Beranda / Pernikahan / DENDAM SANG PANGLIMA / Pembantaian Keluarga Adam

Share

Pembantaian Keluarga Adam

Penulis: F Azzam
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-22 07:58:09

Langkah Adam akhirnya terhenti di sebuah jalan buntu. Tak ada pilihan, akhirnya Adam berbalik badan menghadapi dua pria bertubuh tegap tersebut.

Mereka melangkah mendekatinya. Merasa terancam. Adam seketika mengeluarkan kuda-kuda penyerangan.

"Jangan mendekat!" Seru Adam, seraya mempersiapkan tinjunya.

Tiba-tiba, kedua perwira tentara tersebut menjatuhkan kedua lututnya di hadapan Adam.

Sontak saja Adam terkejut melihatnya.

"Kami mohon Jendral, Kembalilah bersama kami dalam tubuh Kesatuan Militer nasional! Tanpa komando dari mu. Sangat sulit bagi kami untuk meredam pemberontakan di wilayah timur. Belum lagi gangguan yang kami harus hadapi dari para mafia yang mengganggu keamanan nasional!"

Adam tampak mengerutkan keningnya melihat perilaku mereka. Ditambah lagi segala ucapan mereka yang tak sekalipun Adam mengerti setelah hilang ingatan.

Selama ini, tak sekalipun orang yang menghormatinya hingga berlutut di hadapannya.

Lantas Adam mengangkat bahu kedua perwira tersebut agar berdiri. Lalu berkata, "Sudah–sudah. Sungguh aku tak mengerti apa yang kalian katakan."

"Aku tidak pernah menjadi anggota militer. Dan aku tak menyukainya."

"Sekarang, biarkan aku pergi. Dan kalian tak perlu lagi mencari keberadaanku!" ucap Adam kepada dua perwira militer tersebut.

Lalu Adam melangkah begitu saja meninggalkan mereka. Namun dua perwira tersebut berdiri kembali dan terus saja mengikutinya.

"Jendral Adam! Tunggu!"

Mendengar namanya disebut, Adam berbalik badan memandang kedua orang itu.

"Dari mana kalian tau nama saya?" tanya Adam.

Kedua orang tersebut menundukkan kepala di hadapan Adam dan berkata. "Kami tidak berbohong Jendral. Anda adalah yang kami cari selama ini. Sebuah insiden telah membuat anda cidera dan kehilangan ingatan."

Namun belum juga mereka selesai berbicara. Adam memotong pembicaraan.

"Cukup! Hentikan bualan kalian. Otak saya tidak mungkin mampu mengomando pasukan kalian. Aku ini hanyalah pekerja serabutan!"

Kemudian Adam kembali berbalik badan dan melangkah pergi begitu saja.

Hingga berada di persimpangan jalan. Ia merasa bingung untuk menuju ke rumah orang tuanya.

Tiba-tiba dua orang itu sudah berada di sampingnya.

"Anda mau kemana Jendral Besar? Biar kami antar," ucap salah satu pria tersebut yang bernama Letnan Lehman.

Karena Adam tak memiliki sepeserpun uang. Akhirnya ia bersedia walau sebenarnya ia terpaksa.

"Saya ingin ke desa Houston. Kalian mau mengantar saya ke sana?" Tanya Adam, mempertegas.

"Tentu saja Jendral. Kami bersedia dengan senang hati," ucap Letnan Lehman.

"Baik, sekarang antar saya kesana!" ucap Adam.

Dan seketika dua pria tersebut berlari ke arah mobilnya. Dan segera menuju ke hadapan Adam.

"Siap Jendral, sekarang kami sudah siap mengantar anda menuju ke tujuan!" Seru Latnan Oktaf, rekan dari Letnan Lehman.

Lalu Adam melangkah dan memasuki mobil Range Rover anti peluru yang telah disiapkan.

Adam benar-benar tak menyangka ia bisa memasuki mobil yang biasa digunakan oleh para jendral militer.

