Beranda / Romansa / Cool Husband / Awal Titik Temu

Share

Awal Titik Temu

Penulis: Dewi Atika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-03 14:39:53

Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.

Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.

Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.

Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus.

"Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belakang cukup mengejutkan.

Kiara memandangi laki-laki itu untuk mengembalikan ingatannya sembari menjawab, "Ada sesuatu yang harus saya urus dulu."

Sudut bibir laki-laki itu tersenyum sinis, "Akan selalu ada saja alasan orang terlambat, bukan?"

"Hak anda berasumsi, tapi Anda siapa?" tanya Kiara setelah memastikan bahwa ia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu.

Tatapan laki-laki itu berubah menjadi dingin, "Hanya salah satu tamu." Ucapnya singkat lalu pergi dari tempat itu.

Baru saja sampai Kiara sudah dibuat sedikit kesal dengan orang sok kenal yang menyapanya tadi. Beberapa sepupu Kiara memang melanjutkan pendidikan di luar negeri namun Kiara masih ingat jelas masing-masing wajah mereka.

Jadi sepertinya orang tadi keliru ketika sedang menyapanya. Maksud Kiara di hotel itu bukankah ada beberapa ruangan? Bisa saja orang itu sedang mengigau dimalam hari atau alkohol membuatnya berbicara melantur. 

Kiara mengenyahkan pikiran tidak penting itu, lalu melenggang masuk menuju ruangan yang telah ditentukan oleh kakeknya.

"Selamat datang, Kiara sayang." Tanpa basi-basi Toro Atmaja langsung merangkul cucu kesayangannya.

Kiara melihat kakeknya dengan wajah riang, "Kiara kangen kakek" ucapnya sambil membalas rangkulan kakeknya.

Tanpa Kiara sadari, ruangan itu terasa lebih ramai daripada biasanya. Pandangan Kiara berpendar ke tiap sudut ruang yang ada disana. Matanya terhenti pada sosok laki-laki yang ia jumpai didepan tadi.

Tubuh Kiara seketika menegang, tidak ada yang salah dengan ucapan laki-laki itu tadi. Kiara memang terlambat namun bukan karena sengaja tidak menepati waktu, hanya saja memang benar ada beberapa urusan pekerjaan yang harus ia selesaikan sebelum pergi.

Menyadari arah tatapan dari cucunya, Toro Atmaja kemudian berjalan mengarahkan Kiara mendekat pada laki-laki yang sedang ditatapnya.

"Ini Marven Anggasta Hadinata, anak sulung dari keluarga Hadinata. Marven, ini Kiara cucu kesayangan kakek." Toro terkekeh pelan saat memperkenalkan cucu kesayangannya dengan bangga.

Hadinata? Sepertinya Kiara tidak asing mendengar nama itu. Tanpa ragu, Kiara menyambut uluran tangan Marven.

"Salam kenal, nona Kiara." Nada bicaranya masih terdengar sinis ditelinga Kiara.

Namun Kiara tetap tersenyum berusaha menghargai kakeknya, "Salam kenal, tuan Marven." Balasan Kiara tidak kalah dingin, bahkan orang akan tahu jika senyum hanyalah formalitas belaka.

Dari sebelah kirinya terdengar langkah kaki mendekat, "Oh ini cucu kesayangan om Toro," katanya lugas. Disampingnya berdiri seorang wanita anggun yang tersenyum ramah.

Meski tidak lagi muda, namun tubuhnya masih tegap dan penuh wibawa. Perempuan anggun yang ada disebelahnya memiliki wajah tenang namun tatapan matanya tajam dan yakin. Mereka pasangan yang sangat serasi. Tidak butuh waktu lama sepertinya untuk membuat seseorang merasa sungkan pada mereka berdua.

"Ah, Peter Hadinata. Perkenalkan ini cucuku, Kiara. Kiara ini Pak Peter dan Bu Giani, ayah dan ibu Marven sekaligus pemilik Hadinata Group." Toro mengenalkan Kiara dengan tegas namun sopan.

Hadinata Group? Kini semuanya tampak jelas bagi Kiara. Semua potongan demi potongan berita yang sempat ia baca mengalir begitu saja dalam benaknya. Bagaimana kelebihan dan keistimewaan dari Hadinata Group lalu dugaan kasus pencucian uang yang tidak pernah terekspos.

Berusaha menyembunyikan sesuatu dalam benaknya, kini Kiara menundukkan kepalanya sembari tersenyum tulus sebagai tanda sopan santun. Namun sejuta pertanyaan bernaung kembali kini.

"Om Toro jangan terlalu berlebihan begitu, Kiara bisa panggil kami om dan tante saja ya." Kini Peter yang langsung menanggapi ucapan Toro.

Setelah saling mengenal satu sama lain dengan Kiara, Peter mulai membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan bisnis kepada Toro. Mereka perlahan menjauh tentunya dengan Giani yang senantiasa mendampingi Peter.

