Hari pertama acara besar perusahaan Future telah dimulai sejak dua jam yang lalu. Di hari pertama bertujuan untuk penggalangan dana sebelum nantinya didonasikan ke beberapa tempat yang membutuhkannya. Acara di isi oleh artis-artis Future yang saling menunjukkan kebolehan mereka dalam beberapa cabang olah raga.Tentu saja hal ini menarik banyak perhatian khalayak— terutama para penggemar yang sengaja datang ke kota K untuk melihat aksi idola mereka.Yui— gadis kalangan bawah duduk manis di sebeleh seniornya Kevin yang tidak henti memotret setiap momen pada perlombaan yang sedang berlangsung. Tidak kalah sibuknya, Yui juga mencatat berbagai hal menarik pada note yang selalu ia bawa.“Kau masih menggunakan buku catatan? Zaman sekarang sudah modern.” ujar Kevin melirik kegiatan Yui dari sudut matanya. Yui tersenyum menanggapi, “aku lebih nyaman seperti ini. Beberapa hal kadang tidak bisa dihilangkan.”“Kau mengatakan jika dulu tergabung dalam klub jurnlis bukan?” tanya pria itu lagi— masi
Melihat keributan, salah satu pelayan restauran menghampiri mereka. “Apa ada masalah?” tanya sang pelayan. Wanita yang tiba-tiba saja datang dan menyerang Yui beserta Woonie adalah yang pertama berbicara. Saat bicara, ia terdengar sangat menggebu-gebu, apalagi ia melihat pelayan itu hanya kelas menengah, dengan kepercayaan tinggi yang besar, wanita itu menyerang Yui lebih lanjut. “Aku ingin makan di sini. Tetapi tidak ada lagi tempat. Kau harus mengusir dua orang kelas bawah ini dari sini!" Perintahnya. Si pelayan nampak kebingungan. Ia melihat ke arah Yui dan sang wanita secara bergantian. “Nona, maafkan keteledoran kami yang tidak menginformasikan kepada anda bahwa restaurannya sudah penuh.” sang pelayan membungkuk. “Sayangnya aku tidak bisa mengusir tamu yang membayar. Anda bisa menunggu jika anda mau.” pelayan itu menjelaskan dengan perlahan. Tentu saja Yui tidak akan sembarangan memasuki sebuah restauran jika restauran itu hanya menerima pengunjung dari kalangan atas. Teman-tema
“Presdir, terima kasih ats bantuan anda.” dengan tulus, Yui membungkuk hormat sambil berterima kasih kepada mantan kekasih dan sekarang adalah bossnya— Avery Aiden yang juga merupakan pewaris utama perusahaan ternama Future. Woonie gadis berkaca mata yang sudah bergetar sejak kedatangan wanita kelas atas yang menyerang mereka juga ikut membungkuk. Jika tadi ia gemetaran karena si wanita, sekarang dia bergetar karena bertemu secara langsung dengan sang Presdir. Seseorang yang sepanjang karirnya hanya bisa menyaksikan dari jauh.Aiden memerintahkan mereka untuk tidak perlu membungkuk hormat, “aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku harus melindungi karywanku dan tetap menjaga nama baik restauran. Kami punya ketentuan, baik pelanggan maupun pelayan yang bekerja di restauran ini perlu mengikuti peraturan tersebut.” Yui mengangguk paham. ia sudah berdiri mematung di tempatnya untuk beberapa menit, menunggu Aiden untuk segera pergi dari sana. Anehnya sang Presdir malah duduk di
Di saat Zhu Yui sang jurnalis ingin menghapus poto yang telah ia ambil, tangannya terhenti. Ia memandangi poto yang ada di dalam kamera itu dengan lama sebelum menarik nafas dalam dan membatalkan niatnya. Ia mengambil gambar sekitar panggung, para tamu beserta berapa fans yang terlihat bersemangat ditambah dengan teriakan mereka yang memenuhi seluruh stadion.Acara berakhir dengan lancar. Semua tamu dan penonton merasa sangat puas. Acara juga berakhir tanpa masalah besar, palingan hanya beberapa masalah kecil seperti asisten para artis yang kerepotan kesana kemari. Yui bisa membayangkan bagaimana wajah zombie Woonie ketika gadis kacamata itu kembali ke hotel nanti.Karena ia bukan staff yang bertugas untuk pelaksanaan acara, Yui bisa kembali ke hotel tempatnya berada lebih dahulu. Awalnya orang-orang hebat dibalik layar ini ingin mengadakan pesta untuk merayakan kelancaran acara, hanya saja hari sudah sangat larut, mereka semua sudah lelah sejak seminggu. Istirahat sehari tidak akan m