Sesampainya di desa Houston. Tepat di depan rumah orang tuanya.

Adam turun dari mobil dan dua pria tersebut turut keluar dari mobil. Adam lantas berbalik badan dan berkata.

"Sudah! Cukup! Ini adalah privasi saya! Kalian cepat pergi!" seru Adam.

"Ta–tapi Jendral..." Ucap Letnan Oktaf.

"Jangan membantah! Sekarang kalian pergi!" Seru Adam.

"Siap Jendral!" Dan dua pria itu langsung melangkah tergopoh-gopoh menuju ke mobil.

Di depan pekarangan rumah, Adam terus memandangi mereka.

Hal itu membuat mereka merasa grogi kepada Adam yang merupakan seorang Jendral besar. Dan Akhirnya mereka memilih untuk pergi.

Dan selepas kepergian mereka. Adam tak kuasa menahan tawanya. Ia terbahak-bahak menertawai perilaku dua tentara tersebut.

"Hahaha! Baru kali ini aku menemukan dua orang bodoh yang mau saja aku perintahkan!"

Adam yang masih tertawa lepas kemudian melangkah menuju ke dalam rumahnya.

Namun tawa itu seketika berubah menjadi kemurungan.

Rumah yang ia tinggalkan selama dua tahun semenjak menikah dengan Lusiana. Masih teringat jelas dalam ingatan. Namun hari ini, tak ada suara atau pun sapa yang terdengar dari rumah itu.

Ucapan salam tak satu pun ada sautan. Hal itu membuat Adam bertanya-tanya.

Lalu ia menyusuri setiap sudut rumah. Untuk mengetahui keadaan di dalamnya.

Di saat ia tengah melangkah, tiba-tiba ia dikejutkan oleh sebuah pecahan kaca yang berasal dari jendela.

Kaca jendela yang telah hancur seukuran tubuh manusia membuat Adam bertambah curiga.

Adam masuk melalui jendela yang telah berlubang tersebut. Lalu melangkahkan kaki perlahan menyusuri ruangan.

Terlihat bercak darah tertinggal di lantai ruangan.

"Ayah!"

"Ibu!"

"Irene!" Seru Adam, memanggil kedua orang tua dan adiknya.

Namun tak juga terdengar ada sautan.

Semakin ia melangkah lebih jauh, semakin ia menemukan sebuah petunjuk.

Bercak darah itu semakin mengarah ke sebuah kamar. Dan kamar itu adalah kamar kedua orang tuanya.

Di saat ia berdiri di depan kamar tersebut. Tiba-tiba perasaannya semakin bergejolak.

"Tidak mungkin! Semua ini pasti mimpi! Ayah! Ibu!"

Brakkk!

Adam langsung mendobrak kamar tersebut. Dan mendapati kedua orang tuanya yang telah tewas di atas kasurnya.

Tubuh mereka telah membengkak dan sebagian tinggal tulang. Menandakan kejadian tersebut telah lama berlalu.

Adam tak kuasa menahan tangisnya. Tak perduli tubuh itu dikerubungi ribuan belatung. Adam tetap memeluk kedua orang tuanya.

Di tengah kesedihan itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah dapur.

Adam langsung berlari menuju ke titik itu. Dan kali ini, Ia mendapati Irene (adiknya) telah mengalami gangguan jiwa.

Gadis itu terus berteriak saat Adam mendekatinya.

"Irene! Ini aku Adam!" Seru Adam, seraya perlahan mendekati.

"Tidak! Kamu bohong! Kamu pasti anak buah James! Kalian biadab!" Seru Irene. Kelopak matanya tampak menghitam dan sekujur tubuhnya tampak bergemetar ketakutan.

Adam tampak mengerutkan keningnya mendengar nama tersebut.

"James?" ucap Adam.

Ia mencoba mengingat siapakah seseorang yang disebutkan oleh adiknya tersebut.

"Irene, lihatlah, Ini aku. Adam, kakakmu!" seru Adam, terus mencoba menyadarkannya.

Namun tetap saja, sang adik yang telah mengalami gangguan jiwa tak dapat lagi mengenal dengan jelas.

"Pergi kamu!"

"Sudah cukup tubuh ini kalian nikmati!" Irene berteriak dan tiba-tiba melempar sebuah vas bunga.

Tak sengaja vas bunga itu menyentuh sebuah rekaman audio.

Dan seketika audio itu berbunyi. "Hey Adam Rudiant. Ini adalah aksi pembalasan atas pembantaian yang kau lakukan terhadap 100 pasukan mafia di kota Venice 3 tahun silam. Nikmatilah atas perbuatanmu! Salam dariku, James! Hahaha!"

Setelah mendengar rekaman audio itu. Adam Rudiant tak kuasa menahan amarah. Hingga urat-urat dari ototnya yang kekar tampak menyembul keluar.

Lalu ia melampiaskan kemarahannya dengan menghantam tembok rumahnya.

Brakk!

Tembok itu rubuh seketika dengan satu pukulan yang dikerahkan dari emosi yang membara.

"James! Aku tidak mengenalmu. Tapi aku akan mencari mu! Kau harus membayar semua perbuatanmu!!" Adam berteriak, dengan penuh emosi. Sebuah janji tertanam dalam jiwa.

Seluruh kekuatannya yang terpendam muncul di saat itu.

Bab terkait

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Mulai Membuka Mata

    Karena letak rumah orang tua Adam yang dikelilingi kebun yang luas. Membuatnya terpencil dan warga sekitar tak mengetahui adanya kejadian tersebut..Setelah peristiwa pembunuhan itu terungkap, polisi langsung berdatangan ke lokasi kejadian.Jasad dua orang tua Adam telah dibawa menuju rumah sakit kepolisian. Untuk dilakukan otopsi.Di sebuah ruangan rumah sakit jiwa, Irene terus berteriak hingga menggema ke penjuru ruangan."Kalian pembunuh! Kalian telah memperkosa saya! Kalian harus mati!"Adam berdiri di hadapan Irene hanya terpisah sebuah pagar besi.Kedua tangan Adam tampak mengepal erat. Dan tatapannya begitu tajam mengisyaratkan dendam."Tenanglah Irene, Aku akan membalaskan perbuatan mereka!" ucap Adam dengan berapi-api.Lalu ia berlalu dengan berjalan tergopoh-gopoh. Seakan hendak mengejar sesuatu.Setelah ia keluar dari rumah sakit, tiba-tiba terlihat ada dua orang mengikutinya dari belakang."Mereka lagi. Sudah ku bilang jangan mengikuti tetep saja mengikutiku," ucap Adam, m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Pertemuan Dengan James

    Adam mencoba mengingat kembali dengan semua peristiwa dalam hidupnya. Namun ingatannya hanya berjangka sebatas 3 tahun silam. Setelah dirinya tersadar dari koma.Sang Jendral yang tampak memakai pakaian lengkap dengan lencana dan tongkat komando kemudian kembali menghadap kepada Adam Rudiant."Jendral Adam, Saya merasa senang bisa bertemu dengan anda. Mari kita ke markas besar militer di Kota Houston. Keluarga besar Angkatan Bersenjata Nasional, terutama Kesatuan Pasukan Khusus 202 sudah menunggu kepulangan anda!" ucap Letnan Jendral Charles.Mendengar itu, Adam tampak tak tertarik. Namun di satu sisi. Ini adalah kesempatannya untuk membalaskan dendam terhadap semua orang yang telah merendahkannya. Serta membunuh keluarganya.Adam menganggukkan kepala lalu berkata, "Baik, aku akan ikut denganmu. Tapi aku meminta satu syarat!""Apa persyaratan itu Mayjen Adam?" tanya Letjen Charles."Setelah kamu membawaku ke markas besar kemiliteran. Tolong antarkan aku ke kota Venice. Karena aku akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Memukul Mundur

