Short
Cinta yang Kadaluarsa

Cinta yang Kadaluarsa

By:  Iva CherishCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
16Chapters
18views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah 10 tahun aku kejar Kevin Sentosa tanpa lelah, akhirnya aku sadar semuanya tak lagi ada artinya. Aku menyerah dan memilih bersama Adrian Wisak. Untukku, ia menyalakan kembang api semalaman dan membelikan sebuah pulau, lalu melamarku di sana. Tapi menjelang pernikahan, dia menghilang. Saat akhirnya kutemukan, aku dengar tawa sinisnya bersama orang lain, "Aku sengaja kejar Diana Karin hanya agar Kevin jijik." "Tapi setelah dapatkan dia, ternyata dia membosankan." "Meski begitu, aku tetap nggak rela. Jadi aku bakal kabur dari pernikahan, agar dia malu, seru kan?" Jadi sebelum dia sempat kabur, aku lebih dulu kabur dari pernikahan, agar dia jadi bahan tertawaan seluruh kota. Belakangan kudengar, dia jadi gila dan menggeledah seisi Kota Jama, tapi pengantin wanitanya tetap tidak ketemu.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1

Sebulan sebelum pernikahan kami, Adrian Wisak menghilang. Aku cari dia ke seluruh kota, tapi nggak ketemu. Pada hari ke-7 setelah kepergiannya, aku dapat kabar—dia terlihat di Kota Salia. Tanpa ragu, aku terbang ke sana malam itu juga. Akhirnya aku menemukannya di atas sebuah kapal. Saat hendak mengetuk pintu, suara tawanya yang sinis terdengar dari dalam. "Aku sengaja dekati Diana Karin cuma untuk buat Kevin Sentosa jijik." "Tapi setelah berhasil dapatkan dia, dia malah jadi membosankan."Langkahku terhenti sejenak. Nada suaranya terdengar begitu jernih. Dia nggak mabuk. Lalu, kata-kata berikutnya meluncur dari bibirnya, menghujam dadaku seperti belati. "Setelah merasakannya, aku jadi merasa… nggak ada yang istimewa." Tawa menggema di sekelilingnya. "Hebat sekali, Tuan Adrian! Bisa taklukkan cewek secantik dia." Adrian tampak menikmati pujian itu. Dengan santai, ia mengisap rokoknya sebelum kembali bersuara. "Padahal dulu dia rela mati-matian kejar Kevin, ternyata aslinya di...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
16 Chapters
Bab 1
Sebulan sebelum pernikahan kami, Adrian Wisak menghilang. Aku cari dia ke seluruh kota, tapi nggak ketemu. Pada hari ke-7 setelah kepergiannya, aku dapat kabar—dia terlihat di Kota Salia. Tanpa ragu, aku terbang ke sana malam itu juga. Akhirnya aku menemukannya di atas sebuah kapal. Saat hendak mengetuk pintu, suara tawanya yang sinis terdengar dari dalam. "Aku sengaja dekati Diana Karin cuma untuk buat Kevin Sentosa jijik." "Tapi setelah berhasil dapatkan dia, dia malah jadi membosankan."Langkahku terhenti sejenak. Nada suaranya terdengar begitu jernih. Dia nggak mabuk. Lalu, kata-kata berikutnya meluncur dari bibirnya, menghujam dadaku seperti belati. "Setelah merasakannya, aku jadi merasa… nggak ada yang istimewa." Tawa menggema di sekelilingnya. "Hebat sekali, Tuan Adrian! Bisa taklukkan cewek secantik dia." Adrian tampak menikmati pujian itu. Dengan santai, ia mengisap rokoknya sebelum kembali bersuara. "Padahal dulu dia rela mati-matian kejar Kevin, ternyata aslinya di
Read more
Bab 2
Dia berkata, "Diana, aku nggak berharap kamu menerimaku. Aku hanya berharap kamu bisa hidup bebas sesuai keinginanmu." ‘Konyol sekali.’Aku telah menyapu bersih hatiku, mengusir semua bayangan masa lalu, dan membuka hati untuk Adrian. Aku jatuh, sedikit demi sedikit, ke dalam kelembutannya. Aku mulai membayangkan masa depan penuh kebahagiaan bersamanya. Tapi nggak kusangka, semua itu hanya memberinya kesempatan untuk mencabik-cabik hatiku perlahan. Satu luka, satu sayatan. Sampai aku berlumuran darah. Hidungku terasa perih, mataku penuh dengan penderitaan tak tertahan.Setetes air mata jatuh, tapi segera kusapu hingga tak berbekas. Sementara itu, di balik pintu, suara mereka masih lanjut memberi saran, "Membalas dendam pada seorang cewek? Tentu saja dengan menjatuhkannya dari puncak kebahagiaan ke jurang kehancuran. Bukannya itu jauh lebih menarik?" "Benar, jadi Tuan Adrian, kamu harus kembali padanya. Temani dia pilih gaun pengantin, kirim undangan pernikahan, buat segalanya