Mata terang Aiden bersinar di bawah rembulan, berbanding terbalik dengan kedua manik Zhu Yui yang membesar. Masih belum usai dengan keterkejutannya, Aiden kembali berkata, “Kau tidak salah dengar, aku memang memintamu untuk menjadi istriku. Zhu Yui. Apa kau mau menjadi istriku?"Dengan mulut yang terbuka dan tertutup berkali-kali, Yui kehilangan kata-kata yang tenggelam dalam deburan ombak yang tidak berhenti menyanyikan simfoni untuk mereka.“Bukankah sudah aku katakan kau tidak perlu merasa bersalah?” ujar Yui, akhirnya bisa kembali untuk berucap.Kedua manik terang milik Aiden menatapnya dengan serius, “ini bukan karena rasa bersalah. Aku bersungguh-sungguh saat mengatakan aku ingin mempunyai hubungan yang serius denganmu.” Aiden beralih kembali menatap kosong pada hamparan laut.“Selama delapan tahun ini aku tidak lepas dari bayanganmu. Di mana-mana aku seperti melihat dirimu. Kau benar-benar membuktikan bahwa kau adalah wanita yang tidak bisa untuk dilupakan. Apa kau hantu? ” tan
Hari itu adalah hari pekan budaya sekolah. Semua murid kelas satu hingga kelas tiga Weilai International High School menghias kelas beserta sekolah mereka dengan sebaik mungkin. Acara yang diadakan setiap musim gugur ini adalah fetival yang ditunggu-tunggu oleh semua murid. Bukan hanya murid WISH, tetapi juga murid dari luar sekolah. Karena acara ini dibuka untuk umum. Siapapun boleh datang untuk menyaksikan keseruan festival ini. Biasanya Yui adalah orang yang paling semangat saat acara ini diselanggarakan. Ia akan menjadi orang yang sangat sibuk untuk memastikan teman-temannya tidak ada yang kabur ataupun menghindari festival ini. Ia akan memastikan siapapun menyumbangkan tenaga ataupun pikiran mereka agar kelas X menjadi kelas terbaik. “Yui begitu terobsesi menjadikan keals kita sebagai kelas terbaik tahun kemaren, kenapa tahun ini dia malah berkeluyuran kesana kemari? Dia bahkan tidak peduli lagi apakah aku ikut membantu atau tidak.” Salah satu murid laki-laki di kelas X mengelu
Di tempat dimana ruang klub berada, di dalam ruang menjahit, Zhu Yui beserta beberapa pasang mata yang menatap ke arahnya, sedang mengahadapi hal tersulit selama hidupnya. Ia tidak berbakat memasak, dan ternyata ia juga tidak berbakat menjahit.Seperti profesional, gerakan tangan gadis bermarga Zhu sudah menjanjikan hal yang luar biasa. Bersama dengan benang berwarna merah, konsentrasinya tidak terpecahkan sejak ia datang. “Sudah selesai!” teriakan Zhu Yui medesak orang-orang yang ada di klub menjahit datang untuk megerubunginya.“Minggir.” Zaon— seorang pria yang merupakan ketua klub sebelumnya dan juga 'guru' yang telah Zhu Yui pilih untuk mengajarinya kemampuan tersembunyi— bersuara dari sisi lainnya. Para anggota lain seketika membukakan jalan untuk sang ketua yang meletakkan crochet buah strawberry setengah jadi yang telah ia kerjakan semenjak beberapa hari lalu. Seperti di film-film, Yui menyerahkan hasil karya kepada sang guru. Berharap ia sudah melewati tahapan demi tahapan s
Cinta kami abadi. Adalah hal yang Yui muda pikirkan. Pikirannya yang masih begitu naïve mengira bahwa apapun yang ada di depan, menghalangi setiap langkah yang mereka lakukan, selama cinta itu masih ada dan abadi, maka mereka tidak akan pernah terpisahkan, kecuali maut semata.“Selesai juga!” Zhu Yui memandangi sulaman di sapu tangan putih yang telah ia buat. Itu mungkin hanya sebuah sulaman sederhana, akan tetapi bagi Yui itu adalah pencapaiannya yang paling luar biasa.“Sudah selesai?” lirik Zaon. “Sini aku lihat.” mantan ketua klub menjahit itu memeriksa hasil karya Yui. “Lumayan. Setidaknya yang ini terlihat lebih baik dari pada yang sebelumnya.” Yui tidak lagi bisa menghitung sudah berapa banyak kain yang telah ia korbankan demi membuat sapu tangan yang ukurannya tidak seberapa ini. Untungnya anggota klub menjahit memberikan dukungan mereka kepada Yui. Ada yang kasihan, namun tidak sedikit pula yang malah bertaruh apakah Yui bisa menyelesaikan sulamannya tepat waktu.“Jadi guru Z