Kiara menatap mereka menjauh ketika kakeknya mengisyaratkan untuk meminta waktu pergi lebih dulu dari sana untuk sementara. Kiara mengangguk lalu berakhirlah posisinya seperti sekarang ini, berhadapan dengan sosok laki-laki dingin bernama Marven.

Kiara berulang kali mengerjapkan mata menyadari betapa canggungnya posisinya dengan Marven sekarang.

"Tadi kita sempat bertemu didepan," kata Kiara bermaksud memecah keheningan.

Marven menatapnya, "Maksudmu yang waktu kau terlambat?"

Kiara sepertinya perlu meluruskan pola pikir laki-laki ini, "Maaf mengecewakan, tapi asumsi anda salah. Saya tidak pernah berniat untuk sengaja terlambat, memang ada beberapa hal yang harus saya urus."

Marven memicingkan matanya terlihat curiga, "Oh ya? Tampak sibuk sekali."

"Tentu saja, saya bukan tipe orang yang hanya bisa duduk diam dirumah menikmati harta dan pergi ke salon kapanpun saya mau," jawab Kiara spontan dengan kilat di matanya.

Bisa-bisanya nada bicara dari Marven membuat Kiara tersinggung. Marven terkesan sedang meremehkan Kiara dengan jelas sekali ketika ragu saat ada beberapa urusan yang harus Kiara kerjakan lebih dulu. Seperti tidak akan ada orang didunia ini yang bisa menandingi kesibukannya.

Menyadari bahwa jawaban Kiara mencerminkan seseorang yang sedang tersinggung, Marven langsung menanggapinya dengan santai dan senyum kecil disudut bibirnya.

"Ketus sekali, nona Kiara." Ujar Marven sembari melihat dengan seksama wajah wanita itu.

Gadis itu memiliki mata berwarna cokelat membuat kesan tenang ada dalam pribadinya, sisa anak rambutnya yang tergerai menghiasi telinga dan lehernya menambahkan kesan lembut. Kalung permata kecil yang digunakan menambahkan kesan anggun. Marven mendadak ingat dengan ibunya, wanita anggun yang selalu mendampingi ayahnya kemanapun Peter pergi.

Sosok yang sangat setia dan penyayang memang melekat pada diri ibunya. Bahkan sejak kecil, Marven tidak pernah sekalipun dimarahi oleh ibunya. Tidak peduli seberapa besar kenakalan yang dilakukan oleh Marven, ibunya cukup berbicara lembut padanya maka Marven sama sekali tidak ingin mengulangi perbuatan itu lagi.

Tampilan gadis itu memang benar mengingatkan Marven pada ibunya, namun sikap ketus yang tercermin dalam setiap katanya membuat Marven segera menghilangkan anggapan gadis itu mirip ibunya. Semua kata yang digunakan oleh Kiara untuknya seperti bentuk dari sikap geram gadis itu terhadapnya. 

Gadis itu membalas ucapan Marven dengan tersenyum sinis, "Sampai jumpa lagi, tuan Marven. Semoga kita dipertemukan dalam keadaan senang lagi seperti ini." 

Alisnya menyatu, "Maksudnya apa?" tanya Marven tanpa basa basi.

"Bagaimana kabar JiwaBraga? Sepertinya berbondong-bondong nasabah akan menuntut hak jaminan polis asuransinya" Kiara berjalan selangkah lebih dekat kepada Marven.

Rahang Marven mengeras mendengar ucapan Kiara namun ia berusaha bersikap tenang, "Tentu saja, JiwaBraga harus bertanggungjawab bukan?"

Kiara membisikkan sesuatu disamping Marven, "JiwaBraga harus bertanggungjawab dan saya pastikan itu." Kiara mendorong tubuhnya sendiri pelan menjauh dari Marven.

Meninggalkan lelaki itu dengan pertanyaan yang menggelayuti benaknya. Marven tidak menyangka bahwa Kiara mengetahui skandal perusahaan asuransi jiwa itu. Tidak banyak orang yang mengetahuinya, lantas darimana gadis itu mengetahui hal-hal semacam itu?

Marven mengingat nama itu baik-baik, Kiara Atmaja. Lalu menelepon sekretaris pribadinya untuk mencari tahu tentang wanita itu. Kiara Atmaja, siapa wanita ini?

Bab terkait

  • Cool Husband   Rumah Megah Hadinata

    Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Cool Husband   Selamat Datang, Kiara!

    Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja."Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?""Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini.""Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan."Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Cool Husband   Pesona Kiara

    Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya.Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya."Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • Cool Husband   Tragedi Mengerikan

    Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi."Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main.Tak butuh waktu lama

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03

Bab terbaru

  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

  • Cool Husband   Tragedi Mengerikan

    Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi."Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main.Tak butuh waktu lama

  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

  • Cool Husband   Pesona Kiara

    Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya.Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya."Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada

  • Cool Husband   Selamat Datang, Kiara!

    Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja."Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?""Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini.""Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan."Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak ak

  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

  • Cool Husband   Rumah Megah Hadinata

    Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara

  • Cool Husband   Awal Titik Temu

    Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus."Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belak

  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status