Beranda / Romansa / Cool Husband / Pesona Kiara

Share

Pesona Kiara

Penulis: Dewi Atika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-14 12:25:10

Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya. 

Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.

Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya.

"Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada lagi yang dibutuhkan selain buku yang diberikannya. 

Setelah membayar buku, Kiara mengutak-atik isi dompetnya dan menaruh kembali kartu yang sebelumnya ia keluarkan. Ketika sedang sibuk memasukkan dompet kedalam tasnya, tak sengaja ia menjatuhkan kunci mobilnya. 

"Ini..." Suara berat itu terdengar sembari mengulurkan jari-jari tangan yang memegang kunci mobil.

Kiara menatap laki-laki itu dengan tatapan tak percaya. Marven Hadinata, apa yang sedang laki-laki itu lakukan disini? Marven yang tak bergeming juga sepertinya tidak percaya siapa yang berdiri dihadapannya saat ini. 

Hari libur memang biasa digunakan Marven untuk berjalan-jalan sendirian pergi ke toko buku untuk membelikan Elena beberapa bahan bacaan. Ia senang bereksplorasi dan mencoba sesuatu yang baru karena dengan begitu ia bisa dengan pasti memastikan tren yang saat ini ada di masyarakat.

Memang ia bisa saja membayar lembaga survey untuk memperoleh data yang sedang tren di masyarakat. Namun tetap saja variabel itu kurang cukup bisa memuaskan Marven. 

"Apa yang kau lakukan disini?" Kiara tak pernah sedikitpun menaruh minat pada pertemuannya dengan Marven. 

"Memangnya toko buku ini punyamu?" Uluran tangan berisi kunci mobil dari Marven tak kunjung disambut oleh Kiara.

Kiara terdiam menyadari sepertinya ia yang terlalu berlebihan saat menuduh laki-laki itu. Sekarang ia jadi tak enak hati namun tak ingin menampakkan hal itu kepada Marven.

"Syukurlah kalau kau tidak mengikuti-" ucapan Kiara terhenti saat menyadari seseorang yang berjalan dibelakang Marven.

Pria paruh baya bertopi hitam itu menggunakan masker untuk menutupi wajahnya. Namun dari sorot mata dan rambut setengah beruban itu mampu langsung dikenali Kiara dengan sekali lewat. Ia begitu yakin karena sempat beberapa kali mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai pria itu dengan jarak begitu dekat. 

"Oh shit?!" Kiara berseru dengan setengah berbisik tanpa sadar.

Kiara melewati Marven begitu saja dan membiarkan pria itu kini mengerutkan dahinya. Gadis itu baru saja menuduhnya dan sekarang mengumpat? Dan tidak juga mengambil kunci mobil yang sedari tadi sudah Marven sodorkan.

Jika saja tidak mengingat bahwa gadis itu adalah salah satu keluarga Atmaja yang merupakan rekan bisnis penting bagi Hadinata Group, maka sudah pasti Marven tidak peduli dengan kunci mobil yang ditinggalkan oleh gadis itu ditangannya. Akhirnya Marven memilih untuk mengalah dan mengikuti gadis yang setengah berlari itu.

Kiara tampak sedang mengikuti seseorang dan berlari menyusul dibelakangnya. Marven dengan langkah kakinya yang panjang tidak begitu sulit untuk menjangkau Kiara. Marven akhirnya menarik tangan gadis itu.

"Kenapa berlari? Kunci-" Belum selesai Marven menyelesaikan ucapannya, kini gadis itu langsung melenggang pergi dari hadapan Marven. Ia seakan tidak peduli pada pria yang sedang mengajaknya berbicara.

Dengan pasrahnya Marven mengikuti gadis itu begitu saja, misinya sekarang adalah memastikan gadis itu mengambil kunci mobilnya sendiri ditangan Marven. Setelah itu sudah, ia tidak perlu berurusan terlalu lama dengan gadis itu hari ini. 

