Beranda / Romansa / Cool Husband / Rumah Megah Hadinata

Share

Rumah Megah Hadinata

Penulis: Dewi Atika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-05 11:58:46

Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.

Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.

Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.

Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara berbangga hati. Sebaliknya, ia seringkali aktif sebagai perwakilan kampus dalam mengikuti berbagai kompetisi. Melompat dari kejuaraan yang satu kepada kejuaraan yang lainnya, membuat nama Kiara dikenal bukan hanya sebagai gadis yang memiliki paras cantik namun juga cerdas.

"Jadi hari ini, kita sudah mendapatkan laporan dari kepolisian bahwa kemungkinan salah satu keluarga Hadinata akan dipanggil untuk menjadi saksi kasus Jiwabraga. Kiara, Diska dan Samuel ke rumah Hadinata, sebisa mungkin dapatkan komentar mengenai pernyataan dari kepolisian ini" perintah Adeline, seorang Redaktur Pelaksana.

Instruksi tersebut cukup jelas, namun setelah mereka tiba di kediaman Hadinata ternyata perusahaan pers tempat Kiara bekerja tidak dibiarkan menjadi wakil pers sendirian. Ada cukup banyak wartawan yang lain juga menunggu didepan rumah Hadinata. 

Pagar hitam tinggi dengan ukiran bergaya Eropa ditambah warna keemasan pada setiap detailnya tampak glamor. Namun di depan pagar itu, tidak terlihat rumah Hadinata. Jalan panjang setelah masuk pagar dan tanaman disamping kanan dan kiri jalan itu menyadarkan bahwa bentuk kediaman Hadinata seperti jalan menuju istana diujung sana. 

"Kita tidak bisa masuk sepertinya," ucap Samuel setelah berusaha bertanya pada salah satu Security disana.

Meskipun Kiara sendiri tidak begitu yakin mengapa ada Security yang mengenakan pakaian jas khusus hitam dan putih. Mereka semua tampak seperti bodyguard dimata Kiara.

Diska melihat setiap orang yang ada disekelilingnya, "Itulah alasan mengapa mereka semua hanya berdiam diri disini, kan?"

"Aku bertanya pada security hanya untuk memastikan, kenapa kita tidak boleh masuk." Samuel sepertinya mulai jengah dengan ucapan Diska.

Kiara mendecakkan lidah lalu bertanya, "Alasannya?"

"Mereka tidak mau menemui seorang wartawanpun dirumahnya," jawab Samuel cepat.

Akhirnya mereka memilih duduk bertiga dan menganalisis lagi pernyataan dari kepolisian bahwa ada kemungkinan keluarga Hadinata akan dipanggil untuk diperiksa. Semua saksi yang akan diperiksa disebutkan dengan jelas oleh Kepolisian, terkecuali keluarga Hadinata. 

Sepertinya Kiara harus menelepon salah satu polisi yang memberikan pernyataan kemarin dan menanyakan ulang kelanjutan dari makna 'kemungkinan'. Ketika berbicara mengenai kemungkinan artinya tidak ada kepastian absolut.

Sepertinya Kiara enggan untuk berhadapan dengan hal-hal seperti itu. Dan semakin Kiara dihadapkan dengan ketidakpastian dari narasumbernya maka nalurinya sebagai seorang jurnalis semakin tajam untuk mendapatkan jawaban yang pasti.

Beberapa orang berlindung dalam setiap kemungkinan yang ada, sederhana saja mereka takut dimintai pertanggungjawaban atas segala hal yang telah diungkapkannya. Namun bukankah resiko akan selalu melekat sepandai apapun kita menghindar dari banyak pilihan?

Setelah dua jam menunggu, mobil berwarna hitam legam muncul dari arah seberang. Kisaran harganya bisa dipastikan miliaran rupiah, dulu sewaktu kuliah Kiara sering menemani kakeknya untuk melihat-lihat pameran mobil.

Kiara tidak bisa melihat siapa yang ada dimobil itu, namun ketika mobil itu datang pintu gerbang dibuka dan penjagaan ketat oleh security yang lebih mirip bodyguard mafia eksklusif menurut Kiara itu menjalankan tugas mereka dan membungkuk hormat.

Tanpa Kiara sadari, dari dalam mobil ada seseorang yang tidak sengaja melihatnya. Marven langsung mengingat perintahnya kemarin kepada seseorang, "Kiara? Mengapa gadis itu ada disini?"

