Share

92. Lembat Brabat

“Sepertinya kita harus cepat, Kakanda.” Sanggageni menatap Ki Bayanaka dengan tatapan kecemasan yang dalam. Ia tak ingin menjerumuskan putranya dalam dosa di bawah paksa Astagina. Bagaimana pun Arya hanya seorang remaja yang jauh dari bijaksana.

“Benar, tapi kita tetap tak boleh gegabah. Jangan sampai Arya bertindak lebih dahulu dan melenceng dari rencana,” timpal Ki Bayanaka.

“Legawa, bagaimana kondisi Baka Nirdaya?” tanya Sanggageni.

“Itu lah yang ingin aku sampaikan mengapa aku memilih tempat ini untuk bertemu. Markas kita di selatan lereng Payoda sudah riskan. Musuh bisa kapan pun menyerang bahkan menyelinap dan menghancurkan dari dalam,” terang Legawa.

“Apa yang terjadi? Bagaimana musuh bisa tahu markas kita?” Sanggageni mengepalkan kedua tinjunya. Sudah pasti ada yang tak beres selama sepeninggalnya dari padang Kalaha tempo hari. Selama itu pula ia tak pernah berurusan dengan Baka Nirdaya, meski sesungguhnya ia adalah pimpinan yang sah.

“Apa Tuan ingat Patria?”

“Maksudmu, p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status