DENDAM SANG PANGLIMA
Akibat sebuah insiden dalam medan perang, Adam harus kehilangan kesadaran, bahkan ingatannya. Sejak itu, Adam dihina, dicemooh, dan direndahkan oleh keluarga istrinya. Adam bahkan dipisahkan dari anaknya sendiri, dipaksa untuk bercerai dengan istri kesayangannya, dan dibuang begitu saja.
Namun, siapa sangka Adam justru terbangun dengan kekuatan yang luar biasa! Bahkan, dia tak berpikir apapun sampai dua pria tak dikenal menyampaikan hormat padanya, memintanya kembali ke Special Force!
Baca
Chapter: Any TertangkapWanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke
Terakhir Diperbarui: 2023-08-29
Chapter: Mertua Jahanam Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me
Terakhir Diperbarui: 2023-08-24
Chapter: Any Meminjam Uang Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian
Terakhir Diperbarui: 2023-08-23
Chapter: Panggilan Any Kepada LusianaSetelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad
Terakhir Diperbarui: 2023-08-21
Chapter: Kematian Dasvanco Dan GeorgeMendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu
Terakhir Diperbarui: 2023-08-20
Chapter: Penyergapan Di Gedung TuaSaat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany
Terakhir Diperbarui: 2023-08-19
Chapter: Terbunuhnya Sang Jendral Pemberontak Pembunuhan seorang komandan regu serta pembantaian pasukannya. Telah menyulutkan api kemarahan Sang pemimpin pemberontakan. Sebanyak 50 Prajurit bersenjata lengkap seketika dikerahkan untuk melakukan penyisiran di sekitar Markas dan seluruh pos keamanan. Lebatnya hujan yang tak berhenti mengguyur hutan. Begitu menyulitkan langkah prajurit dalam melakukan gerakan. Karena tanah yang dilalui menjadi semakin licin. Setelah berjam-jam mereka menyusuri hutan. Tampaknya tak juga membuahkan hasil. Lalu Salah seorang prajurit langsung melaporkan kepada Jendal Dedy melalui HT. "Lapor Jendral! Kami tidak menemukan tanda-tanda keberadaan pasukan Republik di area!" ucap seorang prajuritnya. "Tidak ada cerita! Kalian harus menemukannya sampai dapat! Terus lakukan penyisiran! Aku yakin keberadaan mereka masih tak jauh dari area ini," Jendral Dedy, memerintahkan. "Siap Jendral!" jawab para Pasukannya. Para pasukan pun kembali melakukan penyisiran di tengah guyuran hujan. Tak terasa,
Terakhir Diperbarui: 2024-08-20
Chapter: Menenteng Sepotong KepalaPara pemberontak pun tersentak. Tak menyangka dengan kehadiran mereka. Padahal pertahanan sudah dibuat sedemikian rupa. Namun bisa ditembus begitu saja. Keadaan mereka kini terdesak. Lantas Mereka mengangkat kedua tangannya. Saat puluhan pasukan merangsek masuk dan menodongkan senjata. Dan siap melepaskan tembakan kapan saja. Jika sedikit saja Pasukan pemberontak melakukan gerakan. Maka puluhan pasukan itu akan sangat cepat melakukan tindakan hanya dengan menarik pelatuknya. "Letakkan senjata kalian!" seru seorang prajurit, membentak dan menodongkan senjata semi otomatis ke arah mereka. Para pasukan pemberontak hanya bisa bergeming lalu berlutut dan meletakkan senjatanya di lantai. Julian melangkah santai memasuki ruangan. Tiba-tiba tatapannya berubah menjadi sangat menakutkan. Terbelalak matanya dengan urat di lehernya yang menyembul keluar memandang para pemberontak. "Kalian tidak bisa dimaafkan!" "Pasukan, ikat kedua tangan mereka! jangan sampai mereka melepaskan d
Terakhir Diperbarui: 2024-08-17
