Share

95. Buntalan Kain

“Kalian berdua kembali lah ke Astagina! Katakan pada Gusti Prabu aku melakukan penyelidikan di Candikapura!” titah Arya pada dua orang pengawal yang senantiasa mengikutinya kemana pun ia pergi.

“Tapi, Gusti. Kami diminta untuk terus membersamai Gusti Patih....”

“Ini perintah! Aku ini Patih, aku bisa menjaga diriku sendiri!” potong Arya. Bagaimana pun ia merasa rikuh terus diikuti oleh dua orang pria bertubuh kekar itu. Ia lebih merasa menjadi anak bangsawan yang tak bisa apa-apa dari pada Patih Astagina.

“Sendika, Gusti!”

Tak ada lagi yang bisa didebat. Arya mengeluarkan kata-kata andalan seorang junjungan. Kedua pengawal itu menunduk memberi hormat, lalu mundur dan meninggalkan Arya tepat di gerbang Kadipaten Astakencana.

“Aswabrama, sepertinya kali ini kita akan berpetualang berdua saja. Aku akan menjadi diriku yang sebenarnya. Tanpa segala perhiasan dan pakaian tak penting ini,” gumam Arya pada kudanya. Aswabrama menggeram perlahan saat Arya mengusap kedua sisi wajahnya.

Arya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status