    Seketika dua pria tegap berpakaian militer lengkap dengan lencana melangkah dengan gagah ke tengah-tengah kerumunan. Mereka diiringi oleh beberapa Ajudan dengan senjata yang tersembunyi di balik baju. Lalu berhenti tepat di belakang posisi Adam berdiri.Sontak saja keluarga Any memandang penuh keheranan."Siapa mereka sebenarnya?""Mungkinkah mereka tamu undangan James. Tapi mengapa mereka seperti mengawal si gembel tengik itu?!""Tidak, tidak mungkin seorang tak berguna seperti Adam mempunyai power hingga memiliki koneksi para perwira untuk melindunginya!"Mereka tak berhenti mempertanyakan akan kejadian itu.Any menoleh ke arah James. Lalu bertanya sekali lagi, "James, aku bertanya padamu, kamu yang mengundang mereka?" Namun James tetap terdiam. Tampak wajahnya membatu memandang Adam yang telah berada di hadapannya.James semakin melangkah mundur dari posisinya. Untuk mendekati para pengawalnya yang berada di belakang.Setelah berada di samping seorang pengawal, James menoleh ke seo

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Pembalasan

    "Kau pikir aku akan menurutimu?!" "Aku akan membantai semua orang di rumah ini termasuk kau dan para ajudanmu! Pasukan! tembaki mereka semua!" teriak James, memerintahkan pasukannya.Seketika Pasukan Mafia mengarahkan senjata ke hadapan Adam dan seluruh orang di rumah itu. Mereka akan melakukan penembakan brutal.Semua orang di rumah itu berteriak histeris ketakutan. Mereka meringkuk di sudut ruangan. Namun tidak dengan Adam dan para ajudannya. Mereka berdiri tegap serta bersikap tenang tanpa sedikitpun goyah.James tertawa terbahak-bahak menunggu detik-detik penembakan. Ia begitu puas dan tak sabar melihat sebuah pembantaian."Wahahaha! cepat lakukan! Tembak mereka semua tapi sisakan Si wanita jalang itu! aku akan menikmati tubuhnya!"Para mafia akan segera menekan pelatuk senjata. tiba-tiba,Tapp!Dengan sangat cepat, hanya hitungan detik. Adam tiba-tiba telah berada di belakang James. Ia menyentuhkan ujung belati tepat di lehernya."Letakkan senjata kalian semua! atau akan ku koya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Datangnya Pasukan Mafia

    Mendengar ucapan tersebut, seketika dua pria tegap di belakang Adam maju ke hadapan. Namun Adam menahannya. lalu dua orang ajudan mundur kembali di belakangnya. "Ini tidak bisa dibiarkan Jendral,""Dia sudah berani menghina anda," ucap salah satu Ajudan. Jhony menimpali ucapan Ajudan tersebut. "Haha! Jendral? cukup bagus juga kebohongan kalian!"Any menyauti Jhony, "Jangankan menjadi Jendral. untuk selevel bintara saja dia tidak pantas. Sudahlah, jangan berpura-pura di depan kami. saya tau kalian hanya bersandiwara agar si Sampah itu tidak terus-menerus terhina!"Adam hanya diam mendengar ucapan tak berguna dari mulut mereka. Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna biru dengan pengawalan ketat datang lalu memarkir di depan rumah. Suasana masih ramai dipenuhi para prajurit bersenjata lengkap, Paska penangkapan Sang gembong mafia. Seorang pria bertubuh tegap dengan baju dinas lengkap dengan lencana keluar dari mobil dijaga ketat oleh beberapa ajudannya. Ia memperhatikan sekitar