Read more
Bab 3
Aku duduk tegak, menaikkan nada suaraku, "Kevin, kamu sengaja, kan?" "Lima tahun sudah lewat dan kamu masih suka mengadu domba aku dan dia." "Tapi kuberi tahu ya, apa pun yang terjadi, ini adalah pilihanku. Aku terima konsekuensinya, nggak akan pernah kembali bersamamu." Kevin terdiam sejenak sebelum menjawab dengan sesuatu yang sama sekali di luar dugaan, "Aku kirimkan sesuatu padamu. Aku yakin kamu bakal tertarik." Setelah telepon terputus, sebuah video masuk ke HP-ku. Dalam cahaya redup, seorang gadis berdiri berhadapan dengan Adrian. Dia mengembuskan asap rokok dengan ekspresi santai seperti biasa. Di tengah sorak-sorai orang-orang di sekitar, gadis itu berjinjit, lalu mencium bibirnya. Dan dia... tidak menghindar. Video itu berakhir di sana. Aku membuka akun instagram gadis itu. Sebuah unggahan baru telah diperbarui: [Ini artinya berhasil, kan?]Gambar yang menyertainya adalah foto mereka saat berciuman. Rasa mual menyerangku begitu kuat. Aku berlari ke kamar mandi, be
Read more
Bab 4
Bohong. "Dua puluh hari lagi, kita bakal nikah. Selama 20 hari ini, aku bakal tetap di rumah temani kamu, menjadikanmu pengantin paling cantik, oke?" Tapi, ⁠Adrian, kita tidak akan punya masa depan lagi. Ia mengusap air mata di pipiku dengan ujung jarinya. Mata indahnya yang selalu terlihat penuh kasih sayang itu menatapku, seolah perasaannya begitu dalam. "Aku keluar sebentar untuk merokok, nanti kita keluar rumah sakit ya." Mungkin Adrian terlalu percaya padaku.Atau mungkin dia memang tidak takut aku akan berpikir macam-macam. Lagipula, dia hanya sedang memainkan peran sebagai cowok yang penuh kasih sayang, seperti yang disarankan teman-temannya. Karena itu, aku ambil HP-nya, yang terus-menerus berbunyi menerima pesan. Kata sandinya adalah tanggal lahirku.Aku selalu tahu itu, tapi selama ini aku nggak pernah membukanya. Begitu ponsel terbuka, aku melihat sederet pesan dari seorang gadis dengan nama [Reni Kirana]. Mereka baru mulai ngobrol kemarin.[Kak Adrian, malam bange
Read more
Bab 5
Gaun pengantin itu dibuat khusus selama enam bulan—dirancang oleh desainer favoritku, satu-satunya di dunia. Seminggu yang lalu baru dikirim. Saat kucoba, hasilnya luar biasa. Sayangnya, saat itu, Adrian sedang menghilang, jadi dia belum pernah lihat aku mengenakannya. Sekarang, aku sudah nggak ingin lagi.Menyesal? Nggak, nggak sama sekali.‘Adrian, kau mau main, kan? Ini baru permulaan.’Keesokan harinya, kami pergi memilih gaun pengantin baru. Gaun jadi tentu saja tidak ada yang benar-benar pas. Aku sengaja minta Adrian temani aku seharian, berpura-pura cari gaun yang tepat, tapi tetap saja tidak ada yang cocok. Dalam perjalanan pulang, aku menghela napas, "Sayang sekali... Semua ini gara-gara aku nggak hati-hati." Adrian tersenyum ringan. "Nggak apa-apa, nanti kita bisa cari lagi." Aku menatap matanya lekat-lekat. "Adrian, gaun pengantinku rusak. Gimana kalau kita batal nikah saja?" Tiba-tiba, mobil berhenti mendadak. Tubuhku terdorong ke depan, hampir membentur dasbor, t
Read more
Bab 6
...Semua ini bakal jadi hadiah paling menyakitkan yang bisa kuberi padanya. Akhirnya Adrian yang pesan gaun pengantinnya. Katanya, untuk saat ini pakai yang ada dulu, karena ia sudah keluar banyak uang untuk memesan gaun baru dari seorang desainer ternama. Nanti, saat kami nikah di pulau itu, aku bisa pakai gaun yang benar-benar dibuat khusus untukku. Oh, pulau itu? Itu adalah pulau yang dibelinya saat melamarku. Ia menamainya dengan namaku. Sungguh ironis. Saat itu, ketika melamarku, dialah yang berkata akhirnya ia dapat apa yang selalu ia inginkan.Sekarang, menjelang hari pernikahan, dia juga yang ingin kabur dan permalukan aku. ‘Adrian, katakan padaku, apa sesulit itu dapatkan hati yang tulus di dunia ini?’Aku kembali melihat unggahan terbaru dari gadis itu: [Pekerjaan sudah beres! Kak Adrian izinkan aku tetap di sisinya. Aku makin dekat dengan cowok idolaku! Hehe.]Disertai dengan foto candid Adrian saat rapat. Aku menyimpan semuanya melalui screenshot. Lalu menuliskan
Read more
Bab 7