Chapter: Misi Penyelamatan Letnan DavidDi sebuah bangunan bambu yang sangat terpencil di pedalaman hutan. Di sebuah ruangan yang gelap dan minim pencahayaan. Letnan David dalam keadaan terbelenggu dengan kedua tangan yang terikat. Mereka didudukkan di sebuah bangku kayu. Dengan dihadapkan oleh para pemuda bertubuh tegap lengkap dengan persenjataan. Tampak tak ada harapan dari raut wajah Letnan David. Ia hanya bisa tertunduk lesu dan berserah diri. Tiba-tiba saja sebuah tongkat Baseball mengayun dengan cepat ke arah wajahnya. Dengan kerasnya tongkat itu menghantam wajah Sang Letnan hingga menimbulkan luka lebam. "Tidak akan ada yang bisa menyelamatkan kalian di sini! Karena sekeliling area ini telah tertanam ranjau dan mereka tak akan bisa melewatinya kecuali mati!" ucap seorang pria berpakaian loreng. Dengan sebuah simbol di lengannya. David hanya bisa merintih kesakitan, menahan perihnya luka di wajahnya. Lalu Pemuda itu menunjuk wajah Sang Letnan seraya berteriak, "Akan ku penggal kepalamu untuk membuat per
Terakhir Diperbarui: 2024-08-17
Chapter: Persekutuan BusukTembakan machine gun dilepaskan Julian dari atas mobil anti peluru. Para pemberontak terdesak dan lari tunggang langgang menuju ke pedalaman hutan. Pasukan pemberontak yang berada di hutan sebelah barat melakukan penembakan brutal terhadap pasukan. Letnan David kewalahan membendung jumlah pemberontak yang menyerang. lantas ia menelepon Julian melalui HT. "Sersan Julian, serangan musuh terkonsentrasi di sisi barat. Tolong perbantuan pasukan. Tentara pemberontak melebihi kapasitas pasukan kami!" "Baik, laporan saya terima. Pasukan cadangan segera kesana!" Jawab Julian. Julian seketika membawa beberapa pasukan menggunakan mobil lapis baja menuju ke arah barat. Suara tembakan terdengar semakin nyaring di telinga. Tiba-tiba di pertengahan jalan, di saat Julian dan beberapa pasukan hampir sampai. Tiba-tiba saja peluru dari sniper musuh hampir mengenai kepala. Mereka memang sudah mengincar Julian hidup atau mati. Karena nama Julian sudah menjadi daftar hitam para pemberontak.
Terakhir Diperbarui: 2024-08-08
Chapter: Pertempuran Di Hutan Arkadia Wajah Letnan David tampak memerah membendung amarahnya. ia kembali berdiri dan melakukan ancang-ancang serangan. "Tidak mungkin aku dikalahkan oleh seorang kuli bangunan. Akan ku kalahkan dia. Kau tak akan lolos!" ucap Letnan David dalam benaknya. Letnan David kembali melakukan serangan. Kali ini ia mengerahkan seluruh kekuatannya. Satu pukulan mengarah ke wajah Julian. Wuss... Tapp... Julian secepat kilat menangkap pukulan itu. Dua kekuatan kini saling beradu. Letnan David terus menekan tinjunya dan Julian menahannya dengan segenap kekuatan. "Hiyaah!" Letnan David berteriak seraya terus mendorong tinjunya. Dan tiba-tiba. Buamm! Sebuah kekuatan yang besar menghantam letnan David hingga ia terpental sejauh 3 meter. Letnan David pun terkapar tak berdaya. Kekuatan pukulan Letnan David yang telah terkumpul kekuatannya itu pun tak dapat meruntuhkan pertahanan Julian. Julian dengan mudahnya menjatuhkan lawan hanya dalam satu hentakan tangan. "Bagaimana Letnan A
Terakhir Diperbarui: 2024-08-06
Chapter: PertaruhanMelihat Sang Komandan, security itu pun tersentak. Seketika ia melakukan penghormatan militer dengan mengangkat telapak tangannya di atas kening. "Selamat siang Komandan, mari silahkan masuk. Kopral Joni memang orang yang baik hati dan tidak mudah marah, " ucap sang Security, dengan wajah yang memerah namun berusaha untuk tersenyum. Sang kopral menghampiri security itu lalu tiba-tiba. Prakk... "Akh... Apa salah saya komandan?!" Kaki sang kopral dengan Sepatu PDLnya menekan ujung kaki sang security dengan keras. "Jadi seperti itu perlakuanmu kepada pekerja?!" bentak sang kopral joni. "Ma-maaf saya salah komandan!" seru sang security, seraya terus menahan sakit di kakinya. "Sekarang kau push up 100 kali!" "Siap komandan!" Sang security langsung menjatuhkan badannya dan melalukan push up di hadapan Kopral Joni dan Julian. Lantas kopral Joni menghampiri Julian seraya menyodorkan tangannya. Kita bertemu lagi anak muda. Bagaimana? Kau sudah ambil keputusan?"