Kiara akhirnya menyudahi langkahnya yang setengah berlari lalu memilih duduk disalah satu area makan dalam pusat perbelanjaan besar itu. Marven melihat gelagat yang sedikit aneh ketika Kiara memilih untuk duduk dipojok nyaris dekat pintu keluar.

Namun gelagat aneh dari Kiara tidak kunjung membuat Marven bersikap lebih hati-hati. Ia lebih memilih untuk duduk disamping Kiara dan bertanya langung pada wanita itu.

"Jadi apakah kau masih tidak mau mengambil kunci-" telunjuk Kiara menyentuh bibir Marven.

"Sst...Jangan berisik, bisa?" ujar Kiara mendengus pelan ketika Marven berbicara dengan volume suara normal.

Marven menghela nafas kasar, "Memangnya ada apa?" Pria itu kini tidak bisa lagi menyembunyikan rasa penasarannya. Mengapa mereka harus memelankan suara dan mengintip seorang pria paruh baya sekarang. 

Marven memandangi Kiara yang mengambil ponsel dari dalam tasnya, lalu mengambil gambar pria yang sedang duduk diseberang sana. 

"Kau sedang mengincarnya? Aku tidak menyangka seleramu pria tua." Marven langsung saja tanpa basa-basi. Tentunya dengan memelankan suara karena ia tidak mau ucapannya kali ini harus dipotong lagi oleh wanita itu. 

Kiara melirik Marven dengan sinis, "Sembarangan! Dia ini harusnya dipenjara, kasus penyuapan saat menjadi Gubernur!"

Meski sikapnya cenderung dingin bahkan saat disaat-saat tertentu, namun kali ini ia benar-benar terkejut.

"Kau yakin tidak salah orang?" Marven bertanya memastikan. Setahu dia untuk melakukan kecurangan terutama pada kasus yang besar dan diawasi oleh berbagai pers sangatlah sulit. Dan tidak banyak orang yang bisa melakukan itu.

Kiara menggeleng, "Tidak, kali ini benar. Tunggu sampai dia harus lepas masker karena mau makan."

Sementara itu Marven mengamati pria itu diam-diam dan mengikuti apa yang telah dilakukan Kiara sebelumnya. Namun perbedaannya Marven sembari berselancar melalui smartphonenya. Ia mencari berita terkini mengenai gubernur yang terkena kasus suap akhir-akhir ini.

"Klik yang kedua dari atas, Broto Sutjipto namanya." Kiara menangkap apa yang sedang dilakukan oleh Marven dari sudut matanya. Akhirnya ia buka suara saat Marven terus menerus melakukan pencarian dengan kata kunci berbeda.

Marven yang mendapat instruksi dari Kiara langsung memilih laman yang dikatakan gadis itu. Seorang pria paruh baya dalam foto berita itu mengenakan pakaian batik, tampaknya sedang ada dalam persidangan. Namun Marven tampak meragukan foto itu sama dengan pria yang sedang mereka amati.

Postur tubuh yang sedikit berbeda dan tampak matanya juga berbeda. Entah darimana Kiara bisa memiliki keberanian untuk langsung mengatakan bahwa mereka adalah orang sama. 

Mereka menunggu beberapa menit hingga makanan datang ke meja pria itu. Akhirnya ia membuka masker dan hendak memakan makanannya. Marven terkesiap, ternyata Kiara benar. Itu adalah orang yang sama namun dengan postur tubuh yang sedikit berbeda. Luar biasa jeli sekali mata gadis itu. 

"See?" ucap Kiara tersenyum penuh kemenangan. Ia kemudian mengambil gambar pria itu lebih banyak lagi.

Kiara tersenyum puas melihat beberapa gambar itu di ponselnya. Ia mengirimkan gambar-gambar yang telah didapatkannya lalu mengirimkan ke email seniornya di kantor.  Disaat itu juga Marven juga menambahkan pandangan barunya tentang Kiara. Gadis itu adalah orang yang cekatan dan jeli dalam pekerjaannya.

Marven menyadari tindakan Kiara yang tiba-tiba mengambil kunci mobil dari tangannya.

"Terimakasih, Tuan Marven." Kiara bangun dari bangkunya lalu berjalan menjauh meninggalkan Marven yang kini dibuat terheran-heran dengan tingkah gadis itu.

Memang gadis itu sudah mengucapkan terimakasih, hanya saja ucapan itu terlalu sederhana dan Marven bisa tahu hal itu hanya sekedar basa-basi. Entah mengapa, tanpa disadari sejak saat itu Marven mulai mengharapkan bisa mendengarkan kata-kata lebih banyak dari gadis itu. 

Bab terkait

  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • Cool Husband   Tragedi Mengerikan

    Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi."Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main.Tak butuh waktu lama

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • Cool Husband   Awal Titik Temu

    Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus."Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • Cool Husband   Rumah Megah Hadinata

    Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Cool Husband   Selamat Datang, Kiara!

    Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja."Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?""Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini.""Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan."Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09

Bab terbaru

  • Cool Husband   Segenap Ambisi

    "Apa sih yang menyebabkan kasus pencucian uang ini lama diselidiki? Kurang bukti? Kenapa sampai ada pembatalan pemeriksaan keluarga Hadinata kak?" tanya Kiara tanpa berusaha menutupi apa yang ingin ia tahu. Baru saja sampai di kantor, ia tak bisa membendung dirinya lagi untuk langsung bertanya pada senior di kantornya. Penyidikan kasus Jiwabraga yang belum melaporkan perkembangan apapun membuat Kiara geram, belum lagi sebelumnya ia mengetahui fakta bahwa salah satu nasabah dari Jiwabraga memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri demi mendapatkan uang asuransi kematian. Setelah mendengarkan penuturan dari keluarga paling dekat anaknya, ternyata hal itu kemungkinan nekad dilakukan karena putrinya akan segera memasuki bangku kuliah dan membutuhkan biaya. Mendengar itu semua sungguh membuat hati dan perasaan Kiara gundah. Pasalnya ia tidak bisa melakukan apapun untuk bergerak mengungkap setiap orang yang terlibat kasus ini. Salah satunya adalah keluarga Hadinat

  • Cool Husband   Tragedi Mengerikan

    Kiara menikmati pagi itu dengan tersenyum melihat hamparan tanah basah sejauh mata memandang. Berbeda dengan biasanya, pagi kali ini begitu sendu. Tetes air hujan yang turun tidak menyurutkan semangatnya bekerja pagi ini. Justru hujan memberikan Kiara semangat tersendiri, kekuatan untuk menjalani hari hingga petang nanti.Udara segar setelah hujan membuat Kiara kegirangan dalam hati. Sebelum menjalankan mobilnya, dering ponsel memuat bunyi yang khas Kiara sekali berbunyi."Ra, kita ke tempat korban bunuh diri sekarang! Lokasi nanti aku share! Okay?" suara di seberang sana tampak terburu-buru.Meskipun orang disana sana tidak dapat melihat Kiara, namun Kiara reflek untuk mengangguk. Suasana pagi yang menyenangkan untuk Kiara mendadak berubah menjadi mengerikan. Dulu sekali, orang tua Kiara pernah dikira bunuh diri saat CCTV di tempat kejadian tidak dapat ditemukan. Jelas saja perkara bunuh diri bukanlah hal yang main-main.Tak butuh waktu lama

