Share

Cinta yang Telah Kandas
Cinta yang Telah Kandas
Penulis: Garini

Bab 1

Saat mengetahui Nathan selingkuh, aku menghancurkan semua benda di rumah. Pembantu di rumah panik dan berkali-kali meneleponnya, "Tuan, Nyonya mengamuk lagi di rumah."

Aku terdiam sejenak, lalu jatuh terduduk di atas karpet. Saat Nathan akhirnya pulang, wajahnya terlihat sangat lelah. "Fira, ada apa lagi denganmu?"

Sambil berbicara, dia mengulurkan tangan untuk melonggarkan dasi di lehernya. Saat melihat simpul dasi yang dipegangnya, aku tertegun sejenak. Tadi pagi sebelum dia berangkat, aku mengikatkan simpul Windsor untuknya. Namun sekarang, simpul yang kulihat adalah ....

Simpul Pine Cone yang rumit.

Itu adalah satu-satunya simpul dasi yang bisa diikat oleh mantan sekretarisnya, Lucia. Saat masih menjadi sekretaris, dia sering bekerja dengan kikuk. Namun, Nathan selalu memperlakukannya dengan penuh kesabaran.

Aku pernah menanyakan alasannya dan dia hanya menjawab, "Fira, dia mengingatkanku pada semangat pantang menyerahmu."

Saat itu, aku tidak terlalu memikirkannya.

Aku hanya mengira dia ingin memberi lebih banyak kesempatan pada pegawai baru. Sampai ketika Nathan mulai sering menyebut nama Lucia. Meskipun dia sering mengeluhkan kesalahan Lucia, di wajahnya samar-samar terpancar kasih sayang.

Aku pun bertengkar hebat dengannya dan menuntut agar Lucia dipecat. Nathan mengernyit dan menatapku dengan nada dingin, "Fira, kamu selalu suka membuat keributan yang nggak masuk akal."

Akhirnya, dia tetap mengalah. Saat itu, aku merasa telah menang. Namun, aku lupa. Saat seorang pria ingin berkhianat, tidak ada yang bisa menahannya.

Nathan memang mengganti Lucia dari posisinya di kantor. Namun, dia membawanya ke ranjang dan memanjakannya hingga saat ini, sementara dia hanya menatapku dengan dingin seolah-olah aku tidak tahu apa-apa. Seperti orang bodoh.

Aku duduk di atas karpet sambil mendongak menatapnya. "Setelah Lucia mengundurkan diri, ke mana dia pergi?"

Ekspresi Nathan langsung berubah muram. "Kamu buat keributan hari ini cuma karena pikiran nggak masuk akal ini?"

Aku sangat mengenal Nathan. Karena itu, aku bisa membaca kecanggungan di balik kemarahannya dengan mudah. Setelah itu, aku mengeluarkan satu per satu foto yang kuterima dan menaruhnya di hadapannya. Di setiap foto, terlihat jelas keintiman Nathan dan Lucia.

Aku berusaha menahan emosiku, tetapi tubuhku tetap gemetar tak terkendalikan. Dihadapkan dengan pertanyaanku yang bertubi-tubi, Nathan tak bisa berkata apa pun. Setelah beberapa saat, dia akhirnya berkata dengan suara serak, "Jadi, kamu sudah tahu semuanya."

Nathan pun mulai bercerita tentang hubungannya dengan Lucia, seolah-olah ini adalah adegan klise dari drama roman. Pada awalnya, dia memang meremehkan pegawai baru yang kikuk itu. Namun, saat Nathan mengalami berbagai kesulitan, gadis muda itu selalu berada di sisinya dengan penuh semangat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status