Tiga hari kemudian, Zhu Yui berdiri di tengah bandara menatap jadwal keberangkatan yang terpampang seperti anak hilang. Koper dan ransel ia genggam erat di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya memegang tiket yang masih tidak lepas dari tatapannya.Hari ini adalah jadwal keberangkatannya ke kota K, ini juga kali pertamanya menaiki pesawat. selama ini Yui selalu bepergian keluar kota menggunakan bus. Kelas sosial yang rendah bahkan tidak mengijinkannya untuk menginjakan kaki di sini. Apa lagi untuk bisa naik pesawat.Yui pergi dengan salah satu kemeramen senior bernama Kevin, tenang, kompeten dan tidak banyak bicara. Dari balik maskernya, kevin berkata, “kita masih perlu menunggu beberapa staff lagi sebelum berangkat.” Yui mengangguk. Perjalanan kali ini adalah perjalanan penting bagi perusahaan. Mereka semua berangkat menuju kota K. Yui dengar beberapa karyawan Future dari berbagai bidang juga diundang sebagai tamu. Kabarnya penerbangan kali ini khusus untuk semua tamu dan karyawan F
Niatan awal Zhu Yui untuk menghindari Avery Aiden yang merupakan boss di perusahaan tempatnya bekerja dan juga mantan kekasihnya di SMA pupus sudah. Bukannya menghindar, Yui malah terjebak dengan sang atasan.Dengan dalih bahwa Yui harus menulis berita tentang sang presdir, Aiden memutuskan Yui harus ikut bersamanya naik pesawat pribadi sang presdir. Walaupun menolak dengan cara apapun namun masih tidak berhasil. Pada akhirnya Yui masih harus mengikuti sang Presdir dari belakang, tidak mengindahkan tatapan dan pandangan iri dari orang-orang yang melihat mereka pergi. “Sangat beruntung,” kurang lebih begitulah yang staff lainnya pikirkan.Sayangnya ini bukanlah keberuntungan, Yui menganggap ini adalah awal nasip buruk yang mungkin saja sudah menunggunya. Apakah ia harus segera resign? Tetapi mencari pekerjaan di negara ini sangat sulit, apalagi kalau dari kalangan kelas bawah. Jika Yui berhenti maka sama saja dirinya tidak bersyukur. Banyak orang lain yang t
Yui terbangun dari mimpinya. Bukan, itu bukan mimpi. Itu adalah kenangan delapan tahun lalu dan sudah terkubur di sana selama 8 tahun. Satu persatu kenangan itu kembali kepermukaan semenjak ia bertemu lagi dengan Aiden. Yui menguap dan merengganggangkan tubuhnya beberapa detik. Kemudian ia ingat jika saat itu sedang berada di atas pesawat. Ketika membuka mata, wajah Aiden adalah hal pertama yang ia lihat. “Presdir.” ujar Yui dan merapikan duduknya. Yui memutuskan untuk profesional— membuang juah-jauh masa lalu mereka dan meninggalkannya di masa lalu. Ketika Yui menoleh, ia tidak melihat bagaimana wajah Aiden yang berubah mendengar panggilan darinya. “Maaf aku tertidur.” ucap Yui lagi. “Hmm.. tidak apa.” Diam dan hening. Ini terasa lebih mengganggunya bagi Yui. Apalagi dari sudut matanya, Yui bisa merasakan Aiden yang terus memperhatikannya. Yui mengeluarkan buku catatan kecil dari tasnya, “Presdir, maaf atas ketidak sopananku, tetapi aku butuh pendapat anda untuk berita Future
Hari pertama acara besar perusahaan Future telah dimulai sejak dua jam yang lalu. Di hari pertama bertujuan untuk penggalangan dana sebelum nantinya didonasikan ke beberapa tempat yang membutuhkannya. Acara di isi oleh artis-artis Future yang saling menunjukkan kebolehan mereka dalam beberapa cabang olah raga.Tentu saja hal ini menarik banyak perhatian khalayak— terutama para penggemar yang sengaja datang ke kota K untuk melihat aksi idola mereka.Yui— gadis kalangan bawah duduk manis di sebeleh seniornya Kevin yang tidak henti memotret setiap momen pada perlombaan yang sedang berlangsung. Tidak kalah sibuknya, Yui juga mencatat berbagai hal menarik pada note yang selalu ia bawa.“Kau masih menggunakan buku catatan? Zaman sekarang sudah modern.” ujar Kevin melirik kegiatan Yui dari sudut matanya. Yui tersenyum menanggapi, “aku lebih nyaman seperti ini. Beberapa hal kadang tidak bisa dihilangkan.”“Kau mengatakan jika dulu tergabung dalam klub jurnlis bukan?” tanya pria itu lagi— masi
