Athur Paker, seorang mahasiswa sekaligus ceo di perusahaan ternama di dunia yang memiliki sifat dingin. Dia lelaki yang sangat ahli dalam bermain pisau, dia juga lelaki yang suka dengan darah. Sehari saja dia tidak bermain dengan darah maka nafasnya akan sesak dan tubuhnya akan melemas. Namun saat bertemu dengan Shena, dia langsung tertarik dengan gadis itu, gadis yang cantik dan manis yang sangat ceria. Shena yang sama sekali tidak tertarik dengan pacaran, menolak Athur mentah-mentah saat laki-laki itu mengajaknya pacaran. Namun bukan Athur namanya kalau tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, dia memaksa Shena untuk menjadi miliknya, walaupun Shena tidak menginginkannya sama sekali. Shena yang awalnya hidup baik-baik saja, berubah menjadi sangat rumit karena kehadiran Athur si psikopat tersebut. Dia tidak bisa lari dan tidak bisa pergi dari Athur. Namun siapa sangka mereka berdua dulu adalah teman kecil? Apa yang akan terjadi jika Shena tau Athur adalah teman kecilnya? Masalah apa yang akan Shena dapatkan setelah mengetahui semua tentang Athur?
View MoreShena berjalan menuju kelasnya dengan cepat, dia baru saja pulang dari kerja part time di salah satu rumah makan sebagai pelayan. Ia tak sempat untuk mandi ketika sampai di rumah tadi, untungnya dia membawa parfum dengan aroma yang enak untuk di hirup dan tahan lama.Sampai di kelas Shena melihat sudah banyak murid yang datang membuatnya segera mencari tempat duduk sebelum dosen datang, tapi hanya ada dua tempat duduk yang kosong, satu di samping Athur dan satu lagi di samping Eric, kawan satu SMAnya dulu. Shena binggung ingin duduk di mana. Dia menatap Athur dan Eric bergantian, namun saat melihat wajah Athur yang datar dan sedang meliriknya tajam, membuat Shena berjalan menuju meja Eric. Dia teringat dengan kejadian kemarin betapa anehnya tingkah Athur kepada dirinya."Gue duduk di sini yah," ucap Shena meminta izin terlebih dahulu sebelum duduk."Disini ada Victor," ucap Eric."Ahh... Victor duduk sama Athur ajalah," seru Shena mengangkat tas Eri
Athur merenggangkan ototnya yang terasa pegal, pasalnya pulang dari kampus tadi dia langsung berkuntat dengan berkas-berkas di kantornya. Memang benar Athur belum lulus kuliah, tapi dia sudah di beri tanggung jawab oleh ayahnya sebagai pimpinan di perusahaan ayahnya. Awalnya dia merasa dia tidak mampu dalam mengelola perusahaan ayahnya, tapi setelah dia pelajari sendiri dia mulai paham dengan kinerja perusahaannya bagaimana dan sekarang sudah bisa mengurus perusahaan ayahnya sendiri. Setelah selesai memeriksa semua berkas, Athur merapikan berkas-berkas tersebut lalu bangkit dari bangkunya dan bergegas pulang. Dia merasa tubuhnya sangat butuh tempat tidur yang sangat nyaman sekarang. Sepanjang jalan menuju parkiran, ia mendapat sapaan dari beberapa karyawannya, terutama karyawan perempuannya, yang suka sekali menebar
"Aiss... pak Andi merepot sekali sih nyuruh cari referensi pakai buku perpus segala, ahh."Shena berjalan mengelilingi perpustaan untuk mencari buku referensi yang disuruh pak Andi. Pasalnya saat dia maju tadi, ada yang kurang lengkap, membuat Shena harus menglengkapinya sekarang juga, padahal sebelum pak Andi sadar dengan kekurangan tugas Shena, dia sudah mengatakan bagus. tapi saat di bacanya ulang dia menyadari kekurangan itu."Haahhh.... Keselll mana gue laperr lagi ah!" Shena mulai kesal, kepalanya seketika ingin meledak karena buku yang dia cari tidak kunjung ketemu. Dia memilih untuk duduk menyender meluruskan kaki sambil membaca ulang jurnalnya.Namun saat membaca jurnal, Shena tiba-tiba teringat dengan Athur yang mungkin sekarang sedang duduk sendiri di dalam kelas. "Ath
Setelah turun dari bis, Shena berlari menuju kelasnya. Dia melirik jam di tangannya sekilas, yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi, yang artinya kelas sebentar lagi akan segera di mulai. Namun saat melihat kelasnya, terlihat masih banyak yang keluar masuk, dan masih banyak juga yang duduk di taman depan kelasnya, membuat Shena berjalan santai sambil memasukkan tangannya di saku celananya."Pagi kak Rangga yang ganteng," sapa shena pada salah satu lelaki yang sedang berjalan bersama tema-temannya di lorong menuju kelasnya."Pagijuga Shena yang cantik," balas Rangga dengan senyum yang mengembang lebar, hingga lesung pipinya terbentuk."Yang di sapa cuman Rangga nih? Mentang-mentang cuman Rangga yang ganteng," ucap lelaki yang berada di samping Rangga bernama Sagara.
Shena Caroline, seorang Wanita yang baru saja turun dari bis sambil memainkan ponselnya itu, baru saja pulang dari kerja part timenya di tengah kota."Kok engga ada lowongan kerja buat pagi hari sih," ucap Shena Sambil menatap ponselnya mencari pekerjaan. Pasalnya ia masih seorang mahasiswa yang bekerja serabutan di kafe-kafe dan di rumah makan, tapi itu hanya berlaku pada malam hari di waktu-waktu tertentu. Dia ingin mencari pekerjaan lagi untuk di pagi hari, karena bulan ini jadwal kuliahnya banyak di siang hari, jadi dia ingin memanfaatkan pagi hari untuk bekerja sekalian sedikit berolah raga. Shena menggaruk-garuk kepalanya, ia sangat merasa frustasi karena ia sangat membutuh uang sekarang, untuk membayar sewa rumah."Loh kok malah ke hutan," kaget Shena saat menyadari kalau yang dia lewati bukan jalan menuju rumahnya, melainkan jalan menuju hutan yang cukup jauh dari tempat tinggalnya."Ahh... Begok banget sih, padahal ud
Shena Caroline, seorang Wanita yang baru saja turun dari bis sambil memainkan ponselnya itu, baru saja pulang dari kerja part timenya di tengah kota."Kok engga ada lowongan kerja buat pagi hari sih," ucap Shena Sambil menatap ponselnya mencari pekerjaan. Pasalnya ia masih seorang mahasiswa yang bekerja serabutan di kafe-kafe dan di rumah makan, tapi itu hanya berlaku pada malam hari di waktu-waktu tertentu. Dia ingin mencari pekerjaan lagi untuk di pagi hari, karena bulan ini jadwal kuliahnya banyak di siang hari, jadi dia ingin memanfaatkan pagi hari untuk bekerja sekalian sedikit berolah raga. Shena menggaruk-garuk kepalanya, ia sangat merasa frustasi karena ia sangat membutuh uang sekarang, untuk membayar sewa rumah."Loh kok malah ke hutan," kaget Shena saat menyadari kalau yang dia lewati bukan jalan menuju rumahnya, melainkan jalan menuju hutan yang cukup jauh dari tempat tinggalnya."Ahh... Begok banget sih, padahal ud
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments