontak saja Polisi dan para Napi terkejut melihat Adam diberi penghormatan oleh sang komandan polisi.Lalu sang komandan menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.Salah satu perwira polisi menghadap kepada sang Komandan. Lalu berkata, "Bagaimana kita bisa tau bahwa dia Jendral. Bahkan tak ada keterangan di kartu tanda penduduknya bahwa dia seorang Jendral!" Ucap seorang polisi, meragukan jati diri Adam..Tiba-tiba seseorang datang dan menyelak pembicaraan. "Dia memang Jendral Adam Rudiant. Kalian bisa melihatnya sendiri di Kartu Anggota yang saya bawa ini!"Polisi tersebut terkejut tak percaya kala melihat seorang Jendral datang membawa sebuah Kartu Anggota milik Adam.Saat polisi itu melihat nama di kartu tersebut. Ia langsung terdiam tak bisa berkata-kata.Sang perwira polisi mengembalikan kartu tanda penduduk itu ke dalam dompet Adam. Tanpa berkata-kata, polisi tersebut membuka borgol yang membelenggu tangannya."Sudah jelas sekarang. Siapa yang kamu borgol itu?" tanya sang komandan polisi.Para perwira polisi yang meragukan Adam tak dapat berkata, namun ia hanya mengangguk seraya menundukkan kepala.Sang komandan polisi terbelalak matanya memandang bawahannya tersebut lalu berkata."Karena kalian melakukan kesalahan besar. Sekarang, kalian harus berlutut di hadapan Jendral Adam Rudiant!" seru sang Komandan, memerintahkan."Siap, kami salah Komandan!" Seru para polisi itu, lalu menjatuhkan lutut mereka di hadapan Adam.Sang komandan mengambil kunci borgol dari pinggang polisi tersebut. Lalu membuka borgol yang membelenggu kedua tangan Adam."Maafkan anak buah saya Jendral. Mereka adalah anggota baru di kesatuan kami. Dan mereka belum mengenal tentang anda," ucap sang komandan.Adam yang masih merasa bingung dengan jati dirinya lantas tak tau harus menjawab apa.Ia hanya bisa menyimak peristiwa itu."Semua anggota militer dan Polisi senior mengetahui tentang Mayjen Adam Rudiant. Dia adalah seorang Jendral Besar yang berhasil meredam pemberontakan di wilayah timur. Serta membasmi 100 mafia 3 tahun silam. Beberapa tahun yang lalu terjadi insiden yang mengakibatkan Jendral besar mengalami kecelakaan dan hilang ingatan. Dan kini, kita dapat meliihat dengan mata kepala sendiri, dialah Dewa Perang yang dicari selama ini!" ucap Sang komandan polisi, dengan menggebu-gebu berbicara kepada seluruh bawahannya.Mendengar ucapan sang komandan polisi tersebut. Semakin menguatkan perkataan dua anggota militer yang mendatanginya. Hal itu membuat Adam semakin penasaran dengan jati diri yang sebenarnya."Apakah yang mereka katakan itu benar? Bahkan aku tidak tau bahwa aku seorang Jendral," Adam bergumam.Adam mencoba mengingat kembali dengan semua peristiwa dalam hidupnya. Namun ingatannya hanya berjangka sebatas 3 tahun silam. Setelah dirinya tersadar dari koma.Sang Jendral yang tampak memakai pakaian lengkap dengan lencana dan tongkat komando kemudian kembali menghadap kepada Adam Rudiant."Jendral Adam, Saya merasa senang bisa bertemu dengan anda. Mari kita ke markas besar militer di Kota Houston. Keluarga besar Angkatan Bersenjata Nasional, terutama Kesatuan Pasukan Khusus 202 sudah menunggu kepulangan anda!" ucap Letnan Jendral Charles.Mendengar itu, Adam tampak tak tertarik. Namun di satu sisi. Ini adalah kesempatannya untuk membalaskan dendam terhadap semua orang yang telah merendahkannya. Serta membunuh keluarganya.Adam menganggukkan kepala lalu berkata, "Baik, aku akan ikut denganmu. Tapi aku meminta satu syarat!""Apa persyaratan itu Mayjen Adam?" tanya Letjen Charles."Setelah kamu membawaku ke markas besar kemiliteran. Tolong antarkan aku ke kota Venice. Karena aku akan
