Home / Romansa / Cool Husband / Tragedi Mengerikan

Share

Tragedi Mengerikan

Author: Dewi Atika
last update Last Updated: 2021-06-19 15:19:00

Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.

Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi. 

"Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.

Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main. 

Tak butuh waktu lama hingga akhirnya Kiara sampai di tempat terjadinya perkara, disana sudah dipasang garis polisi. Namun tubuh korban masih tergeletak di pinggir jalan, sepertinya mobil yang digunakan untuk memindahkan tubuh korban ke rumah sakit belum tiba. Darah mengalir begitu banyak disekitar tubuh keduanya. 

"Korban bunuh diri ini pasutri, Ra. Motifnya sejauh ini yang gue denger karena mereka pikir dengan bunuh diri bisa klaim asuransi kematian dari Jiwabraga." Diska berbisik pelan takut jika wartawan lain bisa mendengar informasi yang terbatas ini. 

Kiara tidak tahu hubungan Diska dengan kepolisian, hanya saja setiap ada kasus kriminal yang harus mereka liput Diska selalu berhasil mengetahui informasi tentang detail kejadian lebih dulu. Dan tentu saja hal itu menguntungkan bagi mereka karena tidak perlu terlalu lama menunggu untuk merilis berita.

Ditengah kerumunan beberapa pihak yang terlibat untuk menyelidiki kasus itu, Kiara melihat seorang gadis remaja menangis dengan selimut tebal di pundaknya. Ia tampak sangat terpukul, seorang wanita paruh baya di sebelahnya membantu untuk menenangkan gadis itu. Pikiran Kiara berkelana beberapa tahun yang lalu, saat ia mendapat kabar bahwa orangtuanya kecelakaan, tanpa ragu ia berlari ke tengah jalan. Sandal yang ia gunakan terlempar entah kemana namun ia tak peduli.

Sakit terkena batu kerikil sama sekali tidak ada apa-apanya jika dibandingkan sakit yang ia derita saat itu. Bahu gadis remaja itu masih bergetar, matanya memandang kedua jasad orangtuanya dengan tatapan kosong tak percaya. Kiara tahu persis perasaan itu, perasaan berupa penyangkalan atas peristiwa yang terjadi.

Setelah ambulans pergi membawa jasad kedua korban sekaligus berencana melakukan pemeriksaan forensik mendalam, Kiara dan Diska memastikan kembali bahan yang mereka dapatkan cukup untuk dikirimkan ke kantor dan perilisan artikel berita segera. Kiara berdiam diri dan mendapati gadis remaja itu masih menatap ambulan yang pergi dengan tatapan kosong.

Matanya merah dengan jari tangan yang bergetar, gadis itu begitu rapuh dan terlihat tidak punya kekuatan lagi untuk sekedar berteriak meluapkan kesedihan yang ada dalam dadanya. Melihat hal itu, hati Kiara begitu tersentuh dan tidak tega melihatnya. Semua wartawan yang ada disana pergi satu persatu setelah mendapatkan bahan untuk headline. Kiara meminta waktu pada Diska untuk menemui gadis itu terlebih dahulu.

"Hai, its going to be okay." Kiara merangkul pundak gadis itu dengan lembut.

Wanita disebelahnya angkat bicara, "Dira setidaknya bicaralah, nak. Tante khawatir."

Kiara terbawa suasana, semakin sendu rasanya berada didekat gadis itu. Aura kesedihan yang dipendamnya ternyata mampu Kiara serap sangat baik dan memancarkan kedukaan luar biasa bagi siapapun yang menatapnya dengan seksama.

Kiara berpindah dari posisi duduknya semula, ia memilih untuk menatap langsung kedua mata gadis itu. 

"Kamu tahu tidak, beberapa tahun yang lalu aku mengalami hal yang serupa. Reaksiku sama denganmu, tapi kemudian ada seseorang yang datang dan menyadarkanku tentang apa yang seharusnya aku lakukan..." kata-kata Kiara sedikit tertahan saat mulai melihat bibir gadis itu mulai bergetar.

Kiara harus melanjutkan kata-katanya, agar setidaknya untuk saat ini gadis itu dapat menerima kemudian mencerna apa yang sedang terjadi padanya. Meskipun Kiara tahu hal itu akan menghancurkannya, namun untuk bisa mendapatkan amunisi yang kuat hingga dapat berpikir jernih memang tahap yang harus dilalui adalah menerima semuanya.