Terakhir Diperbarui: 2024-08-05
Chapter: Ucapan Benny (Kakak Kandung Veronica) Akan Mempermalukan Diri SendiriSemua mata tertuju pada selembar surat yang dibawa oleh sang Menteri.Lalu Menteri pertahanan berkata, "Jendral George. Ini adalah surat penyerahan kekuasaan atas semua perusahaan milik anda. silahkan ditandatangani,"Sang Menteri menyodorkan surat itu ke hadapan George.Lantas ia menerima surat tersebut dan membacanya secara seksama.Mata George pun berbinar. Merasa tak percaya. Seakan semua adalah mimpi yang terwujud jadi nyata dalam sekejap mata.Setelah penandatangan selesai, seluruh pejabat di ruangan itu bertepuk tangan. Menandakan kini George telah kembali menjadi pemilik perusahaan yang sah."Selamat Jenderal, kini kepemilikan Harvest Group telah kembali ke tangan anda. Semoga kejayaan perusahaan anda senantiasa bersinar kembali," ucap Menteri pertahanan, seraya berjabat tangan dengan George.George tampak tersenyum sumringah menerima jabat tangan dari sang Menteri seraya berkata, "Terima kasih banyak sudah memberitahukan saya. Saya sangat mengapresiasi atas kejujuran Bapak da
Terakhir Diperbarui: 2024-03-13
Chapter: Kembalinya Perusahaan Milik GeorgeSementara itu di saat George baru sampai di Markas besarnya. Seorang Pengawal seketika membukakan pintu mobil dan menyambut kedatangan Sang Jenderal. Di depan kantor, telah berjejer rapih para prajurit penjaga. "Kepada Panglima besar, hormat gerak!" seru seorang prajurit di ujung barisan. Mereka serentak melakukan penghormatan militer. George membalas memberikan penghormatan. Lalu melangkahkan kaki menuju ke pusat halaman markas. Secara tak sengaja, Veronica mengendarai mobil di depan markas. Ia tak sengaja melihat suaminya yang tengah disambut oleh puluhan prajurit. "Loh, itu kan George? benarkah dia?!"Lalu Ia mengucek matanya untuk memastikan. "Tidak mungkin. Dia tidak mungkin memiliki pangkat setinggi itu! dia kan cuma pengangguran ..." Ucap Veronica dengan memandang penuh keheranan.Di halaman kantor, Seorang Letnan Kolonel menyodorkan tangan kepada George. "Selamat Siang Jendral, kami sangat senang anda telah kembali lagi ke dalam kesatuan," ucap Letkol Herry. "Terima k
Terakhir Diperbarui: 2024-03-08
Chapter: Kembali Memimpin SatuanMatteo tersenyum kecut, tampak ia sedang menahan rasa sakitnya. Namun ia berusaha berdiri tegak. Dengan posisi menantang.Walau kakinya meneteskan darah, Matteo berjalan dengan menyeret satu kakinya menghampiri George. Mereka saling berhadapan dengan membusungkan dada."Kau ingin menghabisi ku? Hahaha! Jangan bermimpi!" Matteo meremehkan. Tiba-tiba ia menyemburkan air liur dari mulutnya.Cuih!George seketika mengelak dengan memiringkan badan menghindari cipratan air liur. Lalu ia kembali tegak.George masih menatap tajam, lalu berkata, "Kau pikir kau hebat?!""Ini untuk Ayah Dan Ibuku!"Cekrek! (Suara senjata yang dikokang)Tiba-tiba ia mengarahkan senjata ke kepala Matteo. Dan Matteo merespon dengan mengarahkan senjata ke kepala George. Mereka saling menodongkan senjata."Ayo, tembak! Haha!" Teriak Matteo, terus menantangnya. Kecepatan tangan mereka sangat dipertaruhkan dalam situasi ini.Sementara di luar bangunan tua itu, suara tembakan terdengar saling bersautan. Di dalam se