Seketika dua pria tegap berpakaian militer lengkap dengan lencana melangkah dengan gagah ke tengah-tengah kerumunan. Mereka diiringi oleh beberapa Ajudan dengan senjata yang tersembunyi di balik baju. Lalu berhenti tepat di belakang posisi Adam berdiri.Sontak saja keluarga Any memandang penuh keheranan."Siapa mereka sebenarnya?""Mungkinkah mereka tamu undangan James. Tapi mengapa mereka seperti mengawal si gembel tengik itu?!""Tidak, tidak mungkin seorang tak berguna seperti Adam mempunyai power hingga memiliki koneksi para perwira untuk melindunginya!"Mereka tak berhenti mempertanyakan akan kejadian itu.Any menoleh ke arah James. Lalu bertanya sekali lagi, "James, aku bertanya padamu, kamu yang mengundang mereka?" Namun James tetap terdiam. Tampak wajahnya membatu memandang Adam yang telah berada di hadapannya.James semakin melangkah mundur dari posisinya. Untuk mendekati para pengawalnya yang berada di belakang.Setelah berada di samping seorang pengawal, James menoleh ke seo
"Kau pikir aku akan menurutimu?!" "Aku akan membantai semua orang di rumah ini termasuk kau dan para ajudanmu! Pasukan! tembaki mereka semua!" teriak James, memerintahkan pasukannya.Seketika Pasukan Mafia mengarahkan senjata ke hadapan Adam dan seluruh orang di rumah itu. Mereka akan melakukan penembakan brutal.Semua orang di rumah itu berteriak histeris ketakutan. Mereka meringkuk di sudut ruangan. Namun tidak dengan Adam dan para ajudannya. Mereka berdiri tegap serta bersikap tenang tanpa sedikitpun goyah.James tertawa terbahak-bahak menunggu detik-detik penembakan. Ia begitu puas dan tak sabar melihat sebuah pembantaian."Wahahaha! cepat lakukan! Tembak mereka semua tapi sisakan Si wanita jalang itu! aku akan menikmati tubuhnya!"Para mafia akan segera menekan pelatuk senjata. tiba-tiba,Tapp!Dengan sangat cepat, hanya hitungan detik. Adam tiba-tiba telah berada di belakang James. Ia menyentuhkan ujung belati tepat di lehernya."Letakkan senjata kalian semua! atau akan ku koya
Mendengar ucapan tersebut, seketika dua pria tegap di belakang Adam maju ke hadapan. Namun Adam menahannya. lalu dua orang ajudan mundur kembali di belakangnya. "Ini tidak bisa dibiarkan Jendral,""Dia sudah berani menghina anda," ucap salah satu Ajudan. Jhony menimpali ucapan Ajudan tersebut. "Haha! Jendral? cukup bagus juga kebohongan kalian!"Any menyauti Jhony, "Jangankan menjadi Jendral. untuk selevel bintara saja dia tidak pantas. Sudahlah, jangan berpura-pura di depan kami. saya tau kalian hanya bersandiwara agar si Sampah itu tidak terus-menerus terhina!"Adam hanya diam mendengar ucapan tak berguna dari mulut mereka. Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna biru dengan pengawalan ketat datang lalu memarkir di depan rumah. Suasana masih ramai dipenuhi para prajurit bersenjata lengkap, Paska penangkapan Sang gembong mafia. Seorang pria bertubuh tegap dengan baju dinas lengkap dengan lencana keluar dari mobil dijaga ketat oleh beberapa ajudannya. Ia memperhatikan sekitar