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Pembalasan Atas Kejahatan James

    para pasukan militer bersembunyi di balik mobil lapis baja. Tampak sekelompok mafia masih berdiri di sudut jalan. Mereka terlihat seperti tak memiliki rasa takut. Tiba-tiba salah satu mafia menembakkan senjata ke udara. Hal itu memicu tindakan balasan dari pihak tentara. seketika tembakan dilepaskan oleh salah satu anggota. Adam seketika memberikan komando melalui HT. "Tenang! jangan bertindak gegabah! Kita beri waktu agar mereka pergi sebelum kita membalasnya!""Siap laksanakan Jenderal!" Jawab para pasukan. Namun di saat para pasukan militer telah menahan. Seorang mafia secara diam-diam melakukan tindakan nekat dengan mencoba masuk ke dalam rumah Any melalui pintu belakang. Di saat para pasukan militer tengah memusatkan perhatian pada segerombolan mafia di sudut jalan. Tiba-tiba, suara histeris terdengar dari dalam rumah. "Tolong!" "Tolong!"Suara itu semakin jelas terdengar. Dan seketika muncul seorang pria menodongkan senjata di atas kepala seorang wanita. Dan wanita it

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Pasukan Mafia Terdesak

    James menyembunyikan rasa sakitnya di balik senyum menyeringai. lalu ia berdiri tegak seakan menantang.Walau kakinya meneteskan darah, James berjalan dengan menyeret satu kakinya menghampiri Adam.Lalu mereka saling berhadapan dengan membusungkan dada."Kau ingin menghabisi ku? Hahaha! Jangan bermimpi!" James meremehkan Adam.Tiba-tiba ia menyemburkan air liur dari mulutnya.Cuih!Adam seketika mengelak dengan memiringkan badan menghindari air liur dari mulut James. Lalu ia kembali tegak.Adam masih menatap tajam, lalu berkata, "Kau pikir kau hebat?!""Ini untuk Ayah Dan Ibuku!"Cekrek! (Suara senjata yang dikokang)Tiba-tiba ia mengarahkan senjata ke kepala James. Dan begitu juga James merespon dengan mengarahkan senjata ke kepala Adam.Mereka saling menodongkan senjata."Ayo, tembak! Haha!" Teriak James.Kecepatan tangan mereka sangat dipertaruhkan dalam situasi ini.Sementara di luar bangunan tua itu, suara tembakan terdengar saling bersautan. Antara Pasukan militer dengan para ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • DENDAM SANG PANGLIMA   Terungkapnya Jati Diri Adam

    James beserta pasukan Mafia digiring ke penjara khusus di kota Houston. Berdekatan dengan Markas kemiliteran.Sementara itu, iringan mobil yang membawa Adam dan Lusiana telah sampai di Markas besar kemiliteran. Seketika seorang Pengawal membukakan pintu mobil dan menyambut kedatangan Sang Jenderal. Di depan kantor, telah berjejer rapih para prajurit penjaga. "Kepada Panglima besar, hormat gerak!" seru seorang prajurit di ujung barisan. Mereka serentak melakukan penghormatan militer. Adam membalas memberikan penghormatan. Lalu melangkahkan kaki menuju ke dalam kantor. Di belakang Adam. Lusiana tampak terheran-heran. "Benarkah dia suamiku?""Aku benar-benar tak menyangka dia segagah ini!" Ucap Lusiana, dengan memandang penuh senyuman. wajahnya tampak berseri. Di dalam kantor, Seorang Letnan Kolonel menyodorkan tangan kepada Adam untuk menyambutnya. "Selamat Siang Jendral, kami sangat senang anda telah kembali lagi ke dalam kesatuan. silahkan masuk," ucap Letkol Herry. "Terima k

