Beranda / Romansa / Cool Husband / Selamat Datang, Kiara!

Share

Selamat Datang, Kiara!

Penulis: Dewi Atika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja.

"Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.

Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?"

"Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini."

"Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan.

"Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."

Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."

Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak akan membiarkan wartawan meliput apapun dikediaman pribadi milik mereka.

Setelah beberapa saat Marven baru menyadari bahwa dari awal berbicara dengannya, gadis itu hanya sekedar bersikap sarkasme. 

Tidak beberapa lama setelah itu, Giani dan Peter keluar dari rumahnya. Menyambut Kiara dengan pelukan hangat. Melihat itu Marven bertanya kepada pegawainya apa sebenarnya yang sedang gadis itu lakukan dikediamannya.

"Nona Kiara sedang memperbarui kontrak kerjasama perusahaan Bapak Toro Atmaja dengan salah satu anak perusahaan Hadinata Group," sekretaris pribadinya menjelaskan.

Seketika Marven melupakan sesuatu bahwa sudah waktunya memperbarui kontrak dengan Toro Atmaja.

Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu yang menyebabkan anak perusahaan Hadinata Group yang bergerak di bidang kuliner mengalami perkembangan yang signifikan sejak mendapat pasokan bahan pangan dari perusahaan milik Toro Atmaja.

Khusus kontrak yang penting dan fundamental memang masih dalam lingkup yang dihandle oleh Peter Hadinata. Marven yang menyadari itu adalah ranah ayahnya, memutuskan untuk segera berangkat ke perusahaan.

Kiara yang disambut dengan hangat kemudian disuguhi makan siang dengan pemandangan taman sejuk dibelakang rumah milik keluarga Hadinata. Pantas saja rumah mereka tak terjamah, bak istana didalamnya tentu saja tidak bisa sembarang orang masuk ke dalam rumahnya.

Kiara tidak boleh lengah untuk mengetahui tiap detail mengenai keluarga Hadinata. Hal itu ia lakukan untuk mengetahui celah keluarga Hadinata.

Rumah keluarga Hadinata sangat megah, tiap sentuhan interior yang ada disana memberikan kesan mewah sejauh apapun mata memandang. Kiara melewati lorong menuju ke kamar mandi. 

Ia memilih untuk menyusuri lorong itu dengan langkah yang perlahan, melihat lukisan yang terpampang disebelah kanan dan kirinya.

Saat sedang berjalan Kiara tanpa sengaja melihat pintu ruangan yang terbuka dengan lebar. Ketika melihat kedalam, Kiara bisa dengan tahu pasti itu adalah ruang perpustakaan pribadi.

Seorang gadis kecil berusia sekitar 10 tahun duduk menggunakan kursi roda. Ia berusaha menggapai salah satu buku di rak bagian atas.

"Halo, mau yang mana? Biar aku bantu," Kiara tersenyum dan bertanya ramah.

"Kau bisa melihatku?"

"Hah?" Kiara terkesiap mendengar pertanyaan balik itu.

Rumah Hadinata memang besar namun sama sekali tidak ada dalam benak Kiara jika dibalik megahnya rumah itu tersimpan misteri menakutkan.

Jangan-jangan satu-satunya alasan mengapa Keluarga Hadinata tidak pernah membiarkan ada wartawan yang masuk karena rumah itu berhantu? Dan mereka ternyata sedang menyembunyikan sesuatu?

Untuk sepersekian detik Kiara berpikir untuk kabur dari sana, peduli setan dengan celah keluarga Hadinata. Kiara paling tidak bisa berhadapan dengan makhluk tak kasat mata.

Beberapa detik Kiara terpaku, kini hatinya mendadak tenang ketika mendengar gadis kecil itu tertawa terbahak-bahak.

Bukannya Kiara gampang untuk ditipu, tetapi ini pertama kalinya ia pergi kesana dan sama sekali tidak tahu apapun mengenai bahaya yang mengancamnya disana.

"Haha Kakak takut?" kata gadis kecil itu.

Wajahnya begitu manis dan menggemaskan, untuk anak seusianya Kiara rasa gadis kecil itu memiliki daya tarik tersendiri. Rambutnya yang ikal bergelombang serta matanya yang bulat.

Kiara mengerjapkan mata, "Tidak, hanya berpura-pura."

Gadis kecil itu terkekeh lagi. Oh tidak, kini mungkin Kiara sudah tampak seperti badut yang berbohong dihadapan anak kecil.

"Boleh minta tolong ambilkan buku berwarna merah yang disana?" Gadis itu bertanya sembari menunjuk salah satu buku.

Kiara tahu buku itu, salah satu buku cerita untuk anak yang sering dibacakan oleh ibunya. Bahkan buku serupa yang didapatkannya dari ayah pada kado ulang tahunnya dulu masih ada di rak buku rumahnya.

"The Suitcase Kid? Kau suka buku ini?" Kiara melihat lagi sampul buku itu setelah sekian lama.

Gadis itu tersenyum lebar, "Sangat suka, kata kakakku aku harus sadar bahwa diluar sana tidak ada yang seberuntung aku. Orang-orang yang tidak memiliki orangtua juga memiliki kesedihan dalam hidupnya."

