Cermin Retak Masa Lalu

Cermin Retak Masa Lalu

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Oleh:  Citra Adinda  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
12Bab
271Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Suamiku bertanya apakah bra tanpa kawat itu lebih nyaman? Aku hanya tertawa dan mengira akhirnya dia peka. Keesokan harinya, dengan wajah panik, asisten mengambil paket yang baru saja kuambil, sambil berkata kalau alamatnya salah. Malamnya, aku melihat postingan Susan Kumala di media sosial, dengan keterangan, "Hadiah dari pacarku, bagus nggak?" Foto itu adalah selfie di kamar hotel dengan suasana yang cukup romantis dan ada kotak lingerie cantik berhias pita di sebelahnya. Ternyata, pria itu bukan tidak mengerti romantis, melainkan apakah dia bersedia melakukannya untukmu. Aku menekan tombol suka di postingannya, lalu mengirim tangkapan layar itu ke suamiku. "Kalau beli satu set bisa diskon 20%, kamu memang nggak pandai menghemat."

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

"Bu Vena, aku yang salah tulis alamatnya," ujar asisten dengan canggung, matanya tertuju pada tanganku dan melanjutkan, "Ibu belum membukanya, 'kan?"Aku melihat kotak di tanganku, tidak tertulis nama barangnya di luar bungkusan, tetapi dari rasa ketika di genggam, siapapun yang pernah membeli merek ini pasti tahu.Aku tersenyum kecil dan menjawab, "Aku nggak membukanya, kamu ambil pergi saja."Asisten itu cepat-cepat mengambil paketnya, meminta maaf, lalu pergi.Malam sebelumnya, Yufri Simon, suamiku tiba-tiba bertanya, "Sayang, apakah bra tanpa kawat lebih nyaman dipakai?"Aku mengira dia ingin memberiku hadiah. Setelah menaruh susu hangat untuknya, aku tersenyum dan berkata, "Kamu tahu ukurannya?"Ukuranku memang berbeda dari kebanyakan wanita, jadi biasanya aku harus mencobanya langsung di toko.Karena kali ini dia sepertinya benar-benar niat, aku dengan sabar menjelaskan kepadanya tentang merek dan model bra. Aku bahkan mengajarinya cara memilih ukuran dan sengaja meninggalkan sat

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
12 Bab

Bab 1

"Bu Vena, aku yang salah tulis alamatnya," ujar asisten dengan canggung, matanya tertuju pada tanganku dan melanjutkan, "Ibu belum membukanya, 'kan?"Aku melihat kotak di tanganku, tidak tertulis nama barangnya di luar bungkusan, tetapi dari rasa ketika di genggam, siapapun yang pernah membeli merek ini pasti tahu.Aku tersenyum kecil dan menjawab, "Aku nggak membukanya, kamu ambil pergi saja."Asisten itu cepat-cepat mengambil paketnya, meminta maaf, lalu pergi.Malam sebelumnya, Yufri Simon, suamiku tiba-tiba bertanya, "Sayang, apakah bra tanpa kawat lebih nyaman dipakai?"Aku mengira dia ingin memberiku hadiah. Setelah menaruh susu hangat untuknya, aku tersenyum dan berkata, "Kamu tahu ukurannya?"Ukuranku memang berbeda dari kebanyakan wanita, jadi biasanya aku harus mencobanya langsung di toko.Karena kali ini dia sepertinya benar-benar niat, aku dengan sabar menjelaskan kepadanya tentang merek dan model bra. Aku bahkan mengajarinya cara memilih ukuran dan sengaja meninggalkan sat
Baca selengkapnya

Bab 2

Langit mulai gelap.Terdengar acara ajang penghargaan dari TV di ruang tamu. Meski Susan tidak hadir, dialah yang memenangkan penghargaan itu.Pembawa acara mengumumkan bahwa penghargaan akan diterima oleh perwakilan dan suara sorak-sorai langsung terdengar di ruangan. Semua orang tahu apa arti perwakilan itu.Semua orang tahu bahwa Susan adalah cinta sejati Yufri, bahkan sejak zaman kuliah hingga saat ini.Yufri bahkan mendirikan perusahaan hiburan dan menjadikan Susan sebagai artis pertama yang dia kontrak. Dia selalu mengutamakan dan mendukung Susan dalam segala hal.Sedangkan aku, lebih terlihat seperti pemeran antagonis yang menggunakan segala cara demi mendapatkan cinta.Dan akhirnya memisahkan pasangan sempurna ini.Namun, di luar dari semua ini, sebenarnya aku lebih peduli pada sikap Jufri. Dia pernah menjanjikan bahwa hubungannya dengan Susan hanyalah sekedar atasan bawahan dan tidak akan ikut campur dalam urusannya.Susan sebenarnya bisa saja menyuruh asistennya untuk menerim
Baca selengkapnya