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15

Bab terbaru

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Tertangkap

    Wanita itu tampak begitu agresif kepada Adam. Membuat Adam semakin geram kepadanya."Aku tidak mengenalmu!""Pergi Kamu!" Adam membentak wanita itu.Namun perempuan itu semakin tak terkendali layaknya seorang pemabuk."Sayang, jangan begitu dong. Kamu kan sudah menyewa jasaku. Harusnya kamu menerima aku untuk melayani kamu...""Pergi!" Tiba-tiba Adam mendorong wanita itu lalu melangkah pergi begitu saja.Ia meninggalkannya di luar gerbang seorang diri.Namun sebenarnya, wanita itu tidaklah datang seorang diri.Ia melirik sambil tersenyum seseorang di sisi jalanan yang tengah merekam video.Lalu ia memberikan sebuah jempolnya yang menandakan semua berjalan dengan lancar.***Adam kembali ke dalam pagar dan menghampiri Lusiana yang tengah berdiri menunggunya di pekarangan."Ada apa sih? Kenapa ada suara seorang wanita?" tanya Lusiana, khawatir."Orang gila baru saja datang di rumah kita. Abaikan, Kita masuk saja ke rumah," ucap Adam.Lusiana yang penasaran tiba-tiba melangkahkan kaki ke

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Mertua Jahanam

    Mendengar permintaan Any, Lusiana dan Adam saling bertatapan.Lalu Lusiana kembali menatap Any seraya menggelengkan kepala. "Aku gak tau lagi harus berbicara apa. Jumlah itu terlalu besar. Untuk apa uang sebanyak itu ma?"Any lantas menjawab, "Sejujurnya, mama terpaksa meminjam uang kepadamu. Dikarenakan Mama memiliki hutang pada bank dan harus diganti dalam satu bulan ini.""Astaga, hutang untuk apa ma?" tanya Lusiana."Mama baru saja membeli mobil baru. Mobil yang lama sudah reot. Mama malu membawanya," Ucap Any.Mengetahui hal itu, Lusiana semakin murka terhadap Any. Kehidupannya yang terlalu hedonis membuat Any terjebak ke dalam jeratan hutang."Mama sangat keterlaluan. Padahal mobil mama masih bagus dan layak pakai. Kenapa Mama mudah sekali membuang-buang uang untuk suatu hal yang kurang berguna!" Seru Lusiana."Mama malu, Teman-teman arisan Mama sudah memiliki mobil baru yang mewah. Tapi mama, selama 3 tahun ini belum mengganti mobil baru," Jawab Any.Mendengarnya ucapan Any, me

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Any Meminjam Uang

    Setelah memakan waktu setengah jam perjalanan, mobil yang membawa Adam telah tiba di AR Hospital.Mereka keluar dari mobil lalu seorang penjaga keamanan seketika menghampiri."Selamat datang pak Adam dan ibu Lusiana," Ucap penjaga keamanan tersebut."Terima kasih, apakah semua sudah berkumpul di ruang rapat?" tanya Adam."Sudah pak. Silahkan bapak menuju ke sana. Karena seluruh petinggi sudah menunggu bapak," Ucap sang petugas keamanan.Lalu Adam berbalik badan dan menatap Lusiana yang tengah duduk di bangku tengah."Lusiana, kamu mau ikut denganku ke dalam?" tanya Adam.Lusiana tampak tengah memperhatikan ponselnya. Namun ia seketika berbalik arah memandang Adam dan berkata."Tidak, biar aku akan menunggumu saja. Aku sedang berkomunikasi dengan keluarga," Ucap Lusiana."Baik, tak apa. Kamu tunggu saja di sini. Aku akan kembali beberapa jam lagi," Jawab Adam."Aduh, apakah bisa sedikit dipercepat?""Aku harus ke rumah mama. Karena keadaan mama sedang tidak baik-baik saja," ucap Lusian

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Panggilan Any Kepada Lusiana

    Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Kematian Dasvanco Dan George

    Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Penyergapan Di Gedung Tua

    Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Target Selanjutnya

    Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Benih Pertarungan

    12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi

  • DENDAM SANG PANGLIMA   Sang Provokator

    Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak

DMCA.com Protection Status