Beranda / Pernikahan / DENDAM SANG PANGLIMA / Datangnya Pasukan Mafia

Share

Datangnya Pasukan Mafia

Penulis: F Azzam
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-12 17:54:32

Mendengar ucapan tersebut, seketika dua pria tegap di belakang Adam maju ke hadapan.

Namun Adam menahannya. lalu dua orang ajudan mundur kembali di belakangnya.

"Ini tidak bisa dibiarkan Jendral,"

"Dia sudah berani menghina anda," ucap salah satu Ajudan.

Jhony menimpali ucapan Ajudan tersebut. "Haha! Jendral? cukup bagus juga kebohongan kalian!"

Any menyauti Jhony, "Jangankan menjadi Jendral. untuk selevel bintara saja dia tidak pantas. Sudahlah, jangan berpura-pura di depan kami. saya tau kalian hanya bersandiwara agar si Sampah itu tidak terus-menerus terhina!"

Adam hanya diam mendengar ucapan tak berguna dari mulut mereka.

Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna biru dengan pengawalan ketat datang lalu memarkir di depan rumah.

Suasana masih ramai dipenuhi para prajurit bersenjata lengkap, Paska penangkapan Sang gembong mafia.

Seorang pria bertubuh tegap dengan baju dinas lengkap dengan lencana keluar dari mobil dijaga ketat oleh beberapa ajudannya.

Ia memperhatikan sekitar yang dipenuhi oleh prajurit bersenjata lengkap.

hal itu membuat Sang Brigadir Jendral bertanya-tanya.

Jhony menghampiri Brigjen Hady lalu menyapanya.

"Selamat siang Brigjen Hady, saya sudah menunggu kedatangan anda, saya ingin menunjukkan bahwa ada salah satu oknum tentara. yang kemungkinan seorang bintara mencoba mengusik rumah kami!"

Brigjen Hady tampak mengerutkan keningnya.

"Tapi, sebelumnya saya ingin bertanya dulu dengan anda. Ada kejadian apa hingga banyak tentara bersenjata lengkap di sekitar sini?" tanya Brigjen Hady.

"Sebenarnya, di rumah ini sedang diadakan pesta pertunangan. Tapi tiba-tiba seorang tentara bersama pasukan datang menghancurkan acara dan menangkap calon pempelai pria tanpa sebab. Bukan itu saja, dia mencoba mengambil hak rumah kami Jendral!" Seru Jhony, mengadu.

Tentu saja alasan itu membuat Brigjen Hady semakin bertanya-tanya sekaligus murka.

"Loh, apa masalah mereka hingga mengusik acara Kalian!"

"Yang mana tentara yang berani mengusik kalian?!" tanya Brigjen Hady dengan penuh amarah.

Lantas Jhony menunjuk Adam yang tengah berdiri bersama ajudannya.

"Itu dia Jendral!" Seru Jhony.

Sontak saja Brigjen Hady terkejut bukan kepalang.

"D–dia!"

Brigjen Hady seketika berlari menghadap kepada Adam. Diikuti oleh para pengawalnya.

Mereka langsung melakukan penghormatan militer.

"Berikan Hormat kepada Sang Panglima Besar!" teriak Brigjen Hady, lalu seluruh pengawalnya melakukan penghormatan.

Any dan Jhony tampak semakin terkejut.

"Jhony! seseorang yang kamu bawa malah melakukan penghormatan! Apakah kamu tidak salah menyuruh dia datang ke sini Jhony?" tanya Any, berbisik.

Jhony pun menjawab, "Tidak salah Ma, dialah seorang Jenderal Polisi militer. Tidak ada satu orang tentara pun yang tak segan dengannya," ucap Jhony.

Mendengar perkataan Jhony, Any tampak semakin bingung.

Berharap mendapat perlindungan dari Sang Jenderal Polisi. Kenyataannya malah sebaliknya. Brigjen Hady tunduk di hadapan Adam.

Lalu Brigjen Hady kembali menegakkan badan lalu berjabat tangan dengan Adam.