Bab 3

Pukul satu subuh.Pintu rumah terbuka.Jesica melompat masuk, diikuti oleh Yufri di belakangnya.Mereka menyalakan lampu dan tidak seperti biasanya, tidak melihatku menyambut mereka, ini membuat mereka sedikit heran.Tidak peduli aku sedang tidur atau tidak, Jesica berteriak ke arah kamar tidur, "Cuci bajuku, sudah kuletak di sofa."Usai bicara, dia masih sibuk mengingat kembali keseruannya hari ini, "Ayah, Susan benar-benar cantik sekali! Lain kali ajak aku lagi ya, aku beneran fans berat sama dia!"Yufri tersenyum dan mengangguk, menjawab, "Tentu saja, dia dipilih menjadi ratu tercantik di dunia hiburan. Selera putriku memang tajam."Hingga akhirnya, Yufri melihat tempat sampah yang penuh dengan serpihan balon dan pita warna-warni.Setelah merasa bersalah sejenak, dia langsung membuka ponsel dan mengirim uang dua ratus juta padaku.Saat notifikasi transfer itu masuk, aku sedang melihat ponselku yang terhubung dengan aplikasi CCTV yang baru saja kupasang di lampu dinding tersembunyi.
Baca selengkapnya

Bab 4

Aku tertawa kecil, air mata mengalir di mataku.“Iya, aku memang kejam. Sedangkan dia, mantan kekasihmu yang berselingkuh dengan suami orang, paling suci. Aku merestui hubungan kalian dan berharap semoga kalian bisa hidup bahagia selamanya.Yufri langsung marah besar di luar sana karena aku merendahkan mantan kekasihnya.Aku pun langsung mengenakan headset dan mengirim pesan kepada Kak Liya.Liya adalah mantan manajerku yang dulu paling menentang keputusan untuk berhenti dari dunia hiburan. Sekarang, dia punya perusahaan sendiri dan ada beberapa artis yang cukup populer di bawah naungannya.“Vena, kamu harus tahu, nilaimu sekarang sudah nggak sama seperti dulu.”“Aku tahu, aku nggak akan minta bayaran dalam tiga tahun pertama, aku hanya ingin dapat proyek untuk berakting.”Tentu saja, Liya tak bisa menolak tawaran seperti ini. Dia langsung setuju dan mengajakku untuk bertemu di kantornya sore ini.Keesokan paginya.Jesica mulai mengetuk pintu kamarku dengan kasar dan berkata, “Kamu ben
Baca selengkapnya

Bab 5

Kak Liya menatapku dengan terkejut.Dia terkejut melihat berat badanku yang bertambah dan luka-luka di tubuhku.Setelah terdiam beberapa saat, dia berkata, “Dengan kondisi badanmu sekarang jelas nggak cocok. Kamu harus menurunkan berat badan, aku hanya memberimu waktu enam bulan. Kalau kamu belum berhasil juga dalam enam bulan, kamu harus mencari tempat lain.Malamnya, saat pulang ke rumah.Yang menyambutku bukanlah kata-kata penghiburan atau sapaan hangat, melainkan caci maki dari putriku.“Berani-beraninya kamu menampar Susan! Kamu mempermalukan dirimu sendiri saja! Dibandingkan dia, kamu lebih mirip seekor babi! Astaga, kenapa kamu bisa menjadi ibuku!”Dia melempar ponsel ke arahku dan aku melihat berita-berita online.--Tubuh Vena berubah drastis, malah berubah menjadi siluman babi.--Yufri yang begitu setia, Vena malah cemburu membabi buta dan menyakiti orang tak bersalah.--Susan begitu anggun, sedangkan Vena tak lagi bersinar.Internet dipenuhi dengan artikel-artikel yang menjel
Baca selengkapnya

Bab 6

Hari-hariku kembali tenang, meski singkat.Rutinitas sehari-hariku yang sebelumnya dimulai dengan bangun pagi untuk bersih-bersih, mencuci baju dan belanja, kini berubah menjadi bangun pagi untuk olahraga, menonton film dan latihan akting.Sejak dulu, aku sudah terbiasa bekerja keras. Saat syuting film, aku bisa menambah berat badan 20 kilogram dalam waktu singkat, lalu menurunkannya kembali hingga 30 kilogram. Meskipun itu menyakiti tubuhku, aku rela melakukan apa pun demi akting.Jadi, hanya dalam seminggu, aku sudah turun 4 kilogram. Bahkan Kak Liya sampai kaget melihatnya.Kak Liya memanggil seorang guru akting untukku. Kerja keras dan usahaku membuat guru yang sudah melatih banyak aktor berbakat itu sangat kagum padaku.Karena aku tahu, aku tak punya jalan keluar. Aku harus berusaha sekeras mungkin untuk mengejar waktu yang telah sia-sia selama bertahun-tahun.Di minggu kedua, aku turun lima kilogram lagi.Wajah bulatku mulai menunjukkan bayangan masa laluku.Setiap hari, aku meno
Baca selengkapnya

