Share

101. Nestapa Rara Anjani

Prabu Ranajaya keluar dari bilik Rara Anjani sambil mengusap peluh di dahinya. Sudut bibirnya mengurai senyum picik namun juga penuh kepuasan. Baru kali ini ia merasa telah merudapaksa selirnya sendiri. Tangisan dan penolakan justru membuat pria itu makin bergairah.

Rara Anjani hanya bisa menangis di tepi pembaringannya. Pakaian dan riasannya compang-camping. Gincu merah di bibir sudah tak berada di tempatnya semula. Seluruh otot di tubuhnya terasa hancur, belum lagi rasa perih di organ intimnya. Perempuan itu merasa begitu hina sekarang.

Rara Anjani bangkit dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Entah karena merasa bernoda, perempuan itu ingin sekali bertemu dengan air. Sebuah wadah penampungan air menjadi sasarannya kini. Ia naik dan segera menenggelamkan dirinya ke wadah itu.

“Sepertinya lebih baik aku mati saja. Tenggelam dalam penampung air rasanya terdengar cukup bagus sebagai penyebab kematian,” batin Rara Anjani setelah ujung rambutnya masuk sepenuhnya ke dalam air.

Peremp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status