"Selamat siang Jenderal! saya sangat senang bertemu dengan anda. selama beberapa tahun ini dunia militer sangat kehilangan. Akhirnya Anda kembali lagi menjadi Sang Panglima besar yang dapat memimpin pertahanan Negeri ini. Karena hanya andalah Negeri ini akan menjadi aman," ucap Brigjen Adam.

Tampak Any dan Jhony semakin tercengang mendengar Sang Jenderal memuji Adam.

"Terima kasih atas pujian Anda. Sejujurnya saya baru mengetahui jati diri saya akhir-akhir ini. Karena, tak ada seorang pun yang memberitahukan sebuah insiden yang pernah menimpa diri saya di masa lalu. Beruntung, ada sebuah kejadian yang membuat saya semakin yakin. Bahwa di dalam jiwa ini, ada jiwa Seorang Panglima," ucap Adam.

Brigjen Hady pun tersenyum tatkala mengetahui Adam telah menyadari jati dirinya.

Lalu Jhony melangkah mendekati Brigjen Hady. Lalu ia berkata sinis sambil menunjuk wajah Adam.

"Dia yang ingin merebut rumah ini Brigjen! Tolong tindak tegas oknum satu ini!" teriak Jhony.

Tiba-tiba, Prakk!

Brigjen Hady melayangkan tamparan hingga mengenai kepala Jhony.

Pria bertubuh atletis namun sedikit kemayu tersebut jatuh dan hampir terjungkal.

"Jaga bicara mu!"

"Dia adalah seorang Panglima Besar Kemiliteran di Negeri ini!"

"Saya mengenalnya! Tidak mungkin dia melakukan hal tercela seperti itu!" Seru Brigjen Hady.

Lalu Jhony kembali bangkit dan mengusap seluruh kotoran dari pakaiannya.

"Tapi Jenderal, aku berani bersumpah. Dia ingin mencuri surat rumah ini,"

"Bohong!" Tiba-tiba saja Lusyana muncul dan berteriak. Membuat Jhony terdiam dan Brigjen Hady menoleh ke arah Lusy.

Lalu Lusyana berdiri di hadapan Brigjen Hady.

"Mereka lah yang telah mencuri surat rumah milikku. Mereka telah mengganti nama kepemilikan rumahku atas kehendak mereka sendiri!" ucap Lusyana dengan berderai air mata.

Brigjen Hady memandang Jhony dengan tajam dan berkata. "Jadi kau membohongiku Jhony?"

Seketika Adam menjawab, "Benar, dia adalah istriku. Dan merekalah yang telah merebut rumah hasil keringatnya dengan seenaknya,"

Sontak saja Brigjen Hady terbelalak matanya memandang Jhony.

Ia seketika melangkah mendekati Jhony dan menggenggam kerah bajunya.

"Jadi seperti ini kebohonganmu Jhony!"

"Berani sekali kamu melakukan hal tidak baik kepada Jenderal Adam dan istrinya!" seru Brigjen Hady, dengan memelototi Jhony.

Jhony tampak gemetaran bercampur keringat dingin. Seorang Jenderal bertubuh kekar murka hingga memelototi dirinya.

Jhony menoleh ke arah Any. Dari raut wajahnya terlihat Jhony ketakutan dan meminta pertolongan.

Namun Any hanya bisa terdiam. ia tak berkutik di hadapan Brigjen Hady.

Seketika Brigjen Hady mendorong tubuh Jhony dengan keras hingga ia terpelanting.

Semua orang tercengang melihat kejadian itu. Di saat Brigjen Hady akan mengampiri Jhony untuk menghabisinya. Tiba-tiba Adam melangkah dan mencoba menenangkan Brigjen Hady yang tengah murka.

Ia menepuk pundak Brigjen Hady dan berkata, "Sudah, Jaga emosimu Hady. Bagaimanapun dia masih saudara istriku. biar aku yang akan memberinya pelajaran," ucap Adam, pelan.

