Share

Bab 4

Aku menatap seberkas cahaya di lantai dengan tatapan kosong. Kesedihan yang tak terbendung perlahan menyebar dalam hatiku. "Kamu nggak mau anak ini, 'kan?"

Nathan menyalakan sebatang rokok, lalu menggigitnya di bibir dan mengisap dalam-dalam. "Fira, coba bicara dengan lebih rasional. Bukan berarti aku nggak menginginkannya."

Dia menatapku dari balik asap dengan tatapannya yang rumit. "Kumohon, jangan selalu memaksakan kehendakmu padaku."

Dalam pernikahan, pihak yang sudah menjauh memang akan selalu bersikap seperti ini. Ketika merasa bersalah, dia selalu berusaha melemparkan tanggung jawab pada orang lain.

"Tapi kalau kamu benar-benar mau anak ini ...." Aku tersenyum tipis, lalu sengaja mengucapkan dengan perlahan, "Kamu pasti nggak akan nyalain rokok ini di depanku."

Kali ini, Nathan terdiam cukup lama. Saat bara merah di ujung rokok menyentuh jarinya, dia tersadar. Tatapannya berhenti di perutku beberapa detik, lalu bertanya dengan suara serak, "Fira, apa kamu menginginkan anak ini?"

Sejenak, rasanya udara di sekitar kami menjadi menipis. Setelah beberapa saat, aku menunduk dan tersenyum kecil, "Nathan, bisa nggak langsung ngomong terus terang?"

Nathan menatapku dalam-dalam dengan sorot matanya yang meredup. "Maafkan aku, Fira. Anak ini ... dia sangat posesif. Dia nggak akan bisa menerima kehadiran anak lain selain dari ibunya."

"Lalu? Apa lagi yang mau kamu katakan?"

Nathan menoleh, seolah-olah tidak sanggup menatap langsung padaku. "Anak ini ... sebaiknya digugurkan."

Kata-katanya terasa seperti pisau tajam yang menghunus hatiku. Setiap kata-katanya menimbulkan luka yang lebih dalam. Rasanya telingaku berdengung, otakku kosong, dan sekitarku terasa hening seketika.

Tubuhku bergetar hebat dan aku mencoba tersenyum dengan getir. "Gimana kalau aku nggak mau?"

Sekitar setengah menit berlalu, dia akhirnya berbicara dengan suara pelan, "Fira, dengarkan aku. Kamu nggak punya keluarga, aku nggak mau bertindak kasar padamu."

Aku tersenyum sambil menahan tangis. Air mata mulai membasahi pipiku. Inilah orang yang telah kucintai selama 14 tahun. Aku tersenyum lebar padanya dengan sinis. "Kamu mau bunuh anakku? Kalau begitu, aku akan memastikan anakmu menanggung akibatnya."

Mendengar hal itu, Nathan langsung marah dan mengangkat tangannya untuk menamparku. Dengan gemetaran, aku mendekatkan wajahku padanya untuk menantang, "Mau mukul aku? Ayo, pukul aku sampai mati."

Namun, tamparan itu tak pernah mendarat. Dia menatapku dengan kekecewaan mendalam, seolah-olah aku adalah orang asing baginya. "Fira, kenapa kamu jadi sekejam itu?"
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Emi As
kok g bisa terbuka kan sudah dpt koin dn bonus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status