para pasukan militer bersembunyi di balik mobil lapis baja. Tampak sekelompok mafia masih berdiri di sudut jalan. Mereka terlihat seperti tak memiliki rasa takut. Tiba-tiba salah satu mafia menembakkan senjata ke udara. Hal itu memicu tindakan balasan dari pihak tentara. seketika tembakan dilepaskan oleh salah satu anggota. Adam seketika memberikan komando melalui HT. "Tenang! jangan bertindak gegabah! Kita beri waktu agar mereka pergi sebelum kita membalasnya!""Siap laksanakan Jenderal!" Jawab para pasukan. Namun di saat para pasukan militer telah menahan. Seorang mafia secara diam-diam melakukan tindakan nekat dengan mencoba masuk ke dalam rumah Any melalui pintu belakang. Di saat para pasukan militer tengah memusatkan perhatian pada segerombolan mafia di sudut jalan. Tiba-tiba, suara histeris terdengar dari dalam rumah. "Tolong!" "Tolong!"Suara itu semakin jelas terdengar. Dan seketika muncul seorang pria menodongkan senjata di atas kepala seorang wanita. Dan wanita it
James menyembunyikan rasa sakitnya di balik senyum menyeringai. lalu ia berdiri tegak seakan menantang.Walau kakinya meneteskan darah, James berjalan dengan menyeret satu kakinya menghampiri Adam.Lalu mereka saling berhadapan dengan membusungkan dada."Kau ingin menghabisi ku? Hahaha! Jangan bermimpi!" James meremehkan Adam.Tiba-tiba ia menyemburkan air liur dari mulutnya.Cuih!Adam seketika mengelak dengan memiringkan badan menghindari air liur dari mulut James. Lalu ia kembali tegak.Adam masih menatap tajam, lalu berkata, "Kau pikir kau hebat?!""Ini untuk Ayah Dan Ibuku!"Cekrek! (Suara senjata yang dikokang)Tiba-tiba ia mengarahkan senjata ke kepala James. Dan begitu juga James merespon dengan mengarahkan senjata ke kepala Adam.Mereka saling menodongkan senjata."Ayo, tembak! Haha!" Teriak James.Kecepatan tangan mereka sangat dipertaruhkan dalam situasi ini.Sementara di luar bangunan tua itu, suara tembakan terdengar saling bersautan. Antara Pasukan militer dengan para ma
James beserta pasukan Mafia digiring ke penjara khusus di kota Houston. Berdekatan dengan Markas kemiliteran.Sementara itu, iringan mobil yang membawa Adam dan Lusiana telah sampai di Markas besar kemiliteran. Seketika seorang Pengawal membukakan pintu mobil dan menyambut kedatangan Sang Jenderal. Di depan kantor, telah berjejer rapih para prajurit penjaga. "Kepada Panglima besar, hormat gerak!" seru seorang prajurit di ujung barisan. Mereka serentak melakukan penghormatan militer. Adam membalas memberikan penghormatan. Lalu melangkahkan kaki menuju ke dalam kantor. Di belakang Adam. Lusiana tampak terheran-heran. "Benarkah dia suamiku?""Aku benar-benar tak menyangka dia segagah ini!" Ucap Lusiana, dengan memandang penuh senyuman. wajahnya tampak berseri. Di dalam kantor, Seorang Letnan Kolonel menyodorkan tangan kepada Adam untuk menyambutnya. "Selamat Siang Jendral, kami sangat senang anda telah kembali lagi ke dalam kesatuan. silahkan masuk," ucap Letkol Herry. "Terima k
Semua mata tertuju pada selembar surat yang dibawa oleh sang Menteri.Lalu Menteri pertahanan berkata, "Jendral Adam. Ini adalah surat penyerahan kekuasaan atas semua perusahaan milik anda. silahkan ditanda tangani,"Sang Menteri menyodorkan surat itu ke hadapan Adam.Adam menerima surat tersebut dan membacanya secara seksama.Lusiana tampak berada di samping Adam. Wanita itu turut memperhatikan setiap detail isi dalam surat. Adam menatap Lusiana. Mengisyaratkan sebuah persetujuan dari istrinya.Lusiana menganggukkan kepala. Dan akhirnya Adam mengambil pulpen yang tersedia lalu menggoreskan tinta di lembaran surat penyerahan kuasa tersebut.Setelah penandatangan selesai, seluruh pejabat di ruangan itu bertepuk tangan. Menandakan kini Adam telah kembali menjadi pemilik perusahaan yang sah."Selamat Jenderal Adam, kini kepemilikan Harvest Group telah kembali ke tangan anda. Semoga kejayaan perusahaan anda senantiasa bersinar kembali," ucap Menteri pertahanan, seraya berjabat tangan den