  • Cool Husband   Kisah Tentang Elena

    "Selamat datang, Kak. Bukunya mana?" Tanpa basa-basi kata itu terlontar dari seorang gadis kecil. Ia mendekat kepada Kiara menggunakan kursi roda yang ia jalankan sendiri. Dari ekspresi wajahnya, Kiara sudah paham gadis itu terlihat sangat penasaran dengan apa yang dibawanya hari ini kerumah.Senang sekali rasanya melihat Elena begitu semangat dengan buku yang dibawanya, "Ini, Kiara. Kakak bawakan juga buku bagus yang lainnya" ujar Kiara lembut sembari menyentuh gemas pipi merah gadis kecil itu.Giani berjalan ke arah ruang tamu dan menyambut Kiara. Elena yang sangat senang dengan buku barunya kini langsung meminta untuk diantar ke taman belakang rumahnya. Sementara Kiara dan Giani memilih untuk mengamati dan di gazebo yang tidak jauh dari posisi Elena."Terimakasih bukunya, Kiara. Elena selalu suka jika dibelikan buku baru. Setiap hari libur, kakaknya selalu membelikan buku baru." Giani mengatakan itu sembari menyodorkan teh hangat dan beberapa bisk

  • Cool Husband   Pesona Kiara

    Dengan dua buku ditangannya, Kiara mulai menimang mana yang akan dibeli dan diberikan kepada Elena. Sejujurnya buku utama yang ingin diberikan Kiara kepada gadis kecil itu sudah ada, hanya saja ketika melewati rak buku lain ia jadi ingin membelikan buku yang lainnya.Hari ini gadis itu memakai kemeja putih casual dipadankan dengan celana jeans panjang. Lengan panjang kemeja itu digulungnya sedikit diatas pergelangan tangan lalu diberikan sentuhan jam tangan silver yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih bak porselen.Sudah banyak yang tahu bahwa cara Kiara berpakaian menjadi salah satu kelebihannya, ia selalu berhasil mengenakan apapun outfit sesuai dengan kegiatan yang akan ia datangi. Dan dengan kemampuannya memilih itu ditambah parasnya yang cantik nan tampak tangguh, terlihat menonjol diantara orang-orang sekitarnya sudah jadi makanan sehari-hari baginya."Sudah ini saja," Kiara menjawab sambil tersenyum ketika ditanya oleh kasir apakah ada

  • Cool Husband   Selamat Datang, Kiara!

    Tubuh Marven seketika membeku ditempatnya saat melihat Kiara ada didepan rumahnya, kali ini bukan lagi didepan pagar seperti beberapa hari yang lalu ia lakukan. Dengan didampingi beberapa orang disampingnya dan mengenakan dress rapi selutut, wanita itu sekarang baru terlihat seperti salah satu keluarga dari Atmaja."Sedang apa kau disini?" tanya Marven sembari memeriksa orang-orang disekelilingnya.Kiara tersenyum tipis, "Menurut anda, Tuan Marven?""Kami tidak pernah mengizinkan siapapun wartawan kesini.""Sambutan yang sinis sekali. Kau pasti sudah mencari tahu banyak tentangku," nada menyinggung telah Kiara keluarkan."Saya kira anda punya kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan jelas, Nona Kiara."Kiara tersenyum lebar sekarang, "Mengapa begitu panik, tuan Marven? Saya disini hanya diminta mewakili kakek."Meski mampu menyembunyikan segala ekspresi dari wajahnya, jauh didalam dirinya Marven sangat lega. Ia begitu serius tidak ak

  • Cool Husband   Seolah Hilang

    "Polisi yang memberikan pernyataan kemarin sudah dipindahkan ke daerah lain." Salah satu anggota polisi itu langsung menjawab sambil mengetik laporan dimejanya.Kiara dan Diska saling bertatapan heran, "Lalu untuk penyidikan kasus Jiwabraga dilimpahkan kepada siapa pak?""Kepala penyidik lainnya, namun sekarang sedang tidak disini. Apabila ada yang perlu disampaikan, bisa saya sampaikan nanti." Anggota polisi itu sedang terburu-buru seperti akan segera melakukan sesuatu.Kiara langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta disampaikan jika berkenan ingin mendapatkan keterangan dari kepala penyidik yang baru.Keputusan untuk mencari tahu narasumber polisi yang memberikan pernyataan mengenai pemeriksaan keluarga Hadinata adalah keputusan tepat. Kecurigaan yang baru timbul begitu saja, baru lusa malam tepatnya polisi tersebut memberikan pernyataan lalu dengan tiba-tiba sudah tidak bertugas ditempat itu lagi.Ada begitu banyak hal janggal menyang