Kiara tidak terlalu mempedulikan perihal apa yang kakak dari gadis kecil itu katakan, hanya saja terdengar lucu bagi Kiara. Orang yang tidak memiliki orangtua juga bisa menjalani kehidupannya, bahkan meraih apapun yang mereka inginkan jika mereka mau.

"Sepertinya aku tambahkan poinnya, orang yang tidak memiliki orangtua bukanlah orang yang tidak beruntung. Mereka diberikan kekuatan untuk berdiri diatas kakinya sendiri dan berjuang dalam hidupnya lebih keras daripada yang lainnya," tandas Kiara tampak berusaha meyakinkan.

Gadis kecil itu terlihat tidak senang ada yang tidak sependapat dengan kakaknya, "Tapi kakakku benar, mereka terlihat kesepian sekali."

Kiara mengangguk, paham dengan apa yang gadis itu coba katakan.

"Tidak ada yang menyalahkan kakakmu, tapi hidup mereka bukan hanya tentang meratapi kesepian dan kesedihan. Akan aku bawakan buku lain yang serupa dengan itu. Kisah tentang anak tanpa orangtua yang berhasil membuat dunia berada dibawah kakinya." Kiara mengingat salah satu buku yang membuatnya kuat hingga saat ini dan mampu melewati kesedihan pasca ditinggalkan oleh kedua orangtuanya.

"Kakak janji?" Gadis kecil itu terlihat setengah tidak percaya atas yang dikatakan perempuan dihadapannya.

Namun yang pasti, ia sangat tidak suka jika ada yang tidak sependapat dengan kakaknya. Menurut gadis kecil itu, kakaknya adalah orang yang paling hebat.

Kiara menyambut uluran jari kelingking gadis kecil itu. Meski terlihat kesal ada yang tidak setuju dengan pendapat dari kakaknya, namun sepertinya gadis kecil itu juga penasaran tentang buku yang akan dikenalkan oleh Kiara.

"Nona, maafkan saya. Tadi sedikit lebih lama di toilet, apa ada yang diperlukan?" ucap seseorang yang memakai pakaian berbeda dari pelayan yang lain. 

Sepertinya pakaian itu khusus digunakan untuk orang yang dekat dengan gadis kecil itu.

"Kiara, apa yang membuatmu lama nak? Tidak menemukan toilet?" suara lembut milik Giani menyusul masuk ke dalam ruangan perpustakaan itu.

Gadis kecil itu melihat Giani penuh tanda tanya seakan meminta penjelasan mengapa Giani berbicara kepada Kiara.

"Ah, kalian sudah bertemu. Perkenalkan Kiara, ini anak bungsu Tante Giani. Namanya Elena Hadinata, adik Marven. Elena, ini cucu Kakek Toro. Elena ingat Kakek Toro?" Giani memperkenalkan Elena dengan bangga sembari mengelus lembut punggung gadis kecil itu.

Elena mengangguk pelan sambil memandangi Kiara dari atas hingga bawah. Kiara yang sedang merasa sedang diperhatikan tiap sudut pakaiannya memilih untuk mengulurkan tangan.

"Salam kenal, Elena. Sesuai janji kita tadi, aku akan bawakan buku itu besok" Kiara memastikan Elena tidak akan menganggapnya berbohong.

Sebab Kiara sangat ingin memberikan buku itu kepada Elena. Elena penyandang disabilitas, salah satu cara untuk memahamkan Elena tentang betapa berharganya dirinya bukan dengan membandingkan dirinya dengan orang lain yang kurang beruntung.

Namun fokus pada apa yang membuatnya senang dan kelebihan yang dimiliki, Kiara berpendapat bahwa itu akan lebih membuat Elena membuka mata tentang betapa hebatnya gadis kecil itu meski kondisinya berbeda dari kebanyakan orang.

Satu lagi mengenai keluarga Hadinata yang Kiara ketahui, Elena Hadinata. Ia tidak sabar untuk membuka hal-hal lain tentang Hadinata. Mulai saat itu, Kiara memutuskan mengisi jurnal perjalanannya memecahkan kasus keterlibatan Hadinata dan semua kisah yang seakan mereka sembunyikan.

Bab terkait

  • Cool Husband   Pesona Kiara

    Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya.Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya."Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada

  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

  • Cool Husband   Tragedi Mengerikan

    Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi."Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main.Tak butuh waktu lama

  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

  • Cool Husband   Awal Titik Temu

    Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus."Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belak

  • Cool Husband   Rumah Megah Hadinata

    Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara

  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

Bab terbaru

  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

  • Cool Husband   Tragedi Mengerikan

    Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi."Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main.Tak butuh waktu lama

  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

  • Cool Husband   Pesona Kiara

    Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya.Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya."Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada

  • Cool Husband   Selamat Datang, Kiara!

    Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja."Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?""Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini.""Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan."Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak ak

  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

  • Cool Husband   Rumah Megah Hadinata

    Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara

  • Cool Husband   Awal Titik Temu

    Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus."Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belak

  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

DMCA.com Protection Status