Lantas Brigjen Hady pun menuruti perintah Sang Panglima tanpa sedikitpun membangkang.

Ia menundukkan kepala di hadapan Adam dan berkata, "Maaf jika saya kelewat batas dalam memberikan pelajaran untuk orang itu. Bagaimanapun saya akan membela dengan jiwa raga demi harga diri anda Jenderal Besar!"

Adam pun tersenyum seraya menepuk pundaknya.

"Terima kasih sudah memperlakukanku seperti ini. sekarang aku bersama pasukan akan menuju ke markas besar kemiliteran. untuk memberikan tindakan kepada James. Seorang gembong mafia. dan dia juga yang telah membunuh keluargaku."

"Kini, ia sudah berada dalam mobil lapis baja karena dikhawatirkan adanya serangan balasan dari para mafia di perjalanan nanti," ucap Adam.

Mendengar itu, Hady seketika terkejut.

"Anda berhasil menangkap James?"

"Luar biasa! selama ini kami kesulitan dalam menangkapnya karena perlawanan dari para pasukan Mafia!"

"Saya sangat salut dengan anda Jenderal," ucap Brigjen Hady, memandang kagum.

Di tengah perbincangan itu, Tiba-tiba terdengar suara letupan senjata dari sudut jalan.

Suara yang menggelegar dari senjata Ak47. Dan seketika Adam dan Brigjen Hady mengeluarkan senjata dari balik bajunya.

Adam menarik Lusyana dan membawanya menuju ke tempat aman.

"Lepaskan James atau kami akan membantai kalian!" teriak seseorang berjas hitam di sebuah sudut jalan. Ia diiringi oleh puluhan pria bersenjata.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Marjit Tina
ngak bisa lepas,sedap kisahnya,tapi ngak cukup koin.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Pembalasan Atas Kejahatan James

    para pasukan militer bersembunyi di balik mobil lapis baja. Tampak sekelompok mafia masih berdiri di sudut jalan. Mereka terlihat seperti tak memiliki rasa takut. Tiba-tiba salah satu mafia menembakkan senjata ke udara. Hal itu memicu tindakan balasan dari pihak tentara. seketika tembakan dilepaskan oleh salah satu anggota. Adam seketika memberikan komando melalui HT. "Tenang! jangan bertindak gegabah! Kita beri waktu agar mereka pergi sebelum kita membalasnya!""Siap laksanakan Jenderal!" Jawab para pasukan. Namun di saat para pasukan militer telah menahan. Seorang mafia secara diam-diam melakukan tindakan nekat dengan mencoba masuk ke dalam rumah Any melalui pintu belakang. Di saat para pasukan militer tengah memusatkan perhatian pada segerombolan mafia di sudut jalan. Tiba-tiba, suara histeris terdengar dari dalam rumah. "Tolong!" "Tolong!"Suara itu semakin jelas terdengar. Dan seketika muncul seorang pria menodongkan senjata di atas kepala seorang wanita. Dan wanita it

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Pasukan Mafia Terdesak

    James menyembunyikan rasa sakitnya di balik senyum menyeringai. lalu ia berdiri tegak seakan menantang.Walau kakinya meneteskan darah, James berjalan dengan menyeret satu kakinya menghampiri Adam.Lalu mereka saling berhadapan dengan membusungkan dada."Kau ingin menghabisi ku? Hahaha! Jangan bermimpi!" James meremehkan Adam.Tiba-tiba ia menyemburkan air liur dari mulutnya.Cuih!Adam seketika mengelak dengan memiringkan badan menghindari air liur dari mulut James. Lalu ia kembali tegak.Adam masih menatap tajam, lalu berkata, "Kau pikir kau hebat?!""Ini untuk Ayah Dan Ibuku!"Cekrek! (Suara senjata yang dikokang)Tiba-tiba ia mengarahkan senjata ke kepala James. Dan begitu juga James merespon dengan mengarahkan senjata ke kepala Adam.Mereka saling menodongkan senjata."Ayo, tembak! Haha!" Teriak James.Kecepatan tangan mereka sangat dipertaruhkan dalam situasi ini.Sementara di luar bangunan tua itu, suara tembakan terdengar saling bersautan. Antara Pasukan militer dengan para ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Terungkapnya Jati Diri Adam