"Tuan Marven, Kiara Atmaja bekerja sebagai salah satu jurnalis atau wartawan di perusahaan pers INews," tatapan pria itu masih fokus pada menyetir mobil.

Marven memilih diam sejenak berpikir, "Salah satu bidang bisnis di anak perusahaan Global Media Corp?"

"Betul, Tuan Marven. Laporan yang kemarin diminta telah saya letakkan di meja Tuan Marven." 

Marven tidak menanggapi jawaban itu karena ia lebih penasaran terhadap detail informasi yang telah didapatkan tentang Kiara. Tibalah Marven diruang kerjanya yang luas dengan dominasi warna hitam yang menenangkan, dibuat senyaman mungkin oleh ibunya. Giani Hadinata tahu betul bahwa anak sulungnya itu lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang kerja.

Setiap informasi dari Kiara membuat Marven semakin penasaran dengan wanita itu, mengapa ia memilih semuanya dari bawah dan menjadi jurnalis? Jurnalis bukanlah pekerjaan yang diremehkan oleh Marven, namun dengan anak perusahaan yang ditinggalkan oleh ayah dan ibu dari Kiara sepertinya tidak sulit baginya untuk bisa berhasil.

Anak perusahaan milik Toro kini dikendalikan oleh Yordan, salah satu anak dari Toro Atmaja. Bukankah seharusnya Kiara yang mengambil alih dan meneruskan apa yang telah dibangun oleh ayahnya? Dan baru saja Marven melihat Kiara sedang berpanas-panasan di luar pagar rumahnya menggunakan nametag khas jurnalis. 

Ia terlihat lebih mencolok memang dibandingkan jurnalis lainnya, entah karena parasnya yang manis itu atau posisinya yang paling depan tadi untuk memastikan siapa yang ada di dalam mobil agar bisa dimintai keterangan. Entahlah yang pasti kini Marven sedang berpikir keras dan sibuk menerka apa yang ada dalam pikiran Kiara.

Masuk akal sekarang bagi Marven mengapa gadis itu menanyakan sesuatu mengenai Jiwabraga kepadanya. Namun tidak pernah ada berita yang menyangkutpautkan kasus itu dengan keluarga Hadinata. Legal officer dan lawyer khusus perusahaannya telah memastikan tidak akan ada berita buruk mengenai keluarga Hadinata.

Dalam dunia bisnis, rumor yang belum pasti akan mempengaruhi persepsi dan pandangan dari investor terhadap saham yang dimilikinya. Perkembangan informasi yang beredar dan belum tentu kebenarannya ini pernah membuat harga saham milik perusahaan keluarga Hadinata turun di titik yang paling rendah selama perusahaan mereka berdiri. 

"Marven, ada apa banyak wartawan diluar?" Giani masuk ke dalam ruangan.

Langkahnya sama sekali tidak terdengar oleh Marven karena terlalu fokus pada informasi yang didapat tentang latar belakang Kiara.

Marven tersenyum, "Jangan khawatir, Ma. Its all under control."

Giani selalu percaya apa yang dikatakan oleh anaknya, "Hari ini ada kursus musik Elena, kalau kamu tidak sibuk boleh temani dia? Katanya dia rindu kakaknya yang sibuk cari jodoh ini," ucap Giani sembari tersenyum menggoda Marven.

"Sibuk bekerja, Ma." Marven mengoreksi.

Giani meninggalkan Marven setelah terkekeh melihat anaknya yang mulai kesal saat digoda mengenai jodoh. Kertas yang memuat informasi tentang Kiara masih ada di mejanya, Marven membacanya kembali untuk menemukan titik terang. Gadis itu masih diluar tapi mampu membiarkan Marven meraba segala sesuatu tentangnya. 

Bab terkait

  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Cool Husband   Selamat Datang, Kiara!

    Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja."Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?""Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini.""Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan."Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Cool Husband   Pesona Kiara

    Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya.Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya."Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • Cool Husband   Tragedi Mengerikan

    Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi."Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main.Tak butuh waktu lama

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • Cool Husband   Awal Titik Temu

    Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus."Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03

Bab terbaru

  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

  • Cool Husband   Tragedi Mengerikan

    Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi."Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main.Tak butuh waktu lama

  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

  • Cool Husband   Pesona Kiara

    Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya.Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya."Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada

  • Cool Husband   Selamat Datang, Kiara!

    Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja."Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?""Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini.""Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan."Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak ak

  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

  • Cool Husband   Rumah Megah Hadinata

    Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara

  • Cool Husband   Awal Titik Temu

    Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus."Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belak

  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status