Bab 7

Dibawahnya ada sebuah foto yang menunjukkan Susan menggandeng Jesica masuk ke sebuah rumah.Kak Liya berkata, "Bisa-bisanya ada orang yang setega itu? Itu paparazi yang disewa dia sendiri, aku bahkan kenal dengan orangnya. Bukankah sedang membuat drama sendiri? Jadi, kamu sudah cerai dengan dia, belum?"Mendengar soal ini, kepalaku langsung pusing.Tentu saja aku ingin bercerai. Aku bahkan bersedia keluar tanpa membawa sepeser pun, tetapi Yufri tidak mau tanda tangan surat cerainya. Dia terus meneleponku setiap beberapa hari, terkadang memainkan perasaan, terkadang mengancam menyulitkan hidupku. Demi bercerai, aku bahkan tak bisa memblokir nomornya.Aku benar-benar tak paham. Jelas-jelas kalau aku mengalah, dia dan Susan bisa bersama tanpa hambatan. Tapi kenapa dia malah menolak?Baru saja membicarakannya, telepon dari Yufri langsung masuk lagi.Dengan berat hati, aku mengangkatnya.Di sana terdengar keramaian, mungkin dia sedang di kantor."Kamu sudah lihat berita itu? Itu hanya salah
Baca selengkapnya

Bab 8

Setelah tiba di lokasi pemotretan, aku baru mengerti kejutan apa yang dimaksud Kak Liya.Ternyata, brand ambassador untuk merek ini adalah Susan.Saat aku datang, Susan sedang duduk di kursi goyang di sudut ruangan, sementara Yufri duduk di sebelahnya, sibuk memainkan ponselnya.Tak lama kemudian, ponselku berbunyi dan ternyata itu pesan dari Yufri."Malam ini ulang tahunku. Pulanglah Vena, aku sudah pesan kue. Ayo kita bicara dengan baik."Aku melihat pesan itu dan mengangkat kepalaku.Di sana, Susan sedang bercanda mesra dengan Yufri. Keduanya tampak sangat dekat, tak peduli dengan pandangan orang di sekitar.Aku tertawa kecil sambil menggeleng, langsung menghapus pesan itu dan mematikan ponselku.Fotografer memanggil kami untuk berganti pakaian. Begitu selesai dan keluar, seseorang langsung bersiul melihatku.Kedua orang itu pun menoleh.Mata Yufri tertuju padaku dan tak bisa berpaling.Wajahku tertutup setengah topeng harimau, jadi aku tak takut dia mengenaliku.Dari pantulan cermi
Baca selengkapnya

Bab 9

Dua bulan kemudian.Tubuhku benar-benar kembali seperti semula, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Wajahku juga tak berubah, malah semakin dewasa dan memikat.Setelah penantian lama, akhirnya giliran untuk memainkan peranku dalam drama ini tiba.Kebetulan, hari itu juga menjadi hari terakhir syuting untuk Susan.Kali ini, aku tidak lagi memakai masker. Aku tampil dengan percaya diri, tanpa menyembunyikan apa pun."Wah, siapa dia?!""Cantik sekali! Dia aktris di sini? Kalau secantik ini, kenapa nggak jadi pemeran utama saja?""Kamu tahu apa? Dunia hiburan sekarang penuh dengan anak-anak manja dari keluarga kaya, yang benar-benar cantik seperti dia justru jarang mendapat peran utama.""Astaga, tunggu, wajahnya familiar sekali?""Familiar apanya? Semua wanita cantik familiar bagimu."Aku melangkah santai ke arah sutradara dan menyapa, "Halo kak, perkenalkan aku Veni."Di dalam tenda, selain sutradara, ada dua orang lagi, yaitu Susan dan Yufri.Mereka sedang bersiap untuk acara perpisahan
Baca selengkapnya

Bab 10

Segera setelah itu, terdengar suara orang-orang yang terkejut."Astaga! Pemeran pilihan semesta ini!""Otakku langsung terlintas novel 120 ribu kata.""Siapa dia? Masih ada sosok sempurna kayak gini di dunia hiburan?""Baiklah, aku berkhianat. Mulai sekarang, aku adalah penggemar rubah kecil ini!"Suara bisikan semakin ramai, hingga akhirnya fotografer yang tadinya datang untuk memotret Susan pun mulai mengerahkanku. Orang-orang di sekitarku semakin banyak hingga petugas keamanan terpaksa turun tangan mengendalikan kerumunan.Di tengah lautan orang, aku melihat Jesica yang dengan kikuk mencoba berjalan ke depan sambil mengangkat papan bertuliskan, "Selamat Selesai Syuting Susan Kumala."Begitu melihatku, matanya langsung berbinar. Dia berusaha mendekat dengan menggoyangkan tubuhnya yang gemuk sambil berteriak, "Siapa kamu? Namamu siapa? Baru debut, ya? Kamu punya grup penggemar?"Aku menatapnya dengan perasaan yang sangat ironis. Kalau dia tahu bahwa wanita di depannya ini adalah ibun
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status