    James beserta pasukan Mafia digiring ke penjara khusus di kota Houston. Berdekatan dengan Markas kemiliteran.Sementara itu, iringan mobil yang membawa Adam dan Lusiana telah sampai di Markas besar kemiliteran. Seketika seorang Pengawal membukakan pintu mobil dan menyambut kedatangan Sang Jenderal. Di depan kantor, telah berjejer rapih para prajurit penjaga. "Kepada Panglima besar, hormat gerak!" seru seorang prajurit di ujung barisan. Mereka serentak melakukan penghormatan militer. Adam membalas memberikan penghormatan. Lalu melangkahkan kaki menuju ke dalam kantor. Di belakang Adam. Lusiana tampak terheran-heran. "Benarkah dia suamiku?""Aku benar-benar tak menyangka dia segagah ini!" Ucap Lusiana, dengan memandang penuh senyuman. wajahnya tampak berseri. Di dalam kantor, Seorang Letnan Kolonel menyodorkan tangan kepada Adam untuk menyambutnya. "Selamat Siang Jendral, kami sangat senang anda telah kembali lagi ke dalam kesatuan. silahkan masuk," ucap Letkol Herry. "Terima k

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Pertempuran Di Tengah Jalan

    Semua mata tertuju pada selembar surat yang dibawa oleh sang Menteri.Lalu Menteri pertahanan berkata, "Jendral Adam. Ini adalah surat penyerahan kekuasaan atas semua perusahaan milik anda. silahkan ditanda tangani,"Sang Menteri menyodorkan surat itu ke hadapan Adam.Adam menerima surat tersebut dan membacanya secara seksama.Lusiana tampak berada di samping Adam. Wanita itu turut memperhatikan setiap detail isi dalam surat. Adam menatap Lusiana. Mengisyaratkan sebuah persetujuan dari istrinya.Lusiana menganggukkan kepala. Dan akhirnya Adam mengambil pulpen yang tersedia lalu menggoreskan tinta di lembaran surat penyerahan kuasa tersebut.Setelah penandatangan selesai, seluruh pejabat di ruangan itu bertepuk tangan. Menandakan kini Adam telah kembali menjadi pemilik perusahaan yang sah."Selamat Jenderal Adam, kini kepemilikan Harvest Group telah kembali ke tangan anda. Semoga kejayaan perusahaan anda senantiasa bersinar kembali," ucap Menteri pertahanan, seraya berjabat tangan den

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Istana Rudiant

    Tentu saja hal itu mengejutkan seluruh pengunjung restoran saat melihat kejadian itu.Adam mencoba menenangkan Lusiana yang tampak murka. Ia menarik pelan tangan istrinya itu agar duduk kembali."Demi lelaki hina itu kamu membelanya? Memalukan sekali aku punya Kakak seperti kamu!" seru Jhony, memandang sinis."Mungkin dia sudah dipelet oleh si Adam itu! Orang bisa berbuat apapun untuk mendapatkan harta!" saut seorang temannya."Hahaha... Sedari awal aku sudah curiga. Kenapa si Lusiana mau saja menikah dengan Gembel seperti dia!" ucap Jhony tertawa memandangi Adam."Mungkin Lusiana sudah bosan dengan lelaki kaya. Makanya dia rela menikah dengan lelaki sampah seperti Adam!" saut seroang temannya.Sejatinya mereka tak mengetahui. Bahwasanya restoran yang ia duduki saat ini adalah restoran bintang lima yang merupakan anak perusahaan milik Adam."Jika kalian tidak bisa tenang dan membuat keributan di sini. Lebih baik kalian keluar dari restoran ini!" bentak Adam, menatap tajam Jhony dan te