Terakhir Diperbarui: 2024-02-29
Chapter: Pembalasan Pasukan militer seletika bersiap siaga. Lalu bersembunyi di balik mobil lapis baja. Tampak sekelompok orang berdiri di sudut jalan. Mereka tampak seperti seorang tentara dan terlihat bersenjata lengkap. Tiba-tiba seseorang menembakkan senjata ke udara. Hal itu memicu tindakan balasan dari pasukan George. Seketika tembakan balasan dilepaskan oleh salah satu anggota. George lantas memberikan komando melalui HT. "Tenang! jangan bertindak gegabah! Kita beri waktu agar mereka pergi sebelum kita membalasnya!""Siap laksanakan Jenderal!" Jawab pasukannya. Namun di saat para pasukan militer telah menahan. Seorang mafia tersebut melakukan tindakan nekat dengan mencoba masuk ke dalam barisan pasukan. Tiba-tiba, suara histeris terdengar dari dalam rumah. "Tolong!" "Tolong!"Suara itu semakin jelas terdengar. Dan seketika muncul seorang pria menodongkan senjata di atas kepala seorang wanita paruh baya. Ternyata wanita itu adalah Jenny. Alangkah terkejutnya George mengetahui hal itu. I
Terakhir Diperbarui: 2024-02-28
Chapter: Menjemput MatteoGeorge hanya diam mendengar ucapan tak berguna dari mulut Matteo. Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna biru dengan pengawalan ketat datang, lalu memarkir di depan rumah dinas Matteo. Di depan rumah dinas itu. Suasana telah ramai dipenuhi para prajurit bersenjata lengkap. Seorang pria bertubuh tegap dengan baju dinas lengkap dengan lencana keluar dari mobil yang dijaga ketat oleh beberapa ajudannya. Ia memperhatikan sekitar yang dipenuhi oleh prajurit bersenjata lengkap. hal itu membuat Sang Brigadir Jendral bertanya-tanya. Matteo berjalan tergopoh gopoh keluar rumah dan menyambut Brigjen Hady. "Selamat pagi Brigjen Hady, saya sudah menunggu kedatangan anda, saya ingin menunjukkan bahwa ada salah satu oknum tentara yang mencoba mengusik rumah saya!"Brigjen Hady tampak mengerutkan keningnya. "Tapi, sebelumnya saya ingin bertanya dulu dengan anda. Ada kejadian apa hingga banyak tentara bersenjata lengkap di sekitar sini?" tanya Brigjen Hady. "Saya tidak mengerti mengapa ok
Terakhir Diperbarui: 2024-02-27
Chapter: Mimpi Buruk MatteoMendengar apa yang diucapkan George, membuat sang Komandan terkejut. "Ti-tidak. Saya tidak mungkin membiarkan Bapak Menteri dibunuh oleh anda," Lalu dengan segera sang Komandan memerintahkan anak buahnya."Cegah dia. Jangan sampai kejadian tidak diinginkan terjadi di sini!""Siap komandan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah memegangi kedua tangan George. Namun kekuatan dua pria bertubuh kekar itu pun tak sanggup mengalahkannya. George dengan mudah menjatuhkan kedua penjaga tersebut. Dua pria itu jatuh tersungkur setelah kedua tangannya dipelintir oleh George. Melihat kedua anak buahnya tak berdaya, Sang Komandan mengarahkan sepucuk senjata ke arah kepala George. "Jangan bergerak. Atau peluru ini akan menembus kepala anda Jenderal," ancam sang Komandan. "Kamu berani melawanku?!" seru George, membentaknya. "Hahaha ... kau pikir saya akan menurutimu?! saya sudah mengabdi kepada Tuan Matteo selama 10 tahun. Dan aku tidak akan mengkhianatinya,""Dan saya juga yang me
Terakhir Diperbarui: 2024-02-27