  • Cool Husband   Rumah Megah Hadinata

    Langkah Kiara terasa lebih cepat daripada biasanya, terpaan angin menyapa lembut surainya berikut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan menjuntai. Hari ini ia harus lebih cepat sampai di kantor sebab hal penting mengenai penyelidikan kasus Jiwabraga mengalami perkembangan.Kini kasus itu telah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Penyelidikan sebelumnya adalah proses menganalisa suatu perkara apakah termasuk perkara pidana, sedangkan penyidikan sudah dapat dipastikan perkara itu merupakan suatu tindak pidana lalu sedang dicari bukti yang lebih banyak untuk mencari tersangka sehingga mampu dinaikkan ke proses penuntutan di Kejaksaan.Semua hal itu tidak asing lagi bagi Kiara, ia mendapatkan gelar sarjana hukumnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Lulusan terbaik yang saat itu dengan predikat cumlaude diraih Kiara tanpa menemui kesulitan yang berarti.Berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di suatu negara, tidak pernah membuat Kiara

  • Cool Husband   Awal Titik Temu

    Kiara memastikan dress yang sedang dikenakannya sudah terpakai dengan rapi. Pilihannya jatuh pada warna merah dengan high heels maroon menambah kesan elegan. Rambutnya yang indah disanggul kebelakang lalu anak rambut yang masih terjuntai membuatnya terlihat klasik dan natural.Sejujurnya tanpa harus bertanya lebih lanjut mengenai siapa yang akan ditemuinya malam ini, sudah tergambar dengan jelas siapa saja yang akan hadir disana dari tempat yang dipilih kakeknya.Private Room Golden Hotel selalu jadi salah satu tempat favorit keluarga besar Kiara. Entah mengapa sepertinya relasi kakeknya dengan pemilik Golden Hotel berjalan cukup baik.Dulu pernah Kiara memiliki satu kesempatan untuk memesan ruangan disana, ternyata harus reservasi sebelumnya. Namun ketika Kiara menyebutkan nama kakeknya, secara ajaib satu tempat sepertinya sudah disediakan secara khusus."Acara dimulai pukul 07.00 malam dan baru saja datang?" suara berat seorang laki-laki dari arah belak

  • Cool Husband   Sejuta Tanya

    Wanita itu berjalan dengan langkah yang frustasi, coba ditelusurinya jalan yang penuh keramaian itu. Malam hari membuat jalan itu semakin menarik namun tak cukup membuat langkah pelannya kembali bersemangat.‘Kalian tahu keluarga Hadinata? Bertahun-tahun semua jurnalis disini mengejar bukti mengenai dugaan kasus pencucian uang yang mereka lakukan tapi nihil’Wanita itu kembali bergelut dengan kata-kata yang memenuhi sekat pikirnya. Bagaimana bisa dugaan kasus pencucian uang yang melibatkan keluarga Hadinata ini sama sekali tidak tersentuh?Konon katanya meski beberapa aliran dana mengarah pada masing-masing bidang bisnis milik keluarga Hadinata, tidak pernah ada yang memanggil salah satu dari mereka bahkan supirnya sekalipun untuk diperiksa.“Kiara!” sayup teriakan itu cukup membuat wanita bernama Kiara itu menoleh.Kiara menghentikan langkahnya untuk melihat dengan jelas siapa yang memanggilnya. Seorang laki-laki bertubuh t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status