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Kebusukan

    "Terima kasih. Aku ingin istirahat. Tolong siapkan aku kamar yang bersih malam ini!" Perintah Adam. "Siap Jenderal! kamar Anda sudah kami persiapkan sebersih dan serapih mungkin. Silahkan masuk pak," ucap sang penjaga. "Yap. Terima kasih. Aku masuk dulu," Lalu Adam melangkah masuk ke dalam rumah megahnya. Pertama kalinya semenjak dia hilang ingatan 2 tahun silam. Para pelayan dan Penjaga telah berdiri berjejer di dalam rumah. Mereka melakukan penyambutan yang meriah. "Selamat datang Jenderal Besar Adam!""Kami sudah menunggu kehadiran anda!"Teriak para pelayan dan penjaga."Terima kasih. Biarkan aku beristirahat malam ini. Dimana kamarnya?" tanya Adam.Lantas seorang Penjaga menuntun Adam menuju ke sebuah kamar yang berada di Lantai 2."Ini kamar Bapak Adam. kamar ini tidak ada satupun orang yang memasukinya terkecuali pelayan yang bertugas membersihkan. Kami selalu menjaganya tetap bersih dan rapih," ucap Sang Penjaga. Adam terpaku memandang sebuah kamar yang sangat megah dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Keberhasilan Sersan Dody

    Dengan segenap kemampuan. Dody mencoba mengeluarkan mobil Forklift yang terjebak di dalam dinding beton. Para karyawan ikut membantunya. Mereka mendorong mobil itu ke belakang. Hingga akhirnya mobil itu dapat keluar dari dinding yang telah berlubang.Seorang manager produksi sangat mengapreasi keberhasilan Dody. "Bagus! Kerjamu sangat memuaskan. Aku akan memberitahukan kepada atasan agar kamu bisa dipromosikan naik jabatan. Siapa nama kamu?" tanya Manager produksi, terkesan dengan Dody.Dody sedikit panik. Ia lantas menunjuk sebuah nama yang berada di baju dinas petugas keamanan tersebut."Ini nama saya Pak," ucapnya, mengarahkan jari telunjuknya ke sebuah nama di bajunya."Dano? Oh, baik. Saya akan catat nama bapak," ucap Manager produksi itu.Kegiatan produksi kembali normal. Sang Manager pun tersenyum puas."Bagus Dano, ayo kamu masuk ruangan saya. Saya akan memberikan sesuatu kepada kamu," ucap Manager produksi itu."T–tidak usah Pak, saya akan kembali berjaga. Lain kali saja,"

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Serangan Di Markas Militer

    Adam melepaskan tembakan melalui sebuah celah di ruangan pribadinya. Tiba-tiba selongsong peluru melesat dan membentur pucuk senapan. Adam tersentak lalu menarik kembali senapannya dan bersembunyi di balik dinding.Dan tiba-tiba Ratusan peluru melesat menghantam tembok dan pekarangan Kantor Kemiliteran. Beruntung, seluruh jendela telah terpasang kaca anti peluru hingga setiap timah panas yang melesat tak dapat menembus ke dalam.Adam menyadari bahwa keadaan pasukannya di luar mulai terdesak. Kala tembakan Machine gun dari pasukan Mafia dilepaskan secara membabi buta.Adam merangsek mengendap-endap menuju ke arah musuh. Untuk melakukan penyusupan seperti yang ia lakukan saat berada dalam peperangan.Hanya dalam sekejap mata, Sang Jendral telah berada di belakang para penembak Machine gun yang tengah berdiri di atas mobil Jeep Wrangler."Hey manusia bedebah!" pekik Adam, mengalihkan perhatian mereka.Penembak itu seketika menengok ke belakang. Tanpa berlama-lama, sebuah tembakan peluru

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19

Bab terbaru

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Tertangkap

    Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Mertua Jahanam

    Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Meminjam Uang

    Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Panggilan Any Kepada Lusiana

    Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Kematian Dasvanco Dan George

    Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Penyergapan Di Gedung Tua

    Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Target Selanjutnya

    Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Benih Pertarungan

    12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Sang Provokator

    Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak

DMCA.com Protection Status