"Di mana yang sakit?" Adrian menyentuh wajahku dengan lembut. Aku menunjuk ke dadaku. "Di sini."Dia tertawa nakal, lalu mengecup keningku. "Dasar pembohong kecil, jangan bercanda. Aku pergi sebentar. Malam ini aku pulang lebih cepat untuk temenin kamu." Jadi, tetap pergi, ya? Sudah berminggu-minggu aku menolak disentuh olehnya. Dia pasti sudah sangat nggak sabar. Begitu dia keluar pintu, aku diam-diam mengikutinya dari belakang. Biasanya dia sangat berhati-hati. Tapi malam ini, dia begitu tergesa-gesa hingga tidak sadar aku terus berada di belakangnya.Bahkan saat parkir, dia asal-asalan. Mobil pun lupa dia kunci. Aku menunggu di luar. Terus menunggu... hingga pukul dua belas malam, dia masih belum keluar. Ketika Adrian pulang, aku pura-pura tidur. Dari kamar mandi terdengar suara gemercik air, suara yang membuatku makin gelisah. Dada ini terasa sesak, seperti ada batu besar yang menindih. Beberapa saat kemudian, ranjang di sebelahku melesak ke bawah, dan dia memelukku. Ak
Read more
Bab 8
"Bukankah aku dan Kak Adrian lebih serasi?" Kalimat itu jatuh begitu saja, ringan tapi tajam, menghantam dadaku hingga aku sesak napas. Reni menatapku dengan penuh provokasi. "Seorang cewek biasanya lebih pilih nikah dengan cowok yang lebih mencintainya dibanding ia mencintai cowok itu." "Kamu kira, dia bakal percaya pada orang yang telah mencintai orang lain selama sepuluh tahun, tapi tiba-tiba jatuh cinta padanya dengan mudah? Bukannya hubungan kalian baru lima tahun?" Ternyata Adrian telah ceritakan semua ini padanya. ‘Ya, setelah aku berhenti kejar Kevin, aku berteman dengan Adrian selama dua tahun. Kami baru resmi bersama setelah aku pastikan perasaanku padanya, dan hubungan itu telah berlangsung tiga tahun.’Aku menundukkan kepala, tersenyum tipis. "Kalau kamu gitu yakin dia bakal pilih kamu, kamu nggak bakal datang menemuiku, kan?" Wajah Reni menjadi pucat dan dia langsung dengan cepat menjawab, "Ini hanya masalah waktu, kan? Seperti kamu, yang memilih kejar pria yang kam
Read more
Bab 9
"Bukan itu maksudku..." Dia mencoba ulurkan tangan untuk menarikku, tapi aku dengan cepat menghindar. Namun, sebelum dia sempat berkata lebih banyak, suara yang begitu familier terdengar dari belakang. "Kalian sedang apa?" Aku berbalik. Di bawah sinar matahari yang menyilaukan, wajah Adrian tersembunyi dalam bayangan, sorot matanya kelam dan dingin menusuk. Auranya begitu menekan, penuh ketegasan. Dalam sekejap, tinjunya menghantam wajah Kevin. Kevin hanya terdiam sesaat sebelum membalas pukulan itu dengan keras. "Kevin, beraninya kamu goda Diana! Kamu mau kubunuh ya?" Mata Adrian memerah, amarahnya membara. Kevin mengusap darah di sudut bibirnya, matanya penuh dengan ejekan, dia pun balas dengan tidak rela. "Adrian, kamu pikir dirimu baik? Berani bersumpah kalau dulu kamu dekati Diana bukan karena mau buat aku muak?" "Kamu berani bilang perasaanmu padanya tulus?" "Ya, aku memang menginginkan ⁠Diana, tapi dia nggak pernah balas perasaanku. Sementara kamu? Apa dia tahu kalau di
Read more
Bab 10
Aku segera melihat Adrian muncul. Reni tiba-tiba berlari dan menerjang ke dalam pelukannya. Adrian berdiri di sana, tidak membalas pelukan itu, tapi juga tidak mendorongnya pergi.Aku berdiri cukup jauh, jadi tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan. Kepala Reni bersandar di dadanya, dan terus menangis tanpa henti. Anehnya, kali ini aku tidak merasakan apa pun di dalam hatiku. Tiba-tiba aku teringat tahun kedua aku pacaran dengan Adrian. Jauh dari lubuk hatiku, aku pernah bertanya kepadanya, "Di masa depan, apa kamu bakal selingkuh? Suka gadis yang lebih muda dan lebih cantik dariku?" Dia menggesekkan wajahnya ke pipiku dengan lembut. "Apa yang kamu bicarakan? Siapa yang lebih cantik dari kamu? Lagian kalau aku sampai selingkuh, maka di dunia ini nggak akan ada pria baik yang tersisa. Aku kenal kamu sejak usia 12 tahun, bersama denganmu sejak usia 25. Setengah dari hidupku, aku sudah bersamamu, mana mungkin aku bisa mencintai orang lain?" Semua itu bohong. Di layar HP-ku,
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status