"Orangtuaku meninggal karena ada orang jahat yang memotong rem mobilnya. Marah? Pasti. Apa yang kulakukan? Jadi wartawan, aku mengungkap semua kemungkinan yang bahkan tidak pernah aku pikirkan sebelumnya. Dira lihat itu?" ucap Kiara sembari menunjuk gedung tinggi menjulang milik Jiwabraga yang ujungnya masih terlihat dari tempat mereka berdiri sekarang.

"Itu gedung Jiwabraga, ada jutaan orang yang menjadi korban ketidakadilan Jiwabraga. Tahu apa yang menyebabkan mereka tidak bisa membayar uang asuransi ayah dan ibumu, Dira? Mereka semua terlibat kasus pencucian uang. Orang licik dan kotor yang hanya mementingkan dirinya sendiri tidak pantas ada diatas sana tertawa terbahak-bahak." 

Diska tiba-tiba datang untuk menenangkan Kiara, berada disamping Kiara yang sedang ada dalam kondisi seperti itu membuat Diska melihat sisi baru yang ada dalam diri Kiara. 

"Dira harus kuat agar bisa melawan mereka semua, menjadi lemah dan tidak berdaya hanya membuat ruang gerak mereka untuk menginjak kita semua semakin besar. Dira mau itu?" Kiara bertanya dengan suara yang sepenuhnya bergetar. Bulir air mata tidak bisa dibendung lagi dari kedua netranya. 

Amarah dan kesedihan yang menjadi satu itu kemudian ditularkan pada Dira. Dira berhasil menitikkan air mata pertamanya. Ia berteriak sekencang-kencangnya saat itu, Kiara memeluk erat gadis itu. Memberikan semua kekuatan yang ia kumpulkan selama ini. Tak apa jika setelah ini ia merasa lemas, toh dia akan menemukan kekuatan barunya dari kakek atau teman-temannya dikantor. 

Dira pergi kerumah sakit dengan tantenya setelah sedikit lebih tenang dan mencerna apa yang sedang terjadi padanya. Sementara Kiara harus berpamitan pada keduanya untuk kembali ke kantor dan berjanji akan menemui Dira lagi nanti diwaktu luang.

"Are you okay, Ra? Mau duduk dulu sebentar?" tanya Diska khawatir dengan wanita yang berjalan disampingnya saat ini.

Diska menghentikan langkahnya tepat didepan kursi kayu panjang. Kiara yang juga melihat kursi itu kemudian mengangguk pelan. Ia butuh bernapas sekarang, menghidup udara segar sehabis hujan itu sebanyak-banyaknya. Kiara menatap mendung diujung sana, memberitahu Dira tadi membuat ingatan dan lukanya kembali lagi begitu saja. 

"Kamu tahu Dis apa yang membuatku ingin jadi seorang jurnalis?" kata Kiara menatap nanar ujung langit.

Kiara menghembuskan napas dalam, kemudian menceritakan semuanya pada Diska. Alasan mengapa gadis itu ingin menjadi jurnalis. Bagaimana dia harus menghadapi luka paling mematikannya selama ini. Untuk sekalian kalinya, Diska memandang Kiara dengan kagum. Gadis yang dari awal ia sukai itu kini lebih tampak seperti wanita normal. Wanita yang didalamnya juga butuh seseorang untuk bersandar ketika ia mengungkapkan bahwa kakeknya adalah sumber kekuatannya selama ini. Dan saat itu juga ditengah dinginnya angin membius tulang, Diska memantapkan hatinya untuk mulai mendekati Kiara Atmaja.

Related chapters

  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

    Last Updated : 2021-06-21
  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

    Last Updated : 2021-06-03
  • Cool Husband   Awal Titik Temu

    Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus."Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belak

    Last Updated : 2021-06-03
  • Cool Husband   Rumah Megah Hadinata

    Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara

    Last Updated : 2021-06-05
  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

    Last Updated : 2021-06-06
  • Cool Husband   Selamat Datang, Kiara!

    Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja."Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?""Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini.""Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan."Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak ak

    Last Updated : 2021-06-09
  • Cool Husband   Pesona Kiara

    Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya.Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya."Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada

    Last Updated : 2021-06-14
  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

    Last Updated : 2021-06-15

Latest chapter

  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

  • Cool Husband   Tragedi Mengerikan

    Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi."Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main.Tak butuh waktu lama

  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

  • Cool Husband   Pesona Kiara

    Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya.Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya."Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada

  • Cool Husband   Selamat Datang, Kiara!

    Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja."Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?""Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini.""Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan."Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak ak

  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

  • Cool Husband   Rumah Megah Hadinata

    Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara

  • Cool Husband   Awal Titik Temu

    Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus."Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belak

  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status