Melihat keributan, salah satu pelayan restauran menghampiri mereka. “Apa ada masalah?” tanya sang pelayan. Wanita yang tiba-tiba saja datang dan menyerang Yui beserta Woonie adalah yang pertama berbicara. Saat bicara, ia terdengar sangat menggebu-gebu, apalagi ia melihat pelayan itu hanya kelas menengah, dengan kepercayaan tinggi yang besar, wanita itu menyerang Yui lebih lanjut. “Aku ingin makan di sini. Tetapi tidak ada lagi tempat. Kau harus mengusir dua orang kelas bawah ini dari sini!" Perintahnya. Si pelayan nampak kebingungan. Ia melihat ke arah Yui dan sang wanita secara bergantian. “Nona, maafkan keteledoran kami yang tidak menginformasikan kepada anda bahwa restaurannya sudah penuh.” sang pelayan membungkuk. “Sayangnya aku tidak bisa mengusir tamu yang membayar. Anda bisa menunggu jika anda mau.” pelayan itu menjelaskan dengan perlahan. Tentu saja Yui tidak akan sembarangan memasuki sebuah restauran jika restauran itu hanya menerima pengunjung dari kalangan atas. Teman-tema
“Presdir, terima kasih ats bantuan anda.” dengan tulus, Yui membungkuk hormat sambil berterima kasih kepada mantan kekasih dan sekarang adalah bossnya— Avery Aiden yang juga merupakan pewaris utama perusahaan ternama Future. Woonie gadis berkaca mata yang sudah bergetar sejak kedatangan wanita kelas atas yang menyerang mereka juga ikut membungkuk. Jika tadi ia gemetaran karena si wanita, sekarang dia bergetar karena bertemu secara langsung dengan sang Presdir. Seseorang yang sepanjang karirnya hanya bisa menyaksikan dari jauh.Aiden memerintahkan mereka untuk tidak perlu membungkuk hormat, “aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku harus melindungi karywanku dan tetap menjaga nama baik restauran. Kami punya ketentuan, baik pelanggan maupun pelayan yang bekerja di restauran ini perlu mengikuti peraturan tersebut.” Yui mengangguk paham. ia sudah berdiri mematung di tempatnya untuk beberapa menit, menunggu Aiden untuk segera pergi dari sana. Anehnya sang Presdir malah duduk di
Di saat Zhu Yui sang jurnalis ingin menghapus poto yang telah ia ambil, tangannya terhenti. Ia memandangi poto yang ada di dalam kamera itu dengan lama sebelum menarik nafas dalam dan membatalkan niatnya. Ia mengambil gambar sekitar panggung, para tamu beserta berapa fans yang terlihat bersemangat ditambah dengan teriakan mereka yang memenuhi seluruh stadion.Acara berakhir dengan lancar. Semua tamu dan penonton merasa sangat puas. Acara juga berakhir tanpa masalah besar, palingan hanya beberapa masalah kecil seperti asisten para artis yang kerepotan kesana kemari. Yui bisa membayangkan bagaimana wajah zombie Woonie ketika gadis kacamata itu kembali ke hotel nanti.Karena ia bukan staff yang bertugas untuk pelaksanaan acara, Yui bisa kembali ke hotel tempatnya berada lebih dahulu. Awalnya orang-orang hebat dibalik layar ini ingin mengadakan pesta untuk merayakan kelancaran acara, hanya saja hari sudah sangat larut, mereka semua sudah lelah sejak seminggu. Istirahat sehari tidak akan m
Mata terang Aiden bersinar di bawah rembulan, berbanding terbalik dengan kedua manik Zhu Yui yang membesar. Masih belum usai dengan keterkejutannya, Aiden kembali berkata, “Kau tidak salah dengar, aku memang memintamu untuk menjadi istriku. Zhu Yui. Apa kau mau menjadi istriku?"Dengan mulut yang terbuka dan tertutup berkali-kali, Yui kehilangan kata-kata yang tenggelam dalam deburan ombak yang tidak berhenti menyanyikan simfoni untuk mereka.“Bukankah sudah aku katakan kau tidak perlu merasa bersalah?” ujar Yui, akhirnya bisa kembali untuk berucap.Kedua manik terang milik Aiden menatapnya dengan serius, “ini bukan karena rasa bersalah. Aku bersungguh-sungguh saat mengatakan aku ingin mempunyai hubungan yang serius denganmu.” Aiden beralih kembali menatap kosong pada hamparan laut.“Selama delapan tahun ini aku tidak lepas dari bayanganmu. Di mana-mana aku seperti melihat dirimu. Kau benar-benar membuktikan bahwa kau adalah wanita yang tidak bisa untuk dilupakan. Apa kau hantu? ” tan